Home / Romansa / Ku Kira Kau Rumah / 04. Ku Kira Kau Rumah

Share

04. Ku Kira Kau Rumah

Author: Privat
last update Last Updated: 2024-10-19 17:44:07

Ia merasa semuanya terasa seperti mimpi, Bagaikan di tikam palu tak kasat mata,

Orang yang kata nya sangat mencintai nya justru memberi luka, lalu bagaimana itu bisa terjadi?, cinta seperti apa yang ia maksud?.

...

Pagi ini badan Alina mendadak panas, belum lagi kepalanya pusing bukan main. Memang selama beberapa hari ini ia stres dan nafsu makannya berkurang. Belum lagi ia selalu terjaga tengah malam kerena mimpi buruk.

Kacau, saat ini alina benar-benar kacau, ah lebih tepatnya hancur.

Angga yang melihat istrinya tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya, berinisiatif untuk menyiapkan roti panggang untuk sarapan mereka. Namun setelah ia selesai menyiapkan sarapan untuk mereka berdua alina belum juga turun.

Akhirnya ia masuk ke dalam kamar, angga mendapati Alina masih terbaring di atas tempat tidur. Perlahan Angga mendekati Alina, ia mengusap rambut istrinya dengan lembut. Angga mendadak panik saat mendapati telapak tangannya terasa panas. Ia saat ini istri nya sedang demam.

"Sayang hei, bangun. Badan kamu panas sayang?"

"Engghh" Alina melenguh, ia mengeratkan selimutnya membungkus tubuhnya yang saat ini terasa sangat dingin baginya.

"Buka selimutnya sayang. Suhu tubuh kamu panas banget ini sayang."

"Dingin." Sahut Alina dengan suara paruh. Ia benar benar merasa kan dingin di seluruh tubuhnya.

Angga yang khawatir segera mengambil air dan kain. Ia mengompres kening istrinya yang saat ini sedang demam. Setelah itu Angga ke dapur membuatkan bubur untuk istrinya dan mengambil obat penurun panas.

Setelah selesai, angga kembali ke kamar dengan membawa nampan yang berisi bubur, air hangat dan obat penurun panas. Angga meletakkan nampak di atas meja dekat ranjang. "Sayang makan dulu ya, habis itu kita minum obat biar demamnya cepat turun."

Alina menggeleng, ia tak ingin makan apalagi minum obat. Perutnya saat ini benar-benar sedang tidak enak.

"Sedikit aja sayang. mau ya?."

Angga tersenyum saat Alina mengangguk, ia membantu istri tercintanya duduk bersandar di kepala ranjang. Melihat wajah istrinya yang pucat, Alina benar-benar merasa tidak tega dan ia sangat sedih dengan ke adaan istrinya sekarang dan itu semua tidak lepas dari kesalahannya.

Angga mengambil semangkuk bubur dan menyuapinya dengan perlahan, "Maaf kalau bubur nya nggak enak." Ujar angga, karena jujur saja ia tidak tahu cara membuat bubur seenak buatan istri tercintanya..

Alina hanya diam menerima suapan dari angga. Suapan demi suapan Alina terima, tapi hanya lima kali suap Alina sudah menggelengkan kepalanya, Pertanda Alina sudah tidak lagi ingin memakan bubur tersebut. Bukan, bukan berarti rasa bubur itu tidak enak. Hanya saja perutnya yang memang tidak bisa menerima nya lagi.

Angga menghela nafas berat, meletakkan bubur di atas meja. Ia lalu mengambil air dan obat penurun panas lalu di berikan kepada istrinya. Dengan malas-malasan Alina terpaksa mengambil obat tersebut. Jujur saya, ia sangat tidak menyukai obat yang pahit sama seperti cerita hidupnya.

"Kamu istirahat ya, mau aku pegang kepalanya atau, mau aku..."

"Nggak perlu." Sahut Alina kembali merebahkan dirinya

Angga menunduk merasakan sesak di dadanya,

"Kamu masih marah sama aku sayang?."

Alina hanya diam dan memejamkan matanya, rasanya lucu sekali mendengar pertanyaan itu.

"Maaf ya, aku minta maaf?." Nada suara Angga mulai bergetar, suara nya tercekat menahan sesak.

"Aku memang bukan suami yang baik, tapi lin aku mohon jangan ke mana-mana. Jangan tinggalkan aku, aku mohon."

Ini bukan sekali dua kali ia memohon, jika perlu ia akan terus memohon agar Alina tidak kemana mana, Agar istri nya tetap ada di sini nya. Karena sungguh, jika Alina pergi Angga tidak tahu lagi bagaimana menjalani hidup.

"Aku minta maaf, aku terlalu egois, aku nggak akan bisa melepaskan kamu?." Ucap Angga

Air mata nya sudah tumpah dan terjatuh di kedua pipi nya.

"Lebih baik kamu berangkat kerja?." Sahut Alina

"Mana mungkin aku berangkat kerja. Aku nggak bisa meninggalkan kamu dalam keadaan begini lin."

Alina memilih diam mengabaikan Angga yang masih duduk di sisi ranjang. Mata Alina sudah mulai terpejam, mungkin saja karena efek obat yang ia minimum. Melihat istrinya sudah terlelap Angga pun bangkit mengganti pakaian nya kembali dengan pakaian rumah.

....

Siang hari,

Alina membuka matanya melihat sekeliling ruangan, Angga sudah tidak ada di ruangan tersebut, Alina mengira Angga sudah berangkat ke kantor. Tubuhnya sudah jauh lebih baik. Kepalanya juga sudah tidak terlalu sakit dan suhu tubuh nya sudah kembali normal.

Dengan langkah gontai, Alina mencuci wajahnya di kamar mandi dan bergegas turun ke lantai bawah. Netra matanya bersitatap dengan angga, rupanya laki-laki itu benar-benar tidak berangkat ke kantor.

"Sayang kamu kok udah bangun?, gimana kamu udah mendingan belum sayang?." Tanya Angga yang khawatir melihat Alina

"Iya."

Angga mengatupkan bibirnya, tidak tahu lagi ingin bertanya apa. Melihat jawaban Alina seperti itu sudah cukup menandakan bahwa Alina sudah tidak ingin lagi berbicara dengannya.

"Mas"

"Iya sayang"

"Boleh aku bicara sebentar."

angga menelan ludah dengan kasar, takut dengan apa yang akan istrinya bicarakan. Ia takut jika itu berkaitan dengan,,, tidak, tidak demi tuhan jangan.

Angga terkejut saat melihat istrinya duduk bersimpuh di bawah kakinya.

"Sayang, hei, kamu..."

Alina menggelengkan kepalanya meminta angga untuk diam, di tempat nya.

"Tolong mas, lepaskan aku," bibir alina mulai bergetar, air matanya mengalir bak anak sungai.

"Aku nggak tau lagi bagaimana cara melupakan semuanya, aku nggak tau bagaimana caranya, tolong."

Alina menyentuh dadanya yang terasa sesak, bukan ia tak berusaha, ia sudah sangat berusaha melupakan semuanya, lalu ia ingin bersikap seperti semula. Tapi demi tuhan ia benar-benar tidak dapat menerima kenyataan bahwa ia bukan satu satunya yang memberikan Angga kenikmatan dan seorang putra.

Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana tubuh Angga di sentuh dan menyentuh wanita lain, berkali kali dan menanam kan benih nya di dalam rahim wanita itu. Sungguh rasa nya sarah hampir gila.

"Kamu lagi sakit sayang, mangkanya kamu ngelantur gini hemm?," angga tersenyum ia masih berfikir positif dan mensugeati dirinya bahwa alina istrinya itu tidak serius dengan hal ini.

Tapi senyum angga memudar tat kala kedua matanya bersitumbruk dengan netra mata Alina yang nampak lelah dan sayu.

Saat ini juga angga terdiam kaku, saat mendengar istrinya berkata. "Aku sehat, aku sehat tapi hati ku tidak baik baik saja, aku mohon mas aku mohon. Tolong mas."

Angga menggeleng, ia duduk bersimpuh di depan istrinya, menyentuh tangan istrinya dan menggenggam nya erat erat,

"tolong sayang, tolong jangan begini."

Alina terisak dan itu sangat menyakitkan di mata Angga. Rasanya tak mampu lagi menahan rasa sakit di dada saat melihat wanita yang ia cintai menangis seperti ini karena diri nya.

Apakah ia harus melepaskan Alina?, tapi demi tuhan ia tidak mau ini terjadi.

....

Related chapters

  • Ku Kira Kau Rumah   05. Ku Kira Kamu rumah

    Melepaskan mu, rasanya aku asing dengan itu, karena secuil pun aku tidak pernah memikirkan itu apalagi sampai melakukannya. ... "Kamu itu harus bersyukur dapat suami kayak Angga, lagian pelakor itu kan tidak di nikahi oleh suami mu, anaknya pun tidak berada di sini masih dengan ibunya, jadi kamu aman gak usah berlagak minta cerai." Suara ibu Alina kembali terdengar, orang tua alina berkunjung ke rumah mereka karena ingin melihat kedua cucunya. Sementara Angga menemani ayahnya di ruang tamu. Alina menyampaikan maksud ke inginannya untuk bercerai dengan angga kepada sang ibu, Alina ingin sekali bercerai dengan Angga namun na'as semuanya kembali sia-sia. "Nggak usah aneh-aneh, anak kamu udah dua, kamu nggak kerja, nggak punya tempat tinggal, kamu tau sendirikan rumah ibu kamarnya sudah full, tidak ada kamar lagi yang bisa kamu tempati jika seandainya kamu tinggal dengan ibu, sudahlah kamu tidak akan bisa apa-apa tanpa angga lina jadi jangan betingkah." "Banyak wanita yang ingi

    Last Updated : 2024-10-19
  • Ku Kira Kau Rumah   06. Ku Kira Kau Rumah

    "Apa-Apaan kamu alina, kamu sengaja ingin mempermalukan aku dan Gemilang?, tindakan gegabah kamu itu membuat namaku dan Gemilang tercoreng!." Teriak Angga yang baru sama memasuki kamar mereka. "Memangnya kenapa mas?, Bukannya yang aku katakan kebenaran ya?. kalau wanita itu hanya penghangat ranjang kamu?." Angga mengeraskan rahangnya. "Harus berapa kali aku bilang sama kamu alina, itu semua hanya sebuah kecelakan. Hanya sebuah ketidak sengajan." Ucap Angga menekan setiap kalimatnya dengan wajah yang Sudah memerah menahan amarah "Tapi itu semua tidak jadi alasan buat kamu mempermalukan aku dan Gemilang di depan umum alina." Sambungnya kembali Hanya ketidak sengajan gimananya ya?, Di bagian mana ketidak sengajanitu terjadi mas?, bukannya hubungan kalian masih berlanjut hingha saat ini. Bahkan kamu berani membentak aku di depan umum mas demi dia. Wanita yang kau anggap sebagai kesalahan." Alina menipiskan bibirnya memandang Angga dengan tatapan begitu nyalang. "Kamu pikir aku apa

    Last Updated : 2024-11-14
  • Ku Kira Kau Rumah   07. Ku Kira Kau Rumah

    Alina menggeliat ketika jam baker yang berada tidak jauh dari ranjang itu berbunyi, Ia memegang kepalanya yang berdenyut nyeri akibat menangis semalaman. "Astagfirullah aku ke siangan." alina melebarkan kedua matanya saat melihat jam yang berada di ruangan tersebut. Alina bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, CEKLEK Dirinya mematung saat melihat angga tertidur di depan pintu kamar kedua putra mereka, badannya bersandar pada dinding, begitupun kepalanya. "Mas!." Ujar alina dengan lembut, kedua tangan itu menepuk-nepuk pipi angga dengan perlahan. "Mas bangun, kenapa kamu tidur di sini?." Angga yang tidurnya terusik mulai membuka matanya, di peluknya alina dengan erat. Meluapkan rasa takut yang saat ini sedang melanda hatinya. "Sayang Maaf, maafin aku sayang." Ucapnya dengan lembut. Alina hanya mampu tersenyum getir, rasanya begitu tidak adil jika rasa sakit yang melimpah dirinya hanya di balas dengan kata maaf. "Mas maaf lepasi aku mas.." Uj

    Last Updated : 2024-11-16
  • Ku Kira Kau Rumah   08. Kukira Kau Rumah

    "Sayang.." Angga mematung melihat penolakan alina. "Maaf mas, tapi aku belum siap mas." Ucapnya dengan gemetar, Alina merapikan bajunya dan bergegas pergi dari dapur itu, angga mengusap wajahnya dengan kasar. "aaaaa..." Teriaknya dengan memukul udara. "Sial, sesakit itu ya sayang sampai kamu gak mau lagi aku sentuh." gumanya mendang alina dari kejauhan. Alina sendiri bergegas membersihkan tubuhnya, alina menggosok permukaan kulitnya cukup kencang. Terutama pada bagian tubuh yang telah di sentuh oleh Angga, bahkan bibir itu sudah memerah karena gosokan pada kulit. "Ternyata aku belum sanggup mas, hiksss...." isaknya terduduk di lantai kamar mandi dengan guyuran shower membasahi tubuh alina. Setelah selesai Alina bergegas bersiap-siap menuju sekolah kedua anaknya. Tempat ini bukan seperti rumah untuknya lagi, bukan kenyamanan yang alina dapatkan justru perdebatan dan bayang-bayang wanita lain. "Alina tunggu." Panggil angga menahan tangan istrinya. Alina menghela nafa

    Last Updated : 2024-11-17
  • Ku Kira Kau Rumah   09. KuKira Kau Rumah

    Kamu boleh membohongi orang lain, mengatakan bahwa kamu baik-baik saja. Tapi tidak denganku, Karena aku tau kalau kamu tidak baik-baik saja. -Bram- **** "kalaupun bram ingin merebut aku dari kamu mas, itu sudah dia lakuin dari dulu mas. Kamu pikir aku wanita itu seperti apa?, aku gak mungkin berkhianat. bram sudah seperti kakakku, dia paling banyak membantuku mas!." Nafas alina memburu, ia benar-benar tidak habis fikir dengan pola pikir angga. "Kamu gak tau rasanya jadi anak tengah, kurang mendapatkan kasih sayang, selalu di marahin, selalu salah. Bram dan keluarganya selalu menolongku saat aku di marahin oleh ibu dan ayah. Aku gak bisa menjauh dari bram dan keluarganya mas, karena mereka sudah banyak memberiku perlindungan." Ucap alina dengan lirih. "Perlindungan mereka sangat berharga buat ku, kamu gak tau gimana masa sulitku saat aku kecil mas. bram dan keluarganya lah yang melindungi." Sambunbnya kembali. Angga memandangi wajah alina yang berantakan hancur karena ri

    Last Updated : 2024-11-18
  • Ku Kira Kau Rumah   10. KuKira Kau Rumah

    "Kamu gak izin sama aku kalau kamu pergi ke rumah sahabat kamu itu?." Ujar angga mulai meng interogasi alina. Alina menghela nafas berat, di tatatpnya wajah angga yang sedang menatapnya pandangan permusuhan. "Memangnya kamu bakal izini aku buat ke sana?, enggak kan." Jawab alina Rahang Angga mengeras mendengar Jawaban dari alina. "Aku gak suka kamu ketemu sama dia, harus berapa kali aku bilang sama kamu alina, Aku gak suka kalau kamu ketemu sama bram. Jangan karena dia sahabat kamu, kamu jadi seenaknya ketemuan sama dia. Dia juga laki-laki lina, belum menikah, dan bisa aja kalian melakukan hal yang tidak-tidak." Teriak Angga dengan suara menggelegar. hal yang tidak-tidak maksudnya gimana?, kenapa ucapan itu terdengar aneh di telinga alina. "Hal yang tidak-tidak seperti yang kamu lakukan dengan gemilang begitu?." Alina menyingkirkan senyumnya menatap angga dengan nyalang. "Kamu pikir aku seperti kamu iya mas?, kamu pikir aku seperti kamu dan gudik kamu itu." Sambungnya kem

    Last Updated : 2024-11-18
  • Ku Kira Kau Rumah   11. KuKira Kau Rumah

    Udara pagi Menyapa, terasa dingin menusuk membuat manusia terkadang enggan untuk bangun, memilih menarik selimut mencari kehangatan. Atau barang kali mencari selimut bernyawa memintanya memeluk untuk berbagi kehangatan. itu yang juga angga lakukan, udara pagi yang dingin enggan membuat dirinya bangkit dari tidur. Dirinya lebih memilih tubuh polos istrinya yang mampu memberi ke hangatan dan kenyamanan. Angga mengecup bahu plos istrinya, "Maaf ya sayang, semalam aku kasar banget." Ucapnya penuh penyesalan. Angga tidak bermaksud berbuat yang demikian, tapi dia benar-benar emosi, dia cemburu. Tidak sanggup rasanya meski sekedar membayangkan istrinya di sentuh laki-laki lain walaupun hanya sejengkal saja. kini angga mengerti bagaimana perasaan alina kala mengetahui jika dirinya telah berhubungan dengan wanita lain bahkan hingga memiliki seorang putra, meskipun di bawah pengaruh obat perangsang. Tapi tetap saja laki-laki brengsek seperti dirinya pun tidak mau alina pergi darinya

    Last Updated : 2024-11-20
  • Ku Kira Kau Rumah   12. KuKira Kau Rumah

    Alina memandangi pantulan dirinya di depan cermin, bercak kemerahan menguasai area leher dan dadanya, belum lagi di bagian lainnya. Mengingat perlakuan angga, membuat dirinya sangat kecewa. Alina tidak mau, lebih tepatnya belum siap melakukan hal itu dengan angga. Bayangan angga menyentuh wanita lain kerap kali menghantuinya lalu dirinya terluka setelah itu. sebenarnya tidak masalah jika angga melakukannya sebelum menikah dengan alina, karena itu termaksud bagian dari masalalu angga. Tapi sekarang beda, mereka sudah menikah dan angga suaminya, hanya miliknya, milik alina saja. Bohong jika angga tidak menikmati kegiatannya bersama dengan gemilang, jika angga tidak menikmati kegiatan itu mana mungkin angga mengeluarkannya di dalam, melakukannya berkali-kali hingga gemilang hamil. Alina terkekeh, tapi sialnya air matanya masih saja mengalir. Alina buru-buru menghapus air mata itu dengan kasar. Sialan sekali, alina benci dirinya yang lemah ini tidak berdaya melawan keadaan seper

    Last Updated : 2024-11-21

Latest chapter

  • Ku Kira Kau Rumah   24. KuKira Kau Rumah

    "Pa kami sudah ter...." Ucapan Devan terhenti saat memasuki kamar papanya itu. Tubuh anak itu menegang saat melihat sang ayah bersama wanita lain di kamar kedua orang tuanya, di ranjang ibunya. "Papa ayok kit..." Devan langsung memeluk adiknya itu, tidak ingin membiarkan sang adik melihat hal yang tidak pantas untuk mereka Pandang. Devan membawa david yang saat ini berada di dalam Pelukkannya perlahan keluar dari kamar itu. Jangan di tanya lagi bagaimana reaksi Angga, Pria itu masuk ke dalam badcover begitupun dengan gemilang, menutupi tubuhnya yang tidak tertutup sehelai benang pun. Angga langsung bergegas membersihkan diri dan bersiap pergi dari dalam kamar tersebut, di tatapnya gemilang yang saat ini sudah menggunakan pakaian lengkap. "Mas tunggu." Gemilang beranjak dari kursi dan mengejar angga. Gemilang berhasil menahan tangan angga, dan menunjukkan senyum termanisnya. "Kamu belum lagi sarapan mas, kenapa harus buru buru?." Tanya gemilang agar angga tidak mengej

  • Ku Kira Kau Rumah   23. KuKira Kau Rumah

    "Mas maafkan aku mas, aku cemburu mantan istrimu itu berusaha mendekati mu mas." Ujar gemilang yang saat ini sedang berada di dalam ruang kerja bersama angga. "Alina hanya melihat kedua putranya gemilang, ayolah jangan rusak suasana. kedua putra ku juga membutuhkannya." Ucap angga yang masih terfokus pada layar laptop di depannya. Gemilang berdiri, ia mendekati angga dengan perlahan, "Mas, tapi aku cemburu." Ujarnya berbisik pada telinga angga. Gemilang memeluk angga dari belakang, kedua tangan meraba dada bidang milik angga, tidak lupa hembusan hembusan kecil gemilang berikan pada telinga angga di sertai gigitan kecil. "Sayang Cukup pekerjaan ku masih banyak." Ucap angga suara serak. Gemilang yang mendengar itu semangkin gencar melakukan aksinya, dirinya duduk di atas pangkuan angga dan menggerakkan tubuhnya perlahan. Dapat gemilang lihat jika angga tidak mampu lagi menahan hasratnya hingga angga mencondongkan wajahnya mendekati gemilang. gemilang dapat merasakan hembus

  • Ku Kira Kau Rumah   22. KuKira Kau Rumah

    "Mas dimana kamu?, mas angga!." Teriak gemilang. wanita itu memasuki rumah dengan berteriak, bahkan gemilang tidak lagi menghiraukan satpam yang berusaha menahan dirinya. "Keluar kamu mas, kamu sembunyikan di mana wanita gatel itu..." Angga yang mendengar teriakan gemilang langsung berlari menghampiri wanita itu, ia takut alina dan kedua anaknya merasa terganggu. "Apa-Apaan ini gemilang kenapa kamu Teriak-Teriak di dalam rumah" Setak angga berjalan mendekati gemilang. "Di mana kamu sembunyikan mantan istri mu itu mas, kalian sudah bercerai tidak sepantasnya dia masuk ke dalam rumah ini lagi." Ucap gemilang dengan murka, bahkan wajahnya sudah memerah. Sementara Alina hanya melipat kedua tangannya, menatap perdebatan mereka yang menurutnya tidak terlalu penting. "Hentikan omong kosong mu, aku gak mau ya devan dan david dengan ucapan sampah mu itu." Angga mencengkam lengan gemilang dan menyeretnya ke depan pintu rumah angga. "Wanita murahan di mana kau!." Teriaknya

  • Ku Kira Kau Rumah   21. KuKira Kau Rumah

    Alasan bertahan adalah karena nggak sanggup melihat dia bersanding dengan orang lain.....Alina terkejut saat melihat Angga di depan gerbang kost nya, laki laki itu masih memakai setelan kerja, dengan menggunakan kemeja maroon dan di padukan dengan celana hitam. Namun tidak ada jas yang melekat di tubuh nya.Rambut nya yang sudah acak acak kan malah menambah kadar ketampanan nya, Alina buru buru menggelengkan kepala nya berusaha menyadarkan dirinyaSementara angga a terpaku melihat penampilan istrinya. Ah ralat, mantan istrinya ck, demi tuhan dia benar benar benci mengatakan ini. Dan hatinya terasa perih saat menyadari Alina dan dirinya kini telah berpisah.Tapi tak dapat di pungkiri, Alina terlihat sangat cantik, dengan rok span yang melekat di tubuhnya. Tapi sepertinya angga kurang suka melihat rok span yang saat ini alina kenakan, lihat saja lekukkan tubuh mantan istrinya semangkin terlihat jelas. Ia sangat tidak suka sungguh. Ia tidak rela ada laki laki yang menatap kagum pada a

  • Ku Kira Kau Rumah   20.Kukira Kau Rumah

    Cinta tidak harus memiliki itu adalah satu hal yang menyakitkan, dan aku sangat membenci itu.....Angga telah resmi bercerai dengan Alina, namun persidangan kali ini Alina tidak datang, wanita itu hanya di wakilkan oleh kuasa hukumnya sajaSedih tentu saja ia masih ingin melihat Alina walau pun hanya sebentar, ia masih ingin mengobrol dengan alina walaupun hanya sepatah dua kata saja.Belum lagi sampai detik ini angga masih belum mengetahui tempat tinggal alina, mantan mertuanya pun tidak tau di mana alina tinggal.Lalu apa mungkin bram tau di mana alina tinggal, menyebut nama bram saja rasanya ia sudah ingin murka, entah kenapa ia merasa bram tau di mana tempat tinggal alina saat ini"Awasi bramudya, bisa jadi laki laki itu tau, di mana Alina tinggal." Perintah angga kepada beberapa anak buahnyaTangannya terkenal membayangkan bram berdekatan dengan Alina saja rasa nya sudah membuat nya cemburu bukan main.Lalu bagaimana jika angga mengetahui apa yang hampir terjadi antara alina den

  • Ku Kira Kau Rumah   19. KuKira Kau Rumah

    Balas Dendam tidak selamanya menghasilkan kepuasan. -Alina- ---- bram mendekati Aljna yang duduk di sisi tempat tidur, alina sudah mengenakan baju tidur lengan panjang dan celana panjang. "Maaf lina, aku gak bisa mengontrol diri ku sendiri." Alina menggigit bibir bawahnya, "Maaf bram, Aku juga salah." Air mata Alina tidak mampu ia bendung lagi. "Aku berpikir ka-kalau aku juga di sentuh laki laki lain apakah anggq juga merasa kan hal yang sama seperti apa yang aku rasa kan. Tapi ini semua salah aku..." Bram membawa Alina ke dalam pelukannya, padahal ia tau perasaan alina saat ini, bodohnya bram hampir saja melakukan kesalahan fatal. "Maaf Lina, ini semua salah ku. Jangan membalas kan dendam apapun lina, orang yang membalas dendam tidak selamanya akan menemukan kebahagiaan justru kita akan merasa kan penyesalan seumur hidup lin." "Aku minta maaf sekali lagi lina, ini semua salah aku, aku yang nggak bisa ngobrol diri aku sendiri." Alina melepaskan pelukan bram. Menyalahkan br

  • Ku Kira Kau Rumah   18. KuKira Kau Rumah

    Bram menelan ludah, "Maksud ku, kamu tidur di bawah aku tidur di tempat tidur, gimana?." Bram mengerjapkan matanya beberapa kali lalu mengangguk setuju. "Iya udah kamu tidur." Bram berjalan, ia mengambil kasur lipat, di kamar sebelah dan membawanya ke kamar utama, Bram meletakkan kasur lipat di atas lantai, dekat ranjang dan merebahkan diri. Ia mengabaikan debaran jantungnya yang menggila. "Bram" "Hemm." "Kamu ke dinginnya." "Hemm, lumayan." "Maaf." "Tidur Alina." Alina mengabaikan bram, ia beranjak mengambil satu buah selimut di dalam lemari, namun naas karena pencahayaan yang minim kakinya tersandung di ujung kasur lipat dan akhirnya alina terjatuh di atas tubuh bram. bram meringis, ia membuka mata melihat wajah alina yang begitu dekat dalam pencahayaan yang minim. Alina terlihat sangat cantik dan mempesona. "Ada yang sakit?," Tanya bram dengan suara serak dan di jawab dengan gelanggang kepala oleh Alina. Alina buru-buru bangun dari atas tubuh bram. Ia l

  • Ku Kira Kau Rumah   17. KuKira Kau Rumah

    Hari ini seperti mimpi buruk yang membuat ku terlihat tidak berdaya. .... Angga melirik Alina yang menatap lurus ke depan. Istrinya ah, ralat wanita yang sangat ia cintai, terlihat semangkin cantik saja. Kali ini alina mengenakan dress cantik berwarna sage. Dengan rambut yang di gerai namun tatap menggunakan jepit rambut, sebagai pemanisnya. Alina tampak segar dan seperti wanita yang masih remaja. Eemm, astaga angga semangkin takut, setelah ini pasti banyak sekali laki-laki yang mendatangi wanitanya. Setelah sidang selesai, Angga mengikuti alina yang berjalan keluar seorang diri. "Lina." Alina menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap Angga dengan raut penuh tanda tanya. Angga salah tingkah sendiri di tatap dengan demikian. Dadanya berdebar, ia seperti anak remaja yang baru saja jatuh cinta saja. "Mau aku antar pulang?", sejujurnya itu hanya alibinya saja. Karena dengan mengantar alina pulang, ia bisa tau di mana alina tinggal. Alina menggeleng, sampai detik ini p

  • Ku Kira Kau Rumah   16. KuKira Kau Rumah

    Kalau boleh minta, bisakah aku minta waktu mu seumur hidup hanya dengan ku. Karena kehilangan mu sama seperti hidup tapi mati. .... Devan bukan tidak mengerti tentang permasalahan yang terjadi antara ke dua orang tua nya. Ia melihat sendiri bagaimana wanita itu datang menangis tersedu sedu memohon kepada papanya untuk bertanggung jawab kepada bayi kecil yang ada di dalam gen,... devan pun tak sanggup untuk melanjutkan nya. Sejujurnya devan kecewa, sangat kecewa kepada papanya, yang sudah menyakiti hati dan perasaan mamanya. Ia pun sama kecewanya, karena faktanya ia memiliki adik dari wanita lain bukan mamanya yang telah melahirkan adik ke duanya itu. Tapi saat menguning pembicaraan papa dan mamanya, rupanya bayi itu adalah adek tirinya. Jujur saja katakan lah ia jahat, ia tidak peduli dengan adiknya itu. devan akan sangat senang, sangat senang jika anak papanya dengan wanita lain yang menyakiti mamanya itu meninggal dunia, Agar alasan yang menjadi kehancuran keluarga pergi sel

DMCA.com Protection Status