Wu Long sepertinya tidak akan mampu mewujudkan ambisinya untuk kembali Ke Nirvana Surgawi untuk memperbaiki namanya. Ayahnya melarang dirinya untuk mendaftar masuk ke Perguruan Matahari dan Rembulan karena dirinya tidak akan mampu menjadi pendekar. Bahkan Wu Long tidak ingat sama sekali masa kehidupannya di Nirvana surgawi.
Beruntung bagi Wu Long, ibunya yang masih mendukungnya membuat ayahnya tidak bisa melarangnya untuk mendaftar masuk ke Perguruan Matahari dan Rembulan.
"Apa kamu ingin anak kita mati di Perguruan Matahari dan Rembulan? Tubuhnya tidak mampu untuk menerima tenaga dalam, bahkan untuk tenaga luar saja dia tidak mampu! Apa yang kamu harapkan darinya?" gerutu ayah Wu Long terhadap istrinya yang tetap bersikeras menggunakan hasil tabungan mereka untuk membiayai Wu Long masuk ke dalam Perguruan Matahari dan Rembulan."Aku tetap yakin kalau Wu Long tidak akan mengecewakan kita! Percayalah padaku, suamiku!" ujar ibunya Wu Long berusaha meyakinkan ayahnya.*****
Perguruan Matahari dan Rembulan terletak di atas pegunungan yang sejuk dan nyaman, masih di dalam wilayah Desa Rembulan.
Setiap tahun, Perguruan Matahari dan Rembulan membuka pendaftaran bagi anak-anak mulai usia 10 tahun sampai 15 tahun untuk mendaftarkan diri mereka menjadi murid perguruan tersebut sampai dinyatakan lulus dan dipekerjakan oleh perguruan tersebut.Setiap anak langsung masuk perguruan tanpa adanya seleksi asalkan sanggup membayar sejumlah biaya yang diminta oleh Perguruan Matahari dan Rembulan.Penduduk Desa Rembulan yang kebanyakan hidup di bawah garis kemiskinan sangat mengharapkan perubahan nasib dengan mengikut sertakan anak-anaknya untuk mengikuti pelatihan di perguruan tersebut walaupun biaya masuk perguruan cukup besar untuk mereka.Wu Long berada di antara ratusan anak-anak muda yang berbondong-bondong menuju ke arah pegunungan untuk mendaftar masuk Perguruan Matahari dan Rembulan.Ibunya yang mengantarnya ke perguruan, sementara ayahnya sibuk bekerja atau memang tidak mendukung Wu Long masuk perguruan. Bagi ayahnya, Wu Long lebih berguna untuk membantunya di sawah daripada membuang waktu belajar ilmu bela diri di dalam perguruan."Nama?" tanya petugas pendaftaran,"WU LONG!" sahut Wu Long dengan kencang dan penuh semangat."Apa semua biaya yang diperlukan sudah disiapkan?" tanya petugas pendaftaran lagi."Sudah, Tuan!" sahut ibunya Wu Long, sambil menyerahkan biaya yang diminta oleh bagian pendaftaran.Setelah menyelesaikan biaya pendaftaran, Wu Long akhirnya resmi masuk ke dalam Perguruan Matahari dan Rembulan."Jangan kecewakan ibu ya, Nak!" pesan ibunya sebelum pergi meninggalkan dirinya.*****Langkah Wu Long terasa gagah di dalam Perguruan Matahari dan Rembulan. Walaupun pakaiannya tidak menutupi tubuh kurusnya, namun tekad yang kuat dari Wu Long membuatnya percaya diri melangkah masuk bersama murid-murid lainnya yang melangkah masuk ke dalam perguruan."Hei, Gembel!"Baru saja Wu Long mulai melangkah dengan penuh percaya diri, sebuah panggilan yang tidak pada tempatnya ditujukan pada dirinya.Anak muda ini berbalik dan melihat ada anak bangsawan yang dikelilingi beberapa anak muda sedang menunjuk ke arah dirinya."Aku?" tanyanya dengan wajah keheranan."Iya ... kamu! Siapa lagi gembel di sini selain kamu" sahut anak bangsawan ini dengan wajahnya yang menghina dan angkuh."Namaku Wu Long, dan aku bukan gembel!" serunya tanpa rasa takut."Hahaha ... kalian lihat? masih tidak mengaku gembel? Pakaiannya saja lebih kotor daripada kain pel di rumahku!" kata anak bangsawan ini yang terus menghina Wu Long.Beberapa anak muda yabg tadinya berada di dekat anak bangsawan ini mulai mendekati Wu Long. "Cepat berlutut dan cium kaki Tuan Muda!" ancam mereka.Wu Long malahan menatap mereka dengan wajah herannya. "Kenapa aku harus cium kakinya?" tanyanya."Cuih! Kamu itu gembel tahu tidak! Gembel itu harus cium kaki bangsawan!" seru anak bangsawan ini dengan hinaan yang kejam."Siapa yang gembel? Berpakaian lusuh sepertiku belum tentu aku ini gembel! Aku bayar biaya masuk sama sepertimu, jadi aku bukan gembel!" kata Wu Long penuh kemarahan."Kalau tidak mau berlutut, kami akan paksa kau berlutut di hadapan Tuan Muda!" kata anak buah dari anak bangsawan ini sambil mendorong Wu Long terjatuh di lantai.Saat mereka hendak menjambak rambut Wu Long untuk dipaksa mencium kaki anak bangsawan ini, suara perempuan yang merdu tapi tegas menghentikan tindakan mereka."Hentikan! Apa yang telah kalian lakukan?" ucap suara merdu ini.Tidak lama muncul anak perempuan cantik yang seumuran Wu Long, tapi gadis ini sudah tampak lebih dewasa daripada mereka.Wu Long yang ingin maju mendekati anak perempuan ini malahan tersandung dan jatuh tepat di tubuh anak perempuan ini. Secara refleks, kedua tangannya menempel ke dada anak perempuan cantik ini, serta keduanya terjatuh ke lantai dengan posisi Wu Long menimpa tubuh anak perempuan ini."Maaf!" ujar Wu Long sambil berusaha bangkit dan berdiri. Tapi belum sempat dia berdiri tegak, sebuah pukulan langsung mendarat di tubuhnya.Bugh!Wu Long merasakan pukulan yang keras mendarat di tubuhnya yang berasal dari anak bangsawan ini."Dasar gembel! Beraninya kamu menyentuh Tuan Putri!" serunya yang tidak hentinya terus memukuli Wu Long."Lie Wei ... sudahlah! Dia tidak sengaja menyentuhku!" teriak Shun Ming, gadis berumur 10 tahun yag dipanggil Tuan Putri oleh anak yang berpakaian bagaikan bangsawan ini."Tidak bisa dibiarkan, Tuan Putri! Anak miskin ini telah lancang menyentuh Tuan Putri!" kata Lie Wei yang terus memukuli Wu Long yang hanya bisa menyilangkan kedua tangannya untuk menahan pukulan yang diarahkan ke wajahnya."Dia tidak bersalah, Lie Wei! Aku adukan sama ayah kalau kamu terus memukuli anak ini!" ancam Shun Ming. Lie Wei langsung menghentikan pemukulannya begitu mendengar ancaman Shun Ming. Namun, hatinya tetap tidak puas."Dasar bocah miskin! Beruntung kamu diampuni sama Tuan Putri! Kalau tidak, kubuat kau tidak bisa berjalan, beraninya gembel sepertimu menyentuh Tuan Putri!" ancam Lie Wei. "Maafkan aku, Tuan Putri!" kata Wu Long menyesali perbuatan tidak sengajanya. "Siapa namamu?" tanya anak perempuan ini. 'Aku, Shun Ming!" "Wu Long! Aku bukan gembel seperti yang dikatakan anak bangsawan ini!" ujar Wu Long. "Namanya Lie Wei! Dia hanya iri terhadapmu!" jawab Shun Ming."Tidak perlu pedulikan mereka ... apa kamu ingin menjadi pendekar hebat dengan masuk Perguruan Matahari dan Rembulan ini?" "Tentu saja!' kata Wu Long dengan penuh percaya diri. "Oh ya, kenapa kamu dipanggil Tuan Putri? Apa kamu ini putri Raja?" Hihihi .... Shun Ming tertawa kecil, yang menambah manis wajahnya. "Aku h
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Lie Wei akhirnya tiba juga. Setelah dua tahun lamanya berlatih di dalam perguruan, seluruh murid Perguruan Matahari dan Rembulan dibebaskan dari latihan untuk seharian penuh menjelajahi keindahan pegunungan di sekitar perguruan. Wu Long yang tidak memiliki teman di perguruan ini selain Shun Ming memutuskan untuk berdiam di dalam perguruan saja. Shun Ming sedang ikut ayahnya ke Kota Mentari yang berada tidak jauh dari Desa Rembulan sehingga untuk pertama kalinya sejak berada di Perguruan Matahari dan Rembulan, Wu Long merasa kesepian. Biasanya Shun Ming selalu mengunjunginya untuk memberinya semangat. Lie Wei dan komplotannya mulai menjalankan aksinya dengan mengunjungi Wu Long, tapi mereka tidak bisa melakukan apapun selama Wu Long berada di dalam perguruan, karena peraturan Perguruan Matahari dan Rembulan sangat ketat. Siapapun yang melakukan kekerasan, intimidasi, dan penyiksaan terhadap murid lainnya di dalam perguruan maka hukumannya akan langsung
Tubuh Wu Long terbalut oleh semacam kain putih yang terbuat dari benang putih ulat sutra. Luka-luka di tubuhnya akibat tergores dan terhempas oleh batuan tebing jurang seakan hilang begitu saja."Siapa yang menolongku? Tidak mungkin aku bisa terbaring dengan tubuh dibalut kain putih kalau tidak ada yang menolongku. Tapi, siapa yang tinggal di dalam goa yang berada di dalam lereng tebing jurang?" pikir Wu Long. Belum hilang rasa herannya, tiba-tiba angin bertiup kencang disertai munculnya sosok makhluk yang sangat mengerikan baginya "Na-Naga ...!" teriaknya saat melihat wujud naga putih raksasa berdiri tepat di hadapannya. Wu Long hanya pasrah dengan nasibnya sekarang. "Lepas dari Lie Wei malahan ketemu naga ganas! Sial benar nasibku!" batinnya sambil tetap menutup matanya menunggu nasib. Tapi, tidak ada yang terjadi seperti dugaannya, baik naga putih ini menyemburkan api maupun menelannya hidup-hidup seperti yang pernah didengarnya tentang keganasan naga. "Kamu beruntung, Master
Tanpa disadari olehnya, Wu Long mulai meniup Seruling Bambu Putih ini. Alunan nada yang menyakitkan terdengar mengalun dari seruling ini. Bahkan Roh Naga Putih terhisap ke dalam Seruling Bambu Putih. Saat Wu Long meniup Seruling Bambu Putih ini lagi sosok Naga Putih yang sempurna muncul di hadapannya. 'Wah! Master mengubahku jadi nyata!" seru Naga Putih dengan perasaan gembira. "Benar-benar pusaka keramat yang akan menggetarkan dunia persilatan!" ucap Wu Long sambil meniup seruling bambu putih ini lagi. Wu Long merasakan adanya energi yang hangat yang terus mengisi tubuhnya, serta tubuhnya terasa ringan sekali sekan semua yang mengikat tubuhnya terlepas oleh kekuatan pusaka keramat ini. "Apa yang telah terjadi? Kenapa tubuhku terasa ringan tapi bertenaga? Apa aku memiliki energi tenaga dalam yang tidak pernah bisa aku miliki?" batin Wu Long dengan rasa heran tapi senang. "Master ... tubuhmu bercahaya!' teriak Naga Putih. "Benar! Tubuhku bercahaya!" sahut Wu Long dengan tidak kal
Wu Long masih terpaku melihat betapa eksotik dan gagahnya makhluk penjaga Pusaka Keramat yang sedang menghadangnya untuk masuk ke dalam goa besar di belakang air terjun."Ini Singa Emas Surgawi yang mampu melakukan teknik bela diri selain kemampuan alaminya menerkam lawan dengan cepat!" ujar Naga Putih. "Jangan sampai bersentuhan dengan singa emas ini kalau tidak ingin tubuhmu menjadi batu berwarna emas!""Kenapa makhluk ini mau menyerangku tapi tidak menyerangmu sama sekali?" tanya Wu Long yang penasaran dengan situasi yang dihadapinya. "Aku tidak tahu, Master ... Hanya saja kami sesama makhluk mitos eksotik tidak dianjurkan untuk menyerang satu sama lainnya kecuali terpaksa."Wu Long yang belum pernah bertarung sama sekali agak ragu untuk melawan Singa Emas Surgawi yang besarnya hampir sama dengan besar Naga Putih."Aku tidak bisa membantumu, Master! Ada kode etik makhluk mitos untuk tidak saling menyerang! kalau Master masih menginginkan Pedang Ganda, harus bisa mengalahkan Singa
Naga Putih yang khawatir dengan keselamatan Wu Long langsung bergerak cepat ke arah Singa Emas Surgawi untuk melindunginya. Namun, Naga Putih dikejutkan oleh ledakan cahaya putih dari dalam diri Wu Long yang menghancurkan serangan api emas dari Singa Emas Surgawi.Tubuh Naga Putih terpental mundur saat dirinya tiba di tempat kejadian, sementara Singa Emas Surgawi juga mengalami kejadian yang sama, terpental masuk kembali ke dalam goa besar.Wu Long juga terkejut dengan kemampuannya mengeluarkan cahaya putih yang kuat,yang menghancurkan serangan Singa Emas surgawi dengan mudahnya."Apa yang barusan sedang terjadi? Kenapa aku bisa mengeluarkan serangan sehebat ini?" ujar Wu Long."Apa ingatan Master sudah kembali? Sudah lama Master tidak mengeluarkan jurus Gelombang Cahaya Pedang yang sanggup menghancurkan serangan apa saja!" sahut Naga Putih."Apa serangan tadi adalah serangan martial arts dari Teknik Kultivasi? Mungkinkah itu terjadi sementara tempat ini sangat minim energi Qi?" tany
Naga Putih dan Singa Emas Surgawi mengikuti Wu Long masuk ke dalam goa besar ini."Sejak kapan kamu menjaga Pusaka Keramat di tempat yang tersembunyi ini, Kim Shai?" tanya Wu Long yang begitu mengagumi tekstur goa yang indah."Aku sudah tidak ingat lagi, Master! Sudah lama sekali aku menjaga Pusaka Keramat yang disembunyikan di dalam goa besar ini.""Apa kamu tahu siapa pemilik semua Pusaka Keramat ini?" tanya Wu Long lagi, yang terus penasaran dengan keberadaan pusaka keramat ini."Aku tidak tahu, Master! Sepertinya pemilik pusaka keramat ini bukan hanya satu pendekar saja, tapi beberapa pendekar yang menyembunyikannya di sini. Aku tidak tahu alasannya tapi tempat ini membuat pusaka yang disimpan awet untuk selama-lamanya! beberapa pusaka keramat telah hilang dari goa ini saat aku lengah menjaganya. Terakhir Naga Putih mengambil Seruling Bambu Putih yang diberikannya padamu. Sekarang aku hanya menjaga sepasang pedang yang disebut Pedang Mentari dan Pedang Rembulan beserta Kitab Jurus
"Hati-hati, Master ... Pemburu Pusaka Keramat terkenal sangat kejam! Aku tahu ada empat pemburu pusaka keramat yang sangat terkenal yang masing-masing memiliki elemen tertentu, tapi mereka jauh berada di Benua Empat Elemen. Seharusnya bukan mereka yang sedang mendatangi kita," ujar Naga Putih."Bersembunyilah kalian! Aku tidak ingin mereka melihat kalian yang bisa dianggap makhluk keramat bagi mereka!" ucap Wu Long yang menggerakkan Seruling Bambu Putih agar Naga Putih dan Singa Emas Surgawi bisa masuk ke dalamnya.Wu Long tepat waktu menghilangkan kedua makhluk mitos ini karena beberapa saat kemudian muncul tiga pria bertopeng kayu dan berpakaian serba hitam."Kita kecolongan, kakak tertua! Pusaka Keramat di dalam goa ini sudah tidak ada!' ujar pria bertopeng yang agak kurus dan tinggi."Tidak mungkin, adik kedua... belum pernah ada manusia yang sanggup tiba di lembah ini selain kita bertiga!" ujar pria bertopeng yang bertubuh agak besar yang dipanggil kakak tertua ini."Aku rasa pem
Pagi itu, angin dingin berhembus dari utara, menyapu desa kecil di Fire Dragon Country. Wu Long dan Shun Ming bersiap meninggalkan desa. Shin Kang berdiri di gerbang, memberi salam terakhir. “Perjalanan ke Wind Garuda Country tidak mudah,” katanya. “Ashura adalah orang yang sangat sulit ditemui. Tetapi jika kalian berhasil, ilmu pengendalian angin darinya bisa menjadi sekutu besar.”Wu Long mengangguk. "Terima kasih atas segalanya, Shin Kang. Ilmu Pengendali Naga Api ini akan kupergunakan dengan bijaksana."Shun Ming, meskipun masih terlihat sedikit lemah, tersenyum kecil. “Dan mungkin suatu saat nanti kita akan kembali ke sini, Shin Kang. Kau harus siap menjamu kami lagi.”Shin Kang tertawa kecil sebelum melambaikan tangan saat Wu Long dan Shun Ming berjalan menuju arah utara tempat Wind Garuda Country berada.***Negeri Angin Wind Garuda Country, yang dikenal sebagai tanah para pengendali angin, berada di sisi utara Benua Empat Elemen. Perjalanan ke sana melintasi pegunungan bersalj
Wu Long mengikuti Shin Kang menuruni lereng berbatu menuju desa kecil yang tersembunyi di balik bukit. Suasana di desa itu tenang, diterangi cahaya lentera yang bergelombang lembut oleh angin malam. Penduduk setempat tampak waspada, namun rasa hormat mereka terhadap Shin Kang jelas terlihat saat mereka memberi jalan tanpa bertanya.Seorang tabib tua berwajah bijaksana keluar dari rumahnya yang sederhana ketika Shin Kang mengetuk pintunya. “Tabib Lao, kami membutuhkan pertolonganmu,” kata Shin Kang dengan nada tegas namun sopan.Tabib Lao memeriksa Shun Ming dengan teliti. “Luka-lukanya dalam, tapi bukan sesuatu yang tidak bisa kuatasi,” ujarnya sambil menyiapkan ramuan herbal dan balutan kain khusus. Wu Long duduk di sisi Shun Ming, memastikan ia tetap tenang selama proses pengobatan. Bau tajam rempah-rempah mengisi ruangan kecil itu saat tabib Lao bekerja, menyisipkan mantranya di antara instruksi sederhana.“Dia akan sembuh, tapi membutuhkan istirahat total selama beberapa hari,” ka
Wu Long menatap Shin Kang dengan tenang, lalu memasukkan Seruling Bambu Putih ke dalam sarungnya. Dia tahu pertempuran ini belum benar-benar selesai. Angin pelabuhan bertiup pelan, membawa aroma pertempuran yang baru saja usai.Wu Long bergegas menuju Shun Ming yang tergeletak tak jauh dari lokasi pertempuran. Tubuh Shun Ming tampak lemah, pakaiannya berlumuran darah dari luka di bahu dan kakinya akibat serangan naga api Shin Kang. Wu Long berlutut di sampingnya, mengangkat tubuh Shun Ming dengan hati-hati."Shun Ming!" seru Wu Long, suaranya dipenuhi kekhawatiran. Ia menyentuh nadi di pergelangan tangan Shun Ming, memastikan denyutnya tetap ada.Shun Ming membuka matanya perlahan, menatap Wu Long dengan lemah. "Wu Long… aku tidak menyangka akan menjadi beban untukmu," bisiknya dengan suara serak.Wu Long menggeleng, menggenggam tangan Shun Ming. "Jangan berkata seperti itu. Kau bertahan dengan luar biasa di tengah serangan tadi. Aku akan memastikan kau selamat," katanya sambil mengel
Wu Long mengangkat Seruling Bambu Putih ke bibirnya, tiupan pertama terdengar lembut, seperti bisikan angin di pagi hari. Tapi, dalam hitungan detik, nada itu berubah menjadi gelombang sonik yang menghantam tubuh Shin Kang. Pasir pelabuhan beterbangan, udara bergetar, dan naga api di belakang Shin Kang mengaum, memuntahkan api yang melesat ke arah Wu Long.Wu Long melompat mundur dengan lincah, serulingnya masih mengeluarkan nada-nada yang membentuk perisai angin di sekelilingnya. Api yang menyerang terbelah, berputar seperti pusaran badai sebelum lenyap di udara. Tapi Shin Kang tidak memberi waktu untuk bernapas. Dia mengangkat pedangnya, sebuah bilah merah menyala seperti logam cair, dan menerjang dengan kecepatan mengerikan."Jurus Pengendali Naga Api - Tebasan Ekor Naga!" seru Shin Kang.Wu Long memutar serulingnya di tangan, menjadikannya tongkat pendek yang digunakan untuk menangkis serangan pedang Shin Kang. Dentang logam bertemu angin memekakkan telinga. Wu Long bergeser ke sa
Wu Long meniup Seruling Bambu Putihnya dengan intensitas yang meningkat, nada-nada tajam meluncur di udara, menciptakan badai energi yang mendinginkan udara panas di pelabuhan. Shin Kang, yang tadinya penuh percaya diri, mulai mengerutkan dahi. Sesuatu tentang Wu Long terasa familier. Dia memicingkan mata, mencoba mengingat. "Kau… Pendekar Pedang Mentari dan Rembulan!" Shin Kang berseru, tangannya gemetar. "Jadi kau yang mencuri Seruling Bambu Putih dari dasar Lembah Mentari?" Wu Long menoleh sekilas, bibirnya membentuk garis tegas. "Aku tidak mencuri apa pun. Seruling ini milikku, seperti darah yang mengalir dalam nadiku." Dia kembali meniup seruling, kali ini nada-nadanya menjadi lebih menggema, seperti ribuan bilah angin tajam yang menyerang naga api Shin Kang. Naga api mengerang keras, tubuhnya yang menyala-nyala mulai bergetar tak terkendali. Api yang semula mengamuk kini berkurang intensitasnya, dan Shin Kang berusaha keras mempertahankan kendali. "Kau pikir seruling itu bisa
Raja Void menyeringai di balik topeng peraknya, meski sinar matanya yang dingin memancarkan kesan murka. "Kau berpikir benda kecil itu bisa menghentikanku?" katanya, suaranya seperti kilatan es yang menusuk tulang. Wu Long tidak gentar. Ia mengangkat Seruling Bambu Putih di tangannya, suaranya makin kuat, melodi memikat namun penuh ancaman mengisi udara. Shun Ming, meskipun hatinya penuh ketakutan, berdiri kokoh di depannya, belati kecilnya mencerminkan cahaya api yang masih mengamuk di sekitar mereka. Shin Kang, yang sebelumnya hanya mengarahkan naga apinya pada Raja Void, kini mengalihkan perhatian ke Wu Long. "Berani sekali kau, orang asing!" serunya. Dengan satu gerakan, ia memerintahkan naga apinya meluncur ke arah Wu Long. Penampilan Wu Long yang jauh berbeda saat ditemui Shin Kang di Perguruan Matahari dan Rembulan ini membuat pemimpin negeri api ini tidak mengenalinya.Naga api meluncur dengan cepat menuju ke arah Wu Long, sementara Pendekar seruling bambu putih ini masih t
Wu Long mendongak, wajahnya tegang. “Dia sudah dekat,” katanya pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri. Shun Ming menggigit bibirnya, merasakan sesuatu yang besar dan mengerikan sedang mendekat—sesuatu yang tidak bisa mereka hindari.Langit di atas Negeri Naga Api berubah menjadi pusaran awan gelap yang berkilauan dengan semburat merah darah. Angin kencang berputar, membawa hawa panas yang menyesakkan. Suara gemuruh makin keras, mengguncang setiap jengkal tanah. Wu Long dan Shun Ming berlari mencari perlindungan di antara gang-gang sempit, tetapi sensasi aneh di udara membuat Wu Long berhenti tiba-tiba.“Dia di sini,” gumam Wu Long, napasnya memburu. Matanya terpaku ke arah pusat kota, di mana menara istana Shin Kang menjulang, ujungnya terlihat seperti menusuk langit yang mengancam.Shun Ming mencengkeram lengan Wu Long, wajahnya penuh ketakutan. “Apa maksudmu? Siapa di sini? Raja Void?”Belum sempat Wu Long menjawab, ledakan besar mengguncang udara. Api raksasa membumbu
Mereka melangkah ke jalan berbatu yang membawa mereka ke jantung kota Negeri Naga Api. Bangunan-bangunan kayu menjulang dengan atap melengkung yang dihiasi ukiran naga, ujung-ujungnya berkilauan keemasan di bawah matahari sore. Suara hiruk-pikuk pedagang, langkah kaki para pejalan, dan bunyi gemerincing lonceng kecil dari para penjaja barang memenuhi udara. Aroma rempah-rempah bercampur dengan asap kayu terbakar menggelitik hidung mereka."Negeri yang indah ... sayang sekali negeri ini tidak bersahabat dengan pendatang," ucap Shun Ming.Wu Long tetap waspada, matanya terus mengamati sekeliling. Ia bisa merasakan tatapan-tatapan tajam dari beberapa penjaga yang berdiri di persimpangan jalan. Wajah mereka tertutup helm, tetapi gerak-geriknya penuh siaga. “Mereka tidak hanya menjaga,” pikir Wu Long. “Mereka mencari sesuatu... atau seseorang.”Shun Ming, meski masih terpesona oleh keindahan negeri ini, mulai memahami beratnya situasi. Ia berjalan di belakang Wu Long, tidak lagi berlari-la
Wu Long merasakan hawa dingin menjalari punggungnya, sementara Shun Ming hanya berdiri diam, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. Aroma kayu terbakar semakin menusuk hidung, menguatkan firasat bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai.Wu Long menarik napas dalam, seolah hendak berkata sesuatu, namun mendadak suasana di pelabuhan berubah. Suara seruan perintah menggema, dan sekelompok prajurit berbaris mendekat, membawa aura ketegangan yang hampir menyesakkan udara. Langkah mereka berat dan terkoordinasi, mendominasi dermaga dengan kehadiran yang mengintimidasi.“Pengawas pelabuhan, kami membutuhkan laporan Anda,” ujar seorang pria berpakaian lebih mewah, jubah merah dengan lambang naga keemasan di dadanya. Wajahnya keras, dengan mata tajam yang menyapu sekeliling.Prajurit yang tadi berbicara dengan Wu Long langsung berdiri tegak memberi hormat. “Tuan Jenderal Kang Wei,” katanya dengan nada hormat. “Tidak ada hal mencurigakan, selain dua pendatang ini.”Jenderal Kang Wei menoleh,