SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kalian berdua keluar dari cafe ini. Aku tak mau memiliki pegawai tak punya hati seperti kalian."Maya bergitu murka setelah melihat rekaman CCTV. Disitu jelas siapa pelaku yang membuat mama Fandy hampir jatuh, hingga membuat piring yang dia bawa pecah semua.Dia juga melihat bagaimana Anwar menampar mertuanya, tanpa memberi kesempatan untuk bicara."Aku tak terima atas perlakuan pegawaimu. Dia harus bertanggungjawab, atas kekerasan pada mamaku."Maya memijit keningnya, saat melihat Fandy datang dengan penuh amarah. Mamanya pasti sudah memberitahu apa yang terjadi tadi."Terserah mu saja Mas. Aku tak akan ikut campur, ini memang kesalahan mereka berdua, silakan kalau mau melaporkan mereka. Asal tau saja aku sudah memecat keduanya, dengan pemecatan itu saja sudah cukup membuat susah, karena mulai bulan depan tak akan ada uang pemasukan untuk menghidupi keluarganya." Fandy menarik na
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kau pikir bisa seenakmu pergi begitu saja. Setelah anakku jatuh miskin, kau mau menyelamatkan diri sendiri, dasar perempuan tak tau malu. Sekarang serahkan semua yang kau curi dari anakku."Mama Fandy terlihat shock berat, saat ibu mertuanya datang ke kontrakan dan memaki dirinya. Sebagai warga baru, tentu saja para tetangga mulai ikut menghinanya."Dia istri atau simpanan? Bisa-bisanya meninggalkan suami yang jatuh miskin. Wanita seperti ini pasti akan menjadi pelakor, ingin hidup senang meski numpang, kita harus hati-hati menjaga suami kalau begini."Mama Fandy berusaha menutup kupingnya. Dia tak tahan mendengar penghinaan itu, dengan perasaan hancur dia berusaha melarikan diri, dengan cara masuk ke rumah dan menguncinya.Dia tak menyangka ibu mertuanya tega melakukan itu padanya. Mengambil semua pemberian sang suami yang sedikit dia bawa, tapi tak membuat ibu suaminya ikhlas.Berhari-har
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kau sudah terlambat Fan. Saat kau seharusnya berjuang, kau memilih menghindar, karena itu kami tak bisa memberimu kesempatan lagi kali ini. Biarkan anak ibu bahagia jangan membuatnya bersedih lagi."Maya menarik tangan ibunya, agar tidak berdebat lagi. Dia tak mau membuat mama mertuanya semakin kepikiran masalah anak dan menantunya.*****"Beri aku kesempatan sekali lagi. Kali ini aku tak akan berbuat bodoh lagi."Sejak kejadian di rumah sakit itu. Fandy sudah bertekad, untuk kembali merebut cinta anak dan istrinya. "Sudah tak ada kesempatan lagi Mas. Aku sudah tak kuat, menghadapi masalah kita yang tak pernah selesai. Pergilah, aku harus mengantar anak-anak sekolah, lalu bekerja mengais rejeki. Demi masa depan kedua anakku.""Kalau begitu, mari kembali bersamaku. Hidup sebagai istri ku lagi, biar suamimu ini yang bekerja mencari nafkah."Maya tertawa, hingga tanpa sadar airma
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Bisakah kau berpikir dulu sebelum bertindak? Lihat sekarang aku mencemaskan Shanum. Bagaimana kalau dia pulang naik angkutan umum? Hanya karena tak mau dekat denganmu."Fandy tak menjawab. Pria itu terdiam sembari menelungkupkan kepalanya di setir mobil, dia tak menyangka anaknya akan terluka separah itu."Kau, bisakah kalau bicara di kotrol sedikit. Aku tau kau marah, tapi bisa kan lihat kondisi anak kita, ucapanmu benar-benar melukai Shanum."Brak ....Fandy terkejut saat Maya keluar dari dalam mobil, lalu menutup pintu dengan sangat keras. Tak lama dia membuka pintu di samping Fandy, kemudian menarik pria itu dengan kasar."Keluar!"Setelah mengeluarkan Fandy, lalu Maya masuk dan duduk di balik kemudi. Tanpa banyak bicara dia meninggalkan pria itu di tepi jalan, emosinya naik setelah mendengar ucapan Fandy tadi."Dasar tak berotak. Apa dia pikir aku senang melihat Shanum terluka seperti itu? Bisa-bisanya dia meny
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Wanita ini? Apa yang kau ketahui tentang dia? Tak ada Fir. Kau bahkan menyebut anak kandungku dengan sebutan haram, sedangkan mereka terlahir dalam pernikahan kami yang sah. Kau juga bilang wanita ini jalang karena merebut aku darimu, bagaimana bisa dia merebut darimu? Sedangkan aku masih miliknya dan akan tetap menjadi miliknya."Fandy menunjuk wajah Fira. Tentu saja itu sangat menyakitkan bagi wanita itu, hal yang tak pernah dia pikirkan adalah, Fandy akan membencinya sedemikian rupa."Mohon maaf sebelumnya karena cafe belum buka sepenuhnya. Bisakah kalian bicarakan masalah kalian di tempat lain, soal perbuatan kalian tadi, aku tak akan memperpanjang masalah ini. Tapi jika kalian masih berani berulah,aku tak hanya menghubungi pria ini tapi langsung ke polisi."Maya menunjukkan layar ponselnya yang masih terhubung dengan ponsel Fandy. Fira dan kedua temannya terlihat geram, karena baru sadar
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Semua dalam kendali Fandy, hingga membuat Maya tak berdaya. Namun semua berubah saat pria itu merengangkan kaki istrinya dan bersiap menghujamkan senjatanya.Fandy terpaku saat Maya tertawa sekaligus menangis. Membuat senjatanya tiba-tiba lumpuh begitu saja."Aku bisa menyelamatkan diri. Saat nenek dan Hera menyuruh orang memperkosaku, tapi kali ini lihatlah, kau seperti pria itu saat berusaha menelanjangi aku."Fandy terkejut hingga buru-buru meninggalkan tubuh Maya. Wanita itu meraih pakaiannya dan pergi meninggalkan Fandy, yang bersimpuh di lantai dengan keadaan yang berantakan.Pria itu menangis, ketika mengetahui satu lagi kejahatan neneknya. Sebagai seorang pria dan seorang suami dia merasa gagal melindungi istrinya, dia mengingat satu lagi ucapan Maya yang dia lupakan. "Mereka berusaha menghabisi Shanum dan Baihaqi" Fandy berlari mengejar Maya tanpa memperbaiki keadaannya, tentu saja hal
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.."Memangnya kenapa Nek? Sudah cukup aku bersabar selama ini. Kau menyalahkan orang lain atas semua yang terjadi, sedangkan penyebab semua itu terjadi adalah karena dirimu sendiri. Mulai sekarang hidup atau matimu aku tak akan perduli lagi.""Kau."Bruk ....Sekali lagi ketiga orang itu terkejut, saat tiba-tiba nenek Fandy jatuh tak sadarkan diri. Fandy yang belum jauh melangkah segera memanggil perawat, setelah itu dia meninggalkan rumah sakit. Tanpa dia ketahui sang nenek masih bisa melihatnya, sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya.****"Papa akan membawa nenek ke kampung. Disini sudah tak ada yang bisa di harapkan, perusahaan sudah hancur dan nyaris bangkrut. Papa serahkan perusahaan itu pada mertuamu, berikan serah-terima perusahaan ini padanya."Aku menolaknya Gun. Enak sekali kau menyerahkan beban itu padaku. 45% saham perusahaan memang milikku tapi kau tak amanah, hingg
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Fandy tak percaya, kalau neneknya bisa berbuat seperti itu pada seorang gadis. Gadis yang akhirnya menjadi orang sejahat Hera."Awalnya dia tak sejahat itu, tapi bujukan dan rayuan membuat angannya terlalu tinggi. Kau pikir darimana kami yang miskin dan yatim-piatu ini, mengetahui kehidupanmu dan Maya di kota besar ini, kalau tidak dari orang yang dekat denganmu."Fandy jadi teringat pada Maya. Dulu istrinya itu pernah bertanya, darimana Hera mengetahui begitu detail tentang mereka. Kini Fandy paham semua itu dari neneknya."Maafkan ibu Om, Seno. Lihatlah tak hanya Hera, dia juga sudah mendapat hukumannya. Kejahatannya tak hanya pada adikmu, tapi juga pada istri dan menantu Om sendiri.""Maya, apa yang terjadi padanya? Dimana dia Sekarang?"Semua orang kini menatap kearah Seno. Fandy bahkan mengerutkan keningnya, saat melihat reaksi Seno yang terlihat sangat berlebihan."Maya baik-b