Wu Long akhirnya bersedia untuk membela dirinya di hadapan Kaisar karena menurutnya, ucapan pemimpin pasukan istana ada benarnya ... dia tidak akan bisa lari dari kejaran Kaisar Nirvana Surgawi apabila tidak menjelaskan persoalan yang sebenarnya untuk menghindari kesalah pahaman antara dirinya dengan Kaisar.
Rasa percaya dirinya yang besar dan keangkuhannya membuat Wu long merasa di atas segala-galanya, bahkan merasa di atas kaisar Nirvana surgawi yang tidak berhak menghukum dirinya. Untuk itulah dia tidak takut sama sekali terhadap Kaisar yang menurutnya bukanlah pmimpin tertinggi yang harus ditakuti.
Tapi, menemui Kaisar ternyata merupakan suatu kesalahan besar yang telah dibuatnya.
"Tunggu dulu! Apa kesalahanku?" tanya Wu Long yang tidak terima dengan perlakuan Kaisar saat dia sudah berada di Aula Istana untuk menghadap Kaisar Nirvana Surgawi.Sikap Wu Long sangat jauh dari harapan pemimpin pasukan istana yang mengira Wu Long telah menyerah dengan sikap membangkangnya dan minta maaf kepada Kaisar atas perbuatannya.
"Kamu berani merebut kesucian putriku satu-satunya, dan kamu tidak ingin bertanggung jawab sedikit pun!" seru Kaisar Nirvana Surgawi dengaan wajah dingin.Wajah Kaisar penuh amarah dan dendam terhadap Wu Long yang menurutnya telah menghancurkan masa depan putrinya. tidak ada rasa belas kasihan ataupun pengampunan yang akan diberikan oleh Kaisar melihat raut wajahnya yang tampak tidak senang terhadap Wu Long. Tidak sesuai dengan ucapan pemimpin pasukan istana sebelumnya."Tanggung jawab? Apa yang Baginda harapkan dariku? Putri Baginda juga suka denganku! Kami melakukannya karena suka sama suka tanpa beban sama sekali ... kenapa sekarang aku dihukum berat?" tanya Wu Long. Dia tidak terima dengan ketidak adilan yang dia terima. "Seharusnya kamu tidak melakukannya! Kamu di istana ini hanyalah sebagai pelindung istana karena kemampuanmu sebagai Immortal, tapi kamu menyalah-gunakan kekuasaanmu dengan mendekati putriku, dan sudah beberapa kali melakukan hubungan yang terlarang! Sudah bagus aku hanya menghukummu dengan diasingkan dari Nirvana Surgawi!" seru Kaisar Nirvana Surgawi."Aku tidak terima hukuman ini! Aku tetap tidak bersalah! seharusnya Tuan Putri juga ikut dihukum karena dia juga melakukannya dengan secara sadar!" tantang Wu Long. Wajahnya tampak keras dan tidak gentar sedikitpun dengan hukuman yang dijatuhkan oleh Kaisar Nirvana Surgawi.Pemimpin pasukan istana tampak cemas dan menggelengkan kepalanya, menyayangkan sikap Wu Long yang melawan hukuman yang dijatuhkan oleh Kaisar. Tidak ada yang boleh melawan Kaisar karena Kaisar sudah dianggap sebagai Anak Naga dan merupakan pemegang tahta tertinggi di seluruh Alam Semesta."Kamu berani melawan perintah Kaisar? Kamu tahu hukuman mati akan menantimu apabila kamu terus menentang perintahku!" ujar Kaisar Nirvana Surgawi dengan nada suara yang mulai mengancam dirinya.Bukannya takut dengan ancaman Kaisar, Wu Long semakin kesal dan marah terhadap Kaisar yang sama sekali tidak mengubris pembelaannya. "Aku tidak bersalah! Kenapa harus takut? Aku tidak takut mati!" tantang Wu Long. "Baginda juga sewenang-wenang terhadap kekuasaan Baginda dengan menjatuhkan hukuman mati terhadapku!""Wu Long ... jangan menentang perintah Kaisar! Ayo minta maaf pada Kaisar untuk kekurang ajaranmu ini!" seru pemimpin pasukan istana. Tujuannya hendak hendak menolong Wu Long agar tidak terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar, yang tidak akan tertolong lagi apabila kaisar sampai marah besar.Tapi, sikap Wu Long tetap membangkang dan tidak menerima hukuman yang akan diberikan padanya. Baginya, tidak adil kalau hanya dia yang dihukum untuk melindungi putri Kaisar yang justru merayunya terlebih dahulu. Tatapan matanya yang tajam seakan menantang Kaisar untuk menghukum dirinya.Menghadapi Wu Long yang tidak gentar sedikitpun dan tetap melawan perintahnya, membuat Kaisar Nirvana Surgawi marah besar terhadap pemuda ini.
"Sudah berbuat salah, masih saja tidak menyesali perbuatanmu! Kamu sudah tidak pantas hidup di Nirvana Surgawi ini! Aku, Kaisar Nirvana Surgawi, dengan ini menjatuhkan hukuman mati kepada Wu Long atas pembangkangan terhadap perintah Kaisar!" seru Kaisar Nirvana Surgawi.Kaisar Nirvana Surgawi sangat tidak terima dengan pembangkangan yang ditunjukkan oleh Wu Long. Sikap Wu Long yang tetap mempertahankan kebenaran dirinya membuat Kaisar marah besar.
"Baginda ... tolong dipertimbangkan kembali. Wu Long masih muda, jadi masih belum mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, aku harap Baginda mau mengampuni dirinya," mohon pemimpin pasukan istana ini.Baru saja hati Raja tergugah untuk membatalkan hukumannya karena merasa kalau keputusannya hanya berdasarkan emosinya saja, Wu Long mulai berulah lagi.Bukannya berterima kasih terhadap pemimpin pasukan istana yang melindunginya dan memohon ampun untuknya, Wu Long yang tidak sudi minta maaf terhadap Kaisar Nirvana Surgawi ini malahan semakin gencar mendesak Kaisar untuk membatalkan hukuman mati terhadap dirinya dan menyatakan dirinya tidak bersalah sama sekali."Aku tahu mana yang benar dan mana yang salah, paman! Kaisar saja yang tidak tahu!" seru Wu Long yang semakin menambah kemarahan Kaisar Nirvana Surgawi ini."Kamu telah membuat aib bagi putriku, tapi bagimu itu hanya sekedar permainan saja. Walaupun putriku yang membujukmu seperti perkataanmu, tetap saja perbuatanmu ini salah! Kamu boleh memilih hukuman mati yang kamu inginkan sebagai rasa hormatku terhadap pamanmu yang telah mengabdi pada kerajaan selama puluhan tahun! Kalau saja kamu mau meminta maaf atas perbuatanmu dan menikahi putriku, maka aku akan mengampunimu!" kata Kaisar Nirvana Surgawi yang membuka kesempatan kepada Wu Long untuk mengakui kesalahannya.
"Wu Long ... akui saja kesalahanmu! Jangan terlalu keras kepala ... hidupmu masih panjang! Kamu juga bisa menjadi Kaisar Nirvana Surgawi apabila telah menikahi Tuan Putri!" saran kepala pasukan istana.Wu Long memang sangat tampan dan menarik sehingga membuatnya sedikit sombong dan angkuh. Tampak wajah Wu Long seperti memikirkan sesuatu yang membuat Kaisar dan kepala pasukan istana menunggu sikap Immortal ini. "Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku akan mengakui kesalahanku kalau Tuan Putri juga mengakui kesalahannya karena membujukku untuk melakukan hubungan terlarang ini!" tegas Wu Long. "Aku tidak akan melakukan perbuatan terlarang ini kalau Tuan Putri tidak membujukku dan memaksakan kehendaknya terhadapku!" "Kurang ajar! Beraninya kau menghina putriku!"Kaisar Nirvana Surgawi langsung naik pitam mendengar ucapan Wu Long. Immortal yang sangat keras kepala ini bagaikan sudah menggali kuburannya sendiri dengan menolak pengampunan yang telah diberikan oleh Kaisar, yang bahkan henda
Wuuuaaaa ... wuuuaaa ...Terdengar suara tangis bayi di dalam sebuah rumah yang lebih mirip gubuk,, yang berada di tengah-tengah pematang sawah yang indah dengan hijaunya tanaman padi.Tampak di dalam gubuk ini beberapa orang sedang sibuk dan berbahagia dengan kelahiran bayi ini."Selamat Pak ... bayinya laki-laki!" seru bidan yang membantu persalinan sebuah keluarga petani di dusun terpencil ini.Beruntung bagi petani yang sangat miskin ini, bidan dari kota kebetulan sedang berkeliling ke dusun terpencil saat istrinya sedang melahirkan sehingga bisa membantu persalinan istrinya tanpa bayaran apapun."Terima kasih banyak!" kata petani ini sambil mengendong anak pertamanya ini."Aku permisi dahulu ya, Pak! Semoga saja anak Bapak akan menjadi pria yang hebat!" ujar bidan ini sambil berlalu."Suamiku! Bagaimana anak kita?" tanya istri petani yang kondisinya masih lemah akibat kehilangan darah yang cukup banyak saat melahirkan. Wajah pucatnya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya membe
Wu Long sepertinya tidak akan mampu mewujudkan ambisinya untuk kembali Ke Nirvana Surgawi untuk memperbaiki namanya. Ayahnya melarang dirinya untuk mendaftar masuk ke Perguruan Matahari dan Rembulan karena dirinya tidak akan mampu menjadi pendekar. Bahkan Wu Long tidak ingat sama sekali masa kehidupannya di Nirvana surgawi. Beruntung bagi Wu Long, ibunya yang masih mendukungnya membuat ayahnya tidak bisa melarangnya untuk mendaftar masuk ke Perguruan Matahari dan Rembulan."Apa kamu ingin anak kita mati di Perguruan Matahari dan Rembulan? Tubuhnya tidak mampu untuk menerima tenaga dalam, bahkan untuk tenaga luar saja dia tidak mampu! Apa yang kamu harapkan darinya?" gerutu ayah Wu Long terhadap istrinya yang tetap bersikeras menggunakan hasil tabungan mereka untuk membiayai Wu Long masuk ke dalam Perguruan Matahari dan Rembulan."Aku tetap yakin kalau Wu Long tidak akan mengecewakan kita! Percayalah padaku, suamiku!" ujar ibunya Wu Long berusaha meyakinkan ayahnya. ***** Perguruan
"Dia tidak bersalah, Lie Wei! Aku adukan sama ayah kalau kamu terus memukuli anak ini!" ancam Shun Ming. Lie Wei langsung menghentikan pemukulannya begitu mendengar ancaman Shun Ming. Namun, hatinya tetap tidak puas."Dasar bocah miskin! Beruntung kamu diampuni sama Tuan Putri! Kalau tidak, kubuat kau tidak bisa berjalan, beraninya gembel sepertimu menyentuh Tuan Putri!" ancam Lie Wei. "Maafkan aku, Tuan Putri!" kata Wu Long menyesali perbuatan tidak sengajanya. "Siapa namamu?" tanya anak perempuan ini. 'Aku, Shun Ming!" "Wu Long! Aku bukan gembel seperti yang dikatakan anak bangsawan ini!" ujar Wu Long. "Namanya Lie Wei! Dia hanya iri terhadapmu!" jawab Shun Ming."Tidak perlu pedulikan mereka ... apa kamu ingin menjadi pendekar hebat dengan masuk Perguruan Matahari dan Rembulan ini?" "Tentu saja!' kata Wu Long dengan penuh percaya diri. "Oh ya, kenapa kamu dipanggil Tuan Putri? Apa kamu ini putri Raja?" Hihihi .... Shun Ming tertawa kecil, yang menambah manis wajahnya. "Aku h
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Lie Wei akhirnya tiba juga. Setelah dua tahun lamanya berlatih di dalam perguruan, seluruh murid Perguruan Matahari dan Rembulan dibebaskan dari latihan untuk seharian penuh menjelajahi keindahan pegunungan di sekitar perguruan. Wu Long yang tidak memiliki teman di perguruan ini selain Shun Ming memutuskan untuk berdiam di dalam perguruan saja. Shun Ming sedang ikut ayahnya ke Kota Mentari yang berada tidak jauh dari Desa Rembulan sehingga untuk pertama kalinya sejak berada di Perguruan Matahari dan Rembulan, Wu Long merasa kesepian. Biasanya Shun Ming selalu mengunjunginya untuk memberinya semangat. Lie Wei dan komplotannya mulai menjalankan aksinya dengan mengunjungi Wu Long, tapi mereka tidak bisa melakukan apapun selama Wu Long berada di dalam perguruan, karena peraturan Perguruan Matahari dan Rembulan sangat ketat. Siapapun yang melakukan kekerasan, intimidasi, dan penyiksaan terhadap murid lainnya di dalam perguruan maka hukumannya akan langsung
Tubuh Wu Long terbalut oleh semacam kain putih yang terbuat dari benang putih ulat sutra. Luka-luka di tubuhnya akibat tergores dan terhempas oleh batuan tebing jurang seakan hilang begitu saja."Siapa yang menolongku? Tidak mungkin aku bisa terbaring dengan tubuh dibalut kain putih kalau tidak ada yang menolongku. Tapi, siapa yang tinggal di dalam goa yang berada di dalam lereng tebing jurang?" pikir Wu Long. Belum hilang rasa herannya, tiba-tiba angin bertiup kencang disertai munculnya sosok makhluk yang sangat mengerikan baginya "Na-Naga ...!" teriaknya saat melihat wujud naga putih raksasa berdiri tepat di hadapannya. Wu Long hanya pasrah dengan nasibnya sekarang. "Lepas dari Lie Wei malahan ketemu naga ganas! Sial benar nasibku!" batinnya sambil tetap menutup matanya menunggu nasib. Tapi, tidak ada yang terjadi seperti dugaannya, baik naga putih ini menyemburkan api maupun menelannya hidup-hidup seperti yang pernah didengarnya tentang keganasan naga. "Kamu beruntung, Master
Tanpa disadari olehnya, Wu Long mulai meniup Seruling Bambu Putih ini. Alunan nada yang menyakitkan terdengar mengalun dari seruling ini. Bahkan Roh Naga Putih terhisap ke dalam Seruling Bambu Putih. Saat Wu Long meniup Seruling Bambu Putih ini lagi sosok Naga Putih yang sempurna muncul di hadapannya. 'Wah! Master mengubahku jadi nyata!" seru Naga Putih dengan perasaan gembira. "Benar-benar pusaka keramat yang akan menggetarkan dunia persilatan!" ucap Wu Long sambil meniup seruling bambu putih ini lagi. Wu Long merasakan adanya energi yang hangat yang terus mengisi tubuhnya, serta tubuhnya terasa ringan sekali sekan semua yang mengikat tubuhnya terlepas oleh kekuatan pusaka keramat ini. "Apa yang telah terjadi? Kenapa tubuhku terasa ringan tapi bertenaga? Apa aku memiliki energi tenaga dalam yang tidak pernah bisa aku miliki?" batin Wu Long dengan rasa heran tapi senang. "Master ... tubuhmu bercahaya!' teriak Naga Putih. "Benar! Tubuhku bercahaya!" sahut Wu Long dengan tidak kal
Wu Long masih terpaku melihat betapa eksotik dan gagahnya makhluk penjaga Pusaka Keramat yang sedang menghadangnya untuk masuk ke dalam goa besar di belakang air terjun."Ini Singa Emas Surgawi yang mampu melakukan teknik bela diri selain kemampuan alaminya menerkam lawan dengan cepat!" ujar Naga Putih. "Jangan sampai bersentuhan dengan singa emas ini kalau tidak ingin tubuhmu menjadi batu berwarna emas!""Kenapa makhluk ini mau menyerangku tapi tidak menyerangmu sama sekali?" tanya Wu Long yang penasaran dengan situasi yang dihadapinya. "Aku tidak tahu, Master ... Hanya saja kami sesama makhluk mitos eksotik tidak dianjurkan untuk menyerang satu sama lainnya kecuali terpaksa."Wu Long yang belum pernah bertarung sama sekali agak ragu untuk melawan Singa Emas Surgawi yang besarnya hampir sama dengan besar Naga Putih."Aku tidak bisa membantumu, Master! Ada kode etik makhluk mitos untuk tidak saling menyerang! kalau Master masih menginginkan Pedang Ganda, harus bisa mengalahkan Singa
Desa Rembulan, yang dulunya muram akibat kehancuran oleh Phoenix Iblis, kini bersinar kembali berkat bantuan dari Perguruan Matahari dan Rembulan. Hari ini, desa yang biasanya sepi itu dipenuhi keceriaan dan tawa penduduknya.Di sudut-sudut desa, aroma masakan menggoda tercium dari dapur-dapur rumah. Para ibu sibuk menyiapkan berbagai hidangan lezat, wajah mereka berseri-seri saat mencicipi masakan. Anak-anak berlarian riang, tertawa lepas, sementara para pria menghias jalanan dengan lentera warna-warni, menciptakan suasana meriah yang belum pernah dirasakan sebelumnya.Keramaian ini bukan tanpa alasan. Para pendekar dari Benua Andalas dan Benua Empat Elemen berdatangan, memenuhi desa untuk menghadiri pernikahan Pendekar Naga Putih, yang juga dikenal sebagai Pendekar Seruling Bambu Putih, serta Pendekar Pedang Matahari dan Rembulan. Wu Long, yang kini menjadi sosok ternama di Benua Andalas, menarik perhatian banyak praktisi bela diri yang ingin menyaksikan hari bahagianya.Di tengah ke
Dalam sekejap, transformasi Wu Long pun terjadi. Tubuhnya bergetar hebat, seolah tersambar energi purba yang mengalir deras dalam nadinya. Kulitnya mulai berubah, berkilauan putih keperakan yang memantulkan cahaya bulan, dan sisik-sisik halus muncul di lengannya. Dengan raungan yang menggelegar, Wu Long berubah menjadi Naga Putih, makhluk legendaris yang pernah hanya ada dalam dongeng. Di udara, bayang-bayang tubuh raksasa itu menyapu langit, menantang nasib dengan aura keagungan yang mempesona.Tak jauh dari sana, Phoenix Iblis—makhluk dengan tubuh berselimut api hitam dan mata menyala merah—menyaksikan perubahan itu dengan tatapan penuh amarah. Suara sayapnya mengibas keras, mengirimkan gelombang panas yang menyambar, seolah menolak kehadiran Naga Putih yang kini menaklukkan kegelapan malam. Tanpa ragu, kedua kekuatan kuno itu pun bertabrakan di angkasa.Pertempuran di antara awan mulai bergemuruh. Naga Putih menghembuskan semburan embun beku yang membeku segala yang disentuhnya, me
Malam itu, langit di atas Desa Phoenix Merah tampak pekat, seolah ditelan kegelapan. Angin menderu di antara pepohonan, menerbangkan debu dan dedaunan kering, membawa serta firasat buruk yang menggantung di udara. Para penjaga di menara dan gerbang utama menggenggam erat senjata mereka, merasakan sesuatu yang tak biasa. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa di balik bayangan pepohonan yang menjulang, puluhan sosok bergerak dalam keheningan, mata mereka penuh tekad dan tangan menggenggam senjata tajam. Pasukan Aliansi Pendekar Putih telah bersiap.Wu Long mengangkat tangannya perlahan, memberi isyarat. Bayangan-bayangan di sekitarnya segera berpencar. Tim pertama, yang dipimpin oleh lima pendekar terbaik dari Perguruan Pedang Patah, bergerak seperti bayangan malam. Nafas mereka nyaris tak terdengar, langkah kaki mereka menyatu dengan kegelapan. Dalam sekejap, seorang penjaga di menara sinyal api tersentak, matanya membelalak sebelum pedang melintasi tenggorokannya. Darah hangat mengalir
Malam itu, di Desa Rembulan, pusat pergerakan Aliansi Pendekar Putih, udara dipenuhi ketegangan yang membara. Angin malam berembus membawa aroma tanah basah dan asap dari obor-obor yang menyala di sepanjang jalan utama desa. Aula besar yang terbuat dari kayu jati tua bergetar oleh langkah-langkah tegas para pendekar dari keempat perguruan yang telah bersatu. Mereka duduk mengelilingi meja panjang yang penuh dengan peta, sketsa formasi, serta gulungan laporan dari mata-mata yang telah menyusup ke Desa Phoenix Merah. Wu Long berdiri tegap di tengah ruangan, sorot matanya tajam menelusuri wajah-wajah penuh tekad di sekelilingnya. Suaranya dalam dan tegas ketika ia berbicara, "Kita telah mengumpulkan kekuatan dari Perguruan Pedang Patah, Tapak Sakti, Cakar Tengkorak, dan Jari Sakti. Namun, menghadapi Phoenix Iblis Lie Wei bukanlah tugas mudah. Kita harus memiliki strategi yang matang." Shun Ming, seorang ahli taktik dari Perguruan Matahari dan Rembulan, menatap peta yang tergelar di meja
Wu Long, Shun Ming, dan Diao Chan duduk mengelilingi meja kayu di dalam pondok sederhana. Peta besar terbentang di atas meja, menampilkan lokasi perguruan-perguruan yang mereka rencanakan untuk direkrut dalam perlawanan melawan Phoenix Iblis Lie Wei.Langkah Pertama : Perguruan Pedang Patah di Kota Bintang"Perguruan Pedang Patah dikenal dengan teknik pedang mereka yang tak tertandingi," kata Shun Ming sambil menunjuk lokasi Kota Bintang di peta. "Namun, mereka terkenal menjaga netralitas dan jarang terlibat dalam konflik antar perguruan."Wu Long mengangguk. "Kita harus meyakinkan mereka bahwa ancaman Lie Wei tidak hanya terhadap beberapa perguruan, tetapi terhadap seluruh dunia persilatan."Diao Chan menambahkan, "Mungkin kita bisa menunjukkan bukti kekejaman Lie Wei di Desa Rembulan untuk menggugah hati mereka."Dengan rencana tersebut, ketiganya berangkat menuju Kota Bintang. Setibanya di sana, mereka disambut oleh suasana kota yang ramai, dengan para pedagang dan pendekar berlalu
Shun Ming menatap Wu Long dengan tatapan tajam, alisnya sedikit berkerut, seolah mencoba menebak siapa gadis cantik yang berdiri di samping kekasihnya. Udara di antara mereka terasa tegang, seakan waktu berhenti sejenak.Wu Long menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara pelan namun tegas, "Shun Ming, aku baru saja dari Desa Rembulan sebelum datang ke sini untuk menemuimu."Sebelum Shun Ming sempat merespons, gadis di samping Wu Long melangkah maju. Dengan senyum lembut namun mata yang penuh keyakinan, dia berkata, "Kak Shun Ming, aku sudah mengetahui hubungan kalian sebagai kekasih. Perkenalkan, aku adalah Diao Chan, kekasih Wu Long dari kehidupan sebelumnya di Dunia Atas Nirvana Surgawi, sebelum ia terlahir kembali ke dunia fana ini."Glek!Wu Long menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Kejujuran Diao Chan yang tiba-tiba membuatnya cemas, terutama karena mereka sangat membutuhkan bantuan Shun Ming. Dia melirik ke arah Shun Ming, mencoba membaca ekspresi di wajahnya ya
Wu Long menatap tajam ke arah kedua murid senior yang kini terhuyung mundur. Si wajah berbintik, dengan pedang terhunus, tampak ragu sejenak sebelum kembali menyerang. Namun, dengan gerakan lincah, Wu Long menghindar dan memberikan tamparan keras ke pipi lawannya.PLAAK!Si wajah berbintik terjatuh, pedangnya terlepas dari genggaman. Sementara itu, si gempal yang masih terkejut dengan tamparan sebelumnya, mencoba bangkit dan menyerang dari belakang. Namun, Wu Long sudah mengantisipasinya. Dengan cepat, ia memutar tubuh dan menendang perut si gempal, membuatnya terjatuh kembali."Beraninya kalian menghina tamuku!" Tiba-tiba terdengar suara berat dan berwibawa. Dari arah gerbang perguruan, muncul seorang gadis cantik dengan jubah putih bersih, wajahnya memancarkan ketegasan. Dia adalah Shun Ming, pemimpin Perguruan Matahari dan Rembulan.Kedua murid yang tergeletak di tanah segera mengenali suara itu. Dengan wajah pucat, mereka berusaha bangkit dan berlutut di hadapan Shun Ming."Ketua.
Kabut tipis menyelimuti reruntuhan Desa Rembulan. Asap masih mengepul dari puing-puing hangus yang tersisa, menyebarkan aroma kayu terbakar yang menusuk hidung. Angin membawa bisikan duka dari rumah-rumah yang kini hanya tinggal arang."Siapa yang melakukan ini semua, Wu Long?" tanya Putri Diao Chan dengan suara bergetar, matanya menyapu kehancuran di sekeliling mereka.Wu Long mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. Matanya yang tajam menyiratkan kemarahan yang bergejolak di dadanya. "Siapapun yang melakukannya... harus membayar dengan nyawanya! Aku curiga ini perbuatan Lie Wei!" katanya, suaranya dingin seperti bilah pedang yang baru diasah. "Sepertinya dia bangkit kembali, seperti phoenix yang muncul dari abu."Diao Chan menoleh, alisnya berkerut. "Tapi... kenapa ia membakar Desa Rembulan?"Wu Long menarik napas dalam sebelum menjawab. "Ia menyimpan dendam kesumat padaku. Gadis yang ia cintai memilihku sebagai kekasihnya."Sejenak, Diao Chan terdiam. Meski telah menerima kenyataan,
Langit senja membentang luas, menyajikan perpaduan warna ungu yang bercampur jingga di cakrawala, seolah melukiskan keindahan terakhir sebelum malam menelan dunia. Namun, keindahan itu tak mampu menutupi bau pahit dari kayu yang terbakar dan daging yang hangus. Udara berat dengan abu yang melayang-layang, menyelubungi Desa Rembulan yang kini hanya tersisa puing dan arang.Wu Long melangkah perlahan, butiran debu dan serpihan bara terangkat setiap kakinya menyentuh tanah. Jubahnya berkibar dihembus angin yang dingin dan menyusup hingga ke tulang. Matanya menyapu pemandangan mengerikan di depannya—rumah-rumah yang hancur, tiang-tiang kayu yang masih berderak perlahan sebelum ambruk, dan kehampaan yang lebih menyakitkan dari suara jerit kesakitan.Tidak ada suara tawa anak-anak yang dulu bermain di jalanan, tidak ada pedagang yang sibuk menawarkan barang dagangan mereka. Desa ini, yang seharusnya penuh dengan kehidupan, kini menjadi kuburan tanpa nisan.Di sisinya, Putri Diao Chan menutu