Share

Bab 147. Ke rumah sakit

Pagi buta aku sudah dibangunkan Emak. Jam setengah 4 pagi. Emak memintaku untuk membantu memasak. Katanya ingin membawakan bekal makanan untuk bapak agar tidak kelaparan di perjalanan nanti. Aku mengangguk mengiyakan, sedikit mengerti dengan selera bapak yang kurang suka jajan kecuali sungkan karena diajak. Katanya lebih enak masakan emak.

Pipi Emak pun langsung merona merah kala itu. Aku sedikit iri dengan rumah tangga Emak. Sepertinya tidak ada konflik tapi selalu hangat. Apa mungkin karena Bapak lebih rela memilih emak daripada nongkrong dengan para teman-temannya? Aku sering lihat Emak gak pernah ngeluh kesepian, juga selalu cerewet di depan bapak. Bapak pun lebih mengutamakan pendapat Emak dan mendahulukan emak. Mereka terlihat kompak. Semoga saja rumah tanggaku nanti bisa seharmonis orang tuaku. Amin.

Aku pun segera bangkit dan beranjak ke dapur. Membantu mengupas bawang dan teman-temannya. Sementara Emak tengah sibuk merebus ayam yang masih membeku.

Tidak terasa, suara adzan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status