Share

128. JALAN SUCI

“Kak Memey? Ada apa dia telepon? Tumben banget,” gumam Irene sambil menatap layar ponselnya.

Sejurus kemudian, gadis itu langsung menekan tombol berwarna hijau. Lalu dia mendekatkan ponsel pada daun telinganya.

“Halo, Kak Mey?” sapa Irene.

“Halo, Ren. Apa kabar?” tanya Memey dengan nada yang ceria.

“Baik, Kak. Kakak gimana?” Irene bertanya balik.

Terakhir mereka saling berkirim pesan, mungkin sekitar 1 atau 2 bulan lalu. Irene tak begitu ingat dengan pasti.

“Baik juga. Oh iya, aku ganggu nggak?” tanya Memey lagi.

“Santai. Aku lagi nggak sibuk, Kak,” jawab Irene.

Memey menghela napas lega. “Syukurlah, aku kira kamu lagi sibuk, Ren. Ngomong-omong, minggu depan kamu ada waktu luang, kan?”

“Kapan, Kak?”

“Hmm … sekitar hari Sabtu.”

Sebenarnya Irene hanya basa-basi, dia sendiri tidak memiliki agenda khusus. Kehidupannya sekarang hanya di kosan dan juga kampus.

“Free, Kak. Ada apa?”

“Ah, syukurlah. Aku rencanaya minggu ke depan mau ke Bandung. Kita bisa ketemu, kan? Tapi … jangan malem, soal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status