Beranda / Romansa / Kuakhiri Dendam Ini / Bab 28 Kedatangan Teman Lama

Share

Bab 28 Kedatangan Teman Lama

Penulis: Nyi Malika
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-11 01:47:21

"Maaa!" teriak Caitlin kaget akibat tubuhnya terdorong pelan ke depan. 

"Sorry, Sayang. Mama kaget jadi ngerem mendadak. Sorry," pungkas Nisa dengan rasa bersalah. Untung saja tidak ada kendaraan lain di belakangnya. Walau dalam kecepatan pelan, tetap saja bahaya. 

"Jemput seperti biasa, ya. Love u." Nisa mengusap kepala sang putri saat mobil telah berhenti di parkiran. 

"Okay, Ma. Love u too." Caitlin berlari setelah melabuhkan ciuman di pipi sang mama. Dengan cepat ia membaur bersama teman-temannya. Nisa bergegas pulang untuk mengurus Axel dan Ayesha, sebelum berkutat dengan urusan kantor. Jarak dekat antara rumah ke sekolah Caitlin memudahkannya bolak-balik dengan cepat. Sementara jarak dari rumah ke kantor pun terbilang dekat, ia bisa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 1 Mayat Dalam Koper

    [Nisa, mas pulang besok. Mau jemput di Bandara?] [Boleh, Mas. Jam berapa?] balasku. Jari-jariku gemetaran saat membalas text demi text. Sakit luar biasa, mengingat Mas Barry baru saja menghabiskan seminggu bersama selingkuhannya di Bangkok. Dan hari ini, ponselnya baru diaktifkan. Lelah, aku sangat lelah dan sakit hati. Taktiknya dengan memintaku berhenti kerja agar fokus urus anak-anak, berhasil. Kini aku tergantung padanya. Termasuk untuk pengobatan ibuku yang menderita penyakit stroke dan ayah yang menderita sakit ginjal sejak beberapa tahun terakhir. Barry menguasai hidupku dan keluargaku.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02
  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 2 Penukaran Koper

    "Ya, betul, hitam. Jangan salah. Cek baik-baik gambar yang saya kirim." Jangan sampai Amir salah membeli koper, bisa kacau semua rencana, pikir Santoso.Dipilihnya sepuluh gambar yang paling terang. Gambar koper yang tengah ditarik seorang lelaki, masuk ke area bandara Soekarno Hatta. Dirinya harus mengambil gambar cepat, sebelum lelaki itu melewati petugas yang memeriksa tiket lalu koper besar merk ternama itu akan masuk bagasi pesawat."Warna, merk dan ukuran. Harus sama persis. Ingat, sama persis!""Baik, Boss. Aman."Santoso menutup panggilan telepon setelah Amir menyatakan bahwa gambar yang diterimanya melalui aplikasi whatsapp terlihat jelas.Sudah be

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02
  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 3 Kemarahan Mister Kong

    "Awasi terus Barry. Setoran terakhir berkurang banyak. Lakukan apa saja yang membuatnya takut." Mister Kong, mengepalkan tangan kiri sementara tangan kanannya memegang cerutu. Pria asal Indonesia yang kini menetap di Hongkong itu begitu murka. Barry orang kepercayaannya, sejak setahun lalu. Perkenalannya dengan Barry di sebuah kelab di Hongkong, meninggalkan kesan tersendiri. Mister Kong bahkan mengundang Barry agar makan malam bersama keesokan harinya, di sebuah restoran. Pertemuan itu terus berlanjut, seiring dengan seringnya Barry datang ke Hongkong. Saat itu Barry masih datang untuk urusan kantor. Kecocokan di antara keduanya, menjadi awal sebuah transaksi bisnis. Di mata Mister Kong, Barry pria ambisius namun perhitungan, juga cerdas.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02
  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 4 Identitas Wanita di Koper

    "Mas, kita lapor polisi," ujarku dengan tubuh gemetar. Semakin lama koper itu berada di kamarku, semakin ketakutan itu menyergap. "Mas … mas!" Barry tidak melepaskan pandangan sedikitpun dari wajah wanita di dalam koper itu. "Mas, kita lapor polisi." Pelan kusentuh bahunya. "Eeh … mmmm jangan dulu." "Lho, kok jangan dulu. Nisa nggak mau mas, ada mayat di rumah!" "Tunggu dulu Nisa. Mas harus berpikir jernih." "Nanti saja mikirnya, Mas. Ini jelas-jelas kasus kriminal. Kita harus lapor sekarang, sebelum kita kena imbasnya."

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02
  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 5 Pertemuan Nisa dengan Caroline

    [Dengarkan baik-baik.] Sebuah text masuk dari Nisa, wanita yang dikenalnya, lebih tepatnya mengenalkan diri padanya, beberapa bulan lalu. Caroline menekan tombol play pada kiriman berikutnya. Terdengar rekaman suara Nisa sedang berbicara dengan Amanda, wanita yang telah mengubah hidup Caroline dari surga menjadi neraka. [Tidak semudah itu, Mba. Saya dan Barry punya ikatan yang kuat. Saya bisa mundur, tapi Barry pasti akan tetap mengejar saya, jadi bukankah lebih baik tetap jalan aja. Saran saya, mba perbaiki aja diri sendiri. Atau … relakan Barry bersama saya saat dirinya sedang tidak bersama mba. Simple kan?] Rahang Caroline mengeras, mendengar suara Amanda seakan sengaja menantang Nisa. Betapa tak tau malunya wanita lici

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-02
  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 6 Kematian Jefry

    [Berhasil, Bos. Wanita itu pulang duluan, sesuai instruksi.]Caroline tersenyum membaca text yang dikirimkan Sandy. Lelaki itu memang sangat bisa diandalkan dalam segala hal.Pengintaian Sandy atas Amanda yang sedang berlibur di Bangkok bersama Barry, berhasil mulus.Panggilan telepon dari Caroline mengatasnamakan sekretaris direksi, ditelan mentah-mentah oleh Amanda. Dasar wanita bod*h!Gambar-gambar yang dikirimkan Sandy padanya, cukup membuktikan bahwa dia wanita culas yang memanfaatkan banyak orang demi kesenangan diri sendiri. Lalu, apa gunanya berbelas kasihan pada wanita sejenis itu.Bodohnya Tedja, mau saja diperalat oleh wanita yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 7 Bermain Dua Kaki

    [Barry ke Bangkok, bersama Amanda.] Pesan dari Nisa.Caroline mengeram."Sandy, kau ke Bangkok sekarang juga. Ikuti Amanda. Lakukan tugas seperti biasa!" Tanpa menunggu jawaban dari Sandy, Caroline melempar telepon genggamnya ke tempat tidur.Sandy tidak membantah, tidak juga menanyakan bagaimana detilnya. Tiket pesawat, uang jalan dan sebagainya. Dirinya tinggal menghubungi Tabitha—sekretaris pribadi Caroline—dan semua siap.Berbagai tugas pengintaian dari Caroline, telah dilakukannya. Di dalam negeri hingga ke luar negeri. Bahkan saat Caroline tinggal di Singapore, dirinya tetap disuruh kemana-mana. Kapan saja tidak boleh ada kata tidak bisa, apalagi tidak sanggup. 

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-11
  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 8 Amanda 1

    Namaku Andini Surya Atmadja. Putri kedua pasangan Prabu Surya Atmadja dengan Dini Lestari. Suami istri pemilik sebuah usaha percetakan di Jakarta Barat. Di usiaku yang baru menginjak 2 tahun, aku belum mengerti artinya bahagia. Ingatanku tentang masa kecil hanyalah dari cerita Bimo. Papa mama sangat penyayang, walau tidak bisa mengingatnya, tapi dengan melihat foto-foto, aku meresapi apa yang dikatakan Bimo. Keuangan kami pun cukup. Bimo—kakak satu satunya—yang berusia sembilan tahun, sangat menyayangiku. Aku, menjadi pusat keceriaan keluarga, maklum, awalnya mama berpikir tidak akan bisa memiliki anak lagi, setelah jeda terlalu lama dengan kelahiran Bimo. Tidak ada yang salah, tidak ada yang kurang. Hingga suatu hari, semua k

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-09

Bab terbaru

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 28 Kedatangan Teman Lama

    "Maaa!" teriak Caitlin kaget akibat tubuhnya terdorong pelan ke depan. "Sorry, Sayang. Mama kaget jadi ngerem mendadak. Sorry," pungkas Nisa dengan rasa bersalah. Untung saja tidak ada kendaraan lain di belakangnya. Walau dalam kecepatan pelan, tetap saja bahaya. "Jemput seperti biasa, ya. Love u." Nisa mengusap kepala sang putri saat mobil telah berhenti di parkiran. "Okay, Ma. Love u too." Caitlin berlari setelah melabuhkan ciuman di pipi sang mama. Dengan cepat ia membaur bersama teman-temannya. Nisa bergegas pulang untuk mengurus Axel dan Ayesha, sebelum berkutat dengan urusan kantor. Jarak dekat antara rumah ke sekolah Caitlin memudahkannya bolak-balik dengan cepat. Sementara jarak dari rumah ke kantor pun terbilang dekat, ia bisa

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 27 Sosok Misterius

    "Nisa, jangan lupa nanti malam." Pesan dari ibu mengingatkan Nisa akan pentingnya kehadiran dirinya nanti malam di kediaman nenek. Setelah mengirimkan jawaban bahwa ia pasti berangkat, Nisa kembali diselimuti ingatan tentang masa kemarin.Nisa berusaha membuang potongan demi potongan peristiwa yang berkelebat di benaknya. Betapa lelah dirinya bertarung dengan hati selama berbulan-bulan, tanpa jalan keluar tanpa penghiburan akan kesesakan hingga memilih jalan nekat. Merencanakan pembalasan dendam atas perbuatan sang suami.Wajah cantik Amanda kini berada di tempat yang pantas. Seringai puas bersamaan raut kesedihan mencuat di wajah Nisa.Barry dan Amanda telah mengubahnya dari seorang wanita lembut yang bahkan takut menyakiti cicak, menjadi seo

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 26 Semua Berubah

    Hari terus berganti namun ingatan akan potongan tubuh dalam koper di rumah Nisa tampaknya betah bersemayam di benak orang-orang.Sayup terdengar bisik yang mengganggap kebodohan Barry terperosok ke dalam jurang celaka pasti ada peran Nisa sebagai istri. Media ikut membubuhkan narasi yang memantik berbagai analisa, ya tentu saja. Walau kemudian berita penangkapan Barry, Santoso dan Amir ramai menghiasi layar kaca dan media cetak, tetap ada saja pihak yang mengiring opini seakan kesalahan seorang suami adalah wujud kegagalan sang istri. Opini yang sangat dibenci Nisa namun angin terus mengembuskan kabar hingga membentuk rantai kisah yang tiada ujungnya."Ooo itu istrinya. Cantik sebenarnya tapi buat laki-laki gak cukup cuma cantik," cibir mereka dengan nada mencela. Tidak semua laki-laki begitu, ingin Nisa men

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 25 Hanya Kita yang Tahu

    "Apa yang kau pikirkan?"Aku menghampiri Caroline yang sedang duduk di sebuah kursi taman, tidak jauh dari komplek perumahan yang dihuninya."Hanya memikirkan apa yang sudah terjadi.""Menurutmu apakah semua orang sudah mendapatkan keadilan?""Entah. Versi keadilan bagi setiap orang berbeda. Bahkan seorang pembunuh yang dihukum mati akan merasa belum tentu adil, dia punya hak hidup. Bagi keluarga korban, sekalipun pelaku pembunuhan di hukum mati, tidak dapat mengembalikan nyawa yang hilang. Keadilan itu relatif."Aku terdiam. Betul, sekalipun Amanda sudah mati, Tedja mendekam di penjara, Jefry-nya Caroline tak kan kembali. Barry di pen

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 24 Saling Menjaga Rahasia

    Ijin menggunakan toilet, Nisa beranjak ke sisi rumah bagian dalam. Tak terlihat siapapun di lorong rumah besar dan mewah itu. Lalu, sepasang tangan kokoh menarik tangannya dan berhenti di balik tembok yang menghalangi pandangan pekerja atau bahkan Caroline, yang mungkin lewat."Apa apaan ini?" Nisa tersentak. Sejenak ketakutan menderanya."Ssstttt ...."Lelaki itu meletakkan telunjuk pada bibirnya pertanda meminta Nisa agar diam."Kau siapa, Nisa. Ya namamu Nisa, bukan? Saya tidak akan pernah lupa.""Harusnya saya yang bertanya, kau siapa? Kenapa bisa ada di pemakaman g

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 23 Pertemuan Dengan Sandy

    Beberapa bulan lalu, pada saat pemakaman Amanda."Kau siapa?"Pemakaman Amanda yang dilakukan di tempat pemakaman umum, oleh pihak kepolisian, hanya dihadiri oleh beberapa orang, termasuk Nisa. Panas menyengat, Nisa memutuskan untuk berteduh di bawah pohon rindang, sembari menunggu acara pemakaman usai. Sebagai saksi, dirinya diperbolehkan hadir di tempat tersebut. Walaupun dirinya sangat membenci Amanda, tapi hati kecilnya meminta dia agar hadir. Apalagi setelah ditelusuri, Amanda ternyata tidak punya keluarga. Toh tidak rugi apa-apa, pikir Nisa kala itu.Hal yang mengherankan, sejak awal kedatangan jenazah, seorang lelaki berpakaian serba hitam, berkaca mata hitam dan mengenakan topi, terlihat memantau aktivitas petugas pemakaman, dari

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 22 Adam, Sahabat Nisa Semasa SMA

    *Di penghujung sore, Adam dan Nisa bertemu di sebuah kedai kopi tidak jauh dari kantor Adam. Tempat itu nyaman, tapi tidak ramai pengunjung. Duduk menikmati kopi atau camilan, menjadi sangat menyenangkan.Sejak resign, baru kali ini Nisa benar-benar meninggalkan rumah untuk bersantai. Dia rindu masa-masa dirinya menjadi wanita pekerja, kejar-kejaran dengan deadline, lalu ngopi bareng teman kerja seusai jam kantor.Hidup terasa komplit. Rumah tangga bahagia, anak-anak sehat, keuangan cukup, karier terus meningkat. Tidak banyak wanita yang bisa memiliki kehiduoan yang seimbang. Nisa merasa saat itu hidupnya sempurna."Melamun lagi."A

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 21 Perhatian Sandy Pada Caroline

    Pelaku pembunuhan Amanda sudah ditangkap. Santoso dan Amir menghadapi ancaman hukuman mati, begitu pula Barry. Teka teki kematian Amanda, sudah terpecahkan."Kau tenang di sana ya, Dek. Para penjahat itu akan menghadapi hukuman yang setimpal. Walau tidak sanggup mengembalikan nyawamu, paling tidak kakak bisa melanjutkan hidup. Banyak hal yang harus ditata kembali."Sandy membuka lembar demi lembar bukti kepemilikan beberapa aset atas nama Amanda. Tidak satupun yang akan dimilikinya. Sesuai amanat Amanda, semua aset akan digunakan untuk amal. Mendirikan panti asuhan, menjual beberapa aset untuk digunakan uangnya membantu keluarga miskin."Hatimu sungguh mulia, Dek. Kakak bangga pernah memilikimu." Sandy mengusap hidungnya yang basah

  • Kuakhiri Dendam Ini   Bab 20 Santoso dan Amir Diamankan

    Polisi bekerja keras mengkaji kasus mutilasi terhadap Amanda, wanita cantik kekasih Barry dan Tedja. Dua lelaki yang sama-sama telah beristri. Semakin digali, semakin banyak fakta baru mengejutkan bermunculan.Diketahui, ternyata Amir pernah bekerja sebagai porter di Bandara Soetta, dan di sanalah ia berkenalan dengan Sidik—yang bertugas sebagai pengawas kamera keamanan—lelaki berkulit sawo matang, pria beranak satu. Mereka masih berkomunikasi sekalipun Amir sudah tidak bekerja di tempat yang sama.Saat menerima orderan pembunuhan dan mendapatkan detail kedatangan Barry, mereka menyusun skenario bersama. Sidik-lah yang bertugas mematikan kamera pengawas, yang untungnya ada rekaman asli dari sisi lain yang belum dibuang Sidik, hanya di simpan di rumahnya.Banyak orang berpikir dirinya pintar,&

DMCA.com Protection Status