Bara Sena yang baru saja membuka mata segera bangkit berdiri. Dia dan kedua wanita yang mengapit dirinya sama-sama menatap kearah bawah sana. Dimana Tangan berukuran raksasa masih dalam keadaan tertindih kubus biru raksasa milik Xue Ruo."Dia datang..." gumam Bara Sena sambil mengepalkan tinjunya."Aura yang sangat mengerikan..." sahut Kahiyang Dewi.Dari dalam tanah tiba-tiba muncul lingkaran hitam raksasa yang kemudian berubah menjadi lubang hitam pekat. Lalu dari dalam lubang hitam itu muncul satu sosok yang terlihat kurus namun menyeramkan. Sosok seorang Iblis berkulit pucat dengan dua tanduk kecil hitam di kepalanya. Nampak jenggot tipisnya yang berwarna hitam dan kedua matanya yang menyala hijau."Kalian sudah berkumpul disini rupanya...Siapa sangka, bawahan-bawahanku bisa kalah di tangan kalian." ujar sosok tersebut sambil melayang ke atas. Setelah dekat, Bara baru bisa melihat wujud jelasnya seperti apa. Pria kurus itu mengenakan jubah hitam dan di tangannya ada satu tongkat
Iblis Mata Perak Du Khan melemparkan cakram merah miliknya yang tercipta dari pemadatan tenaga dalam dan diberi nama Pukulan Roda Kematian kearah Raja Iblis Shen Su yang menanti sambil menyeringai.Bara Sena yang tahu serangan itu akan sia-sia belaka saat Raja Iblis itu mengerahkan sesuatu di tangan kirinya segera mengatur siasat cepat. Tepat dua tombak didepan Raja Iblis Shen Su, Bara membuka gerbang merah miliknya sehingga Roda Kematian amblas masuk kedalamnya. Hal itu tentu saja membuat Du Khan dan Raja Shen Su terkejut karena mereka tidak tahu darimana asal gerbang merah tersebut.Lalu tiba-tiba muncul gerbang merah yang lain tepat di belakang tubuh sang Raja Iblis tersebut tanpa disadari olehnya. Dan Pukulan Roda Kematian milik Du Khan pun keluar dari dalam sana lalu menghantam punggung sang Raja Iblis dengan telak.Craaaasssh!Roda Kematian itu memotong tubuh Raja Shen Su menjadi dua bagian. Sanbg Iblis benar-benar terkejut dan tidak menyangka akan ada hal semacam itu. Tubuhnya
Api merah membara membakar wilayah Kerajaan Hubei hingga hampir ribuan hektar. Bara Sena segera mengubah wujudnya menjadi Dewa Cahaya untuk ikut dalam pertarungan melawan dua Raja Iblis. Dari sisi lain, nampak Lu Xie yang juga melesat kearah sana bersama belasan boneka Jaka Geni. Lalu dari sisi yang berdekatan, nampak Huo Ma dan Yang Yue Fei serta Jung Seo dan dua wanita cantik Lu Shi dan Liu Enlai terbang kearah Dewi Biru dan Kahiyang Dewi.Mereka semua berkumpul mengepung Raja Iblis Shen Su dan Raja Iblis Gui yang wujudnya masih terlihat menyeramkan."Ingin mengandalkan jumlah ya? Hei para Pilar Iblis ku, keluar lah kalian dari dalam tanah!" teriak Raja Shen Su.Dari dalam tanah muncul beberapa sosok yang merupakan para pilar iblis kepercayaan Raja Shen Su. Dan ada salah satu sosok yang dikenal oleh Bara Sena diantara para pilar yang ada disana. Yaitu sosok Mowo Jagat yang pernah bertarung melawannya. Seringai kecil mengembang di bibir pemuda itu."Kekalahan waktu itu, akan kubayar
Dewi Biru dan Raja Shen Su saling adu pukulan di langit hingga menciptakan gelombang dahsyat yang menggetarkan langit dan bumi. Gelombang besar menyapu ke segala arah. Tubuh Dewi Biru terdorong ke belakang hingga beberapa tombak. Dengan sigap Bara Sena segera menangkap tubuh ramping istrinya tersebut. Sementara itu, Raja Shen Su juga sampai harus terdorong beberapa tombak dan merasakan tangan kanannya yang kesemutan. "Wanita ini benar-benar kuat. Aku sudah salah perhitungan, Jurus Pengganda Tubuh itu malah membuat aku menjadi lebih lemah...Kalau tubuhku tidak terbagi menjadi dua, sampah-sampah ini bukanlah masalah bagiku," batin Raja Shen Su menyesali apa yang telah dia lakukan.Bara Sena dan Dewi Biru saling bertatap mata. Wanita cantik itu terpana melihat tatapan mata sang pemuda. Lalu senyum manis mengembang di bibirnya yang merah ranum."Kau datang bagai pahlawan..." ujarnya setelah mereka berdiri melayang dengan tenang kembali."Aku memang pahlawan untuk semua orang. Sekarang a
Kapal berukuran besar yang seharusnya ada di lautan kini melayang terbang di atas kota Hubei. Kapal besar itu melayang mendekati gunung batu dimana Bara Sena dan yang lain tengah beristirahat."Istri paman?" tanya Bara yang merasa penasaran setelah Jaka Geni mengatakan kepada semua orang bahwa yang datang adalah istrinya.Kapal terbang itu memiliki warna merah yang terang dan beberapa bagian berwarna emas membuatnya menjadi terlihat mewah dan tentu saja pemilik dari kapal itu bukanlah Dewa yang biasa.Kapal tersebut berhenti tepat di atas gunung batu. Sesosok wanita cantik jelita dengan pakaian serba merah melayang turun dari kapal tersebut.Semua orang terpana melihat kecantikan yang ada didepan mata mereka. Tak terkecuali Bara Sena yang menatap tak berkedip melihat kecantikan yang menembus langit dan bumi.Kahiyang Dewi dan Dewi Biru yang memiliki paras cantik pun ikut merasa kagum dengan aura dari wanita berpakaian serba merah tersebut."Istriku..." sapa Jaka Geni."Kau hanyalah bo
Sementara itu, Bima Sena dan Song Yue tengah berjuang bersama melawan Raja Yang Su sang Iblis dengan kekuatan Bayangan. Meski Bima sudah melakukan serangan bertubi-tubi, semua serangan itu seolah-olah hanya menembusnya saja. Begitu juga dengan Song Yue yang hampir habis kekuatannya karena terus mengerahkan tenaga dalam untuk menyerang lawan.Raja Yang Su sangat sulit untuk dikalahkan karena kekuatan mereka berdua memang bukan lawan dari Raja Iblis yang bisa mengerahkan pasukan bayangan yang tidak bisa mati tersebut. Saat diserang pasukan itu akan tembus begitu saja. Namun saat mereka menyerang, seolah-olah mereka menjadi padat dan berhasil menyentuh Bima dan Song Yue."Kalau seperti ini terus, kita yang akan mati kehabisan tenaga paman Bima!" seru Song Yue."Sial...Boneka Petir Jaka Geni juga bukan lawan makhluk aneh ini...Apalagi kita," sahut Bima sambil bersiap untuk mengerahkan bola api yang sudah menyala di tangannya kearah pasukan bayangan yang terus mendekati mereka.Kekuatan ap
Tubuh Bara Sena melesat dengan cepat kearah Raja Yang Su dengan Golok Iblis yang terhunus. Bima yang masih sibuk menarik jiwa Raja Iblis tersebut menata kearah anaknya yang tengah melesat kearah sang ilis."Kau sudah datang nak," batin pria tersebut sambil tersenyum kecil.Golok di tangan Bara Sena pun menghujam ke perut sang Raja Iblis dengan telak.Jleeb!!!"Ugkhhh!!!" Darah muncrat dari mulut Raja Iblis Yang Su. Jiwa yang semua masih bertahan dari cengkraman puluhan tangan hijau itu akhirnya tak bisa lagi bertahan setelah Golok Iblis menembus tubuhnya. Kedua mata Bara menyala merah. Lalu tangan kirinya pun seketika berubah menjadi wujud mengerikan. Itu adalah tangan Iblis Neraka Sasaka. Begitu tangan kiri Bara menyala merah mengeluarkan kekuatan api neraka, Golok Iblis yang ada di tangannya pun ikut menyala dengan kekuatan yang sama.Hal itu tentu saja membuat Raja Yang Su semakin kesakitan. Jiwanya yang bertahan mati-matian agar tidak diambil oleh Bima akhirnya kalah dan terlepas
"Hiiaaat!" Bara melompat sambil berteriak keras. Lalu tangan kanannya bergerak cepat menghantam ke depan. Satu cahaya merah berbentuk telapak tangan raksasa menderu dan menghantam bebatuan yang ada di depannya.Bledaaar!Bebatuan itu hancur seketika dengan pecahannya yang berhamburan di udara. Pendekar Golok Iblis itu tersenyum sambil menyeka keringat yang membasahi keningnya."Akhirnya aku bisa juga memadatkan kekuatan Neraka milik Sasaka dengan waktu yang tergolong cepat. Aku hanya butuh tiga hitungan jari untuk mengerahkan serangan ini. Dan dampaknya sungguh luar biasa," gumam pemuda tersebut."Sangat bagus! Perkembanganmu memang diluar nalar. Setelah menyerap semua inti jiwa yang kau panen waktu perang beberapa waktu yang lalu, kau saat ini sudah menjadi Dewa yang sesungguhnya. Siapa yang bisa mengalahkan dirimu?" sahut suara seorang wanita.Bara menoleh kearah suara yang tak asing tersebut. Dia melihat sosok wanita berparas cantik tengah duduk uncang-uncang di atas pohon besar.
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk