Share

204. Bagian 3

Jin Selaksa Angin menyaksikan apa yang terjadi di hadapannya itu dengan mata basah. Sejak tadi dia menahan diri agar tidak memancarkan kentut. Sementara Jin Paekatakhijau guru Ruhcinta tersengguk-sengguk menahan tangis.

Beberapa saat kemudian ayah dan anak itu tegak berhadap-hadapan, hanya terpisah dua langkah. Keduanya saling memandang berhamburan air mata.

"Anakku Ruhcinta. " ucap Patampi dengan suara bergetar dan dada menggemuruh. Dua tangannya diulurkan hendak menyentuh bahu gadis itu. "Apa yang aku lakukan bukan kekejian berselubung nafsu mesum. Aku terpaksa menekan urat besar di dadamu. Aku terpaksa harus menyedot racun jahat lewat mulutmu. Hanya itu satu-satunya jalan menolong dirimu dari racun jahat yang ditebar kaki tangan Jin Muka Seribu."

Ruhcinta sendiri tegak tak bergerak. Telinganya terbuka, tapi dia seolah tidak mendengar apa yaru diucapkan Patampi. Mulutnya ikut terbuka. Bibirnya bergeletar. Ingin ia mengucapkan kata "Ayah" tetapi lidahnya serasa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status