SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Posisimu sekarang tak lebih seperti Irvan Mas. Jika kedua anakku nyaman pada salah satu diantara kalian, aku akan menerima jika di minta untuk menjadi seorang istri, Irvan sudah bersedia menunggu sampai aku menerima lamarannya."Fandy melotot saat maya mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah. Saat di buka terlihat sebuah cincin berlian yang sangat indah, kini Fandy tau apa benda yang setiap hari di pandangi istrinya."Simpan itu dan kau lihat saja ini. Aku akan buktikan kalau bisa mengambil lagi cinta dan kasih sayang anak-anak kita," ucap Fandy."Silakan lakukan apa saja Mas, tapi sebelum itu bisa jauhkan wajahmu dari hadapanku. Urus juga perusahaan mu jangan sampai hancur juga, seperti perusahaan ini sebelumnya."Maya mendorong wajah Fandy agar menjauh, tapi pria itu terlihat keras kepala. Hingga akhirnya dengan pasrah Maya menerima lumatan di bibirnya, Fandy semakin menundukkan kepala,
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Flashback on :"Mama, bisa menerima om Ivan. Dia baik dan menyayangi kami berdua, mama juga bisa menjadi mama Lili karena dia ingin menjadi keluarga kita."Maya menatap tak percaya, kalau kedua anaknya telah memilih Ivan untuk menjadi ayah mereka. Sedangkan hatinya tak bisa berpaling dari Fandy, yang masih sah sebagai suaminya."Sayang kemarilah, duduk di dekat mama. Ada yang harus kalian dengar dan pikirkan, Papa sebenarnya sangat menyayangi kalian berdua, saat papa pergi waktu itu karena ada hal yang hanya orang dewasa yang tau. Papa juga sedih berpisah dengan kita, jadi jangan menghukum papa lagi, bagaimana kalau kalian beri papa kesempatan. Habiskan waktu bersama papa dan lihat apa dia sebaik om Ivan atau lebih baik lagi.""Tidak mau, Shanum mau om Ivan saja. Shanum bukan anak papa Fandy jadi Shanum tak mau bersamanya, seperti kata nenek buyut pada mama waktu itu, jadi Shanum tak m
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Tunggu dulu, lalu adegan panas tadi bagaimana? Apa tak bisa di kira sebagai satu poin tambahan untuk kau pilih aku Yank?"Fandy membujuk istrinya, namun Maya justru meninggalkan dirinya di tengah lapangan bola."Anggap itu kesalahan seperti katamu tadi "KHILAF" khilaf kok sampai dua kali keluar," ucap Maya lagi."Eh."Fandy mengejar istrinya, setelah mendengar kata-kata wanita itu. Fandy tertawa karena Maya sadar kalau Fandy dua kali melepaskan gairahnya di rahim istrinya."Karena itu bukan khilaf, tapi aku memang mengiginkan mu Yank. Merindukan mu seperti orang gila, begitu kau datang menghampiri, ya aku tak sia-sia kan kesempatan yang datang."Maya mendesah kesal mendengar ucapan Fandy. Dia melangkah menuju mobil Fandy, tapi pria itu justru menuju ke mobilnya.Dia semakin heran saat mobil Fandy justru pergi meninggalkan pemiliknya, yang kini duduk manis di balik kemudi mobiln
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Maya yang ingin berlari ke kamar mandi terjatuh, karena kakinya masih gemetar setelah merasakan kenikmatan luar biasa tadi. Fandy mengejar dan memeriksa kaki istrinya, dia tak ingin wanita itu terluka."Kenapa bisa jatuh Yank?""Ka ...kakiku masih gemetar," ujarnya pelan."Gemetar?"Fandy bertanya dengan bingung, membuat Maya semakin tersipu malu. Fandy tertawa lalu mengangkat tubuh istrinya, sebelum melangkah dia bertanya, mau ke kamar mandi atau kembali ke ranjang."Kamar mandi."Maya berkata dengan cepat. Dia hanya ingin membersihkan tubuhnya yang lengket, karena cairan keringat bercampur dengan cairan kenikmatan mereka berdua. "Turunkan aku di sini."Fandy mengelengkan kepala membuat Maya menarik rambut suaminya. Kemudian berkata dengan nada keras."Turunkan."Maya menegaskan ucapannya. Membuat Fandy mau tak mau menuruti permintaan istrinya.Brak ....Ma
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kau sangat mengairahkan Yank, aku tak bisa berhenti menikmatinya. Sungguh aku sangat mengiginkan dirimu.""Ah."Maya mengigit bibir bawahnya, membuat Fandy semakin bergairah. Pinggul pria itu terus bergerak maju-mundur, membuat Maya meremas lengan suaminya."Yah begitu aku menyukainya, lebih keras lagi Yank. Ah ...nikmat sekali milikmu menembus rahimku."Maya terdengar berisik namun Fandy menyukainya. Perasaan dulu tak berisik seperti ini, mungkin karena lama tak tersentuh membuat Maya berekspresi berlebihan. Namun Fandy sangat menyukainya, tanpa Maya sadari suara beirsiknya justru membuat gairah Fandy semakin berkobar."Nunging Yank, aku akan menugangimu dari belakang."Tanpa membantah Maya mengikuti permintaan Fandy. Kini Maya menikmati permainan suaminya yang semakin liar, meremas dadanya sembari terus menghujam ke dalam liang yang semakin basah dan berkedut geli."Hampir sa
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Yank, mau tidur atau mandi?"Maya sampai tertidur bersandar di dada Fandy. Tentu setelah memuaskan pria itu lagi, karena tak ada suara Fandy membasuh dan menyabuni tubuh istrinya. Bukannya bangun Maya justru semakin pulas, setelah bersih Fandy kembali mengendong wanita itu kembali ke tempat tidur."Yank, bangun yuk. Aku sudah membuatkan makanan untukmu."Maya mengucek matanya, dia mulai sadar dan kebingungan karena sudah berada di tempat tidur lagi. Fandy duduk di sampingnya, dengan nampan berisi nasi goreng dan telur dadar, tak lupa lemon tea hangatnya."Cuma satu? Kamu tak makan?""Bagi dua, kalau kurang masih ada di dapur. Buka mulutmu biar aku suapi."Tanpa membantah Maya membuka mulutnya. Saat sedang mengunyah Fandy terus menatapnya dengan penuh cinta, tentu saja membuat Maya semakin risih."Jangan terus memandang seperti itu. Aku sungguh lapar dan lelah kau pasti akan mem
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Sudah sore Yank, pulang yuk."Maya menatap Fandy yang masuk ke kantornya tanpa mengetuk pintu. Kebiasaan pria itu berubah drastis, sejak malam panas yang mereka habiskan berdua Minggu lalu."Pulang duluan aja Mas, aku masih ada janji dengan mas Ivan. Mungkin akan pulang malam ini karena ada urusan. "Mendengar ucapan Maya membuat Fandy masuk dan menatap istrinya. Pantas wanita itu mandi di kantor, rupanya ada janji dengan Ivan."Hai ...mau apa kau?"Maya terkejut, saat Fandy memutar kursi yang dia duduki lalu berlutut di depannya. Pria itu mengangkat kaki istrinya dan meletakkan di bahu, lalu dia membenamkan kepalanya di celah antara paha istrinya."Apa yang kau lakukan Mas? Aum."Maya terpekik saat lidah pria itu sudah bermain di celah miliknya. Dengan menyampingkan celana dalamnya, Maya berusaha melepaskan kepala Fandy, tapi pegangan di pahanya begitu kuat.Fandy mengangkat ke
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Jilat dan hisap Yank, buat aku melayang."Maya menarik kepala Fandy agar menyentuh dadanya. Dia ingin pria itu bertekuk lutut padanya, agar tak mudah bicara sesuatu yang membuatnya marah.Tak lama Maya menarik rambut Fandy, saat gelombang kenikmatan itu menyerangnya lagi. Ya, Maya sudah dua kali keluar, sedangkan Fandy masih belum terlihat tanda-tanda akan keluar."Sudah cukup, jalang ini cukup puas dengan dua kali pelepasan."Maya menarik kepala suaminya hingga mendongak lalu mencium bibirnya dengan kasar. Kemudian memisahkan diri dari tubuh pria itu membuat Fandy terdiam, jelas dia melihat wanitanya merajuk."Hai ...tunggu dulu."Fandy mengejar Maya yang masuk ke kamar mandi. Fandy mendorong istrinya hingga bersandar di dinding, lalu menciumi wajah wanita yang sedang marah itu."Maaf Yank."Maya tak menjawab, dia hanya mendengus saja membuat Fandy gemas. Apalagi saat Mata wani