Share

Kabut Itu Masih Ada

"Aku minta maaf atas kejadian tadi." Iman tersenyum canggung kepada Elisa, si perempuan berambut panjang sebahu, sembari mengulas senyum canggung.

"It's okay. Hanya saja aku tak mengira kamu sekasar itu sama perempuan. Apalagi dia pernah punya hubungan denganmu." Elisa menyatakan ketidaksukaannya terhadap sikap Iman kepada Farida. "Entah apa maksud Nenek berkata seperti itu, aku sungguh terkejut."

Iman terpekur menatap lantai teras, kedua tangannya terbenam di dalam saku celana. Ada sesal bertandang ke dada saat wajah sedih Farida melintas di ruang mata. Dia sendiri tak mengerti mengapa bisa berkata sekasar itu. Tatapan intimidasi dari sang nenek dan kisah sedih berulang yang memantul-mantul di benak, menyulut emosinya seketika.

"Aku tak punya kapasitas untuk ikut campur, tapi apa pun masalah kalian, selesaikan dengan baik. Jangan sampai menyakiti hati, apalagi pernah punya hubungan baik. Kalau orang Minang bilang, 'datang tampak muko, pai tampak punggung'."

Elisa tersenyum kecil mel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status