Share

Bab 82

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-24 12:41:23

Di dalam kamar, Husein menatap serius ke arah mata Khana yang tampak gelisah. Husein tak suka dikhianati, jadi ia sangat menekankan peringatan pada selirnya tersebut.

"Saya harap kau bisa belajar dari pengalaman masa lalu, Nona Khana. Saya tidak akan mentoleransi kesalahanmu tentang laki-laki lain, jika nanti kau berbuat ulah lagi," ujarnya dengan tegas.

Khana menelan ludah getir, kemudian ia mencoba mengukir senyum sinisnya.

"Aku sudah katakan yang seujurnya padamu, Tuan. Kalau pun aku hendak bermain-main, maka aku pastinya akan mencari sosok laki-laki yang sama seperti sebelumnya. Sebab jelas dia mencintaiku," sahut Khana.

Kalimatnya itu memancing emosi Husein. Kedua tangan kekarnya mengepal keras dan seperdetik berikutnya Husein melayangkan pukulan ke dinding.

Bugh!

Suara itu menggema di dalam ruangan kamar. Khana memejamkan matanya karena terkejut. Tubuh selir muda Husein tersebut seketika menjadi gemetar. Ia telah salah membangunkan singa yang sedang tidur.

"Coba ulangi ucapanmu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 83

    Pagi harinya suasana masih lagi tegang. Husein tak ikut sarapan di meja. Ia langsung berlalu ke kantor tanpa bicara sepatah kata pun pada orang-orang yang ada di sana.Sedangkan Khana juga mengurung diri di dalam kamar. Pintu yang dirusak kemarin sudah diperbaiki."Putra saya jadi tak sarapan dan kehilangan keceriaannya karena wanita laknat itu," gumam Ros.Areta tak ingin mendengar kata-kata yang dapat memancing emosinya juga, Jadi, ia memutuskan untuk menjauh dan melangkah meninggalkan meja makan.Seperginya Areta, Ros dan Flo berniat menemui Khana. Keduanya tentu bukan ingin menjenguk karena peduli. Melainkan ingin memperlihatkan kesenangannya dengan apa yang sedang menimpa Khana.Saat sampai di dalam kamar Khana, Ros langsung membuka suara."Harusnya Husein tak perlu mengotori tangannya sendiri dengan mencoba menghabisimu! Cukup ceraikan dan usir saja," seru Ros seraya menyeringai sinis.Khana menghela napas malas. Gemeletuk giginya beradu menahan geram atas ucapan yang didengarny

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 84

    Sepanjangan malam itu Khana tak tenang. Ia memikirkan nasib lelaki yang nekad mendekatinya itu. Rasa penasaran serta ketidak asingan membuatnya ingin tahu lebih jauh tentang Ruhi."Apa handphonenya bisa dihubungi? Hem, bagaimana jika, Roy menyitanya dan mendapati pesanku kalau aku mencoba menghubunginya? Ah, kenapa aku jadi memikirkan pria asing itu? Tidak! Sungguh aku tidak merasa asing padanya. Sebenarnya siapa dia?" Sejuta tanda tanya tak ada jawabnya saat ini.Lalu, tiba-tiba ponsel milik Khana begetar. Wanita cantik yang tengah gelisah itu terkejut saat melihat siapa yang mengiriminya pesan."Ruhi? Bagaimana mungkin?"Seulas senyum muncul begitu saja saat membaca isi pesannya.[Tidurlah, Nona Khana! Jangan cemaskan saya! Di sini saya baik-baik saja. Hanya mendapat hukuman kecil yang tak berati bagi saya. Hah! Saya percaya diri sekali ya, Nona? Padahal pastinya Nona tak akan memikirkan saya.]Pesan itu membuat senang sekaligus sedih. Khana tak tahu harus membalas dengan kalimat ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 85

    Sore harinya, Khana mulai bosan mengurung diri di dalam kamar. Ia kemudian keluar dan duduk di taman samping rumahnya. Kebetulan Areta juga sedang menuju ke sana. Langkah istri pertama Husein itu terhenti saat melihat Khana."Rasanya aku tak mau bertemu atau pun bicara pada Nona Khana saat ini," gumamnya yang menimbang ucapan sang mertua tadi.Areta berhasil terbakar dendam lama yang nyatanya tak akan bisa sirna begitu saja.Ketika ia hendak memutar langkahnya mundur, tiba-tiba Khana menoleh dan memanggilnya. "Nyonya Areta."Tentunya Areta terpaksa berhenti dan memberikan respon."Ya," sahutnya dingin.Khana bangkit, lalu mendekat."Nyonya Areta mau ke mana?""Ke dalam.""Hem, memangnya dari mana?""Tidak dari mana-mana." Sikap Areta jelas berubah pada Khana. Selir Husein tersebut dapat merasakan perubahannya."Nyonya Areta masih marah padaku?" tanya Khana lagi.Areta menyeringai miris. Ia bahkan tidak marah, tetapi kecewa. Ya, kecewa pada dirinya sendiri yang tak bisa membuat suami s

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 86

    Suasana makan malam menjadi sangat tegang. Areta mulai meneteskan air matanya ketika tuduhan demi tuduhan terlontar dari mulut Husein untuknya."Cukup, Nona Khana! Kau sudah puas sekarang? Apa kau sengaja mengungkit perpisahan dengan alasan diri saya? Kau benar-benar pintar," ujar Areta menunjuk-nunjuk ke wajah Khana geram."Aku sama sekali tak pernah punya pikiran seperti itu, Nyonya. Sungguh, aku memang ingin segera terlepas dari ikatan ini karena hatiku sendiri yang sudah terlalu lelah," sahut Khana dengan cepat.Husein pusing mendengar perdebatan malam ini. Ia tak terima dengan keputusan Khana. Jadi, ia akan menyalahkan siapa saja. Karakter Husein memang suka semena-mena."Saya tidak ingin membahas perihal perpisahan. Antara kau dan Areta tak akan ada yang saya lepaskan. Tolong, jangan membuat saya semakin marah!" papar Husein.Ros tentunya tidak akan diam saja menonton setiap adegan keributan yang berlangsung. Ia turut membuka suara dan berkata, "Husein, Putraku ... jika, seorang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 87

    Setelah dokter datang dan selesai memeriksa Flo, Husein segera keluar tanpa basa-basi lagi dengan menanyakan keadaan istri ketiganya.Ros menyusul sang Putra. Meminta sedikit pengertian serta perhatian sebagai bentuk kewajiiban karena Flo juga adalah tanggung jawabnya."Husein, tunggu! Ibu ingin bicara sebentar," ujar Ros menahan Husein yang hendak masuk ke dalam kamarnya."Mau bicara soal apa, Bu? Saya sedang lelah, dan saya tak ingin mendengar hal yang bisa menambah berat beban pikiran saya!""Hem, Ibu memang mau membahas hal serius. Ini penting, Husein. Ibu tak mungkin berdiam saja menyaksikan bagaimana sikap dinginmu pada, Flo! Itu tidak adil. Seperti tadi, kau tahu dia sedang tak sehat. Harusnya kau tidur di kamarnya dan menemaninya, Husein."Husein menghela napas kasar. Ia tak suka membicarakan tentang Flo. Sebab di hatinya tak ada tempat untuk wanita tersebut."Ibu ... harus berapa kali saya mengulang ucapan saya tentang ini?""Ibu mengerti, Husein. Kau memang tak menyukai Flo,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 88

    Sepulangnya Khana ke rumah, ternyata Ros dan Flo mendapat bukti lagi tentang pertemuan antara dirinya dan Dokter Hans."Husein, istri kesayanganmu sudah pulang, Nak. Pasti dia sangat bahagia karena baru saja menemui kekasih gelapnya," ujar Ros.Husein yang memang sedang menunggu Khana itu, ia seketika melemparkan pandangan tajam dan seolah siap menerkam."Dari mana kau, Nona Khana? Apa sekarang di luar dan bertemu laki-laki lain lebih menyenangkan ketimbang menyambut suami pulang kerja?" Sinis ucapab Husein membuat Khana menelan ludah dengan getir."A--aku ... tadi aku hanya ke cafe depan saja, Tuan. Lalu ....""Lalu apa? Kau bertemu dengan Ruhi, bukan?" sambung Ros pula.Khana sudah was-was takut ada yang melihat, sebab jarak rumahnya dengan tempat itu cukup dekat. Namun, tak menyangka lagi-lagi sang mertua yang memergokinya. Walau tak ada janjian sama sekali, tetap saja saat ini posisinya sedang tak aman."Aku tidak tahu kalau dia juga akan singgah di cafe yang sama. Dia benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 89

    Tiga hari kemudian.Keadaan Husein mulai membaik. Ia kembali mengumpulkan para istrinya untuk mendengarkan keputusan darinya.Khana dan Areta duduk bersebelahan di sofa, sedangkan Flo bersama sang mertua juga turut hadir."Saya minta kalian semua berkumpul, karena saya akan mengumumkan berita penting. Setelah saya menimbang-nimbang lagi tentang semua yang terjadi, maka saya bisa simpulkan, kalau kerenggangan dan hilangnya keharmonisan di rumah ini bermula saat saya menikahi Flo. Jadi, dengan kesadaran penuh saya ingin mengembalikan keadaan seperti sebelumnya," papar Husein panjang lebar.Ros dan Flo saling melempar pandangan. Keduanya menjadi sangat tegang mencerna makna dari ucapan Husein tersebut."Apa maksudmu, Husein? Ibu rasa semua ini tidak ada sangkutannya dengan, Flo!""Hem, jelas ada, Bu. Nona Khana dan Areta sudah rukun dan saling menerima. Lalu, masuknya Flo dengan kecelakaan itu membuat hidup saya kacau dan tak lagi ada keharmonisan."Areta menatap malas ke arah Flo. Ia me

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 90

    Saat Dokter kandungan datang, hasil dari pemeriksaan memang menyatakan Khana positif hamil. Huseim sangat senang mendengar kabar bahagia itu, tetapi tidak dengan Areta. Ia takut Husein melanggar janji untuk kesekian kali, sebab selama ini cintanya pada Khana begitu besar."Akhirnya apa yang Nona damba sudah terwujud," ujar Husein seraya membelai lembut pucuk kepala sang selirnya."Iya, Tuan. Aku sangat bahagia. Aku juga akan segera menjadi seorang Ibu," sahut Khana dengan binar mata yang berkaca-kaca."Luar biasa," sambung Ros. "Ibu akan memiliki 3 sekaligus Cucu dalam tahun ini.""Tak masalah, Bu. Biar rumah semakin ramai," tambah Flo.Husein tersenyum kaku. Ia hanya mengharapkan keturunan dari Areta dan Khana saja, tetapi malah Flo mengandung benih darinya. Walau pun kenyataannya itu bukan bagian dari Husein, teapi siapa yang tahu?__Empat bulan telah berlalu, kini Areta sudah waktunya melahirkan. Ia dibawa ke rumah sakit dan menjalani lahiran secara normal.Kurang lebih dua jam i

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24

Bab terbaru

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 120

    Ros ingin berdiri dan menyelamatkan diri dari sana. Namun, kedua kakinya terasa lemah. Ia hanya mencoba menarik napas agar sedikit tenang."Ibu, saya sungguh tak menyangka kalau Ibu sama sekali tak bisa berubah. Ibu rela menjebak Anak Ibu sendiri demi ambisi yang tak ada hasilnya itu!" papar Husein dengan sorot mata siap menerkam."Husein ... itu semua belum tentu benar, Nak! Nona Khana pasti sudah merekayasanya. Kalau tidak, dari mana dia bisa menemukan rekaman yang dua puluh tahun lalu? Itu omong kosong, bukan?"Husein beralih menatap ke arah Khana."Aku mendapatkannya di hotel tempat kejadian itu, Tuan. Aku memang curiga, dan aku menyelidikinya. Kalau Tuan tak percya, silakan cek keaslian video rekaman ini!"Husein ingin semuanya jelas tanpa menduga-duga lagi. Ia mengundang seseorng yang ahli mengamati semua konten.Kurang lebih tiga puluh menit berlalu, Flo dan Riva akhirnya tiba di rumah utama. Bersamaan dengan orang suruhan Husein."Ada apa kami dipanggil malam-malam begini?" ta

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 119

    Husein mengambil bantal dan berbaring di sofa yang ada di kamar tersebut."Kenapa Tuan tidur di situ?" tanya Flo dengan suara gemetar. Ia gugup bercampur terlalu senang."Lalu saya harus tidur di ranjang denganmu?" Wajah Husein sangar menatap ke arahnya.Flo menunduk dan menjawab, "Saya pikir Tuan memang mau tidur di kamar ini satu ranjang dengan saya.""Jangan mimpi! Saya pun sebenarnya tak sudi berada di sini. Semua saya lakukan hanya semata-semata untuk Riva," hardik Husein.Flo tak berani lagi membuka suara. Ia naik ke atas ranjang seraya memperhatikan secara diam-diam sosok lelaki yang menutup mata di atas sofa. Ia tersenyum miris, tapi hatin ya tetap saja merasakan senang karena setidaknya ia bisa berada dalam satu ruangan yang sama sepanjang malam ini.'Mungkin sekarang Tuan memang tak mau satu ranjang dengan saya, tapi suatu hari nanti saya yakin Tuan akan luluh juga. Riva akan tetap jadi senjata bagi saya melemahkanmu, Tuan," batin Flo.__Pagi sekali Husein telah menghilang

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 118

    Malam harinya, semua kembali berkumpul di meja makan. Khana dan Ara tak pernah melewatkan makan malam bersama di rumah utama. Keduanya selalu memenuhi perintah Husein.Namun, malam ini Areta dan Arsya yang tak terlihat batang hidungnya. Sedangkan Riva bersama Flo turut hadir berkunjung, karena besok adalah wekeend."Ke mana Areta?" tanya Husein menatap ke arah Khana."Mungkin di kamar Arsya," sahut Khana dengan santai."Panggil dan ajak makan bersama!" titah Husein pula."Biar Ara saja yang memanggil Mama dan Arsya," sambung Ara yang dengan sugap berdiri.Ia melangkah perlahan dan mencoba memeberanikan diri menemui Arsya. Ia tahu, pasti Arsya juga sakit hatinya padanya.Sampai di depan kamar, Ara mengetuk pintu yang tak terkunci itu. Kemudian ia menerobos masuk."Mama, Arsya ... Papa sedang menunggu kalian untuk makan malam," ujar Ara mengukir senyum kaku."Kau makan saja dengan yang lain, Ara! Arsya tidak mau keluar kamarnya. Mama akan mengimbanginya makan di sini nanti," papar Areta

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 117

    Areta dan Husein saling melempar pandangan mendengar penuturan dari Khana."Nona Khana ... apa maksudmu?" tanya Husein menyelidik.Ros seketika langsung pucat dan ketar-ketir."Husein, jangan dengarkan omong kosong dari istrimu yang tak setia ini. Dia mencoba memfitnah Flo! Padahal dirinya dulu pernah berkhianat."Suasana memanas. Arsya yang tengah terluka hatinya, ia memberontak dan berteriak akan kekacauan yang seolah tak menghiraukan keadaannya."Semua sama saja! Tidak ada yang mengerti perasaanku saat ini!" teriaknya, kemudian ia berlari ke dalam kamar.Areta menyusulnya. Untuk sesaat Areta tak mau memikirkan masalah lain. Arsya jauh lebih penting baginya."Nona Khana ... tolong kau jelaskan apa maksud ucapanmu barusan?" tanya Husein mengulang kalimatnya.Khana melemparkan pandangan tajam ke arah Ros dan seketika ia menyeringai sinis. "Ibu yang paling mengerti. Maka, tanyakanlah padanya!""Ibu sama sekali tak tahu apa yang dibicarakan istrimu ini, Husein. Ibu rasa dia sudah gila!'

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 116

    Malam semakin larut, tamu undangan yang hadir pun sudah pulang. Hanya tersisa Raka dan Bagas di sana."Kau ke sini membawa mobil sendiri atau diantar jemput?" tanya Raka pada Ara."Aku membawa mobil sendiri. Kenapa?""Kalau begitu, aku ikut di mobilmu, boleh?""Tidak!" Ara menolak dengan cepat. Sebab ia melihat wajah Arsya sudah berubah menjadi tegang."Pelit sekali," cibir Raka.Ara tak merespon apa-apa lagi. Ia hanya berharap Raka dan Bagas segera pergi dari rumah utama."Ya sudah, sekarang ayo pulang!" ajak Bagas pula."Kau duluan saja," sahut Ara."Aku tak akan tenang pulang duluan, sementara ada seorang wanita yang menyetir sendirian tengah malam begini."Raka melotot mendengar bentuk perhatian Bagas yang tecurah untuk Ara, wanita impiannya."Ara, ayo pulang. Aku akan mengikutimu di belakang," sambung Raka yang tak mau kalah."Tapi, bukankah kau pulang bersama Ayahmu? Lihatlah, Ayahmu sudah menunggu di dalam mobil. Sebaiknya kau segera ke sana! Urusan Ara, kau tak perlu khawatir!

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 115

    Seharian hari ini suasana hati Riva tak baik-baik saja. Ia terngiang-ngiang akan ucapan Husein yang mengatakan kalau pernikahan dirinya dengan Flo hanyalah sebuah kecelakaan."Kenapa? Kenapa aku harus mendengar pernyataan yang menyakitkan itu? Jika, memang pernikahan Mami dan Papa cuma karena keterpaksaan, berarti aku juga adalah Anak yang tak diinginkan," gumamnya seorang diri di dalam ruangan kerja.Tak lama, Husein pun sampai di sana. Riva menatap datar ke arah sang ayah yang menyapa. "Selamat pagi, sayang! Kenapa kau pergi dari rumah tanpa pamit dengan Papa?""Hem, maaf Tuan Husein! Sebaiknya kita bersikap profesional di sini. Takut ada yang mendengar, lalu identitasku terbongkar. Nanti akan membuat Tuan malu," desis Riva seraya menyeringai miris.Husein terkejut mendapati sikap Riva pagi ini. Tak biasanya Riva berbicara seserius itu ketika sedang berdua."Tidak akan ada siapa-siapa yang mendengar di sini, Nak. Ruangan ini dibangun kedap suara," ujar Husein pula.Riva membuang muk

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 114

    "katakan kalau tebakan Bundamu salah, Ara! Katakan kau masih menginginkan Bagas seorang,' gumam Arsya dalam hatinya.Ia cemas, takut Ara memikirkan pernyataan cinta dari Raka."Ara hanya sedang ingin fokus pada karir Ara, Bunda. Saat ini, Ara tak mau memikirkan hal lain, apa lagi cinta. Ara masih muda. Biarlah Ara menyelesaikan impian Ara terlebih dahulu,'' paparnya."Itu sangat keren, sayang." Husein memujinya dengan bangga.Namun, Arsya semakin gelisah. 'Kenapa sikap Ara seolah benar-benar sudah tak mengharapkan Bagas? Apa perasaan bisa dihapuskan semudah itu?'.Malam harinya, Riva dan Flo tak juga beranjak dari rumah utama."Sayang, ini sudah larut. Kau mau pulang jam berapa? Papa mengkhawatirkanmu menyetir sendiri malam-malam begini," ujar Husein."Papa, sebenarnya aku ingin meminta izin untuk menginap di sini malam ini. Besok pagi-pagi sekali aku akan berangkat agar tak telat. Boleh, Papa?""Tentu saja boleh. Kau tak perlu mempertanyakan itu, sayang.""Terima kasih, Papa. Selama

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 113

    Akhirnya Raka memutuskan bergabung di perusahaan Husein. Hari ini ia membawa semua kelengkapan berkas lamaran untuk memenuhi syarat diterima di sana."Raka, kamu akan menjadi asisten pribadiku di sini. Bagaimana? Apa posisi itu cukup?" tanya Arsya seraya mengukir senyum senang."Apa tidak berlebihan mengangkat aku di posisi itu dengan waktu seawal ini, Arsya?""Aku rasa tidak. Kau kan pintar dan berprestasi. Perusahaan butuh semangat juang anak muda. Jadi, kau hanya perlu melakukan tugasmu sebaik mungkin setelah ini," papar Arsya pula.Raka mengangguk setuju. "Terima kasih, Nona muda."Arsya tertawa lepas mendengar panggilan itu dari Raka. Namun, ia juga tak membantahnya, sebab dirinya harus profesional kerja.__Di sisi lain, Ara juga tengah bersemangat menjalani tugas-tugasnya sebagai penulis sekaligus penerbit. Bagas yang setiap hari berada satu kantor dengan Ara, pun akhirnya menyadari kalau benih cintanya semakin tumbuh bersemi.Namun, sebaliknya. Ara sudah tak merasakan apa-apa

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 112

    Luna merasa sial, semenjak Riva turut bergabung di sana. Kini, diirnya harus menerima kehilangan pekerjaan yang sudah sangat membantu biaya kehidupannya selama ini.'Aku bersumpah akan membalas Riva nanti,' batinnya seraya meninggalkan perusahaan tersebut.Sementara di sisi lain, Arsya juga sedang memprsiapkan meeting penting yang pertama kali dipimpin olehnya. Seluruh harga penjualan saham dan sebagainya telah dijelaskan Jingga.Saat ini, semua bergantung pada keputusan Arsya."Pertama-tama, aku ucapkan terima kasih atas kerjasama kalian di perusahaan ini. Sungguh, tanpa bantuan kalian, maka aku tak akan mampu mengontrolnya sendiri. Rapat kali ini untuk menentukan harga penjualan produk yang akan diluncurkan minggu depan. Aku dan Bu Jingga sudah mendiskusikannya. Aku sudah mengambil keputusan," ujar Arsya dengan ekspresi yang tenang."Maaf, Nona Muda ... tapi, list harga yang tertera ini jauh lebih tinggi dari harga yang kita pasarkan bulan lalu. Apa tidak salah?" protes admin pemasa

DMCA.com Protection Status