Wanita cantik dengan rambut pirang dan tubuh tinggi semampai itu duduk di kursi yang empuk didalam sebuah penginapan yang terbilang paling mahal di kawasan Dermaga Tanjungradja. Matanya yang biru mengawasi dua pria yang menawarkan minuman dan juga makanan kepadanya."Uni, boleh kami tahu siapa nama Uni?" tanya pria bertubuh kurus.Wanita yang tak lain adalah Afrodit sang Dewi Asmara itu tersenyum kecil."Panggil saja aku Putri," sahutnya."Putri ya...Kalau begitu, ijinkan kami memperkenalkan diri. Nama saya Repati," kata si kurus memperkenalkan dirinya."Kalau saya Rasda," timpal pria bertubuh tambun.Afrodit tersenyum."Baiklah, aku akan menginap semalam disini. Kalau bisa, besok pagi buta perahuku sudah siap untuk berlayar," ucapnya sambil meminum teh panas yang disediakan oleh Repati."Hm...Minuman ini cukup enak. Ini kali pertama aku meminum sesuatu dari dunia manusia. Sialnya, aku meminum air seperti kencing ini di wilayah lain..." batin wanita tersebut.Namun dia mengakui minuma
Rasda segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Putri. Dia mengenakan pakaiannya kembali lalu dengan perasaan yang benar-benar sulit untuk dijelaskan, dia menyeret tubuh Repati kawannya yang sudah hancur dan dalam keadaan sekarat itu menuju keluar dari dalam kamar.Wajah pria tambun itu benar-benar terlihat pucat karena saking takutnya. Dia berpikir untuk kabur dari dalam perahu tersebut. Tapi, angan-angan itu seolah telah sirna saat Rasda sampai di atas geladak perahu."Ini...sejak kapan perahu ini berlayar?" batin pria muda tersebut.Dia yakin sebelumnya perahu itu masih bersandar di dermaga Tanjungradja. Alangkah kagetnya pria tambun itu saat mendapati dirinya dan perahu itu sudah berada di tengah lautan."Uda...Kita tertipu...wanita ini jelas bukan seorang manusia..." ucap Rasda dengan air mata yang mulai menetes di pipi.Namun orang yang dipanggil Uda (kakak laki-laki bahasa minang) itu telah tewas setelah kehabisan banyak darah. Dengan air mata berlinang, Rasda pun menceburk
Bara melesat dengan cepat menuju kearah Ko Jing yang masih berdiri dengan tatapan mata terkejut. Siapa sangka pemuda itu akan menyerangnya secara langsung tanpa pikir panjang.Tiba-tiba dari arah atas melesat Ko Sui yang langsung melancarkan serangan kaki memotong gerakan Bara Sena dengan keras.Blam!Bara berhasil menghindar dari serangan tersebut hingga akhirnya serangan Ko Sui menghantam tanah dengan keras hingga meledak dan hancur."Kau cepat juga ya...? Ini baru saja dimulai," kata Ko Sui sambil menyeringai didalam topengnya.Bara menyeringai sinis."Benarkah? Aku sudah memulainya sejak tadi," ucapnya dengan kedua mata yang menyala ungu."Ko Sui! Hati-hati!" seru Ko Jing.Ko Sui pun segera melompat ke udara saat dirinya menyadari sesuatu yang ada di bawah kakinya. Dari dalam tanah muncul rantai ungu yang langsung melesat dengan cepat kearahnya."Rantai mengandung racun!?" batin Ko Sui yang bisa merasakan aura dari rantai tersebut.Tangannya bergerak menyilang lalu dari dalam leng
Ko Jing menatap pria yang berdiri tak jauh di hadapannya. Kedua matanya menatap tajam."Siapa kau?" tanyanya.Pria tersebut tersenyum. Saat dia mendekat kearah Ko Jing, nampak sebuah pedang tergantung di pinggangnya."Aku biasa dipanggil sebagai Pendekar Bayangan Ganda. Namaku Xu Yuan Liu. Kau boleh memanggilku Yuan Liu," kata pria bernama Xu Yuan Liu tersebut."Yuan Liu? Apakah kau berasal dari keluarga Liu?" tanya Ko Jing."Benar sekali...Aku baru saja datang bersama beberapa orang untuk menangkap orang yang membunuh saudara kami di Jiangsu. Tenang saja, aku tidak akan mencampuri urusanmu dengan Pedang Sepasang Naga Emas itu. Aku hanya menawarkan sebuah kerjasama. Apakah kau berminat?" kata Yuan Liu."Maksudmu, Tetua Liu yang tinggal di Kota Jiangsu dibunuh oleh pemuda itu!?" tanya Ko Jing tak percaya."Iya, tak hanya saudara Liu kami. Bahkan ratusan anggota keluarga Liu yang ada di Jiangsu dibantai habis olehnya. Aku mendapat kabar ini melalui pesan dari salah satu kepala keluarga
Jung Seo menguap lebar-lebar. Dia yang tengah duduk diatas atap penginapan Xue Ruo dan Bara merasa bosan. Sosok berwujud bocah usia 10 tahu itu duduk sambil menopang dagunya. Matanya menatap kearah penginapan Raja Xue yang berjarak tak begitu jauh."Membosankan sekali...Pasti bocah itu mau merayu Xue Ruo dan mendapatkan keperawanannya. Sialan, sejak kapan aku menjadi anjing kecil yang menjaga rumah ini? Benar-benar babi..." umpat Jung Seo kesal.Wajahnya cemberut. Sejak semalam dia berada di atas atap atas permintaan Bara. Sejak Bara dan Xue Ruo mendapatkann hadiah dari Chang Mei berupa sepasang pedang, bocah tua itu selalu diminta menjaga penginapan Bara dan Xue Ruo oleh Kahiyang Dewi.Saat dirinya tengah bosan, kedua bola matanya yang berwarna merah menangkap satu gerakan tak jauh dari dari penginapan tersebut. Itu adalah kelebatan seekor burung gagak."Burung gagak? Hm...Pagi-pagi buta sudah ada penyusup mencari mati ya," batin Jung Seo.Dia menempelkan jarinya ke keningnya sendiri
Bara Sena menatap kedua mata Xue Ruo yang membesar setelah mendengar apa yang baru saja pemuda itu katakan."Apa maksud mu penyatuan kekuatan Yin dan Yang? Aku tidak paham," tanya Xue Ruo."Itu adalah menghubungkan kita berdua melalui ini..." Bara memperagakan jarinya membuat gadis itu semakin bingung. "Apa maksudnya?" tanya Xue Ruo penasaran."Aduh, kau ini...Kau benar-benar tidak tahu ya? Kalau begitu aku katakan langsung padamu. Kita harus melakukan hubungan suami istri jika kau ingin membangkitkan kekuatan Dewi Biru didalam tubuhmu," kata Bara blak-blakan.Kedua mata Xue Ruo nampak membesar mendengar apa yang Bara Sena katakan. Wajahnya pun seketika langsung memerah."Tapi...kita belum menikah...Aku...Aku belum siap..." ucap gadis itu lalu melepas pelukan Bara dan membalikkan tubuh memunggungi pemuda tersebut."Aku tidak akan memaksamu adik...Jika kau memang belum mau, tidak masalah. Tapi kau hanya akan menjadi incaran musuh jika kau tidak segera membangkitkan kekuatan itu. Dan j
Liu Enlai merasa terpojok dengan apa yang dikatakan oleh Jung Seo. Namun dia yakin Gagak itu hanya mengancam nya saja."Aku tidak percaya dengan apa yang kau katakan...! Kau itu berbohong padaku!" teriak gadis itu marah."Huh, kalau begitu biar kau tahu rasa, aku akan pergi. Jangan menyesali ucapanmu itu ya?" kata Jung Seo lalu dia pun terbang menjauh dari pohon tersebut.Awalnya tidak ada yang terjadi pada Liu Enlai. Hingga setelah Jung Seo tak terlihat, gadis itu pun mulai merasa aneh. Dai merasa sedikit gelisah."Ada apa dengan diriku? Tidak mungkin perasaan gelisah ini karena Jung Seo kan?" batin si gadis.Beberapa saat kemudian perasaan gelisah itu berubah menjadi rasa yang sangat kuat. Liu Enlai benar-benar tak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri. Dia langsung terbang menyusul kearah Jung Seo."Apa yang terjadi pada tubuhku? Aku pergi begitu saja dan ingin menemui Jung Seo...! Apa yang dia lakukan padaku!?" batin gadis itu berkecamuk.Gagak itu terbang cukup tinggi sebelum akhir
Semua orang di kota Yangzhou penasaran dengan sumber aura biru yang menyelimuti kota tersebut. Aura itu sungguh membuat nyaman mereka semua. Perasaan sedih dan takut, semua menjadi hilang seketika berganti menjadi rasa nyaman yang aneh.Hal itu juga terjadi di kediaman para pemimpin dari berbagai Sekte yang saat itu masih berada di kota tersebut. Mereka semua merasakan hal yang sama."Ada apa ini? Darimana sumber aura biru ini?" tanya salah satu dari tujuh gadis. D"Sepertinya pusat dari aura ini tidak berada jauh dari tempat kita. Tapi saat aku menyelidiki, aku tak bisa mengetahui posisi pastinya ada dimana." kata Yue Mey."Kalian tak perlu mencarinya. Aura ini bukan aura yang jahat. Aku bisa merasakannya. Ini adalah aura dari seorang Dewi...Hanya saja aku belum paham, siapa Dewi yang berada di kota ini..." sahut Ratu Song Yue."Kalau begitu, apakah kita akan diam saja Ratu?" tanya Yue Fei.Ratu Song Yue mengangguk."Tak perlu mempermasalahkannya. Saat ini dunia sedang kacau karena k