Share

JILID 436

last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-30 01:02:03

Bulan Iyestha sudah berlalu. Jiu Long hidup berempat dengan Gwangsin, Mayleen dan Hwang Mi Hee. Mereka bahagia. Hari itu tengah bulan Asadha, rumah yang dibangun sudah rampung. Rumah yang agak besar untuk Jiu Long dan tiga isterinya.

Dua rumah agak mungil, untuk Gan Nung dan Gan Ning masing-masing bersama isteri dan anak-anaknya. Gan Ning punya seorang putra bernama Gan Srong berusia sekitar delapan tahun. Gan Nung punya sepasang, putra bernama Gan Xiu usia tujuh tahun dan putri bernama Tianzhi usia 4 tahun. Selain itu ada beberapa rumah untuk tetamu dan murid yang datang berlatih.

Senja itu Mayleen menyendiri di biliknya. Sudah tiga hari dia gelisah. Pikirannya bimbang, apakah dia tetap merahasiakan kehamilannya atau memberitahu Jiu Long. Dia juga merindukan ibunya yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.

Ia tak pernah tahu, bahwa senja itu ibu dan keluarganya tiba di desa Xin’an. Ia tak tahu bahwa dalam beberapa hari ini ibunya juga merindukan dia. Mayl

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 437

    Mendadak saja Hwang Mi Hee bangkit dan menepuk bokong Mayleen. "Kakak, kita tidak boleh lemah dan menyerah, kita harus berusaha. Pada saatnya nanti aku akan bongkar semua kebusukan Wasudeva di depan ayah dan ibumu, aku tidak takut meski misalnya aku dihantam mati" Hwang Mi Hee memang sudah mengetahui seluruh kisah Mayleen, Manisha dan Wasudeva.Saat itu terdengar suara Jiu Long Memanggil Mayleen dan Hwang Mi Hee. Tak lama kemudian ia berdua Gwangsin muncul di dekat isterinya. Heran melihat mata dua perempuan itu basah dengan airmata. "Kenapa? Kenapa kalian berdua menangis?"Hwang Mi Hee menepuk pantat Mayleen. "Katakan Kak Mayleen, katakan sekarang ini, katakan, ayo ini saatnya."Jiu Long bingung, "Katakan apa, ada apa?"Mayleen berkata lirih, "Aku hamil."Jiu Long terpaku di tempat berdirinya. "Apa?"Dia mengulanginya, malu-malu, "Aku hamil, Jiu Long.""Hamil, kamu hamil. Gwangsin juga hamil." Jiu Long melompat sambil teriak. "Dua is

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 438

    "Itu cuma firasat dan rasa takutmu saja, aku tidak yakin keluargamu akan datang ke Dataran Tengah, aku juga tidak yakin ayahmu lega menghukum kamu. Percayalah padaku, semua persoalanmu akan selesai dengan baik."Hwang Mi Hee ikut nimbrung. "Aku punya firasat sama, ayahmu pasti tak tega menghukum kamu, Kak." Ia berhenti sejenak kemudian melanjutkan. "Kakak, aku pikir sebaiknya jangan mengikat Kak Jiu Long dengan janji semacam itu, bagaimana jika ayah dan ibu kakakmu memaksa dan menyerang Kak Jiu Long, apakah dia harus diam juga dan mau digebuk?"Mayleen terdiam, kemudian menangis. 'Tidak, aku tidak mau suamiku dilukai, tetapi aku juga tak mau dia melukai keluargaku.""Aku janji padamu Kakak, ilmuku memang cetek namun aku akan membantu dengan caraku sendiri." Hwang Mi Hee menoleh ke Gwangsin yang menggamit lengannya. "Mi Hee, tolong kamu pijit aku," kata Gwangsin sambil menggandeng Hwang Mi Hee.Belakangan ini Gwangsin bersama Hwang Mi Hee dan Mayl

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 439

    Berita itu bagai halilintar di siang bolong, sangat mengejutkan sehingga reaksi pun bermacam-macam. Yudistira diam, tidak mau memberi keterangan sepotong pun mengenai putrinya. Wasudeva yang marah sempat berkata kasar kepada Yudistira, "Lihat putrimu, ia berani melangkahi adat istiadat Himalaya dan kawin diam-diam dengan orang luar. Dia harus dihukum berat Khusus buat lelaki yang bernama Jiu Long itu, dia harus dibunuh."Yudistira menggebrak meja sehingga hancur lebur. "Wasudeva, jangan sekali-kali berani menista dan menjelekkan keluargaku, urusan putriku adalah urusanku. Jika kamu masih mau menjadi menantuku, silahkan. Jika kamu tidak mau, aku juga tak peduli. Sekarang kamu pergi dari hadapanku." Itulah pertama kali dia berkata kasar dan tegas kepada Wasudeva.Satyawati menangis semalaman. Keesokan hari, wajah cantiknya tampak sedih, matanya sembab. "Airmataku sudah habis. Tak ada lagi yang bisa kulakukan untuk membelanya, oh Mayleen mengapa kaulakukan kesalahan besar

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 440

    Malam harinya di bilik tidur, Satyawati berkata dengan isak tangis, "Suamiku, apa yang kaupikirkan tentang Mayleen? Dan kenapa kamu memberi restu kepada Wasudeva?"Yudistira berkata lirih, "Istriku, biarkan persoalan ini berjalan seperti bola salju. Saat bola berhenti menggelinding, akan terungkap kejadian sebenarnya, saat itulah aku akan tetapkan keputusan yang paling bijaksana. Sekarang ini aku mau tidur."Malam itu di bilik tidur, Jiu Long membangunkan tiga isterinya. "Besok pagi aku akan pergi ke Gunung Jiuhua, kalau kuhitung hitung mungkin aku akan kembali setelah enam hari."Tiga perempuan itu heran. Jiu Long menjelaskan, kemarin ia teringat pesan Dewi Obat beberapa waktu lalu ketika ia mengantar Jen Ting yang sedang hamil. Namun pesan itu kemudian menjadi tidak penting dan dilupakan, karena Jen Ting mati, begitu juga anak yang dikandungnya."Supaya kandunganmu kuat dan tidak mudah keguguran, juga memberi si bayi daya tahan tubuh yang kuat, carilah

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 441

    Tubuh Jia Li lemas, tak bertenaga. Tetapi lidahnya masih tajam. "Jiu Long, kamu bodoh, daerah ini namanya Lembah Bunga, cuma sekarang ini kita berada di padang ilalang. Kamu mau ke dalam atau mau keluar?"Jiu Long terpaksa membopong perempuan cantik itu. "Antarkan aku ke tempat yang banyak bunganya.""Baik, kalau itu maumu, kau tak boleh berjalan cepat, sebab harus mengikuti hitungan langkah. Tujuh langkah ke depan, kiri empat, tujuh ke depan, kanan duapuluh, tunggu dulu, aku peringatkan kamu Jiu Long, percuma kamu menghafal hitungan langkah ini, sebab selalu berubah, jalan masuk dan jalan keluar juga berbeda, semuanya berpatokan pada posisi matahari. Dan kamu harus ingat, sekali kamu masuk, kamu tak bisa keluar jika tidak diantar. Apa yang kamu cari?""Kau sama sekali tidak takut, padahal sudah menjadi tawananku.""Aku tak perlu takut, aku aman dalam pelukan lelaki Perkasa yang pernah meremas bokongku. Lagipula hanya aku yang bisa menjadi penunjuk jalanm

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 442

    Jia Li tersenyum puas melihat Jiu Long terkulai lemas. "Aku tahu, kamu memiliki tenaga dalam yang tinggi, kamu bisa mengusir pengaruh bunga ini, jika orang lain bisa lemas sepanjang hari, tetapi kamu pasti bisa pulih jauh lebih cepat. Aku beri kamu racun tambahan, tak usah takut, racun ini hanya membuat kamu tidak bisa mengerahkan tenaga dalam saja, kamu tidak akan mati."Gadis itu mengambil tiga kuntum bunga yang ia simpan di belahan dadanya. Ia mengunyah bunga itu, membuka paksa mulut Jiu Long. Ia membungkuk dan mencium bibir Jiu Long. Ia menekan hidung Jiu Long sehingga ampas dan cairan bunga itu tertelan oleh Jiu Long. Baunya harum, rasanya manis.Jia Li tersenyum "Jiu Long, apakah pernah terpikirkan olehmu, suatu waktu nyawamu berada di tanganku, sekarang ini kalau aku mau, aku bisa membunuhmu"Jiu Long berkata lirih, "Lakukan saja, kenapa harus banyak omong.""Kamu pernah mengancamku, akan melucuti pakaianku di depan umum, mempermalukan aku. I

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 443

    "Aku mau kau tiduri karena aku menyukaimu. Sekarang apa lagi maumu?" Jia Li bangkit, lari sambil memegang bajunya. Ia setengah bugil.Jiu Long mengejar, "Kamu jangan lari!"Jia Li lari dan berhenti di sebuah batu besar. Di balik batu itu, ada sebuah goa kecil, bagian dalamnya bersih, di pojokan ada bale untuk tidur. Jia Li berbaring di bale. "Goa ini tempat aku bermain-main waktu masih kecil."Keduanya bergelut lagi dengan bernafsu. Jia Li menceritakan asal-usulnya. Ia ditemukan gurunya sejak bayi di didik, disayang seperti anak sendiri. Untuk Jia Li, gurunya memelihara sapi. "Sejak bayi aku minum susu, waktu dewasa seminggu sekali aku mandi susu dicampur bunga warna-warni."Baru sekarang Jiu Long mengerti mengapa Jia Li masih perawan dan bau keringatnya harum macam bunga.Malamnya Jiu Long menggeluti si gadis. Esok harinya, mereka mencari bunga kuncup pelangi. Ternyata tak mudah, baru senja hari mereka temukan. Bunga kuncup pelangi besarnya seteng

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 444

    Rombongan itu berhenti di depan rumah. Dua kereta kuda dan sembilan kuda tunggang. Mayleen setengah berlari menghampiri ayahnya. Ia merunduk menyentuh kaki ayahnya. Sang ayah memeluk sambil mengelus punggung dan mencium kepalanya Kemudian berkata dengan nada penuh kasih sayang dan rindu. "Pergilah kepada ibumu, dia sangat merindukan kamu"Dia menghampiri dan melakukan yang sama pada ibunya, menyentuh ujung kaki kemudian menghambur ke dalam pelukan ibunya. Dia memeluk erat ibunya. Tidak tertahankan lagi, dia menangis tersedu-sedu.Gwangsin dan Hwang Mi Hee masih berdiri terkesima menatap wajah Satyawati, tidak ada bedanya dengan Mayleen, sama cantik, kulit sama putih, seperti pinang dibelah dua. Bahkan tubuhnya pun sama tinggi dan sama langsing. Perbedaan mencolok hanya pada pengaruh usia. Satyawati merenggangkan pelukan, menatap wajah putrinya. "Mayleen, kamu tampak sehat, malah agak gemuk, kau bahagia?" Dia menghapus airmata putrinya"Iya ibu, aku bahagia, sang

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02

Bab terbaru

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 466

    Perempuan itu tampak cantik luar biasa, mataya berbinar- binar dan mulutnya merah merekah. Jiu Long tiba-tiba saja bergairah, ia memberi isyarat pada isterinya. Mayleen menggeleng. "Tak lama lagi kamu sudah harus bertarung, mana sempat lagi. Jiu Long kamu harus bertarung sungguh-sungguh supaya ibu bisa menetap bersama kita, kamu harus menang.""Kamu membela siapa, ayahmu atau suamimu?""Aku membela kamu suamiku, sebab jika kamu menang, aku tidak perlu pulang ke Himalaya selama-lamanya dan ibu bisa menemani kita sampai aku dan Gwangsin melahirkan. Kamu tahu Jiu Long, terkadang aku takut memikirkan saat melahirkan nanti, pasti sakit. Aku akan bahagia jika ibu ada di sampingku. Makanya kamu harus menang."Tidak lama berselang senja pun tiba. Seluruh anggota keluarga hadir, nonton di tepian danau. Tak seorang pun ketinggalan, termasuk Gan Nung, Gan Ning dan keluarga serta murid Partai Naga Emas.Yudistira melangkah santai di atas permukaan danau. Kakinya mela

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 465

    "Boleh saja. Tetapi ada syaratnya. Kamu harus bisa mengalahkan aku dalam pertarungan seru, bagaimana bagus kan syaratnya?"Jiu Long terkejut, apalagi Mayleen. Keduanya berdiri dan memandang dua orangtua itu. "Ayah, apakah aku tidak salah dengar?"Yudistira menjelaskan pertarungan tersebut merupakan bagian dari janjinya pada ayahnya, pendekar Himalaya, Takadagawe. Bagaimanapun juga janji itu harus disempurnakan."Kamu mewakili kakek gurumu, Sun Jian dan aku mewakili ayahku, Takadagawe. Kita tarung, jika kamu menang maka aku akan menetap di sini bersama istriku sampai Mayleen dan Gwangsin melahirkan. Jika aku menang, aku akan tentukan apa yang kumau dan kamu sekeluarga tak boleh ingkar. Aku pikir ini cukup adil.""Tidak bisa begitu, bagaimana mungkin aku harus tarung melawan ayah mertua sendiri, tidak mungkin.""Kamu tidak bisa menghindar, Jiu Long. Ini bagian dari hidup yang sudah kamu jalani, dan bagian dari hidupku juga. Kita bertarung hanya sebat

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 464

    Mendadak saja muncul Yudistira dan Satyawati "Ada kejadian apa? Siapa dua gadis cantik ini?" tanya Satyawati sambil mengamati Hwang Mi Hee dan Jia Li. "Oh kalau kamu, aku pernah melihatmu di Putuo," sambil ia menunjuk Hwang Mi Hee.Jiu Long diam serba salah. Jia Li yang lugu dan berani, menjawab meski sedikit malu-malu, "Kami adalah selir kak Jiu Long."Satyawati terkejut, menutup mulutnya dengan tangan. Tetapi sebelum ibu dan ayahnya mengucap sepatah kata, Mayleen berkata dalam bahasa Himalaya. "Ayah, ibu, aku setuju suamiku mengambil selir. Aku dan Gwangsin berdua tidak mampu melayaninya. Ayah tahu hampir setiap malam bahkan siang juga, suamiku maunya bercinta. Lagipula Jiu Long, Gwangsin dan aku sudah memberitahu mereka, kami berdua adalah isteri sedang mereka berdua hanya selir atau pembantu. Apalagi sekarang aku dan Gwangsin sedang hamil, sudah tentu kami bagaikan permaisuri yang harus dilayani. Sekarang ibu dan ayah mengerti?"Satyawati mengiyakan. "Kamu c

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 463

    Jiu Long berdiri dan menghampiri. Ia memberi hormat dengan menyentuh ujung kaki ayah mertuanya. Yudistira tertawa. Satyawati berdiri di sampingnya ikut tertawa. "Entah sudah berapa kali ia tertawa hari ini, perubahan yang luar biasa," gumam isterinya dalam hati.Sebelah tangan Yudistira memeluk Mayleen, tangan lainnya merangkul Jiu Long. Suara Mayleen terdengar riang, "Ayah, apakah suamiku sudah boleh Memanggil ayah mertua kepadamu?"Yudistira tertawa. "Jiu Long, pergilah memberi hormat pada ibu mertua dan kakak-kakak iparmu"Setelah memberi hormat dan menyalami keluarga isterinya, Jiu Long menghampiri isterinya. Mayleen melompat dan merangkul suaminya. "Aku bahagia sekarang, semua beres. Tak ada lagi ganjalan dalam hatiku, tak ada gundah, tak ada ketakutan, semua sudah selesai dan sesuai keinginanku." Suara Mayleen mesra. Kemudian dia lari menghambur memeluk Gwangsin. "Terimakasih kakak, kamu sudah banyak membantu aku."Keluarga besar itu berangkat kemba

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 462

    Yudistira berkata dingin, "Kamu pintar bicara, apakah kamu sungguh-sungguh mau berkorban jiwa untuk isterimu?""Aku bersungguh-sungguh, aku tak akan melawan, seharusnya aku bunuh diri tetapi aku enggan melakukan perbuatan kaum pengecut. Aku bukan pengecut, aku laki-laki sejati. Inilah jalan yang kupilih, sebagai tanda cintaku kepada putrimu. Tetapi sebagai permohonan terakhir aku minta isteriku dibebaskan dari hukuman, sayangilah dia, cintailah dia." Jiu Long tersenyum pahit.Satyawati dan seluruh keluarga diam terpaku. Keringat dingin. Yudistira menoleh pada putrinya."Kamu mau bicara, bicaralah."Perempuan itu duduk bersanding suaminya, dia merangkul erat lengan suaminya. "Ayah, ibu dan kakak juga kakak ipar, aku ibarat Xionglue yang mencintai suaminya tanpa pamrih. Dalam hidup ini hanya satu kali aku dipilih dan memilih. Aku sudah tentukan pilihanku, dan aku tidak akan bergeser dari pilihanku. Jadi jika ayah membunuh suamiku, maka harus membunuh aku ju

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 461

    Yudistira mendengar semua perkataan Jiu Long, ia tak begitu heran. Sesungguhnya dia tak pernah mengira Jiu Long bisa mengalahkan Wasudeva. Bukankah tadi, beberapa pukulan Wasudeva telak menerpa tubuhnya. Dia masih terpukau dengan jurus yang dimainkan Jiu Long, jurus yang mampu menciptakan pusaran angin topan dingin dan yang terasa sampai radius beberapa tongkat.Ayah Mayleen ini merasa kagum "Ilmu anak muda ini biasa saja, tetapi tenaga dalamnya sudah mencapai tingkat kelas utama. Bagaimana mungkin seorang yang masih muda bisa memiliki tenaga dalam setinggi itu. Waktu aku seusia dia, tenaga dalamku tak sehebat dia," katanya dalam hati.Pada waktu itu, sang nakhoda perahu menghampiri Mayleen yang masih duduk di sisi suaminya. Ia membungkuk memberi hormat."Nona yang mulia, kami sudah terdesak waktu, harus berangkai secepatnya demi menghindari angin topan di laut dekat Malaka. Jika tidak berangkat hari ini, kami harus menunda tujuh hari dan semua pedagang ini akan

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 460

    Memang benar adanya, pikiran Jiu Long terganggu. Beberapa jurus berikutnya, dua pukulan menerpa dada dan pundaknya. Wasudeva berteriak, "Mampus kamu" Wasudeva menambah bobot serangan sambil berkata tajam, "Mayleen akan kupaksa melahirkan anak-anakku, ia kuperkosa dengan kasar setiap hari, tak pernah berhenti dan kamu akan menyaksikan itu dari dalam kuburanmu" Teringat akan sifat angin yang bisa melenyapkan suara apa saja, Jiu Long sadar bahwa dia tidak boleh membiarkan tenaga suara lawan mengganggunya. Dia kemudian meredam suara keras di telinganya dengan mendengarkan desir angin sepoi, "dengarlah suara angin, suara keindahan alam, suara dari alam kemerdekaan."Dia berhasil menetralisir tekanan dan magis sihir suara lawannya. Meskipun demikian dia tetap menangkap kata-kata tajam Wasudeva yang menghina isterinya. Ungkapan jorok dan kasar lawannya itu telah mendorong amarahnya melewati puncak kesabaran.Dalam marahnya secara spontan Jiu Long memutar tubuh bagai gasing, g

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 459

    "Terimakasih atas kemurahan hati paduka tuan, hamba yang rendah hanya butuh sedikit waktu untuk menghilangkan capek." Dia kemudian memainkan empat posisi semadi Angin Es dan Api. Dalam sekejap, uap tipis melayang di atas kepalanya. Hanya dalam waktu yang sangat singkat Jiu Long sudah siap. "Pendekar Wasudeva yang terhormat, silahkan tuan memilih tempat pertarungan."Tenaga dalam Jiu Long sudah pulih seperti sediakala. Ia tidak terluka parah. Hanya kena guncangan yang tidak terlalu berbahaya. Ketika pukulan menerpa pundaknya, saat itu juga tenaga Angin Es dan Api yang melapisi tubuh Jiu Long telah memunahkan sebagian besar pukulan lawan. Itu sebab dia hanya butuh sedikit waktu untuk memulihkan diri.Tadi ketika darah menetes dari ujung mulut Jiu Long, tangan Mayleen dingin, basah dan berkeringat. Sekarang wanita cantik itu tampak tenang, dia percaya kekasihnya akan menyelesaikan kemelut persoalan keluarganya.Yudistira merasa heran bercampur kag

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 458

    Jiu Long terkesiap. Jurus lawan itu aneh, pukulan yang mengarah ke kiri mendadak bisa berubah ke kanan, atas menjadi bawah dan sebaliknya. Saat itu Jiu Long masih dalam pemulihan tenaga. Ia bergerak pesat, mengelak jika tahu diri terancam, merunduk dan melompat untuk menghindar, geraknya tidak leluasa karena tenaganya belum pulih. Tendangan Wasudeva menerpa pahanya dan jiwanya kini terancam jurus lawan yang mengarah titik kematian. Dia teringat pesan Sepuh, "jika terdesak, tangkis dan balas menyerang. Jangan bertahan, karena menyerang adalah lebih menguntungkan."Dan Jiu Long tak lagi mengelak, ia balas menyerang. Serangan lawan dibalas serangan. Jiu Long bergerak bagai pusaran, tangan membuat lingkaran, tubuhnya ikut berputar seperti gaya menari.Tujuh kali terdengar bentrokan tangan. Wasudeva merasa pukulannya membentur tembok yang bersifat membal. Dia heran bagaimana mungkin seorang yang sudah terluka tenaga dalamnya masih punya tenaga sehebat itu. Hal ini membuat d

DMCA.com Protection Status