Share

Bab 80

Malam selanjutnya, Husein menerobs masuk ke dalam kamar Areta saat pintu sudah hendak dikunci. Tubuh kuat nan tegap itu menahan dengan cepat.

"Saya merindukanmu, dan saya akan tidur di sini,"ujarnya dengan tatapan serius.

Areta hanya berdeham pelan seraya membiarkan Husein masuk. Namun, ia enggan mengeluarkan suara.

"Kau masih marah?" tanya Husein lembut. Tangan kanannya mencoba membelai pipi mulus Areta.

"Marah untuk hal apa, Tuan?" Dingin nada bicara Areta jelas terasa bagi Husein.

"Saya menikahi, Flo. Areta, harus berapa kali saya jelaskan kalau itu bukanlah keinginan saya. Bahkan saat ini saya sangat menyesal."

"Saya hanya syok kemarin, Tuan. Sekarang sudah tidak lagi, karena apa bedanya bagi saya? Toh cinta Tuan memang sudah terbagi," desis Areta sengaja mengungkit masalah hati suaminya.

Areta sudah merasa muak mengikuti drama kehidupan yang dijalaninya. Selama tinggal di rumah Maxi, ia tenang dan tak pernah mengalami masalah. Itu menjadi perbandingannya kini.

"Apa maksudmu bicar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status