Share

JILID 441

last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-01 01:01:16

Tubuh Jia Li lemas, tak bertenaga. Tetapi lidahnya masih tajam. "Jiu Long, kamu bodoh, daerah ini namanya Lembah Bunga, cuma sekarang ini kita berada di padang ilalang. Kamu mau ke dalam atau mau keluar?"

Jiu Long terpaksa membopong perempuan cantik itu. "Antarkan aku ke tempat yang banyak bunganya."

"Baik, kalau itu maumu, kau tak boleh berjalan cepat, sebab harus mengikuti hitungan langkah. Tujuh langkah ke depan, kiri empat, tujuh ke depan, kanan duapuluh, tunggu dulu, aku peringatkan kamu Jiu Long, percuma kamu menghafal hitungan langkah ini, sebab selalu berubah, jalan masuk dan jalan keluar juga berbeda, semuanya berpatokan pada posisi matahari. Dan kamu harus ingat, sekali kamu masuk, kamu tak bisa keluar jika tidak diantar. Apa yang kamu cari?"

"Kau sama sekali tidak takut, padahal sudah menjadi tawananku."

"Aku tak perlu takut, aku aman dalam pelukan lelaki Perkasa yang pernah meremas bokongku. Lagipula hanya aku yang bisa menjadi penunjuk jalanm

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 442

    Jia Li tersenyum puas melihat Jiu Long terkulai lemas. "Aku tahu, kamu memiliki tenaga dalam yang tinggi, kamu bisa mengusir pengaruh bunga ini, jika orang lain bisa lemas sepanjang hari, tetapi kamu pasti bisa pulih jauh lebih cepat. Aku beri kamu racun tambahan, tak usah takut, racun ini hanya membuat kamu tidak bisa mengerahkan tenaga dalam saja, kamu tidak akan mati."Gadis itu mengambil tiga kuntum bunga yang ia simpan di belahan dadanya. Ia mengunyah bunga itu, membuka paksa mulut Jiu Long. Ia membungkuk dan mencium bibir Jiu Long. Ia menekan hidung Jiu Long sehingga ampas dan cairan bunga itu tertelan oleh Jiu Long. Baunya harum, rasanya manis.Jia Li tersenyum "Jiu Long, apakah pernah terpikirkan olehmu, suatu waktu nyawamu berada di tanganku, sekarang ini kalau aku mau, aku bisa membunuhmu"Jiu Long berkata lirih, "Lakukan saja, kenapa harus banyak omong.""Kamu pernah mengancamku, akan melucuti pakaianku di depan umum, mempermalukan aku. I

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 443

    "Aku mau kau tiduri karena aku menyukaimu. Sekarang apa lagi maumu?" Jia Li bangkit, lari sambil memegang bajunya. Ia setengah bugil.Jiu Long mengejar, "Kamu jangan lari!"Jia Li lari dan berhenti di sebuah batu besar. Di balik batu itu, ada sebuah goa kecil, bagian dalamnya bersih, di pojokan ada bale untuk tidur. Jia Li berbaring di bale. "Goa ini tempat aku bermain-main waktu masih kecil."Keduanya bergelut lagi dengan bernafsu. Jia Li menceritakan asal-usulnya. Ia ditemukan gurunya sejak bayi di didik, disayang seperti anak sendiri. Untuk Jia Li, gurunya memelihara sapi. "Sejak bayi aku minum susu, waktu dewasa seminggu sekali aku mandi susu dicampur bunga warna-warni."Baru sekarang Jiu Long mengerti mengapa Jia Li masih perawan dan bau keringatnya harum macam bunga.Malamnya Jiu Long menggeluti si gadis. Esok harinya, mereka mencari bunga kuncup pelangi. Ternyata tak mudah, baru senja hari mereka temukan. Bunga kuncup pelangi besarnya seteng

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 444

    Rombongan itu berhenti di depan rumah. Dua kereta kuda dan sembilan kuda tunggang. Mayleen setengah berlari menghampiri ayahnya. Ia merunduk menyentuh kaki ayahnya. Sang ayah memeluk sambil mengelus punggung dan mencium kepalanya Kemudian berkata dengan nada penuh kasih sayang dan rindu. "Pergilah kepada ibumu, dia sangat merindukan kamu"Dia menghampiri dan melakukan yang sama pada ibunya, menyentuh ujung kaki kemudian menghambur ke dalam pelukan ibunya. Dia memeluk erat ibunya. Tidak tertahankan lagi, dia menangis tersedu-sedu.Gwangsin dan Hwang Mi Hee masih berdiri terkesima menatap wajah Satyawati, tidak ada bedanya dengan Mayleen, sama cantik, kulit sama putih, seperti pinang dibelah dua. Bahkan tubuhnya pun sama tinggi dan sama langsing. Perbedaan mencolok hanya pada pengaruh usia. Satyawati merenggangkan pelukan, menatap wajah putrinya. "Mayleen, kamu tampak sehat, malah agak gemuk, kau bahagia?" Dia menghapus airmata putrinya"Iya ibu, aku bahagia, sang

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 445

    Mayleen merunduk. Ia berkata lirih, "Ia pergi ke Gunung Jiuhua, mencari obat, katanya dalam waktu enam hari ia sudah akan kembali. Hari ini baru hari keempat.""Siapa yang sakit, kamu sakit Mayleen?""Tidak ibu, aku tidak sakit," Mayleen menggeleng, tetap merunduk, tak berani menatap mata ibunya.Didesak akhirnya Mayleen mengaku, bahwa Jiu Long mencari jamu untuk penguat kandungan dan menambah kekuatan pada sang bayi Ibunya terkejut, lalu wajahnya gembira "Kamu hamil? Oh anak bodoh, mengapa tidak dari tadi kau katakan." Keduanya berpelukan. Mendadak seperti teringat sesuatu, Satyawati memegang tangan putrinya. "Ibu pikir, sebaiknya kita rahasiakan dulu, jangan beritahu siapa pun, ayah atau kakakmu"Selang beberapa saat kemudian Yudistira masuk ke dalam rumah. Pakaiannya basah kuyup, masing-masing tangannya menggenggam ikan yang cukup besar dan yang masih menggelepar. Satyawati tertawa kecil melihat suaminya, "Benar juga katamu, memang mirip, ayahmu juga b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 446

    Wajah Wasudeva merah seperu kepiting direbus. Ia marah dan malu "Aku perlu bicara dengan kamu, sebab tidak lama lagi kamu akan menjadi janda, dan aku akan menikah dengan kamu""Siapa bilang aku akan menjadi janda?""Aku! Aku memastikan kamu akan menjadi janda, karena aku akan membunuh Jiu Long. Tidak ada yang bisa mencegah aku membunuh suamimu itu."Mayleen menjawab dengan berani. "Kamu tak akan ungkulan menghadapi suamiku, ilmunya tinggi dan ia pendekar tanpa tandingan. Lagipula, aku hanya menikah satu kali dalam hidupku. Ada yang lebih penting lagi yang tuan harus tahu, aku hanya mencintai seorang lelaki dan dia adalah suamiku Jiu Long."Laki-laki itu menatap tajam, pandangannya penuh dendam dan amarah. Sesaat kemudian ia berbalik dan melangkah keluar kamar.Dari ruangan dalam Yudistira muncul dengan tersenyum. Ia senyum misterius. Rupanya ia mendengar seluruh pembicaraan. "Mayleen, kamu membuat laki-laki itu marah." Dia memandang keempat wanita

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 447

    "Tunggu!" Yudistira memotong penuturan isterinya. "Waktu itu, aku memberitahu Manisha bahwa aku sudah menerima lamaran Mahesh dan segera merundingkan hari pernikahan.. Aku ingat wajah putriku pucat, tubuhnya gemetar. Itulah terakhir kali aku melihat wajahnya yang cantik. Esok harinya, aku menerima kabar buruk dia mati bunuh diri, terjun dari tebing." Dia berhenti sesaat lantas melanjutkan, "Aku pikir, ada sesuatu yang ganjil yang tidak aku ketahui. Kamu tahu-, beberapa hari sebelum Mahesh datang melamar, aku memenuhi undangan Arjapura bertemu di suatu tempat, dia menjelaskan akan melamar Mayleen menjadi isteri Wasudeva, dan Manisha akan dijodohkan dengan Mahesh, putra sahabatnya. Pernikahan akan dirayakan bersama-sama."Dia berhenti sejenak kemudian melanjutkan dengan mimik wajah yang keras. "Sekarang ini aku bisa mereka-reka cerita selengkapnya, kira-kira begini, Wasudeva menghamili Manisha, setelah itu dia jatuh cinta pada Mayleen, ia batal mengawini Manisha, dia memaksa ay

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 448

    Tanpa sadar, Mayleen menyahut spontan, "Dia tidak bersalah, suamiku tidak bersalah. Ayah, kami menikah karena suka sama suka, dan aku rela menjadi isterinya." Selesai bicara, Mayleen merasa heran atas keberaniannya. Dari mana datangnya keberanian tadi? Yudistira tersenyum misterius. "Kamu tak mengerti apa yang ayah katakan." Dalam hatinya ia berkata, "Laki-laki yang kumaksud itu Wasudeva, dia harus membayar kesalahannya." Sampai tengah malam Yudistira duduk menyendiri di tepi danau. "Wasudeva harus membayar dosanya terhadap Manisha, mungkin aku akan bentrok dengan Arjapura, dan pasti banyak korban berjatuhan. Tetapi apa boleh buat Laki- laki itu tetap harus dihukum, dia telah melanggar kehormatan keluarga dan harga diriku. Tetapi, Jiu Long, apa salahnya? Ia tak bersalah, ia mencintai Mayleen dan mereka kawin karena saling menyinta. Hanya sehebat apa ilmunya? Ia cucu murid Sun Jian, ia Pendekar Nomor Satu Dataran Tengah, pasti silatnya sangat unggul. Aku ingi

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03
  • Legenda Raja Pendekar   JILID 449

    Alis Yudistira berdiri. Ia menatap gadis cantik ini. "Kamu siapa, berani lancang bicara padaku?""Aku orang kecil, tetapi jika kamu memang suka membunuh, kamu ambil nyawaku sebagai penukar hukuman Mayleen, karena aku lihat kamu ini seorang ayah yang haus darah."Tubuh Yudistira gemetar, saking marahnya. "Aku tanya, kamu siapa, apa hubunganmu dengan Jiu Long?""Aku isteri Jiu Long!"Saat itu Mayleen dan Gwangsin sudah melihat apa yang dilakukan Hwang Mi Hee. "Mayleen lihat, itu Hwang Mi Hee sedang bicara dengan ayahmu. Anak edan itu, apa yang dia lakukan?"Mayleen menggeleng kepala. "Aku sudah berpesan padanya, jangan menentang ayahku. Tetapi dia melanggar pesanku. Kak, sekarang apa yang harus kita lakukan?"Melihat Yudistira memegang dahi, isterinya tahu suaminya sedang berpikir keras, memikirkan sesuatu yang pelik. Tak sabar Satyawati bertanya kepada Hwang Mi Hee. "Jadi kamu itu isteri Jiu Long, dan Mayleen juga isterinya, begitu maksudmu?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03

Bab terbaru

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 466

    Perempuan itu tampak cantik luar biasa, mataya berbinar- binar dan mulutnya merah merekah. Jiu Long tiba-tiba saja bergairah, ia memberi isyarat pada isterinya. Mayleen menggeleng. "Tak lama lagi kamu sudah harus bertarung, mana sempat lagi. Jiu Long kamu harus bertarung sungguh-sungguh supaya ibu bisa menetap bersama kita, kamu harus menang.""Kamu membela siapa, ayahmu atau suamimu?""Aku membela kamu suamiku, sebab jika kamu menang, aku tidak perlu pulang ke Himalaya selama-lamanya dan ibu bisa menemani kita sampai aku dan Gwangsin melahirkan. Kamu tahu Jiu Long, terkadang aku takut memikirkan saat melahirkan nanti, pasti sakit. Aku akan bahagia jika ibu ada di sampingku. Makanya kamu harus menang."Tidak lama berselang senja pun tiba. Seluruh anggota keluarga hadir, nonton di tepian danau. Tak seorang pun ketinggalan, termasuk Gan Nung, Gan Ning dan keluarga serta murid Partai Naga Emas.Yudistira melangkah santai di atas permukaan danau. Kakinya mela

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 465

    "Boleh saja. Tetapi ada syaratnya. Kamu harus bisa mengalahkan aku dalam pertarungan seru, bagaimana bagus kan syaratnya?"Jiu Long terkejut, apalagi Mayleen. Keduanya berdiri dan memandang dua orangtua itu. "Ayah, apakah aku tidak salah dengar?"Yudistira menjelaskan pertarungan tersebut merupakan bagian dari janjinya pada ayahnya, pendekar Himalaya, Takadagawe. Bagaimanapun juga janji itu harus disempurnakan."Kamu mewakili kakek gurumu, Sun Jian dan aku mewakili ayahku, Takadagawe. Kita tarung, jika kamu menang maka aku akan menetap di sini bersama istriku sampai Mayleen dan Gwangsin melahirkan. Jika aku menang, aku akan tentukan apa yang kumau dan kamu sekeluarga tak boleh ingkar. Aku pikir ini cukup adil.""Tidak bisa begitu, bagaimana mungkin aku harus tarung melawan ayah mertua sendiri, tidak mungkin.""Kamu tidak bisa menghindar, Jiu Long. Ini bagian dari hidup yang sudah kamu jalani, dan bagian dari hidupku juga. Kita bertarung hanya sebat

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 464

    Mendadak saja muncul Yudistira dan Satyawati "Ada kejadian apa? Siapa dua gadis cantik ini?" tanya Satyawati sambil mengamati Hwang Mi Hee dan Jia Li. "Oh kalau kamu, aku pernah melihatmu di Putuo," sambil ia menunjuk Hwang Mi Hee.Jiu Long diam serba salah. Jia Li yang lugu dan berani, menjawab meski sedikit malu-malu, "Kami adalah selir kak Jiu Long."Satyawati terkejut, menutup mulutnya dengan tangan. Tetapi sebelum ibu dan ayahnya mengucap sepatah kata, Mayleen berkata dalam bahasa Himalaya. "Ayah, ibu, aku setuju suamiku mengambil selir. Aku dan Gwangsin berdua tidak mampu melayaninya. Ayah tahu hampir setiap malam bahkan siang juga, suamiku maunya bercinta. Lagipula Jiu Long, Gwangsin dan aku sudah memberitahu mereka, kami berdua adalah isteri sedang mereka berdua hanya selir atau pembantu. Apalagi sekarang aku dan Gwangsin sedang hamil, sudah tentu kami bagaikan permaisuri yang harus dilayani. Sekarang ibu dan ayah mengerti?"Satyawati mengiyakan. "Kamu c

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 463

    Jiu Long berdiri dan menghampiri. Ia memberi hormat dengan menyentuh ujung kaki ayah mertuanya. Yudistira tertawa. Satyawati berdiri di sampingnya ikut tertawa. "Entah sudah berapa kali ia tertawa hari ini, perubahan yang luar biasa," gumam isterinya dalam hati.Sebelah tangan Yudistira memeluk Mayleen, tangan lainnya merangkul Jiu Long. Suara Mayleen terdengar riang, "Ayah, apakah suamiku sudah boleh Memanggil ayah mertua kepadamu?"Yudistira tertawa. "Jiu Long, pergilah memberi hormat pada ibu mertua dan kakak-kakak iparmu"Setelah memberi hormat dan menyalami keluarga isterinya, Jiu Long menghampiri isterinya. Mayleen melompat dan merangkul suaminya. "Aku bahagia sekarang, semua beres. Tak ada lagi ganjalan dalam hatiku, tak ada gundah, tak ada ketakutan, semua sudah selesai dan sesuai keinginanku." Suara Mayleen mesra. Kemudian dia lari menghambur memeluk Gwangsin. "Terimakasih kakak, kamu sudah banyak membantu aku."Keluarga besar itu berangkat kemba

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 462

    Yudistira berkata dingin, "Kamu pintar bicara, apakah kamu sungguh-sungguh mau berkorban jiwa untuk isterimu?""Aku bersungguh-sungguh, aku tak akan melawan, seharusnya aku bunuh diri tetapi aku enggan melakukan perbuatan kaum pengecut. Aku bukan pengecut, aku laki-laki sejati. Inilah jalan yang kupilih, sebagai tanda cintaku kepada putrimu. Tetapi sebagai permohonan terakhir aku minta isteriku dibebaskan dari hukuman, sayangilah dia, cintailah dia." Jiu Long tersenyum pahit.Satyawati dan seluruh keluarga diam terpaku. Keringat dingin. Yudistira menoleh pada putrinya."Kamu mau bicara, bicaralah."Perempuan itu duduk bersanding suaminya, dia merangkul erat lengan suaminya. "Ayah, ibu dan kakak juga kakak ipar, aku ibarat Xionglue yang mencintai suaminya tanpa pamrih. Dalam hidup ini hanya satu kali aku dipilih dan memilih. Aku sudah tentukan pilihanku, dan aku tidak akan bergeser dari pilihanku. Jadi jika ayah membunuh suamiku, maka harus membunuh aku ju

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 461

    Yudistira mendengar semua perkataan Jiu Long, ia tak begitu heran. Sesungguhnya dia tak pernah mengira Jiu Long bisa mengalahkan Wasudeva. Bukankah tadi, beberapa pukulan Wasudeva telak menerpa tubuhnya. Dia masih terpukau dengan jurus yang dimainkan Jiu Long, jurus yang mampu menciptakan pusaran angin topan dingin dan yang terasa sampai radius beberapa tongkat.Ayah Mayleen ini merasa kagum "Ilmu anak muda ini biasa saja, tetapi tenaga dalamnya sudah mencapai tingkat kelas utama. Bagaimana mungkin seorang yang masih muda bisa memiliki tenaga dalam setinggi itu. Waktu aku seusia dia, tenaga dalamku tak sehebat dia," katanya dalam hati.Pada waktu itu, sang nakhoda perahu menghampiri Mayleen yang masih duduk di sisi suaminya. Ia membungkuk memberi hormat."Nona yang mulia, kami sudah terdesak waktu, harus berangkai secepatnya demi menghindari angin topan di laut dekat Malaka. Jika tidak berangkat hari ini, kami harus menunda tujuh hari dan semua pedagang ini akan

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 460

    Memang benar adanya, pikiran Jiu Long terganggu. Beberapa jurus berikutnya, dua pukulan menerpa dada dan pundaknya. Wasudeva berteriak, "Mampus kamu" Wasudeva menambah bobot serangan sambil berkata tajam, "Mayleen akan kupaksa melahirkan anak-anakku, ia kuperkosa dengan kasar setiap hari, tak pernah berhenti dan kamu akan menyaksikan itu dari dalam kuburanmu" Teringat akan sifat angin yang bisa melenyapkan suara apa saja, Jiu Long sadar bahwa dia tidak boleh membiarkan tenaga suara lawan mengganggunya. Dia kemudian meredam suara keras di telinganya dengan mendengarkan desir angin sepoi, "dengarlah suara angin, suara keindahan alam, suara dari alam kemerdekaan."Dia berhasil menetralisir tekanan dan magis sihir suara lawannya. Meskipun demikian dia tetap menangkap kata-kata tajam Wasudeva yang menghina isterinya. Ungkapan jorok dan kasar lawannya itu telah mendorong amarahnya melewati puncak kesabaran.Dalam marahnya secara spontan Jiu Long memutar tubuh bagai gasing, g

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 459

    "Terimakasih atas kemurahan hati paduka tuan, hamba yang rendah hanya butuh sedikit waktu untuk menghilangkan capek." Dia kemudian memainkan empat posisi semadi Angin Es dan Api. Dalam sekejap, uap tipis melayang di atas kepalanya. Hanya dalam waktu yang sangat singkat Jiu Long sudah siap. "Pendekar Wasudeva yang terhormat, silahkan tuan memilih tempat pertarungan."Tenaga dalam Jiu Long sudah pulih seperti sediakala. Ia tidak terluka parah. Hanya kena guncangan yang tidak terlalu berbahaya. Ketika pukulan menerpa pundaknya, saat itu juga tenaga Angin Es dan Api yang melapisi tubuh Jiu Long telah memunahkan sebagian besar pukulan lawan. Itu sebab dia hanya butuh sedikit waktu untuk memulihkan diri.Tadi ketika darah menetes dari ujung mulut Jiu Long, tangan Mayleen dingin, basah dan berkeringat. Sekarang wanita cantik itu tampak tenang, dia percaya kekasihnya akan menyelesaikan kemelut persoalan keluarganya.Yudistira merasa heran bercampur kag

  • Legenda Raja Pendekar   JILID 458

    Jiu Long terkesiap. Jurus lawan itu aneh, pukulan yang mengarah ke kiri mendadak bisa berubah ke kanan, atas menjadi bawah dan sebaliknya. Saat itu Jiu Long masih dalam pemulihan tenaga. Ia bergerak pesat, mengelak jika tahu diri terancam, merunduk dan melompat untuk menghindar, geraknya tidak leluasa karena tenaganya belum pulih. Tendangan Wasudeva menerpa pahanya dan jiwanya kini terancam jurus lawan yang mengarah titik kematian. Dia teringat pesan Sepuh, "jika terdesak, tangkis dan balas menyerang. Jangan bertahan, karena menyerang adalah lebih menguntungkan."Dan Jiu Long tak lagi mengelak, ia balas menyerang. Serangan lawan dibalas serangan. Jiu Long bergerak bagai pusaran, tangan membuat lingkaran, tubuhnya ikut berputar seperti gaya menari.Tujuh kali terdengar bentrokan tangan. Wasudeva merasa pukulannya membentur tembok yang bersifat membal. Dia heran bagaimana mungkin seorang yang sudah terluka tenaga dalamnya masih punya tenaga sehebat itu. Hal ini membuat d

DMCA.com Protection Status