Share

Bab 132. Mencari hari H

Aku menghela napas pelan lalu meniupnya perlahan. Kulakukan berulangkali untuk menetralkan rasa gugup.

Kuberanikan diri pelan-pelan mendongak, memantapkan hati untuk menjawab karena mereka sedang menungguku.

Aku perlahan menatap Tante yang sedari tadi masih saja tersenyum, juga emak, Bapak yang juga tersenyum seperti tanpa beban menatapku.

Setelah itu aku melempar pandangan menatap Zen yang ternyata tengah menunduk.

“Insyaallah, saya menerima lamaran, Abang.“ Lolos sudah ucapan ini. Ucapan yang sempat terhenti di kerongkongan. Jujur aku memilih kata ini setelah merenung beberapa kali. Aku tidak pernah berpacaran dengan Zen. Juga perkenalan yang tidak memakan hitungan bulan. Itu adalah waktu yang sangat singkat untuk mengenal satu sama lain.

Semoga saja pilihan ini adalah pilihan yang terbaik. Ditambah aku juga melakukan salat istikharah sebelumnya. Bukan mimpi yang aku dapat. Tapi sebuah kemantapan untuk menerima Zen sebagai calon imamku. Sekarang aku meletakkan semua keraguan atas iz
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status