SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Jadi Fandy kembali dan langsung membuatmu kehilangan pekerjaan? Terus apa rencanamu setelah ini May?"Saat selesai makan malam. Maya dan kedua orangtuanya memilih duduk di depan televisi, mereka berbincang sembari melihat Shanum dan Haqi yang sibuk dengan mainannya.Tok ...tok ...tok ....Maya dan kedua orangtuanya saling pandang, saat mendengar suara ketukan pintu. Merasa ada tamu yang datang, Maya meminta Shanum dan Haqi masuk ke kamar, dia meminta pembantunya untuk menemani mereka sebentar."Biar Maya yang membuka pintu Pak."Tanpa melihat keluar dia langsung membuka pintu. Bapak dan ibunya heran karena tak terdengar suara Maya dari depan sana."Siapa yang datang May? Kok tak di suruh masuk?"Kedua orangtua Maya membeku, saat melihat siapa yang datang. Setelah delapan tahun akhirnya mereka bertemu lagi."May, suruh mereka masuk dan siapkan minuman. Kita harus menerima tamu dengan baik, meski tamu itu akan membuat
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Cukup! Hentikan Fandy. Jangan melukai dirimu lagi."Fandy terduduk setelah memukuli tembok rumahnya. Hatinya hancur saat mamanya selesai bicara, tentang kemarahan Maya pada mereka.Sang nenek masih terlihat angkuh. Sedangkan papanya hanya menunduk, meski hatinya sakit tapi pria itu tak berani melawan ibunya."Sudahlah, tidak usah berlebihan begitu. Memangnya kenapa kalau kami curiga? Istrimu itu yang lebay, kalau tak benar dugaan kami, kenapa dia harus marah? lalu membawa ke dua anak itu pergi."Fandy menepis tangan sang mama, yang hendak mengobati luka di tangannya. Kemudian dia menatap papa dan neneknya, emosinya kembali memuncak saat melihat wajah kedua orang itu."Aku mendukung istriku untuk pergi dari kalian. Sungguh, jika delapan tahun yang lalu aku tau semua ini. Aku akan memilih untuk pergi, meninggalkan kalian semua termasuk nenek. Sudah tua tapi tak tau diri sama sekali. Bagaimana bisa menghancurkan perni
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Aku tak berhutang apapun Bu, memberimu seorang penerus sudah cukup untuk membayar apa yang aku dapat dari kalian. Aku permisi sudah waktunya aku pergi dari sini."Papa Fandy berusaha mengejar istrinya, tapi ucapan sang ibu membuatnya mengurungkan niat mengejar wanita yang sudah bertahun menemaninya."Kejarlah, maka kau tak akan pernah melihat ibumu lagi, termasuk jasadnya."Pria itu lemas mendengar ucapan ibunya. Dia memalingkan muka agar tak melihat istrinya pergi, sepertinya dia memilih untuk membebaskan sang istri. Agar tak lagi hidup susah, apalagi menghadapi hutang yang menumpuk."Pergilah bersama Fandy. Hidup bahagia bersama anak dan cucu kita, katakan pada Maya, papa minta maaf atas semua yang telah terjadi."Papa Fandy segera memberitanda pada istrinya, untuk pergi menyusul anak lelakinya. Tanpa dia tau bahwa sang istri justru lebih merasa malu pada menantu yang telah dia sakiti, wanita itu memilih menjauh d
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kau tak pernah ikut rugi Bu Sari. Jadi jangan bersikap kejam pada orang lain, aku akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi tadi. Ayo Ma, kita per ...."Belum lagi selesai Maya bicara. Mama Fandy sudah jatuh tak sadarkan diri, dibantu banyak orang Maya membawa wanita itu ke rumah sakit."Tetap di sini, jika terjadi sesuatu padanya. Aku tak akan mengampuni mu."Anwar hanya menunduk setelah mendengar ucapan Maya. Dia hanya bisa melihat wanita itu pergi, membawa pekerja barunya.****"Apa Dok? Dehidrasi dan kelaparan."Maya berkata seolah tak percaya. Mama mertuanya bisa mengalami kelaparan, lalu dimana suami dan anaknya berada saat ini."Baik Dok, tolong rawat mertua saya. Titip beliau sebentar karena saya ada urusan sebentar."Setelah menitipkan mama mertuanya. Maya memacu mobilnya menuju ke kantor Fandy, dia ingin memberi pria itu pelajaran karena mengabaikan mamanya."Selamat siang, bisa beritahu saya dimana Pak
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kalian berdua keluar dari cafe ini. Aku tak mau memiliki pegawai tak punya hati seperti kalian."Maya bergitu murka setelah melihat rekaman CCTV. Disitu jelas siapa pelaku yang membuat mama Fandy hampir jatuh, hingga membuat piring yang dia bawa pecah semua.Dia juga melihat bagaimana Anwar menampar mertuanya, tanpa memberi kesempatan untuk bicara."Aku tak terima atas perlakuan pegawaimu. Dia harus bertanggungjawab, atas kekerasan pada mamaku."Maya memijit keningnya, saat melihat Fandy datang dengan penuh amarah. Mamanya pasti sudah memberitahu apa yang terjadi tadi."Terserah mu saja Mas. Aku tak akan ikut campur, ini memang kesalahan mereka berdua, silakan kalau mau melaporkan mereka. Asal tau saja aku sudah memecat keduanya, dengan pemecatan itu saja sudah cukup membuat susah, karena mulai bulan depan tak akan ada uang pemasukan untuk menghidupi keluarganya." Fandy menarik na
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kau pikir bisa seenakmu pergi begitu saja. Setelah anakku jatuh miskin, kau mau menyelamatkan diri sendiri, dasar perempuan tak tau malu. Sekarang serahkan semua yang kau curi dari anakku."Mama Fandy terlihat shock berat, saat ibu mertuanya datang ke kontrakan dan memaki dirinya. Sebagai warga baru, tentu saja para tetangga mulai ikut menghinanya."Dia istri atau simpanan? Bisa-bisanya meninggalkan suami yang jatuh miskin. Wanita seperti ini pasti akan menjadi pelakor, ingin hidup senang meski numpang, kita harus hati-hati menjaga suami kalau begini."Mama Fandy berusaha menutup kupingnya. Dia tak tahan mendengar penghinaan itu, dengan perasaan hancur dia berusaha melarikan diri, dengan cara masuk ke rumah dan menguncinya.Dia tak menyangka ibu mertuanya tega melakukan itu padanya. Mengambil semua pemberian sang suami yang sedikit dia bawa, tapi tak membuat ibu suaminya ikhlas.Berhari-har
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Kau sudah terlambat Fan. Saat kau seharusnya berjuang, kau memilih menghindar, karena itu kami tak bisa memberimu kesempatan lagi kali ini. Biarkan anak ibu bahagia jangan membuatnya bersedih lagi."Maya menarik tangan ibunya, agar tidak berdebat lagi. Dia tak mau membuat mama mertuanya semakin kepikiran masalah anak dan menantunya.*****"Beri aku kesempatan sekali lagi. Kali ini aku tak akan berbuat bodoh lagi."Sejak kejadian di rumah sakit itu. Fandy sudah bertekad, untuk kembali merebut cinta anak dan istrinya. "Sudah tak ada kesempatan lagi Mas. Aku sudah tak kuat, menghadapi masalah kita yang tak pernah selesai. Pergilah, aku harus mengantar anak-anak sekolah, lalu bekerja mengais rejeki. Demi masa depan kedua anakku.""Kalau begitu, mari kembali bersamaku. Hidup sebagai istri ku lagi, biar suamimu ini yang bekerja mencari nafkah."Maya tertawa, hingga tanpa sadar airma
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Bisakah kau berpikir dulu sebelum bertindak? Lihat sekarang aku mencemaskan Shanum. Bagaimana kalau dia pulang naik angkutan umum? Hanya karena tak mau dekat denganmu."Fandy tak menjawab. Pria itu terdiam sembari menelungkupkan kepalanya di setir mobil, dia tak menyangka anaknya akan terluka separah itu."Kau, bisakah kalau bicara di kotrol sedikit. Aku tau kau marah, tapi bisa kan lihat kondisi anak kita, ucapanmu benar-benar melukai Shanum."Brak ....Fandy terkejut saat Maya keluar dari dalam mobil, lalu menutup pintu dengan sangat keras. Tak lama dia membuka pintu di samping Fandy, kemudian menarik pria itu dengan kasar."Keluar!"Setelah mengeluarkan Fandy, lalu Maya masuk dan duduk di balik kemudi. Tanpa banyak bicara dia meninggalkan pria itu di tepi jalan, emosinya naik setelah mendengar ucapan Fandy tadi."Dasar tak berotak. Apa dia pikir aku senang melihat Shanum terluka seperti itu? Bisa-bisanya dia meny