Share

Membalik Keadaan

"Mas! Kamu diem aja, sih! Pokoknya, kalau kamu tetap rujuk dia, ceraikan aku!" Lala akhirnya kehabisan kesabaran.

Saat itu juga langkahku terhenti karena terkejut. Benarkah dia meminta cerai? Kalau begitu, apa Mas Sultan akan berubah pikiran? Memilih antara aku atau Lala?

“Sayang, tolong jangan begini!” Mas Sultan terdengar memohon dengan suara rendah.

Sampai sebegitunya dia ke pada perempuan bermuka dua itu. Pasti suamiku benar-benar sedang dimabuk cinta kepada istri mudanya. Ah, memangnya laki-laki normal mana yang tak suka daun muda? Seketika, aku jadi rendah diri. Jika membandingkan fisik antara aku dan Lala.

Perempuan muda yang memiliki lesung pipit di wajahnya itu benar. Aku sudah tua dan peot. Jelas saja, Mas Sultan tidak akan pernah lebih mencintaiku ketimbang perempuan muda.

Sesuatu yang membuatku memilih mundur saja saat tahu perselingkuhannya. Bukan memberinya pilihan, ceraikan aku atau Lala? Hatiku akan bertambah sakit ketika mendengar dari mulut Mas Sultan kalau dia memilihnya timbang aku.

Salahku, terlalu picik. Membiarkan gadis secantik Lala ke luar masuk rumah kami dan punya kesempatan bertemu Mas Sultan. Aku terlalu picik, sampai menyangka kedalaman cinta yang Mas Sultan tujukan padaku, membuatku berpikir bahwa dia hanya mencintaiku dan tak akan pernah jatuh cinta pada wanita mana pun. Termasuk Lala, yang kubiarkan menjadi editor konten.

Karena nyatanya, ada kesempatan tertentu mereka harus saling bertemu dan bicara tanpa diwakilkan padaku. Karena aku harus mengurus keperluan anak-anak dan dengan alasan mendesak, bahwa konten harus segera siap jika tak ingin perfomance akun Sultan Dewangga turun.

Entah, sudah berapa lama mereka bersandiwara dan bermain di belakangku. Kalau pun Mas Dewa bilang belum lama, dan baru beberapa minggu, aku tak percaya. Tak ada kata-kata dari seorang penipu yang bisa kupegang.

Hah! Sudahlah! Lupakan yang telah lalu! Tak ada gunanya mengingat-ingat itu semua. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana mengahadapi masa depan. Agar aku, anak-anakku tetap baik-baik saja dan tidak kehilangan hak mereka, karena ulah betina yang telah berhasil merebut hati papa mereka.

Tidak, Rin! Kamu harus tenang. Jangan terbawa emosi labil pelakor itu! Jangan biarkan dia menang!

Sisi hatiku yang lain mengingatkan.

"Hentikan!" teriakku. Kekacauan yang mereka lakukan membuat darah ini semakin mendidih.

Setelah tak lagi ada suara, aku pun berbalik memperlihatkan bagaiamana ekspresi muak karena sikap kekanak-kanakan dan egois di antara dua orang dewasa itu.

"Apa kalian punya otak?!" tanyaku yang habis sabar.

"Apa?" Mata Lala melebar, lalu tersenyum konyol menatapku laiu bergantian ke arah Mas Sultan. "Kamu lihat kan, Mas? Wanita seperti itu yang mau Mas rujuk? Dia berani mengatai Mas lho. Pria yang masih suaminya dan harusnya ditaati," provokasinya.

"Heh." Aku memiringkan senyum merespon ucapan betina itu.

"Kenapa? Aku salah? Kalau kalian punya otak, seharusnya tidak bertengkar di sini! Tempat di mana Afif sedang berjuang keras untuk tetap bisa hidup!" tandasku.

"Dia terus memanggil-manggil papanya, Mas!" Ucapanku, membuat Lala mencebik.

"Hem, terus saja anaknya yang diperalat!" decihnya.

Aku tak peduli dan terus bicara. Sudah cukup aku mengalah selama ini, dan tidak lagi mau kalah.

"Dan kamu masih juga sibuk menyenangkan betina ini!?" makiku yang sudah sangat ingin melampiaskannya sejak lama.

"Apa?! Kamu bilang aku betina, Mbak?! Lalu kamu apa? Bahkan babi saja tidak memakan anaknya sendiri, tapi kamu, Mbak! Apa masih pantas memaki orang lain dengan ...."

"Cukup, La! Diamlah! Kamu terus meletup-letup sejak tadi!" bentak Mas Sultan.

Waw. Ini membuatku terkejut. Seketika Lala terdiam. Kasihan sekali melihat raut wajahnya sekarang.

"Tega, kamu, Mas. Membelanya di depanku," rengeknya dengan mata berkaca-kaca.

Tak lama, Lala berjalan menjauh dengan langkah cepat setengah berlari. Aku sampai terperangah melihatnya.

"La!" seru Mas Sultan. Dia pasti tak ingin Lala pergi.

Namun, yang membuatku memicingkan mata, berpikir keras dan tak mengerti adalah pria itu tidak mengejarnya. Dia hanya memanggil. Apa itu cukup?

Apa itu artinya, mereka akan bercerai? Semudah ini kah keadaan berbalik?

Bersambung ....

Hai, Kak. Jangan lupa tinggalkan komentar, ya. 🥰

Baca judul Salah Kamar yuk. Dijamin seru. 😍

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status