Beranda / Rumah Tangga / Ku Kira Kau Rumah / 01. Ku Kira Kau Rumah

Share

Ku Kira Kau Rumah
Ku Kira Kau Rumah
Penulis: Privat

01. Ku Kira Kau Rumah

Penulis: Privat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-18 21:09:28

Katamu, aku wanita satu satunya yang kamu cintai sepanjang hidup. Katamu, aku akan menjadi wanita satu satunya yang akan menjadi ibu dari anak anak kamu?, Bukan kah begitu?, Ah, rupanya tidak, itu hanya janji manis, dan aku benar benar menyesal percaya akan hal itu?.

....

"Siapa mereka mas?" tanya Alina.

Tubuh Alina bergetar, menahan sesak di hati melihat wanita berdiri di hadapannya dengan menggendong seorang bayi, yang wanita itu klaim sebagai anak dari suaminya.

"Aku Gemilang mbak, sekretaris mas angga." Jawabnya dengan menatap tajam alina.

"Aku kesini ingin meminta pertanggung jawaban dari mas angga, tidak ada seorang ibu yang ingin anaknya tidak mendapat kasih sayang seorang ayah." Sambungnya kembali.

Tubuh alina terhuyung ke belakang, Jantung alina seakan berhenti berdetak mendengar jika suaminya ternyata memiliki anak bersama wanita lain.

Tatapan alina beralih menatap angga. "Mas dia berbohong bukan?, Ti-tidak mungkin kamu mengkhianatikukan mas?." Tanya Alina dengan suara lirih.

"Jawab mas! Jawab pertanyaan mbak lina?." Sahut gemilang dengan menuntut.

"GEMILANG."

Bentak Angga menatap tajam wanita di hadapannya itu.

"Apa mas?, aku gak mau ya nuruti semua perkataan kamu mas, itu tidak adil untuk ku dan putra kita mas."

Angga mendekati Alina yang terkulai lemas di lantai, "Aku bisa jelasin semuanya sayang, kamu jangan berpikiran buruk tentang aku sayang."

Alina langsung mendorong Angga untuk menjauh darinya. Air matanya mengalir dengan deras membasahi kedua pipinya. Tangisan alina begitu pilu bagi siapapun yang mendengarnya.

"Kamu jahat mas!, tega kamu khianati aku mas, apa salahku?, apa kurang ku mas?." Teriak alina, ia tidak sanggup lagi mengontrol emosinya.

Angga hanya diam, lidahnya keluh. Rahasia yang telah ia simpan rapat selama berbulan bulan akhirnya terbongkar juga.

Alina berdiri, dirinya menatap angga dengan tatapan penuh kekecewaan, Alina berbalik dan meninggalkan Angga. Namun tangan Alina bisa di tahan oleh Angga, pria itu menarik Alina ke dalam Pelukkannya.

"Aku tidak sengaja menidurinya saat itu sayang, aku di bawah pengaruh obat perangsang. Dan aku juga tidak tau kalau wanita itu sampai mengandung anakku sayang."

"Aku tidak perduli mas, Aku gak perduli kamu sengaja atau tidak, yang aku tau kamu mengkhianatiku mas! kamu membohongi ku mas, Kamu sudah menodai pernikahan kita mas dan sekarang juga aku minta kamu ceraikan aku!." Alina mendorong dada bidang Angga hingga pelukan itu terlepas dari tubuhnya.

"Tidak Alina, kau hanya miliku dan aku tidak akan pernah menceraikan mu sampai kapanpun." Teriak Angga dengan nafas tersenggal-senggal.

"Egosi kamu mas, aku tidak perduli kamu setuju atau tidak yang pasti kamu harus menceraikan aku."

Rahang Angga mengeras, wajah pria itu memerah, menatap istrinya dengan tatapan tajam.

PLAK!

"Kau sudah melewati batas Alina, Aku tidak mau mendengar perkataan itu lagi faham kau."

Alina memegang pipinya yang terasa panas, Menatap Angga dengan penuh kebencian. Alina pergi meninggalkan angga yang mematung menatap kedua tangannya yang telah melukai sang istri.

Gemilang yang melihatnya hanya tersenyum puas, ia sudah tidak sabar ingin menjadi nyonya di rumah itu.

"Kamu pergi dari sini, besok saya akan menemui kamu." Ucapnya menatap gemilang.

Angga mencium telapak tangan bayi mungil tersebut, dan menuntun Gemilang untuk memasuki mobil miliknya.

Setelah mobil yang di kendarai gemilang sudah tidak terlihat Angga memasuki rumah dan berjalan masuk ke dalam ruang kerja miliknya.

***

Alina memandangi cermin yang memantulkan wajah penuh air mata. Ingatan soal kejadian Semalam membuatnya seperti di tikam belati yang tak kasat mata.

Rasanya semua seperti mimpi, tapi ini adalah kenyataan. Kenyataan pahit yang membuat hidup alina terasa hancur berkeping-keping tanpa sisa. Jika bukan karena kedua anaknya yang ia ingat, mungkin saja ia sudah lemah. Tapi kedua anaknya membutuhkan dirinya, ia harus kuat untuk mereka berdua.

"Alina, anak-anak manggil kamu, kamu ada di dalam?."

Alina membasuh wajahnya dengan air, berharap wajah sembabnya tidak terlihat oleh Angga, suami dan orang yang berhasil membuatnya seperti mayat hidup.

"Alina kamu baik-baik saja kan?."

Rasanya Alina ingin tertawa, baik-baik saja?, oh pertanyaan macam apa itu?, bahkan mendengar suara suaminya saja bener-bener membuat alina muak.

Angga mundur dua langkah saat pintu kamar mandi terbuka, menampilkan istrinya yang pergi begitu saja menghampiri kedua anak yang sudah menunggu ibunya untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.

Angga memandang sedih punggung wanita yang sangat ia cintai sampai menghilang masuk ke dalam pintu kamar mereka. Ia tau Alina pasti menangis kembali, dan itu pasti karena dirinya.

"Maaf Lin. Tapi ini semua di luar kuasaku, tidak mungkin aku menelantarkan anakku di saat anak yang lain hidup dengan layak disini. maaf lin" Ucapnya dengan nada bergetar, karena dirinya sama hancurnya dengan Alina. Tapi sehancur apapun dirinya, hati Alina lah yang lebih hancur.

Jika saja waktu bisa terulang, ia akan mengusir wanita sialan itu. Seharusnya ia tau, wanita sialan itu licik, memasukkan obat perangsang agar dapat di gagahi oleh Angga. Namun ia justru lebih membenci dirinya sendiri, yang menggagahi wanita itu, bahkan mengeluarkan cairannya di dalam. Angga akui dirinya manusia yang paling bodoh.

Dengan perasaan sedih Angga keluar dari dalam kamar berjalan menuju meja makan. Di sana sudah ada anak-anak yang duduk di meja makan, memakan sarapan mereka dengan lahap. Angga mengusap kedua kepala putranya dengan penuh kasih sayang lalu duduk di meja makan.

"Kamu gak sarapan?", Tanyanya kepada sang istri. Karena Alina malah sibuk kesana kemari mencuci piring atau melakukan pekerjaan kecil yang menurut angga itu tidak perlu di lakukan.

"Aku kenyang?." Jawab Alina tanpa melihat angga, yang sibuk menyiapkan bekal untuk kedua putranya.

Angga tau, itu hanya alibi saja. Sejak kemarin Alina selalu menjaga jarak seolah dirinya menjijikkan. Tapi Angga cukup sadar diri mungkin saja Alina jijik dengan dirinya, yang sudah menodai pernikahan dan janji suci mereka dengan menyentuh dan menghamili wanita lain.

Angga berusaha menelan sarapannya walaupun terasa sulit, lehernya seperti tercekik. Ia berusaha memakan sarapannya dengan cepat karena harus mengantar kedua putranya yang sudah selesai sarapan dan sibuk memasukkan bekal ke dalam tas. Setelah selesai ia segera meminum air hingga tandas, dan mengajak ke dua anaknya untuk masuk ke dalam mobil.

"Aku berangkat dulu."

Alina mengangguk kaku, ia melangkah mundur saat angga maju hendak mencium kening istrinya. Angga terdiam dan tersenyum kecut, Alina membuang muka enggan untuk melihat wajah angga.

"Aku berangkat, kamu hati-hati di rumah. Kalau ada apa-apa hubungi aku, love you sayang." Ucap angga memasuki mobil dan menjalankan mobil keluar dari pekarangan rumah.

Saat itu pula tangisan Alina pecah, cinta seperti apa yang angga maksud, kenapa ia merasa kesakitan saat mendengar perkataan cinta dari angga. Bukan kah cinta itu membawa kebahagiaan?, kenapa cinta yang di berikan angga tidak?.

Alina memukul dadanya yang terasa sesak, haruskah seumur hidupnya ia merasakan sakit seperti ini?, hatinya terasa sakit saat ia pikir laki-laki yang mencintainya dan sangat ia cintai ternyata telah menyentuh wanita lain. Rasanya sangat menyakitkan, ia tidak bisa membayangkan suaminya menyentuh wanita lain bahkan sampai menghamili wanita itu.

Lalu bagaimana jika angga berherhubungan dengannya tapi membayangkan wanita itu? Alina menggeleng keras, ia masuk ke dalam rumah dan menangis di kamarnya dengan tangisan pilu menyayat hati.

Ia hanya berpasrah pada takdir, takdir yang akan tuhan atur untuknya nanti. Alina menatap wajahnya di pantulan cermin, matanya yang sembab sudah menjelaskan betapa sakit hatinya. Ia mengusap air mata yang ada di wajahnya.

Menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan helaan nafas yang berat.

"Alina tuhan tau kamu kuat, tuhan tau kamu mampu?, kamu pasti bisa demi anak-anak?." Ucap Alina menyemangati diri nya sendiri agar bangkit dari rasa sakit yang sedang ia rasa kan saat ini.

Ia membasuh wajahnya beberapa kali, untuk menghilangkan bekas air mata yang ada pada wajahnya. Alina melangkah keluar dari kamar mandi, ia tatap photo pernikahan dirinya dengan angga. Wajah mereka begitu terlihat bahagia, tersenyum dengan senyum yang sangat indah. Bahkan janji-janji yang angga ucapkan masih di ingat jelas dalam benak Alina

Aku kira aku akan menjadi satu-satunya di hidup kamu. Ternyata aku hanyalah salah satunya yang menjadi cerita dari separuh hidup mu?

...

Air mata Alina terjatuh mengingat penghianat Angga. Lagi dan lagi ia kembali menangis, rasa sakit dan sesak di dadanya benar-benar menghujam dirinya habis habisan, seperti di pukul oleh palu yang tak kasat mata.

.....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aphrodite Queen
Ada nama abangku, Angga. wkk wkkk, over all keren, aku suka ...️.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ku Kira Kau Rumah   02. Ku Kira Kau Rumah

    Bukankah Keluarga Tempat Ternyaman Untuk Menetap, Tapi Kenapa Tidak Untukku. Mereka Menjadi Luka Terdalam Seumur Hidupku. ....... "Cukup Alina, Hentikan omong kosongmu itu. Kau tidak akan bisa mendapatkan laki-laki seperti angga kembali. Biarkan saja wanita itu memiliki anak dari angga, toh cinta angga hanya untuk kamu bukan yang lain." Jawab sang ibu dengan enteng. Alina menatap tidak percaya dengan ucapan wanita yang telah melahirkannya itu, bagaimana ibunya meminta alina bertahan dengan pria yang telah mengkhianatinya. "Tapi bu, mas angga berselingkuh. Dia mengkhianati pernikahan suci kami bu, bagaimana ibu meminta untuk bertahan." Jawab alina dengan menatap wajah sang ibu penuh kekecewaan. "Wajar laki-laki seperti angga memiliki wanita lain alina, pria sukses, mapan dan tampan seperti Angga merupakan impian setiap wanita. Mereka berlomba-lomba ingin tidur di atas ranjang suamimu. Kau malah ingin bercerai dimana pikiranmu?." Teriak sang ibu, Alina memejamkan matanya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Ku Kira Kau Rumah   03. Ku Kira Kau Rumah

    Kalau saja, andai saja.Kata itulah yang selama ini ia rasakan.Beribu penyesalan tidak akan dapat merubah keadaan. Tapi bisakah ia perbaiki masa depan ..... "Mas angga, dia, di-dia punya anak dari sekretarisnya Kia." Ucapnya dengan nada bergetar, Kia yang mendengar itu langsung memeluk Alina dengan erat, memberikan kekuatan untuk iparnya itu. Sedangkan Basmal, ia memejamkan kedua matanya. Ternyata praduganya benar, wanita ular itu tidak akan melepaskan kakaknya begitu saja. "Dia khianati aku kia, dia rusak pernikahan suci kami. Hiks...." Sambungnya dengan lirih. Bahu alina bergetar di dalam pelukan kia, hidupnya hancur dalam sekejam. Kedatangan wanita itu menghancurkan segalanya. Kia mengusap lembut punggung Alina, Kia merelai pelukan itu ketika Alina sudah mulai tenang. "Maafkan aku, aku terlalu terbawa suasana," Ujarnya dengan lirih. "Lalu apa Keputusan kakak?." Alina hanya menggelengkan kepalanya, kejadian ini terlalu tiba-tiba, bahkan tidak pernah terlint

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Ku Kira Kau Rumah   04. Ku Kira Kau Rumah

    Ia merasa semuanya terasa seperti mimpi, Bagaikan di tikam palu tak kasat mata, Orang yang kata nya sangat mencintai nya justru memberi luka, lalu bagaimana itu bisa terjadi?, cinta seperti apa yang ia maksud?. ... Pagi ini badan Alina mendadak panas, belum lagi kepalanya pusing bukan main. Memang selama beberapa hari ini ia stres dan nafsu makannya berkurang. Belum lagi ia selalu terjaga tengah malam kerena mimpi buruk. Kacau, saat ini alina benar-benar kacau, ah lebih tepatnya hancur. Angga yang melihat istrinya tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya, berinisiatif untuk menyiapkan roti panggang untuk sarapan mereka. Namun setelah ia selesai menyiapkan sarapan untuk mereka berdua alina belum juga turun. Akhirnya ia masuk ke dalam kamar, angga mendapati Alina masih terbaring di atas tempat tidur. Perlahan Angga mendekati Alina, ia mengusap rambut istrinya dengan lembut. Angga mendadak panik saat mendapati telapak tangannya terasa panas. Ia saat ini istri nya sedang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Ku Kira Kau Rumah   05. Ku Kira Kamu rumah

    Melepaskan mu, rasanya aku asing dengan itu, karena secuil pun aku tidak pernah memikirkan itu apalagi sampai melakukannya. ... "Kamu itu harus bersyukur dapat suami kayak Angga, lagian pelakor itu kan tidak di nikahi oleh suami mu, anaknya pun tidak berada di sini masih dengan ibunya, jadi kamu aman gak usah berlagak minta cerai." Suara ibu Alina kembali terdengar, orang tua alina berkunjung ke rumah mereka karena ingin melihat kedua cucunya. Sementara Angga menemani ayahnya di ruang tamu. Alina menyampaikan maksud ke inginannya untuk bercerai dengan angga kepada sang ibu, Alina ingin sekali bercerai dengan Angga namun na'as semuanya kembali sia-sia. "Nggak usah aneh-aneh, anak kamu udah dua, kamu nggak kerja, nggak punya tempat tinggal, kamu tau sendirikan rumah ibu kamarnya sudah full, tidak ada kamar lagi yang bisa kamu tempati jika seandainya kamu tinggal dengan ibu, sudahlah kamu tidak akan bisa apa-apa tanpa angga lina jadi jangan betingkah." "Banyak wanita yang ingi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Ku Kira Kau Rumah   06. Ku Kira Kau Rumah

    "Apa-Apaan kamu alina, kamu sengaja ingin mempermalukan aku dan Gemilang?, tindakan gegabah kamu itu membuat namaku dan Gemilang tercoreng!." Teriak Angga yang baru sama memasuki kamar mereka. "Memangnya kenapa mas?, Bukannya yang aku katakan kebenaran ya?. kalau wanita itu hanya penghangat ranjang kamu?." Angga mengeraskan rahangnya. "Harus berapa kali aku bilang sama kamu alina, itu semua hanya sebuah kecelakan. Hanya sebuah ketidak sengajan." Ucap Angga menekan setiap kalimatnya dengan wajah yang Sudah memerah menahan amarah "Tapi itu semua tidak jadi alasan buat kamu mempermalukan aku dan Gemilang di depan umum alina." Sambungnya kembali Hanya ketidak sengajan gimananya ya?, Di bagian mana ketidak sengajanitu terjadi mas?, bukannya hubungan kalian masih berlanjut hingha saat ini. Bahkan kamu berani membentak aku di depan umum mas demi dia. Wanita yang kau anggap sebagai kesalahan." Alina menipiskan bibirnya memandang Angga dengan tatapan begitu nyalang. "Kamu pikir aku apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Ku Kira Kau Rumah   07. Ku Kira Kau Rumah

    Alina menggeliat ketika jam baker yang berada tidak jauh dari ranjang itu berbunyi, Ia memegang kepalanya yang berdenyut nyeri akibat menangis semalaman. "Astagfirullah aku ke siangan." alina melebarkan kedua matanya saat melihat jam yang berada di ruangan tersebut. Alina bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, CEKLEK Dirinya mematung saat melihat angga tertidur di depan pintu kamar kedua putra mereka, badannya bersandar pada dinding, begitupun kepalanya. "Mas!." Ujar alina dengan lembut, kedua tangan itu menepuk-nepuk pipi angga dengan perlahan. "Mas bangun, kenapa kamu tidur di sini?." Angga yang tidurnya terusik mulai membuka matanya, di peluknya alina dengan erat. Meluapkan rasa takut yang saat ini sedang melanda hatinya. "Sayang Maaf, maafin aku sayang." Ucapnya dengan lembut. Alina hanya mampu tersenyum getir, rasanya begitu tidak adil jika rasa sakit yang melimpah dirinya hanya di balas dengan kata maaf. "Mas maaf lepasi aku mas.." Uj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Ku Kira Kau Rumah   08. Kukira Kau Rumah

    "Sayang.." Angga mematung melihat penolakan alina. "Maaf mas, tapi aku belum siap mas." Ucapnya dengan gemetar, Alina merapikan bajunya dan bergegas pergi dari dapur itu, angga mengusap wajahnya dengan kasar. "aaaaa..." Teriaknya dengan memukul udara. "Sial, sesakit itu ya sayang sampai kamu gak mau lagi aku sentuh." gumanya mendang alina dari kejauhan. Alina sendiri bergegas membersihkan tubuhnya, alina menggosok permukaan kulitnya cukup kencang. Terutama pada bagian tubuh yang telah di sentuh oleh Angga, bahkan bibir itu sudah memerah karena gosokan pada kulit. "Ternyata aku belum sanggup mas, hiksss...." isaknya terduduk di lantai kamar mandi dengan guyuran shower membasahi tubuh alina. Setelah selesai Alina bergegas bersiap-siap menuju sekolah kedua anaknya. Tempat ini bukan seperti rumah untuknya lagi, bukan kenyamanan yang alina dapatkan justru perdebatan dan bayang-bayang wanita lain. "Alina tunggu." Panggil angga menahan tangan istrinya. Alina menghela nafa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Ku Kira Kau Rumah   09. KuKira Kau Rumah

    Kamu boleh membohongi orang lain, mengatakan bahwa kamu baik-baik saja. Tapi tidak denganku, Karena aku tau kalau kamu tidak baik-baik saja. -Bram- **** "kalaupun bram ingin merebut aku dari kamu mas, itu sudah dia lakuin dari dulu mas. Kamu pikir aku wanita itu seperti apa?, aku gak mungkin berkhianat. bram sudah seperti kakakku, dia paling banyak membantuku mas!." Nafas alina memburu, ia benar-benar tidak habis fikir dengan pola pikir angga. "Kamu gak tau rasanya jadi anak tengah, kurang mendapatkan kasih sayang, selalu di marahin, selalu salah. Bram dan keluarganya selalu menolongku saat aku di marahin oleh ibu dan ayah. Aku gak bisa menjauh dari bram dan keluarganya mas, karena mereka sudah banyak memberiku perlindungan." Ucap alina dengan lirih. "Perlindungan mereka sangat berharga buat ku, kamu gak tau gimana masa sulitku saat aku kecil mas. bram dan keluarganya lah yang melindungi." Sambunbnya kembali. Angga memandangi wajah alina yang berantakan hancur karena ri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Ku Kira Kau Rumah   30. KuKura Kau Rumah

    Aiina menyalahkan ponselnya dan melihat beberapa panggilan tidak terjawab dari guru devan dan david, bram dan Rizky. "Astagfirullah, bagaimana kabar anak anak melihat papanya terluka?, kamu benar-benar pikun alina." Panik alina mengkhawatirkan kedua putranya yang saat ini tinggal bersama angga mantan suaminya. "Tidak-tidak, tidak mungkin aku menghubungi mereka. Bagaimana jika devan dan david marah padaku." Guma alina saat akan menekan panggilan pada nomor ponsel devan. Alina menghubungi angga bram meminta maaf karena meninggalkan perusahaan tiba-tiba. Alina tau perbuatan nya sangat tidak sopan, tapi alina tidak sanggup melihat tatapan semua orang yang sudah pasti mencemooh dirinya. "Alina kamu di mana sekarang?, kamu gak papa kan?." Tanya bram dengan nada khawatir saat mengangkat telpon dari alina. "Aku gak papa bram, maaf karena pergi tanpa pamit tadi." "Aku gak papa bram, Maaf ya tadi aku pergi tanpa pamit." "Aku datang ke kost mu, tapi kamu gak ada di salah lina. Di

  • Ku Kira Kau Rumah   29.KuKira Kau Rumah

    "Terimakasih aku harap kerja sama ini berjalan dengan lancar." Sahut Angga menjabat tangganya bram. Bram hanya menganggukkan kepalanya dan melangkah pergi, Angga langsung menghampiri alina dan menggenggam pergelangan tangannya. "Lepaskan tangan saya tuan Angga" Ucap Alina dengan menekan kata-katanya. "Kamu akan menyesal lina, karena sudah bertindak sejauh ini. Akan aku pastikan kehidupan mu tidak akan menemukan titik bahagia." Alina terkekeh pelan dan tersenyum begitu manis menatap Angga. "Teruslah mengancam hingga anda lupa bagaimana cara menikmati hidup, bukan kah seharusnya anda bahagia tuan karena berhasil menikah dengan jalan anda. Pastikan dulu kehidupan anda bahagia tuan sebelum mengancam orang lain, Dan anda harus pastikan apakah ke dua putra putra ku sanggup bertahan dengan anda." Ucap alina dengan menyentak tangan angga. "Kau." Emosi Angga semangkin meluap mendengar ucapan dari mantan istrinya itu, Angga tidak menyangka karena Alina berani mengatakan itu kepadany

  • Ku Kira Kau Rumah   28. KuKira Kau Rumah.

    "Ahh." Desisnya refleks ingin memeluk leher dewa, tapi itu tidak bisa gemilang lakukan karena ke dua tangannya di kunci tepat di atas kepala oleh dewa. Tangan dewa mulai terulur untuk meraba, memelintir ujungnya, kemudian memerasnya. Dewa pun tidak tahan untuk segera merasakan ujung ujung berwarna pink itu lalu memasukkannya ke dalam mulut. "Papa." Desis Gemilang seraya menekan kepala dewa, meminta ayah mertua untuk semangkin liar memainkan kepunyaan nya itu. Hingga ke duanya tidak memiliki tenaga untuk melanjutkan nya kembali, entah sudah berapa ronde keduanya melakukan pekerjaan menyenangkan itu ---- Bram dan alina baru saja kembali ke perusahaan dan mendapat laporan dari pihak resepsionis jika Angga sudah menunggu di ruang meeting. Saat di dalam lift bram mengambil tangan kanan alina dan mengusapnya dengan perlahan. "Angkat kepalamu lina, jangan pernah menunjukkan wajah takut ataupun panik di hadapannya. Aku yakin kamu bisa, sekarang kamu sudah menjadi dirimu sendiri

  • Ku Kira Kau Rumah   27. KuKira Kau Rumah

    " Kenapa kak rizky suka sekali menuduh orang sembarangan, mana mungkin bram suka sama janda seperti ku, terlebih lagi kami sahabat dari kecil." Bram mengumpat di dalam hati, Karena rizky membuat hubungan nya dengan alina menjadi semangkit sulit. Bram yakin setelah ini alina kembali membatasi interaksi dengan nya lagi kerena tidak ingin mereka menyalahkannya arti kedekatan mereka. "Aku ke toilet sebentar," Pamit Alina kepada bram. "Gak usah ikutin aku, aku bisa sendiri kok." Sambungnya kembali saat melihat bram bangkit dari tempat duduknya. bram menatap kepergian alina dan menghampiri sahabatnya itu. "sejak kapan kau jadi banyak bertanya rizky, Kau membuatku dalam masalah. Kau tau sejak lama aku menyukainya dan menunggu dirinya menjadi seorang janda, kau malah mengacaukan segalanya" "Apa?." Kaget Rizky. "seharusnya aku tidak memanggilmu tadi, dan lagi jangan mengacaukan segalanya rizky." Ujar bram penuh penekanan. Alina merasa heran saat kembali dan melihat Bram dan Rizk

  • Ku Kira Kau Rumah   26. KuKira Kau Rumah

    Alina kembali melamun setelah mendapat telpon dari perusahaan mantan suaminya, Alina tidak menyangka jika angga mau bekerja sama dengan bram dan ini semua cukup membuat alina takut. "Harus bagaimana aku menghadapi semuanya nanti, Aku sangat yakin angga pasti akan kembali membuat drama?." Guma alina dengan menurut wajahnya dengan ke dua tangan miliknya, Bram yang akan melangkah pergi makan siang, menghampiri alina yang terlihat tidak baik baik saja. "Alina kau sakit?." Tanya bram dengan nada khawatir. "tidak aku hanya sedikit mengantuk bram," Jawab alina yang langsung mengubah mimik wajahnya. Bram tidak percaya begitu saja, dan dirinya berusaha menelisik wajah alina yang terlihat sangat cemas. "Apa ini karena pertemuan kita nanti siang?, kamu tenang saja angga adalah pria yang profesional saat bekerja, justru angga yang akan sangat terkejut jika melihat mu berada di sana sebagai sekertaris pribadiku." "Aku hanya takut masalah rumah tangga ku akan membawa dampak buruk bagi Pe

  • Ku Kira Kau Rumah   25. KuKira Kau Rumah

    Devan menatap layar ponselnya dengan tatapan sulit di artikan. Entah kenapa Devan tidak sanggup untuk mengatakan kepada ibunya tentang apa yang ia lihat tadi, Dirinya tidak ingin membuat ibunya kembali sakit. "Sekarang aku semangkin yakin jika keputusan mama dan papa bercerai itu sudah keputusan yang tepat." gumanya di dalam hati. "Apa mama tidak mengangkatnya kak?." Tanya david menatap kedua mata sang kakak. David menggelengkan kepalanya, ia beranjak dari kursi yang saat ini ia duduki. " yuk sebaiknya kita masuk kelas saja. Mama juga lagi banyak kerjaan." Wajah david berubah menjadi murung, dirinya berjalan dengan cepat melangkah duluan meninggalkan sang kakak dengan perasaan kesal. Devan menghela nafas, berusaha menetralkan detak jantungnya, mencoba menghilangkan bayang bayang pengkhianat yang telah di lakukan sang papa kepada mamanya. Sang guru menatap wajah kedua anak itu dengan heran, melihat wajah murung muridnya yang berjalan memasuki kelas. "Ada apa sayang?, kenap

  • Ku Kira Kau Rumah   24. KuKira Kau Rumah

    "Pa kami sudah ter...." Ucapan Devan terhenti saat memasuki kamar papanya itu. Tubuh anak itu menegang saat melihat sang ayah bersama wanita lain di kamar kedua orang tuanya, di ranjang ibunya. "Papa ayok kit..." Devan langsung memeluk adiknya itu, tidak ingin membiarkan sang adik melihat hal yang tidak pantas untuk mereka Pandang. Devan membawa david yang saat ini berada di dalam Pelukkannya perlahan keluar dari kamar itu. Jangan di tanya lagi bagaimana reaksi Angga, Pria itu masuk ke dalam badcover begitupun dengan gemilang, menutupi tubuhnya yang tidak tertutup sehelai benang pun. Angga langsung bergegas membersihkan diri dan bersiap pergi dari dalam kamar tersebut, di tatapnya gemilang yang saat ini sudah menggunakan pakaian lengkap. "Mas tunggu." Gemilang beranjak dari kursi dan mengejar angga. Gemilang berhasil menahan tangan angga, dan menunjukkan senyum termanisnya. "Kamu belum lagi sarapan mas, kenapa harus buru buru?." Tanya gemilang agar angga tidak mengej

  • Ku Kira Kau Rumah   23. KuKira Kau Rumah

    "Mas maafkan aku mas, aku cemburu mantan istrimu itu berusaha mendekati mu mas." Ujar gemilang yang saat ini sedang berada di dalam ruang kerja bersama angga. "Alina hanya melihat kedua putranya gemilang, ayolah jangan rusak suasana. kedua putra ku juga membutuhkannya." Ucap angga yang masih terfokus pada layar laptop di depannya. Gemilang berdiri, ia mendekati angga dengan perlahan, "Mas, tapi aku cemburu." Ujarnya berbisik pada telinga angga. Gemilang memeluk angga dari belakang, kedua tangan meraba dada bidang milik angga, tidak lupa hembusan hembusan kecil gemilang berikan pada telinga angga di sertai gigitan kecil. "Sayang Cukup pekerjaan ku masih banyak." Ucap angga suara serak. Gemilang yang mendengar itu semangkin gencar melakukan aksinya, dirinya duduk di atas pangkuan angga dan menggerakkan tubuhnya perlahan. Dapat gemilang lihat jika angga tidak mampu lagi menahan hasratnya hingga angga mencondongkan wajahnya mendekati gemilang. gemilang dapat merasakan hembus

  • Ku Kira Kau Rumah   22. KuKira Kau Rumah

    "Mas dimana kamu?, mas angga!." Teriak gemilang. wanita itu memasuki rumah dengan berteriak, bahkan gemilang tidak lagi menghiraukan satpam yang berusaha menahan dirinya. "Keluar kamu mas, kamu sembunyikan di mana wanita gatel itu..." Angga yang mendengar teriakan gemilang langsung berlari menghampiri wanita itu, ia takut alina dan kedua anaknya merasa terganggu. "Apa-Apaan ini gemilang kenapa kamu Teriak-Teriak di dalam rumah" Setak angga berjalan mendekati gemilang. "Di mana kamu sembunyikan mantan istri mu itu mas, kalian sudah bercerai tidak sepantasnya dia masuk ke dalam rumah ini lagi." Ucap gemilang dengan murka, bahkan wajahnya sudah memerah. Sementara Alina hanya melipat kedua tangannya, menatap perdebatan mereka yang menurutnya tidak terlalu penting. "Hentikan omong kosong mu, aku gak mau ya devan dan david dengan ucapan sampah mu itu." Angga mencengkam lengan gemilang dan menyeretnya ke depan pintu rumah angga. "Wanita murahan di mana kau!." Teriaknya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status