SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Pikirkan lagi Maya, kau seorang wanita dengan status tak jelas. Mau membesarkan dua orang anak itu akan sangat sulit, karena itu aku memberikan ide untuk membagi kedua anak itu. Kau rawat Shanum kami rawat Baihaqi."Maya menatap nenek Fandy yabg ternyata tak berubah sama sekali. Kemudian menatap kedua mertuanya yang hanya menundukkan kepala, ternyata orangtua dan anak sama saja tak punya pendirian."Kenapa harus Baihaqi yang masih bayi? Kenapa bukan Shanum yang kalian pilih untuk di jaga.""Karena Baihaqi anak Fandy sedangkan Shanum aku ragu dia cicitku bisa jadi dia anak dari mantan suamimu."Plak ...."Maya!"Kedua mertua Maya berteriak saat Maya menampar nenek Fandy. Bukannya menyesal Maya justru menunjuk wajah tua itu."Anda sudah berusia tua. Ingat lobang kubur sudah begitu dekat, bukannya mengumpulkan amal anda justru mengumpulkan dosa. Setelah berhasil menghancurkan pernikahan cucumu, sekarang dengan mudah an
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Selamat siang Bu Fira. Saya Maya utusan dari PT. Angkasa Sentosa, saya ingin memberikan berkas kerjasama yang telah anda setujui, dengan syarat menganti penanggungjawab proyek selain Bu Wita. Apa ada yang ingin anda sampaikan lagi? Agar saya bisa bicara dengan pak Agus sebagai pemilik perusahaan?"Maya mencoba bicara dengan nada baik dan lembut. Namun respon wanita di depannya terlihat acuh, membuatnya bingung. Kalau tak suka kenapa mengajak ketemuan, untuk membahas kerjasama sekaligus tandatangan.Karena meja yang dia duduki adalah reservasi Fira. Maka dengan sadar diri Maya permisi, dia mengira wanita itu berubah pikiran untuk bekerjasama dengan perusahaannya."Baiklah kalau begitu, terima kasih atas waktunya. Saya permisi, selamat siang."Maya segera berdiri dan kemudian pergi. Namun langkahnya terhenti saat seseorang menyebut namanya, bukan karena namanya yang disebut yang membuatnya berhenti, tapi suara itu san
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Di depan pintu masuk dia berpapasan dengan Fira dan bosnya. Tanpa memperdulikan kedua orang itu, dia berlalu seolah tak mengenali mereka, wajahnya datar meski melihat pria bersama Fira menatap kotak yang dia bawa."Maya berhenti! Kita harus bicara."Maya hendak membuka pintu mobil, setelah meletakkan barangnya di bagasi. Mendengar teriakan itu, tak menghentikan niatnya untuk masuk ke mobil, lalu meninggalkan parkiran tanpa memperdulikan orang yang memanggilnya.Ciit ...brak ....Maya membanting setir ke kiri, ketika sebuah mobil memotong lalu mendadak berhenti di depan mobilnya. Maya memegang keningnya yang terantuk kaca mobil, dengan murka dia keluar, hingga menatap seorang pria yang hari ini membuatnya emosi.Plak ...."Apa kau sudah gila? Setelah pergi tanpa pesan. Sekarang kau kembali untuk menghancurkan aku lagi, buat apa kau kembali kalau hanya membuat susah orang lain."Maya terkejut ketika pria itu mendorong
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Jadi Fandy kembali dan langsung membuatmu kehilangan pekerjaan? Terus apa rencanamu setelah ini May?"Saat selesai makan malam. Maya dan kedua orangtuanya memilih duduk di depan televisi, mereka berbincang sembari melihat Shanum dan Haqi yang sibuk dengan mainannya.Tok ...tok ...tok ....Maya dan kedua orangtuanya saling pandang, saat mendengar suara ketukan pintu. Merasa ada tamu yang datang, Maya meminta Shanum dan Haqi masuk ke kamar, dia meminta pembantunya untuk menemani mereka sebentar."Biar Maya yang membuka pintu Pak."Tanpa melihat keluar dia langsung membuka pintu. Bapak dan ibunya heran karena tak terdengar suara Maya dari depan sana."Siapa yang datang May? Kok tak di suruh masuk?"Kedua orangtua Maya membeku, saat melihat siapa yang datang. Setelah delapan tahun akhirnya mereka bertemu lagi."May, suruh mereka masuk dan siapkan minuman. Kita harus menerima tamu dengan baik, meski tamu itu akan membuat
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Cukup! Hentikan Fandy. Jangan melukai dirimu lagi."Fandy terduduk setelah memukuli tembok rumahnya. Hatinya hancur saat mamanya selesai bicara, tentang kemarahan Maya pada mereka.Sang nenek masih terlihat angkuh. Sedangkan papanya hanya menunduk, meski hatinya sakit tapi pria itu tak berani melawan ibunya."Sudahlah, tidak usah berlebihan begitu. Memangnya kenapa kalau kami curiga? Istrimu itu yang lebay, kalau tak benar dugaan kami, kenapa dia harus marah? lalu membawa ke dua anak itu pergi."Fandy menepis tangan sang mama, yang hendak mengobati luka di tangannya. Kemudian dia menatap papa dan neneknya, emosinya kembali memuncak saat melihat wajah kedua orang itu."Aku mendukung istriku untuk pergi dari kalian. Sungguh, jika delapan tahun yang lalu aku tau semua ini. Aku akan memilih untuk pergi, meninggalkan kalian semua termasuk nenek. Sudah tua tapi tak tau diri sama sekali. Bagaimana bisa menghancurkan perni
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Aku tak berhutang apapun Bu, memberimu seorang penerus sudah cukup untuk membayar apa yang aku dapat dari kalian. Aku permisi sudah waktunya aku pergi dari sini."Papa Fandy berusaha mengejar istrinya, tapi ucapan sang ibu membuatnya mengurungkan niat mengejar wanita yang sudah bertahun menemaninya."Kejarlah, maka kau tak akan pernah melihat ibumu lagi, termasuk jasadnya."Pria itu lemas mendengar ucapan ibunya. Dia memalingkan muka agar tak melihat istrinya pergi, sepertinya dia memilih untuk membebaskan sang istri. Agar tak lagi hidup susah, apalagi menghadapi hutang yang menumpuk."Pergilah bersama Fandy. Hidup bahagia bersama anak dan cucu kita, katakan pada Maya, papa minta maaf atas semua yang telah terjadi."Papa Fandy segera memberitanda pada istrinya, untuk pergi menyusul anak lelakinya. Tanpa dia tau bahwa sang istri justru lebih merasa malu pada menantu yang telah dia sakiti, wanita itu memilih menjauh d
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kau tak pernah ikut rugi Bu Sari. Jadi jangan bersikap kejam pada orang lain, aku akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi tadi. Ayo Ma, kita per ...."Belum lagi selesai Maya bicara. Mama Fandy sudah jatuh tak sadarkan diri, dibantu banyak orang Maya membawa wanita itu ke rumah sakit."Tetap di sini, jika terjadi sesuatu padanya. Aku tak akan mengampuni mu."Anwar hanya menunduk setelah mendengar ucapan Maya. Dia hanya bisa melihat wanita itu pergi, membawa pekerja barunya.****"Apa Dok? Dehidrasi dan kelaparan."Maya berkata seolah tak percaya. Mama mertuanya bisa mengalami kelaparan, lalu dimana suami dan anaknya berada saat ini."Baik Dok, tolong rawat mertua saya. Titip beliau sebentar karena saya ada urusan sebentar."Setelah menitipkan mama mertuanya. Maya memacu mobilnya menuju ke kantor Fandy, dia ingin memberi pria itu pelajaran karena mengabaikan mamanya."Selamat siang, bisa beritahu saya dimana Pak
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kalian berdua keluar dari cafe ini. Aku tak mau memiliki pegawai tak punya hati seperti kalian."Maya bergitu murka setelah melihat rekaman CCTV. Disitu jelas siapa pelaku yang membuat mama Fandy hampir jatuh, hingga membuat piring yang dia bawa pecah semua.Dia juga melihat bagaimana Anwar menampar mertuanya, tanpa memberi kesempatan untuk bicara."Aku tak terima atas perlakuan pegawaimu. Dia harus bertanggungjawab, atas kekerasan pada mamaku."Maya memijit keningnya, saat melihat Fandy datang dengan penuh amarah. Mamanya pasti sudah memberitahu apa yang terjadi tadi."Terserah mu saja Mas. Aku tak akan ikut campur, ini memang kesalahan mereka berdua, silakan kalau mau melaporkan mereka. Asal tau saja aku sudah memecat keduanya, dengan pemecatan itu saja sudah cukup membuat susah, karena mulai bulan depan tak akan ada uang pemasukan untuk menghidupi keluarganya." Fandy menarik na