Share

Keguguran

Author: Merry Heafy
last update Last Updated: 2024-04-16 17:58:16

Pagi hari itu, Aleesha sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Rendra, suaminya. Memang sudah menjadi kebiasaannya untuk meramu sendiri apa yang ia dan suaminya ingin makan di pagi hari. Dan sudah berlangsung seperti itu sejak mereka menikah dua tahun silam.

Walau begitu, untuk pekerjaan rumah yang lainnya ia memiliki tiga asisten rumah tangga yang sigap membantunya. Maklum, rumah tempat mereka tinggal cukup luas. Hanya saja, suasana rumah terasa sepi dan kurang hidup tanpa adanya tangisan dan celotehan bayi. 

"Huft!" Aleesha menghela nafasnya berat. Ia mengingat lagi perdebatan semalam yang membuatnya kembali mengingat luka lama.

Luka yang sekian lama ia coba lupakan dari ingatannya. Namun, tak pernah berhasil. Ingatan itu akan terpatri kuat selamanya di dalam benaknya. Meski mencoba sekuat hati pun, aku tetap tak bisa menyingkirkan kenangan perih itu dari dalam ingatan. 

Ingatan saat rahimnya  pernah dihuni oleh buah cintanya dengan Rendra. Namun, hanya sekejap saja kebahagiaan itu menghampiri hari-harinya. Tuhan berkehendak lain dengan mengambilnya lagi. Bahkan sebelum buah cintanya menghirup oksigen di dunia ini. 

*flashback*

"Mas, lihat ini." Aleesha membangunkan suaminya yang masih bergelung dalam selimutnya.

"Hmm, kenapa, Sayang," sahut Rendra masih dengan suara seraknya. Matanya masih terpejam. 

"Mas, ayo lihat ini. Aku punya kabar gembira!" Ia mengguncang-guncangkan tubuh suaminya.

"Iya, Sayang." Sedikit bermalas-malasan karena efek mengantuk, Rendra mengubah posisinya. Ia duduk di ranjang menatap wajah cantik istrinya. 

Aleesha tak henti-hentinya tersenyum sejak tadi. Wajahnya tampak sumringah, sembari masih memegangi benda pipih di tangannya. Rendra yang merasa gemas dengan ekspresi istrinya, langsung  menarik wanitanya dalam pelukan.

Ia langsung menghujani setiap inci wajah Aleesha dengan sentuhan lembut  bibirnya. Aleesha terkikik geli diperlakukan sedemikian rupa oleh suaminya. 

"Jadi, ada apa hingga tuan putri membangunkan pangeran yang sedang tidur?" tanya Rendra dengan wajah menggoda setelah puas menci*mi wajah istrinya.

"Lihat ini, Mas." Aleesha menyodorkan sesuatu yang ia pegang sejak tadi.

"Apa ini?" Rendra mengerutkan alisnya. 

"Aku positif, Mas! Positif!" seru Aleesha. Kali ini ia memeluk tubuh kekar suaminya.

"Hamil?" tanya Rendra lagi. Aleesha menganggukkan kepalanya yakin.

"Yes!" ujar Rendra bersorak menggerakkan kedua tangannya.

Namun, kebahagiaan pasangan muda itu tak berlangsung lama. Sebuah kejadian naas menimpa Aleesha. Ia jatuh terpeleset di kamar mandi hingga harus kehilangan calon bayinya. 

Kesedihan mendalam dirasakan oleh keduanya saat itu. Terutama Aleesha, ia lah yang paling terpukul dengan kejadian itu. Apalagi setelah mengalami keguguran itu, dokter memvonisnya akan sulit untuk hamil lagi. Rahimnya terlalu lemah jika harus dipaksakan untuk hamil lagi. 

"Siapa yang sengaja menaruh minyak di sini, hah!" bentak Rendra saat mendapati keanehan perihal kecelakaan yang menimpa istrinya.

Keempat asisten itu langsung menciut nyalinya. Ini pertama kalinya, Rendra terlihat sangat muntab. Rendra memang terkesan dingin terhadap semua orang. Cenderung kaku, namun, saat dengan istrinya, Rendra seolah menjadi orang lain. Ia tak segan menunjukkan sisi romantisnya. Hanya pada istrinya.

"Jawab! Siapa! Apa kalian semua yang sudah sengaja untuk mencelakai istri saya." Suara Rendra menggelegar di seluruh ruangan.

"Jawab! Atau kalian semua saya pecat!" Lagi, Rendra berteriak seperti orang kesetanan.

"Bukan saya, Tuan! Saya sedang mencuci baju di belakang," cicit wanita bertubuh pendek dan gemuk itu.

"Saya sedang di luar menyiram tanaman waktu itu, Tuan," sahut yang lainnya takut-takut. Postur tubuhnya agak tinggi dan kurus.

"Saya sedang menyiapkan makan siang, Tuan," tukas asisten yang lainnya. 

Pandangan semua mata kini tertuju pada asisten yang baru bekerja dua bulan yang lalu itu. Wajahnya terlalu cantik untuk menjadi seorang ART. Entah mengapa dia bisa terdampar di istana megah ini menjadi seorang pesuruh.

"Kamu! Apa kamu yang menaruh minyak di depan kamar mandi?" 

Rendra menatap taj-am ke arah gadis itu. Seringai jahat tiba-tiba terlihat dari wajahnya. Senyum mengerikan terbit dari bibir yang dipoles lipstik semerah darah. Kalau diperhatikan, hanya dia yang berpenampilan mencolok di antara asisten yang lainnya.

"Kalau memang aku pelakunya apakah Tuan punya bukti?" tantangnya, dengan tatapan merendahkan. Ia mendecih sinis, menatap tepat di manik mata tuannya. Ia begitu berani!

"Aku bisa buat bukti itu!" jawab Rendra tegas.

"Haha! Rendra, kau memang selalu sombong dan arogan sejak dulu!" ejeknya.

"Siapa kamu?" tanya Rendra.

"Tidak penting kamu tahu siapa aku, yang jelas aku sudah menyingkirkan apa yang paling kamu inginkan! Dendamku pun  sudah terbalaskan, hahaha!" Gadis itu tertawa nyaring dan mengerikan. Membuat ketiga asisten yang lain beringsut mundur.

Rendra langsung menyuruh bodyguardnya untuk segera mengamankan gadis itu. Entah dari mana wanita itu berasal, dan kenapa wanita itu bisa masuk ke rumahnya dan bekerja menjadi asisten di rumahnya. Siapa yang berani memasukkan ular itu? Rendra menduga-duga, dan mencoba mengingat-ingat setiap orang yang mungkin menaruh dendam kepadanya, atau pun pada bisnis keluarganya. 

"Kamu harus rasakan, apa yang adikku rasakan, Rendra!" teriaknya tak terkendali.

Entah dari mana asalnya gadis itu, dan apa maksud dari perkataannya. Dendam, adiknya, Rendra tak mengerti apa maksud semua itu. Kembali Rendra mencoba mengingat-ingat lagi, apa yang pernah dia lewati selama ini. Tetapi, Rendra tak sedikit pun mendapat petunjuk tentang identitas wanita itu. Dia harus mengerahkan anak buahnya untuk mencari tahu nanti. 

Gadis itu sudah gi-la, pikir Rendra. Ia tak mau berpikir lebih jauh , dan langsung menjebloskan gadis itu ke penjara. Informasi tentang gadis itu akan menyusul nanti, yang jelas wanita itu harus membusuk di penjara terlebih dahulu. Dia yang telah sengaja mencelakai Aleesha dengan menumpahkan minyak di sekitar kamar mandi kamar mereka. Benar-benar tindakan  kriminal yang tak dapat dimaafkan.

"Siapa sebenarnya wanita itu? Kenapa wajahnya seperti familier untukku?"

Related chapters

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Masa Lalu Kelam

    "Siapa sebenarnya wanita itu? Kenapa wajahnya seperti familier untukku?" Rendra mengedikkan bahunya dan menyerahkan tugas untuk anak buahnya mengorek lebih dalam tentang wanita ular itu. Sejak saat itu, Rendra memasang CCTV di semua sudut ruangan. Hal itu bertujuan untuk mengawasi para pekerjanya. Agar hal serupa tidak pernah terjadi lagi. Selang beberapa minggu, terungkap sudah identitas tentang gadis itu. Dia adalah kakak dari wanita yang pernah dikencani Rendra semasa sekolah dulu. Rendra menghancurkan masa depannya. Gadis itu frustrasi dan memilih bunuh diri setelah sebelumnya Rendra menolak untuk bertanggung jawab, dan menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya. Rendra menutupi informasi sepenting itu dari Aleesha. Dia tidak ingin masa lalu kelamnya terkuak. Tidak penting bagi Aleesha tahu masa lalu Rendra. Hidup mereka adalah untuk masa depan, begitu pikir Rendra dalam hatinya. Aleesha sudah yakin jika dirinya sudah berubah, dan Rendra tak ingin menghancurkan kepercayaan Al

    Last Updated : 2024-04-16
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Reuni

    "Amira." Aleesha menggumam. Lantas ia menarik lengan seorang wanita yang berjalan tepat tiga langkah di depannya. Ia merasa seperti mengenal wanita itu."Hei!" sapa Aleesha setelah wanita itu menoleh ke arahnya."Kamu … Aleesha?" tanya Amira kaget. Ia langsung menoleh saat lengannya ditarik dari belakang. "Bener, ternyata kamu, Amira." Aleesha langsung memeluk Amira. "Aku kangen tau!" ungkapnya."Sama! Lama ya kita nggak ketemu, Sha." Amira melerai pelukannya dan menatap rindu sahabatnya semasa di sekolah menengah atas dulu. "Iya, nih! Kayaknya sejak kita lulus SMA, ya. BTW, dengar-dengar kamu balik ke kampung Ibumu, ya waktu itu?" tanya Aleesha. "Ya, begitulah. Eh, kenapa kamu ada di sini? Kamu … kerja di sini juga?" tanya balik Aya. "Iya, aku mau ke lantai sepuluh. Kamu mau kemana?" jawab dan tanya Aleesha lagi."Oh, aku mau ke lantai tujuh, Sha. Maaf, tapi Aku harus cepat-cepat nih. Kapan-kapan kita ngobrol lagi, ya." Aya tersadar jika waktunya tak banyak. Ia segera berlari kec

    Last Updated : 2024-04-16
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Calon Istri Rendra

    Mereka pun berjalan menuju ke kantin kantor yang letaknya di lantai dasar. Aleesha begitu menikmati momen ini. Ia pun tak henti mengulas senyum. Tidak salah jika tadi pagi ia sampai memaksa untuk ikut ke kantor suaminya. Suaminya pun akhirnya mengabulkan keinginannya. Aleesha berdalih jika dirinya merasa bosan di rumah terus. Dan satu lagi, ia berhasil bertemu dengan Amira, gadis sederhana dan manis yang sangat ia kagumi sejak dulu. Amira adalah gadis yang tulus, ia sangat bersyukur mengenal Amira dalam hidupnya. Aleesha bukanlah orang yang sulit bergaul. Dia begitu supel, ramah, dan kaya raya. Siapa yang tidak mau untuk menjadi temannya. Namun, sebanyak apapun teman Aleesha, tidak ada yang dapat menggantikan seorang sahabat seperti Amira.Maka dari itu, Aleesha sempat merasa kehilangan Amira saat mereka putus kontak dulu. Amira menghilang dari pusaran hidupnya. Dan kini, mereka bertemu lagi. Ada kebahagiaan tersendiri yang meluap-luap dalam diri Aleesha."Sha, kamu nggak makan yang

    Last Updated : 2024-04-16
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Kebencian Bu Ayumi

    'Aku yakin, Mas Rendra nggak akan semudah itu menerima permintaan Mama,' gumam Aleesha."Kenapa diam, ha? Aleesha, harusnya kamu sadar diri, kamu 'kan yang nggak bisa punya anak? Harusnya kamu lepasin anak saya, Rendra. Atau kamu biarkan saja agar Rendra menikahi Visca!" sentak Ibu mertuanya dengan wajah kakunya. Andai Aleesha tidak menjunjung tinggi rasa hormat pada orang yang lebih tua, ingin rasanya Aleesha membalas perkataan mertuanya dengan umpatan. Namun, Aleesha masih menahan diri, karena yang bicara dengannya saat ini adalah mertuanya. Wanita yang telah melahirkan dan membesarkan suami Aleesha. Wanita yang tetap menjadi surga bagi Rendra. Aleesha tidak memungkiri hal itu. "Maaf, Ma! Aku nggak akan percaya begitu saja, sebelum Mas Rendra yang menceritakannya sendiri padaku. Kalau begitu, saya pamit, Ma." Aleesha berujar dengan nada yang dibuat pelan. Selembut mungkin agar gejolak amarahnya tidak semakin meletup-letup. Ia tak mau membuat mertuanya semakin marah. "Permisi!" p

    Last Updated : 2024-04-30
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Semakin Parah

    "Ma, kenapa Mama begitu membenciku?" Aleesha bertanya dengan suara bergetar menahan tangis."Kenapa? Karena kamu anak dari saingan bisnis suamiku! Puas!?" hardiknya keras. "Ma, itu tidak adil! Bukankah setiap orang berhak untuk jatuh cinta, dan Mas Rendra justru jatuh cinta padaku. Apa aku harus menyalahkan takdir?" Aleesha lagi-lagi menguatkan hatinya untuk tidak terlihat menyedihkan.Pintu terbuka, dan muncul kedua orang tua Aleesha. Mereka mengulas senyum saat melihat sang besan sedang menunggui putri mereka."Siang, Bu Besan," sapa Bu Rita, Mama Aleesha sambil tak luput tersenyum.Bu Ayumi hanya membalas sapaan itu dengan senyum tipis, dan terkesan enggan. "Saya permisi dulu, masih ada urusan di butik." Bu Ayumi segera berpamitan setelah berbasa-basi sekitar sepuluh menit."Kamu nggak apa-apa, Sha? Mertuamu ngomong apa tadi, kelihatannya serius banget," tanya Bu Rita begitu besannya keluar dari ruangan."Nggak ngomong apa-apa, kok, Ma. Cuma nasehatin aja supaya Aleesha lebih ber

    Last Updated : 2024-04-30
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Meminang Sahabat

    Aleesha tengah duduk termangu di sudut sebuah kafe. Orange juice yang dipesannya ia abaikan, dan dia tak berminat untuk meminumnya. Aleesha masih merenungi ucapan Shafa tempo hari. Shafa mengatakan jika sel kanker yang menjalar  ke rahimnya semakin agresif. Kemungkinan Aleesha untuk memiliki keturunan pun semakin sedikit.Satu-satunya cara adalah merelakan suaminya untuk menikah lagi. Ya, hanya itu caranya agar keluarga Kusuma mendapatkan garis tegas keturunannya.Hari ini, Aleesha berniat menemui Amira. Aleesha meminta Amira untuk menemuinya di jam makan siang. Ia ingin memanfaatkan itu untuk mengungkapkan ide gilanya itu. Dia memang menolak keras jika Visca yang akan dinikahi Rendra. Namun, entah mengapa Aleesha rela dan menginginkan Amirq untuk menjadi istri kedua suaminya. Bagaimanapun Aleesha memikirkannya, itu adalah hal gila yang pernah dia pikirkan seumur hidupnya."Sorry, telat!

    Last Updated : 2024-05-01
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Kabar Mengejutkan

    "Kenapa, Ra? Kayaknya panik banget?" tanya Aleesha begitu Amira selesai dengan teleponnya."Ibuku, Sha. Beliau pingsan, dan sekarang lagi ada di rumah sakit," jawab Amira dengan raut cemas."Aku pamit dulu, Sha. Aku harus ke rumah sakit sekarang.""Tunggu, Ra! Ayo, aku antar kamu ke rumah sakit." Aleesha mengusulkan."Tapi …." "Ayo! Jangan sungkan, aku pastikan kita cepat sampai ke rumah sakit.""Baiklah. Ayo, Sha!"Kedua sahabat itu berlari kecil menuju area parkir untuk menuju ke mobil Aleesha. Amira terlihat sangat panik, dan bahkan lupa jika harus kembali ke kantor saat ini. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih setengah jam. Mereka telah sampai di tempat yang dituju. Rumah Sakit Harapan. "Maaf, Suster. Saya mau bertanya, pasien atas nama Bu Rimayanti, di mana ya?" Amira bertanya dengan panik setelah masuk ke rumah sakit dan menanyakan keberadaan Ibunya di bagian administrasi.Suster itu tampak melihat data-data pasien. Lantas menjawab pertanyaan Amira dengan menunjuk

    Last Updated : 2024-05-02
  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Dipecat

    Esok paginya, Amira memutuskan untuk pergi ke kantor untuk menjelaskan yang terjadi padanya kemarin. Amira menghubungi Bu Widya, tetangganya untuk menjaga Ibunya sementara ia bekerja di kantor hari ini.Bu Widya yang sudah seperti kerabat bagi keluarga mereka pun tak keberatan saat Amira meminta tolong."Kamu kerja saja, Nak Amira. Biar Ibu di sini jagain ibumu." Bu Widya yang baru sampai di ruangan tempat Bu Rima dirawat langsung meyakinkan Amira jika semuanya akan baik-baik saja. "Iya, Bu. Maaf merepotkan ya, Bu. Saya benar-benar nggak tahu sama siapa harus minta tolong." Amira menatap sendu wajah ibunya yang masih terlelap. Hari ini ibunya akan menjalani radioterapi sebagai metode awal pengobatan kankernya. Prosedur bedah akan dilakukan setelah kedua metode tadi selesai. "Saya pamit, Bu. Titip ibu saya, ya." Amira berpamitan pada Bu Widya. Lalu menghampiri ibunya yang masih memejamkan mata. "Bu, Amira pamit." Amira mengusap punggung tangan kanan ibunya. Setelah itu dia langsun

    Last Updated : 2024-05-02

Latest chapter

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Cinta Sejati Menemukan Jalannya

    65(TAMAT)Rendra tak bisa menahan tangis bahagianya usai ia mendengar jawaban dari Amira. Tanpa menunggu lama, pria itu pun langsung memboyong Amira, Bu Rima, dan Andra menuju ke Jakarta.Rendra sudah berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. Pria itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan oleh amirah."Kita mau ke mana, Ma?" tanya Andra pada Amira begitu mereka tiba di Kota Jakarta."Kita akan pergi ke rumah kakek buyut, Sayang. Kakek buyut udah nggak sabar pengen ketemu sama Andra," ujar Rendra."Kamu mau bawa aku ke tempat Pak Kusuma?" tanya Amira."Iya, Sayang. Semua orang udah nungguin kamu di sana," sahut Rendra.Rendra sengaja membawa Amira menuju ke mansion Kakek Kusuma. Pria itu langsung memberi kabar pada seluruh keluarganya mengenai Amira dan Andra setelahnya berhasil membujuk Amira untuk kembali padanya.Kakek Kusuma menyambut gembira kab

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Saling Mengungkap Rindu

    64)"Itu siapa? Apa itu Mas Rendra?" Amira terkejut bukan main saat ia melihat seorang pria berdiri di depan rumahnya di pagi buta. Wanita itu pun bergegas membuka pintu untuk mengejar pria tersebut, tapi sayangnya pria itu sudah terlanjur pergi sebelum Amira menangkapnya. Seperti hari-hari sebelumnya, pagi ini Amira kembali mendapatkan hadiah. Wanita itu makin kesal pada pengirim hadiah dan bertekad untuk menangkap basah laki-laki asing yang selalu datang ke rumahnya setiap hari."Aku nggak akan biarin kamu lolos, Mas! Aku nggak akan biarin kamu ganggu hidup aku lagi!"Amira melanjutkan aktivitas seperti biasa, sambil menyusun rencana untuk pindah ke tempat baru. Wanita itu tak bisa langsung pergi begitu saja meninggalkan rumahnya saat ini. Amira akan bertahan selama beberapa minggu ke depan, sembari mencari tempat lain yang lebih aman."Apa aku pindah ke luar negeri aja, ya?" gumam Amira. "Atau aku daftar jadi TKI a

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Ketakutan Amira

    63)"Ngelamunin apa, Ra?" tegur Bu Rima pada Amira.Amira terperanjat. "Nggak Bu. Aku nggak ngelamun.""Kamu nggak kenapa-napa, kan?"Amira mengulas senyum tipis. "Aku baik-baik aja, Bu. Aku seneng semuanya berjalan lancar. Kita bisa pergi dari sini tanpa dikejar."Amira pikir, Rendra akan mengejarnya dan memaksa dirinya untuk kembali ke Jakarta. Namun, ternyata kekhawatiran-kekhawatiran Amira tidak terjadi, hingga wanita itu bisa meninggalkan kota Surabaya dengan aman."Iya, Ra. Nggak nyangka ya, pindahan kita bisa selancar ini," ujar Bu Rima. "Ibu kira, Rendra akan nyamperin kamu ke rumah. Tapi sampai kita pergi tadi, Rendra nggak datang ke rumah. Apa dia nggak berhasil nemuin rumah kita?"Rendra memang tidak muncul, tapi bukan berarti Rendra membiarkan Amira pergi. Saat ini, Rendra tengah membuntuti bus yang dinaiki oleh Amira. Pria itu menguntit Amira dan mengikuti kemanapun Amira pergi.

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Melarikan Diri, lagi?

    62)Amira berusaha keras menahan tangis. Amira dan Rendra mulai menjadi pusat perhatian karena tingkah aneh mereka di area kantor.Rendra sudah tak peduli lagi dengan pekerjaannya di kantor cabang. Yang diinginkan oleh Rendra saat ini hanyalah berkumpul kembali bersama dengan wanita yang ia cinta."Tolong kembali sama aku, Amira. Aku janji aku akan memperlakukan kamu lebih baik lagi," ucap Rendra memohon pada Amira di depan banyak orang."Bapak salah orang! Tolong lepasin saya sekarang! Saya nggak mau jadi tontonan di sini!" seru Amira pada Rendra."Amira, tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi."Rendra terus mengoceh tanpa mempedulikan para pegawai yang melihat dirinya memohon pada Amira. Wanita itu mulai kebingungan mencari cara untuk menjauh dari Rendra.Terpaksa, Amira pun menggunakan cara kasar untuk melepaskan diri dari Rendra. Wanita itu langsung melarikan diri dari kantor sebelum Rend

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Takdir Belum Usai

    61)Zahra menatap wajah sang ibu dengan lekat. Sudah lama sekali Zahra tidak mendengar nama itu terucap dari mulut sang ibu.Ternyata ibu dari perempuan bernama Zahra itu adalah Bu Rima. Dan wanita bernama Zahra itu sebenarnya adalah Amira.Ya, Amira sengaja menggunakan identitas baru untuk melanjutkan hidup. Setelah pergi melarikan diri dari Rendra, wanita itu sengaja mengubah identitasnya dan berganti nama menggunakan nama Zahra. Tidak hanya namanya saja yang berubah, Amira juga mengubah penampilannya.Amira saat ini sudah menjadi wanita berhijab, dan ia juga telah meninggalkan nama Amira. Sudah 5 tahun lamanya Amira menggunakan nama Zahra untuk bertahan hidup."Tolong jangan panggil aku pakai nama itu lagi, Bu!" pinta Amira.Bu Rima tersenyum kecut. Selama 5 tahun terakhir, Bu Rima sudah berusaha beradaptasi dengan kehidupan baru Amira, tapi tetap saja sulit bagi wanita itu untuk meninggalkan nama asli

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Zahra

    60)Kota Surabaya."Mama!" Seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun berlari kencang menghampiri sang ibu yang saat ini berdiri di depan gerbang sekolah.Bocah laki-laki itu begitu girang melihat ibunya sudah datang menjemput ke taman kanak-kanak tempatnya belajar. "Katanya Mama nggak bisa jemput hari ini?" tanya bocah bernama Andra itu."Mama nggak jadi meeting tadi, jadi Mama bisa jemput kamu dulu," ujar perempuan berhijab yang bernama Zahra itu."Kita beli es krim dulu sebelum pulang ya, Ma?" pinta Andra dengan ekspresi menggemaskan."Kok beli es krim lagi? Kan kemarin Andra udah beli es krim," tegur Zahra."Beliin aku es krim satu ya, Ma? Aku janji aku nggak akan makan es krim lagi sampai minggu depan," bujuk bocah kecil itu pada sang ibu.Wajah lucu putra semata wayangnya membuat Zahra luluh. Wanita itu pun segera membawa Andra menuju ke minimarket yang berada tak jauh dari

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Hidup Baru

    59)Rendra segera pergi ke rumah sakit setelah ia mendengar kabar mengenai kondisi Aleesha yang drop. Rendra berencana berkunjung sejenak setelah ia bertemu dengan Aleesha. Pria itu tak pernah berpikir kondisi Aleesha akan separah ini. Rendra tahu betul tentang penyakit Aleesha, tapi pria itu tidak tahu jelas bagaimana keadaan istrinya yang saat ini sedang berjuang bertahan hidup."Aleesha baik-baik aja kan, Ma?" tanya Rendra begitu ia berjumpa dengan Bu Dina.Dengan air mata berlinang, Bu Dina menghampiri Rendra dan menceritakan keadaan Aleesha saat ini."Aleesha harus segera dioperasi," ungkap Bu Dina dengan tangis sesenggukan. "Dokter bilang, Aleesha belum tentu selamat meskipun sudah dioperasi. Peluang kesembuhan Aleesha sangat kecil dan Dokter bilang operasi ini tidak akan membantu banyak."Rendra tercengang. Selama ini ia tidak tahu apa pun mengenai penderitaan Aleesha yang melawan penyak

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Tak Sadarkan Diri

    58)Davin memandangi berkas-berkas yang bertumpuk hingga menggunung di meja kerjanya. Sejak pagi, hingga jam pulang kantor tiba, pria itu tidak mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen yang sudah menunggu untuk digarap olehnya"Kenapa kerjaan aku nggak habis-habis sih?" gerutu Davin dengan wajah penat.Sudah beberapa hari terakhir, semua pekerjaan yang ada di kantor diambil alih oleh Davin. Semenjak Rendra sibuk mengurus Amira, Davinlah yang bertanggung jawab untuk menghandle semua pekerjaan agar tidak terbengkalai.Sebagai karyawan kepercayaan perusahaan, kemampuan Davin memang patut diacungi jempol. Pria itu sangat bisa diandalkan dalam mengurus semua pekerjaan. Beruntungnya, perusahaan pun tidak dibuat carut marut selama Rendra menghabiskan waktunya untuk mencari Amira. Meskipun Davin bersaing dengan Rendra dalam mengambil hati Amira, tapi pria itu masih bisa bersikap profesional dan tidak mencampura

  • Kupinang Sahabatku Menjadi Maduku   Berpaling

    57)Kepergian Amira membuat Rendra terpukul. Pria itu mengamuk dan terus memanggil nama Amira di depan rumah Amira.Amira pergi meninggalkan Rendra tanpa mengatakan apa pun. Wanita itu juga tidak berpamitan pada siapa pun. Rendra dan Aleesha benar-benar tak tahu tentang kelakuan Bu Ayumi dan Bu Dina yang memaksa Amira untuk pergi."Amira, kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa kamu pergi gitu aja tanpa ngomong apa-apa ke aku?"Rendra benar-benar marah, kesal, dan bingung saat ini. Pria itu pun langsung menghubungi banyak orang untuk membantu dirinya mencari Amira. Bagaimanapun caranya, Rendra harus mendapatkan Amira kembali."Cari Amira sampai dapat! Periksa semua terminal bus, stasiun, dan bandara! Jangan biarin Amira pergi!" perintah Rendra.Rendra mengerahkan banyak orang untuk mencari Amira. Pria itu bahkan meminta bantuan pada teman-teman yang berprofesi sebagai polisi dan detektif."Aku akan bayar berapa pun, asalkan kalian bisa temukan Amira!""Baik, Tuan!"Tidak hanya tinggal diam,

DMCA.com Protection Status