Share

120. BAGAI MIMPI BURUK

“Papa.”

Dengan perasaan kacau, tak karuhan, Irene berlari masuk ke dalam ruang IGD. Suasana di dalam ruangan itu sangat sibuk, bahkan untuk berjalan saja rasanya sesak.

“Suster, di mana Papa saya?” tanya Irene pada seorang perawat.

Sayangnya karena perawat tersebut sedang kesusahan menangani pasiennya, dia pun tak menggubris Irene. Yang dilakukan gadis itu sekarang adalah mencari sang ayah ke setiap penjuru ruang IGD.

“Papa di mana?” lirihnya dengan pipi yang sudah basah, karena air mata tak hentinya mengalir. Sayangnya, Irene tak bisa menemukan ayahnya di mana pun.

“Wali Pak Ilyas Syahputra belum datang?” tanya seorang perawat pada rekan sejawatnya.

Mendengar nama ayahnya disebut, Irene langsung menoleh ke sumber suara. Dengan cepat dia menghampiri perawat tersebut.

“Saya, Suster. Saya anak dari Pak Ilyas,” ucap Irene dengan cepat.

Suster itu pun memperhatikan Irene. Kemudian dia memberikan secarik kertas pada Irene.

“Dek, Ayahmu harus segera di operasi. Maka dari itu, ada dokumen ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status