SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Bisakah kau berpikir dulu sebelum bertindak? Lihat sekarang aku mencemaskan Shanum. Bagaimana kalau dia pulang naik angkutan umum? Hanya karena tak mau dekat denganmu."Fandy tak menjawab. Pria itu terdiam sembari menelungkupkan kepalanya di setir mobil, dia tak menyangka anaknya akan terluka separah itu."Kau, bisakah kalau bicara di kotrol sedikit. Aku tau kau marah, tapi bisa kan lihat kondisi anak kita, ucapanmu benar-benar melukai Shanum."Brak ....Fandy terkejut saat Maya keluar dari dalam mobil, lalu menutup pintu dengan sangat keras. Tak lama dia membuka pintu di samping Fandy, kemudian menarik pria itu dengan kasar."Keluar!"Setelah mengeluarkan Fandy, lalu Maya masuk dan duduk di balik kemudi. Tanpa banyak bicara dia meninggalkan pria itu di tepi jalan, emosinya naik setelah mendengar ucapan Fandy tadi."Dasar tak berotak. Apa dia pikir aku senang melihat Shanum terluka seperti itu? Bisa-bisanya dia meny
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Wanita ini? Apa yang kau ketahui tentang dia? Tak ada Fir. Kau bahkan menyebut anak kandungku dengan sebutan haram, sedangkan mereka terlahir dalam pernikahan kami yang sah. Kau juga bilang wanita ini jalang karena merebut aku darimu, bagaimana bisa dia merebut darimu? Sedangkan aku masih miliknya dan akan tetap menjadi miliknya."Fandy menunjuk wajah Fira. Tentu saja itu sangat menyakitkan bagi wanita itu, hal yang tak pernah dia pikirkan adalah, Fandy akan membencinya sedemikian rupa."Mohon maaf sebelumnya karena cafe belum buka sepenuhnya. Bisakah kalian bicarakan masalah kalian di tempat lain, soal perbuatan kalian tadi, aku tak akan memperpanjang masalah ini. Tapi jika kalian masih berani berulah,aku tak hanya menghubungi pria ini tapi langsung ke polisi."Maya menunjukkan layar ponselnya yang masih terhubung dengan ponsel Fandy. Fira dan kedua temannya terlihat geram, karena baru sadar
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Semua dalam kendali Fandy, hingga membuat Maya tak berdaya. Namun semua berubah saat pria itu merengangkan kaki istrinya dan bersiap menghujamkan senjatanya.Fandy terpaku saat Maya tertawa sekaligus menangis. Membuat senjatanya tiba-tiba lumpuh begitu saja."Aku bisa menyelamatkan diri. Saat nenek dan Hera menyuruh orang memperkosaku, tapi kali ini lihatlah, kau seperti pria itu saat berusaha menelanjangi aku."Fandy terkejut hingga buru-buru meninggalkan tubuh Maya. Wanita itu meraih pakaiannya dan pergi meninggalkan Fandy, yang bersimpuh di lantai dengan keadaan yang berantakan.Pria itu menangis, ketika mengetahui satu lagi kejahatan neneknya. Sebagai seorang pria dan seorang suami dia merasa gagal melindungi istrinya, dia mengingat satu lagi ucapan Maya yang dia lupakan. "Mereka berusaha menghabisi Shanum dan Baihaqi" Fandy berlari mengejar Maya tanpa memperbaiki keadaannya, tentu saja hal
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.."Memangnya kenapa Nek? Sudah cukup aku bersabar selama ini. Kau menyalahkan orang lain atas semua yang terjadi, sedangkan penyebab semua itu terjadi adalah karena dirimu sendiri. Mulai sekarang hidup atau matimu aku tak akan perduli lagi.""Kau."Bruk ....Sekali lagi ketiga orang itu terkejut, saat tiba-tiba nenek Fandy jatuh tak sadarkan diri. Fandy yang belum jauh melangkah segera memanggil perawat, setelah itu dia meninggalkan rumah sakit. Tanpa dia ketahui sang nenek masih bisa melihatnya, sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya.****"Papa akan membawa nenek ke kampung. Disini sudah tak ada yang bisa di harapkan, perusahaan sudah hancur dan nyaris bangkrut. Papa serahkan perusahaan itu pada mertuamu, berikan serah-terima perusahaan ini padanya."Aku menolaknya Gun. Enak sekali kau menyerahkan beban itu padaku. 45% saham perusahaan memang milikku tapi kau tak amanah, hingg
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Fandy tak percaya, kalau neneknya bisa berbuat seperti itu pada seorang gadis. Gadis yang akhirnya menjadi orang sejahat Hera."Awalnya dia tak sejahat itu, tapi bujukan dan rayuan membuat angannya terlalu tinggi. Kau pikir darimana kami yang miskin dan yatim-piatu ini, mengetahui kehidupanmu dan Maya di kota besar ini, kalau tidak dari orang yang dekat denganmu."Fandy jadi teringat pada Maya. Dulu istrinya itu pernah bertanya, darimana Hera mengetahui begitu detail tentang mereka. Kini Fandy paham semua itu dari neneknya."Maafkan ibu Om, Seno. Lihatlah tak hanya Hera, dia juga sudah mendapat hukumannya. Kejahatannya tak hanya pada adikmu, tapi juga pada istri dan menantu Om sendiri.""Maya, apa yang terjadi padanya? Dimana dia Sekarang?"Semua orang kini menatap kearah Seno. Fandy bahkan mengerutkan keningnya, saat melihat reaksi Seno yang terlihat sangat berlebihan."Maya baik-b
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Posisimu sekarang tak lebih seperti Irvan Mas. Jika kedua anakku nyaman pada salah satu diantara kalian, aku akan menerima jika di minta untuk menjadi seorang istri, Irvan sudah bersedia menunggu sampai aku menerima lamarannya."Fandy melotot saat maya mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah. Saat di buka terlihat sebuah cincin berlian yang sangat indah, kini Fandy tau apa benda yang setiap hari di pandangi istrinya."Simpan itu dan kau lihat saja ini. Aku akan buktikan kalau bisa mengambil lagi cinta dan kasih sayang anak-anak kita," ucap Fandy."Silakan lakukan apa saja Mas, tapi sebelum itu bisa jauhkan wajahmu dari hadapanku. Urus juga perusahaan mu jangan sampai hancur juga, seperti perusahaan ini sebelumnya."Maya mendorong wajah Fandy agar menjauh, tapi pria itu terlihat keras kepala. Hingga akhirnya dengan pasrah Maya menerima lumatan di bibirnya, Fandy semakin menundukkan kepala,
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Flashback on :"Mama, bisa menerima om Ivan. Dia baik dan menyayangi kami berdua, mama juga bisa menjadi mama Lili karena dia ingin menjadi keluarga kita."Maya menatap tak percaya, kalau kedua anaknya telah memilih Ivan untuk menjadi ayah mereka. Sedangkan hatinya tak bisa berpaling dari Fandy, yang masih sah sebagai suaminya."Sayang kemarilah, duduk di dekat mama. Ada yang harus kalian dengar dan pikirkan, Papa sebenarnya sangat menyayangi kalian berdua, saat papa pergi waktu itu karena ada hal yang hanya orang dewasa yang tau. Papa juga sedih berpisah dengan kita, jadi jangan menghukum papa lagi, bagaimana kalau kalian beri papa kesempatan. Habiskan waktu bersama papa dan lihat apa dia sebaik om Ivan atau lebih baik lagi.""Tidak mau, Shanum mau om Ivan saja. Shanum bukan anak papa Fandy jadi Shanum tak mau bersamanya, seperti kata nenek buyut pada mama waktu itu, jadi Shanum tak m
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Tunggu dulu, lalu adegan panas tadi bagaimana? Apa tak bisa di kira sebagai satu poin tambahan untuk kau pilih aku Yank?"Fandy membujuk istrinya, namun Maya justru meninggalkan dirinya di tengah lapangan bola."Anggap itu kesalahan seperti katamu tadi "KHILAF" khilaf kok sampai dua kali keluar," ucap Maya lagi."Eh."Fandy mengejar istrinya, setelah mendengar kata-kata wanita itu. Fandy tertawa karena Maya sadar kalau Fandy dua kali melepaskan gairahnya di rahim istrinya."Karena itu bukan khilaf, tapi aku memang mengiginkan mu Yank. Merindukan mu seperti orang gila, begitu kau datang menghampiri, ya aku tak sia-sia kan kesempatan yang datang."Maya mendesah kesal mendengar ucapan Fandy. Dia melangkah menuju mobil Fandy, tapi pria itu justru menuju ke mobilnya.Dia semakin heran saat mobil Fandy justru pergi meninggalkan pemiliknya, yang kini duduk manis di balik kemudi mobiln