Share

25

Setelah kepulanganku dari persidangan, kubuka pintu rumah yang sebagiannya terbuat dari kaca dengan hati

Sekuat-kuatnya aku ... perpisahan tetaplah hal yang menyakitkan, membayangkan bahwa kami yang dulu amat bahagia lalu tidak bersama lagi, membuat air mata ini menggenang di pelupuk mata. Aku menangis di sepertiga malam, di atas sajadah di mana kusujudkan diri dan melabuhkan doa doa panjang.

"Ya Allah, apa sampai di sini saja rumah tangga kami, sesingkat inikah hubungan yang kami untai dengan janji suci, haruskah berakhir hanya begini saja?"

Semakin dipikirkan rasanya makin tak kuat diri ini membayangkannya.

"Jika harus berpisah mengapa ditakdirkan bersama?" Mungkin bukan hanya aku yang menanyakan pertanyaan demikian tapi banyak orang di dunia ini dengan nasib yang sama.

Sebuah misteri dan permainan takdir yang sulit diartikan. Terlihat tidak adil tapi Tuhan punya hak prerogratif yang tidak bisa diganggu gugat.

"Ah, aku pasrah," gumamku seraya merangkum air mata dengan ujung muk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nur Eliza
ending nya gimana?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status