Terima kasih telah mengikuti cerita ini. Yuk dukung dengan memberikan ulasan bintang lima dan GEMS sebanyak-banyaknya.
Ting ....Maya berhenti mengunyah buah apel. Dia menatap ponsel yang baru berbunyi, tanda ada pesan masuk."Siapa Nak?"Maya mengangkat bahunya, karena terlihat pesan itu dari nomor tak di kenal. Namun ibu mertuanya meminta untuk membukanya, siapa tau ada yang penting."Kiriman foto dan Vidio?"Maya terlihat bingung ketika pesan itu berisi foto dan Vidio. Dengan malas dia menekan tanda panah dan otomatis foto dan Vidio itu terdownload."Wah bagus sekali Ma, mungkin beginilah pesona pria beristri. Ada saja pelakor gatal mendekatinya."Maya meletakkan ponselnya dengan kasar. Mama mertua meraih dan melihatnya, matanya melotot hingga nyaris keluar."Berani sekali Fandy memeluk pinggang wanita lain. Tampaknya dia memang sudah bosan hidup, tenang biar mama yang bereskan nikmati saja buah itu."Maya seolah tak perduli pada foto dan Vidio itu. Nyatanya hatinya bergemuruh penuh emosi, tadi pagi Fandy begitu ganas mengagahinya, sekarang muncul pula kiriman seperti itu."Apa tak cukup aku berting
Suit ...suit ....Maya pura-pura tak mendengar siulan Fandy. Pria itu pasti takut ketahuan mamanya, dia sedang bergairah sedangkan sang istri seolah tak perduli dengan keinginannya."Sudah siap sayang? Ayo kita berangkat. Lumayan kita bisa menginap di rumah orangtuamu seminggu, papa sudah memberi ijin."Mendengar ucapan mamanya, membuat Fandy kelabakan. Dia berlari ke kamar untuk memakai baju dan celana, tak perduli rasa ngilu karena miliknya masih tegang, dia tak boleh kehilangan istrinya hanya karena salah paham."Setan, siapa yang mengirim pesan bodoh itu pada Maya. Kalau begini Joni puasa seminggu, tidak dia tak boleh pergi."Fandy berkata dalam hati, sembari berlari untuk mengejar mama dan istrinya. Begitu sampai pintu dia terkejut karena menabrak seseorang.Bruk ..."Fandy, apa-apaan kamu? Lari-lari seperti anak kecil saja."Fandy berdiri lalu membantu papanya bangun. Dia tak mau terlalu lama bicara dengan papanya, karena tak mau kehilangan sang istri, yang pulang ke rumah orangt
"Mas Fandy."Maya terkejut, saat melihat suaminya sedang makan siang, dengan seorang wanita cantik dan seksi.Dia menarik napas, saat melihat betapa tersiksanya Fandy, menghadapi pemandangan di depannya. Kesal hatinya karena suaminya, yang masih bertahan dengan klien seperti itu."Iya Ma, Sebentar lagi Maya pulang. Ini sedang membeli nasi bungkus, entah kenapa kepingin banget."Maya sengaja mengeraskan suaranya, agar suaminya dengar. Dengan memegang perut dia memanggil pelayan, dengan memasang wajah sedih."Nasi dengan rendang satu, dengan gulai ayam satu ya Mas. Bungkus saja."Maya mencari tempat duduk kosong, lalu dia segera mendudukkan pantatnya. Capek kaki dan juga capek hati melihat suaminya."Sayang, kenapa keluar? Kan bisa minta Mas belikan, kalau memang ingin makan nasi bungkus."Asma tak memperdulikan suaminya, dia hanya mencari dimana wanita yang bersama dengan Fandy tadi. Sepertinya wanita itu sudah pergi, Fandy heran melihat wajah istrinya yabg terlihat kesal. Matanya ikut
Maya segera menyetujui permintaan pria itu. Dia segera menutup pintu dan merapikan baju Fandy yang terbuka, airmatanya tumpah saat melihat noda lipstik di dada suaminya.Setelah menjepret dan merekam dia segera membersihkan noda itu. Hatinya perih hingga membersihkan dengan sedikit kasar, dalam tidurnya Fandy merintih kesakitan."Saat tak sadar saja kau merasakan sakit Mas, lalu apa yang aku rasakan ini, apa tak ada artinya sama sekali bagimu?"Maya duduk di samping suaminya yang masih belum sadar. Tak lama terdengar suara ketukan pintu, dia segera membukanya lebar-lebar, ibu dan mertuanya menangis memeluknya."Tolong Bu, jangan bawa masalah ini keluar. Kami akan melakukan apa saja yang kalian minta."Maya menatap papa mertuanya. Dia tau pasti pria itu sudah mengancam, hingga Manager hotel ketakutan seperti itu."Pergilah, biar kami bicarakan masalah ini hingga suamiku sadar. Untuk sekarang aku tak akan membawa masalah ini keluar."Dengan gontai pria itu keluar meninggalkan Maya dengan
Aku minta maaf Mas Fandy. Hari itu aku khilaf, karena tak mau kau berhenti jadi pengacaraku, hanya kau yang aku percaya untuk memenangkan kasus perceraianku dengan pria tak tau diri itu." Dewi Astati adalah klien yang membayar Fandy untuk menjadi pengacaranya. Namun perasaan suka mulai timbul, setiap kali dia mendengar pria itu meminta ijin atau memberitahu istrinya di mana dia berada.Sudah berkali-kali dia menunjukkan rasa sukanya, tapi Fandy seolah tak perduli. Bahkan dia sudah mengoda tetap saja tak berhasil."Maafkan saya Bu, demi keutuhan pernikahan saya terpaksa mundur. Apalagi setelah perbuatan anda yang sangat keterlaluan, untung istri saya mau menyelesaikan masalah ini secara damai. Kalau tidak anda tau akibatnya, dengan mudah suami ibu akan memenangkan perkara di pengadilan."Wanita itu menarik napas panjang. Ingin rasanya dia menyerang dan menikmati malam bersama Fandy, sayang pria itu terlindungi oleh sang istri yang menyelamatkannya malam itu."Carilah pengacara lain, sa
"Sayang, coba lihat ini?" Asma menunjukkan ponselnya pada sang suami. Pria itu terkejut melihat Vidio yang sudah viral di media sosial."Wanita itu menyerang selingkuhan suaminya. Luar biasa bisa sebrutal itu."Fandy tersenyum, namun senyumnya memudar saat melihat istrinya begitu fokus memperhatikan vidio itu. Tangannya terlihat membesarkan gambar, seolah ingin memastikan sesuatu."Mas, apa suami wanita ini mas Diki? Bukankah wanita yang dia serang istri ...Darma?"Fandy terkejut baru dia sadar, dengan apa yang di katakan istrinya. Memang dia belum ketemu saudara laki-laki mantan suami Istrinya, tapi dia tak menyangka semua jadi serumit ini."Kau benar sayang, suaminya bernama Diki dan selingkuhannya bernama ...Laila."Maya terduduk dia tak menyangka mantan suaminya bisa semalang itu. Kedua istrinya begitu mempermalukan keluarganya."Kenapa? Kasihan sama mantan ya. Ada niat balikan?"Bruk ....Maya melempar bantal kearah suaminya. Dia kesal karena sempat-sempatnya sang suami cemburu p
"Sayang cepat, aku tunggu di mobil!"Maya berteriak sembari mengambil sepatu di rak. Saat membuka pintu, dia terkejut melihat seorang pria di depan pagar."Mau apa mantanmu kemari? Ini tak boleh di biarkan. Pasti ada udang di balik batu."Maya terkejut saat mendengar suara Fandy di belakangnya. Belum normal detak jantung, suaminya sudah mendatangi Darma."Mau apa kau kemari? Aku rasa tak ada urusan lagi antara kau dan istriku?""Maya aku mau bicara denganmu sebentar, tolong ikutlah denganku."Tanpa memperdulikan Fandy, Darma langsung mengajak Maya pergi. Tentu saja membuat suami-istri itu heran."Kau bodoh atau gila? Suamiku sebesar ini. Bisa-bisanya kau mengabaikannya, kau ingat kan betapa hormatnya aku padanya, mana mungkin aku pergi dengan pria lain."Maya menyatukan tangannya dengan tangan Fandy. Sembari mengelus perut yang mulai membuncit. Darma melihat apa yang dilakukan Maya dan itu begitu menyakitkan baginya.Berlian itu sudah dia buang, kini dia mengambil kotoran dan menyimpan
"ah ....lebih keras Mas, yah ...begitu kau memang hebat. Aku mencintaimu."Darma kembali keluar dari rumah, saat mendengar rintihan istri pertamanya. Dia tau pasti Laila sedang berbagi peluh dengan Diki.Meski sudah berada di luar rumah, tapi rintihan itu masih terdengar walau samar. Airmatanya menetes karena penyesalan yang teramat dalam, kalau dulu dia bisa dengan mudah menceraikan Maya, kali ini dia tak bisa main-main. Laila dengan kuasa uangnya, sedangkan Karin dengan ancaman atas perbuatan, yang membuat istri keduanya keguguran.Karena melamun, dia tak menyadari kalau Diki sudah selesai menyetubuhi adik iparnya. Pria itu menatap datar adik kandungnya, lalu mengambil dompet dan mengeluarkan uang berwarna merah beberapa lembar."Ambil ini untuk membelikan kekasihku makanan, sisanya gunakan untuk menjemput ibu dan juga istrimu. Aku rasa masih ada lebihnya, untuk membeli vitamin penambah tenaga untuk Laila. Tadi dia begitu bersemangat melayaniku."Tanpa punya perasaan Diki bicara seol