Share

24

Sekuat-kuatnya aku ... perpisahan tetaplah hal yang menyakitkan, membayangkan bahwa kami yang dulu amat bahagia lalu tidak bersama lagi, membuat air mata ini menggenang di pelupuk mata. Aku menangis di sepertiga malam, di atas sajadah di mana kusujudkan diri dan melabuhkan doa doa panjang.

"Ya Allah, apa sampai di sini saja rumah tangga kami, sesingkat inikah hubungan yang kami untai dengan janji suci, haruskah berakhir hanya begini saja?"

Semakin dipikirkan rasanya makin tak kuat diri ini membayangkannya.

"Jika harus berpisah mengapa ditakdirkan bersama?" Mungkin bukan hanya aku yang menanyakan pertanyaan demikian tapi banyak orang di dunia ini dengan nasib yang sama.

Sebuah misteri dan permainan takdir yang sulit diartikan. Terlihat tidak adil tapi Tuhan punya hak prerogratif yang tidak bisa diganggu gugat.

"Ah, aku pasrah," gumamku seraya merangkum air mata dengan ujung mukena.

*

Hari Minggu, pukul empat sore kedua belah pihak anggota keluarga untuk berdiskusi membicarakan peri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Persada Mulia
karma pasti gak salah alamat
goodnovel comment avatar
Pluit Mas
mudah" an ga punya keturunan dari pelakor nya. mampusss
goodnovel comment avatar
Pluit Mas
ketemu cwo baru yg lebih dari segala nya dari mantan mu dan punya karir yg bagus itu pembalasan yg terindah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status