Share

136.Penasaran

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-08 14:39:11

Sementara itu, di halaman kediaman Sekte Xiao keadaan tengah kacau setelah kemunculan Zu Feng yang menyandera Xue Ruo.

Raja Xue menatap geram kearah Zu Feng. Sedangkan Ratu Song Yue hanya diam melihat apa yang dilakukan oleh pria tersebut.

"Aliansi Pemburu Iblis, beraninya kalian menyandera putriku hah!?" hardik Raja Xue.

Zu Feng tersenyum.

"Maafkan aku Raja Xue, aku melakukan hal yang tidak sopan pada putrimu. Tapi tujuanku sudah tercapai. Saat aku bisa pergi dari sini, putrimu akan kembali dalam keadaan baik-baik saja. Aku jamin itu," kata Zu Feng.

Hati pria tersebut mulai gelisah setelah mendengar suara gelegar petir di tempat dimana kawan-kawannya yang lain mencari pasangan pedang yang dibawa olehnya saat ini.

"Aku tidak bisa menghubungi Gu dan yang lainnya. Apa yang sebenarnya terjadi?" batin Zu Feng.

Di gerbang kediaman Sekte Xiao, Zu Feng menotok leher Xue Ruo lalu dia pun melompat dan terbang kearah sumber suara ledakan petir. Perasaannya mengatakan sesuatu yang buruk telah t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Dewa Cahaya   137.Sepasang Naga

    Ratu Song Yue mengedarkan pandangan matanya ke orang-orang yang duduk di lantai menanti cerita darinya tentang Pedang Sepasang Naga Emas."Sebenarnya, cerita Pedang ini berhubungan dengan dunia dewa..."Ling Xin Jiang meletakkan dua pedang dengan ukuran yang berbeda di atas sebuah batu datar. Wajah cantiknya menampakkan senyuman bahagia karena telah berhasil membuat sepasang pedang yang mengeluarkan aura emas dan sangat kuat."Aku beri nama kalian Sepasang Naga Emas. Dengan pedang ini, lambang kesetiaan tak bisa dipecahkan..." ucapnya sambil menatap dua pedang dengan gagang yang sama-sama berbentuk kepala Naga."Seratus tahun menempa, hasilnya sangat memuaskan. Aku bisa memberikan kenang-kenangan kepada dua muridku sebelum naik ke kahyangan..."Ling Xin Jiang duduk bersila didepan sepasang pedang tersebut. Kedua tangannya bergerak membuat sebuah gerakan berputar seperti orang yang tengah menari. Rupanya itu adalah sebuah rapalan karena beberapa saat kemudian sepasang pedang itu berdir

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Legenda Dewa Cahaya   138.Dewi Asmara

    "Pedang pun beralih kepada Ling Zao Jin dan Ling Xue Qi. Setelah pemberian dua senjata dewa tersebut, Ling Xin Jiang naik ke kahyangan menjadi Dewa Penguasa Alam. Dia menjadi Dewa kedua yang paling dihormati di kahyangan Utara selain Kaisar Langit." kata Ratu Song Yue."Jadi, Guru Qing Long mempunyai paman bernama Bima? Nama yang terdengar asing di telingaku. Setahuku, guru tidak pernah mengatakan apa-apa perihal orang bernama Bima. Darimana kau tahu hal itu, Ratu Song Yue?" tanya Tuan Agung Yuang Shi.Ratu Song menatap pria bertubuh besar tersebut."Kau belum lahir saat itu terjadi. 500 tahun yang lalu, peradaban belum sebagus sekarang. Aku mengetahui semua itu tentu saja dari ibuku. Karena ibuku berteman dekat dengan Dewa Chang Yun. Dan hal itu bukan rahasia lagi di keluarga besar kami," kata Ratu Song Yue.Banyak orang yang belum paham. Siapa Dewi bernama Chang Yun dan juga siapa itu Qing Long. Namun Ratu Es tak peduli. Dia sudah menjawab rasa ingin tahu orang-orang sehingga dia pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Legenda Dewa Cahaya   139.Dewi Asmara (2)

    Wanita cantik dengan rambut pirang dan tubuh tinggi semampai itu duduk di kursi yang empuk didalam sebuah penginapan yang terbilang paling mahal di kawasan Dermaga Tanjungradja. Matanya yang biru mengawasi dua pria yang menawarkan minuman dan juga makanan kepadanya."Uni, boleh kami tahu siapa nama Uni?" tanya pria bertubuh kurus.Wanita yang tak lain adalah Afrodit sang Dewi Asmara itu tersenyum kecil."Panggil saja aku Putri," sahutnya."Putri ya...Kalau begitu, ijinkan kami memperkenalkan diri. Nama saya Repati," kata si kurus memperkenalkan dirinya."Kalau saya Rasda," timpal pria bertubuh tambun.Afrodit tersenyum."Baiklah, aku akan menginap semalam disini. Kalau bisa, besok pagi buta perahuku sudah siap untuk berlayar," ucapnya sambil meminum teh panas yang disediakan oleh Repati."Hm...Minuman ini cukup enak. Ini kali pertama aku meminum sesuatu dari dunia manusia. Sialnya, aku meminum air seperti kencing ini di wilayah lain..." batin wanita tersebut.Namun dia mengakui minuma

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Legenda Dewa Cahaya   140.Dua Saudara Kembar

    Rasda segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Putri. Dia mengenakan pakaiannya kembali lalu dengan perasaan yang benar-benar sulit untuk dijelaskan, dia menyeret tubuh Repati kawannya yang sudah hancur dan dalam keadaan sekarat itu menuju keluar dari dalam kamar.Wajah pria tambun itu benar-benar terlihat pucat karena saking takutnya. Dia berpikir untuk kabur dari dalam perahu tersebut. Tapi, angan-angan itu seolah telah sirna saat Rasda sampai di atas geladak perahu."Ini...sejak kapan perahu ini berlayar?" batin pria muda tersebut.Dia yakin sebelumnya perahu itu masih bersandar di dermaga Tanjungradja. Alangkah kagetnya pria tambun itu saat mendapati dirinya dan perahu itu sudah berada di tengah lautan."Uda...Kita tertipu...wanita ini jelas bukan seorang manusia..." ucap Rasda dengan air mata yang mulai menetes di pipi.Namun orang yang dipanggil Uda (kakak laki-laki bahasa minang) itu telah tewas setelah kehabisan banyak darah. Dengan air mata berlinang, Rasda pun menceburk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Legenda Dewa Cahaya   141.Ko Jing & Ko Sui

    Bara melesat dengan cepat menuju kearah Ko Jing yang masih berdiri dengan tatapan mata terkejut. Siapa sangka pemuda itu akan menyerangnya secara langsung tanpa pikir panjang.Tiba-tiba dari arah atas melesat Ko Sui yang langsung melancarkan serangan kaki memotong gerakan Bara Sena dengan keras.Blam!Bara berhasil menghindar dari serangan tersebut hingga akhirnya serangan Ko Sui menghantam tanah dengan keras hingga meledak dan hancur."Kau cepat juga ya...? Ini baru saja dimulai," kata Ko Sui sambil menyeringai didalam topengnya.Bara menyeringai sinis."Benarkah? Aku sudah memulainya sejak tadi," ucapnya dengan kedua mata yang menyala ungu."Ko Sui! Hati-hati!" seru Ko Jing.Ko Sui pun segera melompat ke udara saat dirinya menyadari sesuatu yang ada di bawah kakinya. Dari dalam tanah muncul rantai ungu yang langsung melesat dengan cepat kearahnya."Rantai mengandung racun!?" batin Ko Sui yang bisa merasakan aura dari rantai tersebut.Tangannya bergerak menyilang lalu dari dalam leng

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Legenda Dewa Cahaya   142.Yuan Liu

    Ko Jing menatap pria yang berdiri tak jauh di hadapannya. Kedua matanya menatap tajam."Siapa kau?" tanyanya.Pria tersebut tersenyum. Saat dia mendekat kearah Ko Jing, nampak sebuah pedang tergantung di pinggangnya."Aku biasa dipanggil sebagai Pendekar Bayangan Ganda. Namaku Xu Yuan Liu. Kau boleh memanggilku Yuan Liu," kata pria bernama Xu Yuan Liu tersebut."Yuan Liu? Apakah kau berasal dari keluarga Liu?" tanya Ko Jing."Benar sekali...Aku baru saja datang bersama beberapa orang untuk menangkap orang yang membunuh saudara kami di Jiangsu. Tenang saja, aku tidak akan mencampuri urusanmu dengan Pedang Sepasang Naga Emas itu. Aku hanya menawarkan sebuah kerjasama. Apakah kau berminat?" kata Yuan Liu."Maksudmu, Tetua Liu yang tinggal di Kota Jiangsu dibunuh oleh pemuda itu!?" tanya Ko Jing tak percaya."Iya, tak hanya saudara Liu kami. Bahkan ratusan anggota keluarga Liu yang ada di Jiangsu dibantai habis olehnya. Aku mendapat kabar ini melalui pesan dari salah satu kepala keluarga

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Legenda Dewa Cahaya   143.Sepasang Gagak

    Jung Seo menguap lebar-lebar. Dia yang tengah duduk diatas atap penginapan Xue Ruo dan Bara merasa bosan. Sosok berwujud bocah usia 10 tahu itu duduk sambil menopang dagunya. Matanya menatap kearah penginapan Raja Xue yang berjarak tak begitu jauh."Membosankan sekali...Pasti bocah itu mau merayu Xue Ruo dan mendapatkan keperawanannya. Sialan, sejak kapan aku menjadi anjing kecil yang menjaga rumah ini? Benar-benar babi..." umpat Jung Seo kesal.Wajahnya cemberut. Sejak semalam dia berada di atas atap atas permintaan Bara. Sejak Bara dan Xue Ruo mendapatkann hadiah dari Chang Mei berupa sepasang pedang, bocah tua itu selalu diminta menjaga penginapan Bara dan Xue Ruo oleh Kahiyang Dewi.Saat dirinya tengah bosan, kedua bola matanya yang berwarna merah menangkap satu gerakan tak jauh dari dari penginapan tersebut. Itu adalah kelebatan seekor burung gagak."Burung gagak? Hm...Pagi-pagi buta sudah ada penyusup mencari mati ya," batin Jung Seo.Dia menempelkan jarinya ke keningnya sendiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Legenda Dewa Cahaya   144.Yin & Yang (18+)

    Bara Sena menatap kedua mata Xue Ruo yang membesar setelah mendengar apa yang baru saja pemuda itu katakan."Apa maksud mu penyatuan kekuatan Yin dan Yang? Aku tidak paham," tanya Xue Ruo."Itu adalah menghubungkan kita berdua melalui ini..." Bara memperagakan jarinya membuat gadis itu semakin bingung. "Apa maksudnya?" tanya Xue Ruo penasaran."Aduh, kau ini...Kau benar-benar tidak tahu ya? Kalau begitu aku katakan langsung padamu. Kita harus melakukan hubungan suami istri jika kau ingin membangkitkan kekuatan Dewi Biru didalam tubuhmu," kata Bara blak-blakan.Kedua mata Xue Ruo nampak membesar mendengar apa yang Bara Sena katakan. Wajahnya pun seketika langsung memerah."Tapi...kita belum menikah...Aku...Aku belum siap..." ucap gadis itu lalu melepas pelukan Bara dan membalikkan tubuh memunggungi pemuda tersebut."Aku tidak akan memaksamu adik...Jika kau memang belum mau, tidak masalah. Tapi kau hanya akan menjadi incaran musuh jika kau tidak segera membangkitkan kekuatan itu. Dan j

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11

Bab terbaru

  • Legenda Dewa Cahaya   674.Probo Lintang(TAMAT)

    Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B

  • Legenda Dewa Cahaya   673.Kalinggapura

    Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan

  • Legenda Dewa Cahaya   672.Kabar Bahagia

    Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih

  • Legenda Dewa Cahaya   671.Jurus Ilusi

    Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke

  • Legenda Dewa Cahaya   670.Keluar Dari Lembah

    Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa

  • Legenda Dewa Cahaya   669.Para Penghadang

    Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I

  • Legenda Dewa Cahaya   668.Mahkota Raja

    Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G

  • Legenda Dewa Cahaya   667.Siluman Ular Hijau

    Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke

  • Legenda Dewa Cahaya   666.Wanita Misterius

    Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk

DMCA.com Protection Status