Melihat keadaan tubuh lelaki yang serba bugil walau tertutup api tipis, Dewi Awan Putih menjadi merah mukanya.
"Makhluk kurang ajar! Ilmu iblis apa yang kau perlihatkan padaku!" bentak sang Dewi. Justru disinilah kesalahan Dewi Awan Putih. Siapa saja yang menyaksikan sosok Jin Api Menari sekali-kali tidak boleh terpengaruh. Kalau sampai terpengaruh maka hawa aneh akan merasuk masuk ke dalam tubuhnya dan dalam alam diluar sadar orang itu akan ikut menari.
Lebih celakanya dia akan membuka pakaiannya satu persatu agar dapat bersama bugil dengan sang Jin!
Perlahan-lahan Dewi Awan Putih mulai menggerakkan kaki dan sepasang tangannya menirukan gerak tari Pamanyala. Sesaat kemudian ketika Pamanyala menari mengelilinginya Dewi Awan Putih gerakkan dua tangannya membuka ikatan pinggang pakaian sutera putihnya. Sebagian dada dan perutnya yang putih mulus tersingkap. Pada saat itu pula sebuah benda yang sejak tadi disimpannya di balik pinggang, meluncur jatuh ke tahan. Sepa
Dua kaki Jin Terjungkir Langit membuat gerakan bersilang. Kabut kebiruan menebar. Lalu bukkk!Kekuatan hawa dingin saling bentrokan dengan hawa panas lewat beradunya dua kaki."Cessss!"Jin Terjungkir Langit terbalik tunggang langgang.Pamanyala sendiri terpental jauh. Ketika dia bangkit berdiri tubuhnya tampak miring. Kaki kanannya yang tadi beradu dengan kaki lawan kini tidak di kobari api lagi dan kelihatan bengkok hitam kebiruan. Pamanyala tidak bisa mempercayai bagaimana musuh yang telah kehilangan seluruh ilmu kesaktiannya dan sengsara berpuluh tahun dalam kutukannya ternyata masih memiliki ilmu kesaktian yang bisa membuat dirinya cidera begitu rupa! Sudah dua kali sebelum ini dia dipecundangi! Sekali ini dia harus bisa melumat menghabisi musuh besarnya ini!Pamanyala membentak keras. Dua tangannya digerakkan. Dua larik kobaran api bergulung di seputar tubuh Jin Terjungkir Langit. Sekali lagi Pamanyala menggerakkan dua tangan. Seperti tadi wa
Pandangan Dewi Awan Putih kembali pada Bintang. Untuk sesaat lamanya dua orang ini saling menatap tanpa ada kata yang terucap. Kemudian Bintang bergerak. Dewi Awan Putih mengira sang pendekar hendak mendatanginya. Ternyata Bintang mendekati sosok nenek berjubah kuning. Dalam kecewa Dewi Awan Putih merasa lega. "Dia tidak mendatangiku. Dia tidak mengatakan apa-apa. Berarti dia tidak melihat. Dia tidak tahu kalau Cincin Berbatu Hijau ada padaku”* * *RUHPINGITAN alias Jin Selaksa Kentut terduduk memeluk dan menangisi sosok Jin Terjungkir Langit yang diletakkannya di atas pangkuannya. Beberapa bagian kulit tubuh kakek ini tampak terkelupas merah. Saat itu Bayu, Arya dan Betina Bercula yang mengikuti perjalanan Bintang telah sampai pula di tempat itu. Mereka tidak tahu mau berbuat apa. Lebih- lebih ketika melihat Dewi Awan Putih. Sejak Peristiwa Dewi Awan Putih menganiaya Maithatarun tempo hari, ketiga orang itu tidak lagi menaruh hormat pada san
"Kalau suka saja tak ada artinya. Yang aku ingin kan adalah kawin. Juga dia sendiri dulu yang jelas-jelas kudengar berkata mau kawin denganku!" si nenek merajuk.Mendengar ucapan si nenek itu Bayu dan Betina Bercula jadi tersenyum geli. Bintang tertawa lebar. Dia memandang pada si kakek lalu berkata. "Kek, apa ikan asap atau ikan pindang mengingatkan kau pada seseorang?"Wajah tua Jin Terjungkir Langit langsung berubah. Kakek ini usap janggutnya berulang kali dan basahi bibirnya dengan ujung lidah. "Kau membuat air liurku keluar. Itu makanan kesayanganku sejak muda. Tapi sudah puluhan tahun aku tak pernah mencicipinya”Nenek muka kuning memegang lengan Bintang dan berbisik. "Kau dengar sendiri. Dia hanya ingat pada ikannya. Bukan padaku. ""Kek, kalau kau memang suka ikan pindang atau ikan asap, apa kau masih ingat siapa yang paling pandai memasakkannya untukmu?""Tentu saja istriku! Tapi dia entah dimana sekarang. Puluhan tahun kami berpisah
"Pasti dia pergi ketika kita menuju danau tadi!" berkata Betina Bercula."Makhluk api Pamanyala juga tak ada lagi di tempat ini!" kata Arya."Walah! Jangan-jangan dua makhluk itu sudah mencari danau lain untuk bermesraan!" menimpali Betina Bercula lalu tertawa cekikikan.Tiba-tiba satu benda putih melesat rendah di atas rombongan orang-orang itu. Satu cahaya biru ber- kelebat. Bayu dan Betina Bercula berseru kaget. Si Arya langsung mancur ilernya. Benda biru itu ternyata menyambar ke arah Bintang. Sebelum Ksatria Pengembara ini sempat merunduk, ujung benda biru telah menerpa urat besar di leher kirinya. Langsung Bintang menjadi kaku, tak bisa bergerak tak bisa bersuara. Ternyata bukan itu saja yang terjadi. Di udara benda putih tadi bergerak berbalik. Bersamaan dengan itu benda biru ikut bergulung ke bawah, membuntal tubuh Bintang. Di udara terdengar suara menguik panjang. Di lain saat sosok Bintang terangkat ke atas dan lenyap dilangit tinggi."Awan puti
"Kini aku bisa menduga apa sebenarnya yang hendak kau lakukan. Kau melumpuhkan aku karena ingin membawaku ke Puri itu. Bukankah dikabarkan Bunda Dewi mengalami kehamilan karena melakukan hubungan denganku?"Dewi Awan Putih tidak menyahut."Aku tidak melakukan hal itu Dewi Awan Putih. Aku tidak pernah berhubungan dengan Bunda Dewi”"Ini menjadi satu tanda tanya besar bagiku. Mana mungkin seorang perempuan hamil tanpa melakukan hubungan dengan lawan jenisnya. Kau tidak mengaku melakukan hubungan dengan Bunda Dewi. Sebaliknya Bunda Dewi sendiri selalu menyebut namamu!""Aneh, aku berkata sejujurnya. Tapi terkadang kejujuran tidak ada artinya apa-apa dalam kancah fitnah. Hanya ada satu cara. Kau harus mengantarkan aku ke Puri itu. Mempertemukan aku dengan Bunda Dewi.""Tadinya itu maksudku melumpuhkanmu. Agar kau bisa kubawa ke Puri Kebahagiaan. Tapi malam tadi diriku dilanda kebimbangan. Aku memutuskan tidak akan membawamu ke Puri itu.""
BINTANG sampai di depan bangunan putih di puncak bukit. Pintu kayu kokoh yang tertutup terbuka sendirinya begitu dia sampai di depannya. Hawa aneh menebar bau wangi keluar dari dalam bangunan."Tamu yang sudah lama ditunggu silakan masuk!" Satu suara menggema di sebelah dalam. Karena merasa dirinya memang tidak bersalah, tanpa ragu Bintang ini melangkah masuk. Namun baru saja dia melewati pintu kayu tiba-tiba dua orang Dewi berpakaian merah muda menyambutnya. Bukan dengan keramahan tapi dengan todongan dua batang tombak. Tombak kedua siap menghunjam di dadanya, tepat di arah jantung.Dua orang Dewi lagi muncul di hadapan Bintang. Yang sebelah depan berkata. "Sebelum masuk kami harus menggeledehmu lebih dulu. Jika kau membawa senjata, harus diserahkan pada kami. Selain itu dua tanganmu harus kami amankan!"Begitu selesai berucap Dewi ini angkat tangan kanannya. Ternyata dia sudah menyiapkan segulung tali berwarna kuning. Tali ini kelihatannya buruk dan lapuk. Tap
"Jin Obat, kau boleh tidak percaya. Tapi aku bersumpah tidak pernah berbuat yang tidak-tidak padanya”"Aku tahu kau memang tidak berbuat yang tidak- tidak. Berarti kau berbuat yang iya-iya!" Jin Obat Seribu tekap mulutnya agar tawanya tidak meledak."Bunda Dewi, pemuda bernama Bintang itu ada di sini. Dia akan bicara padamu," Dewi Awan Putih memberi tahu.Mendengar ucapan Dewi Awan Putih itu Bunda Dewi keluarkan suara terisak. Lalu seperti tadi dia kembali memanggil-manggil Bintang. Dua matanya tetap saja terpejam. Dewi Awan Putih memberi isyarat pada Bintang agar dia segera bicara dengan Bunda Dewi.Dengan kuduk masih dingin Bintang bergerak mendekati kasur ketiduran. "Bunda Dewi, aku Bintang. Aku datang untuk meluruskan yang tidak benar. Antara kita sebelumnya tidak pernah melakukan hubungan apapun. Mengapa kau berucap berkepanjangan bahwa kita pernah melakukan hubungan badan. Bahwa akulah yang menghamili dirimu”"Bintang,
Dewi Awan Putih melompat jauhkan diri. Beberapa Dewi pengawal terpekik. Sebelum lintah-lintah itu lari berkeliaran Jin Obat Seribu arahkan sinar yang keluar dari telapak tangannya."Cesss! Cesss! Cesss!"Satu persatu ketiga belas lintah hitam itu menggeliat hangus lalu berubah menjadi bubuk-bubuk hitam! Dewi Bunda sendiri saat itu tegak tertegun dengan muka pucat Matanya mendelik. Mulutnya masih ternganga walau tak ada lagi darah atau lintah yang menyembur keluar. Dalam keadaan seperti itu kembali Bunda Dewi keluarkan jeritan mengerikan. Lalu tubuhnya huyung. Sebelum roboh ke lantai ruangan. Bintang cepat merangkul pinggang Dewi ini lalu membaringkannya di atas kasur. Saat itu kelihatan jelas bagaimana perut sang Dewi telah kempis hampir sama rata dengan pinggul dan dadanya!"Dewi Awan Putih, kau dan semua yang ada disini!" Jin Obat Seribu membuka mulut. "Kalian semua menyaksikan sendiri! Yang keluar dari perut Dewi Buda bukan jabang bayi. Tapi tiga belas
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig