Share

198. Bagian 9

Sekali ini si nenek memandang berkeliling, lalu pegang-pegang pantatnya sendiri. Bola matanya yang kuning berputar-putar. "Kentutku terdengar aneh sekali ini! Buutnya pendek lalu ada prettnya! Hik ... hik. .. hik! Enak juga kedengarannya! Jangan Jangan aku memang siap sembuh!" Girang sekali si nenek jadi bersemangat. Lalu dia ambil salah seekor ayam dalam keranjang. Dengan cepat binatang itu dipesianginya. Dijebol ujung duburnya lalu dimakan mentah-mentah. Begitu habis disambarnya ayam kedua. Masih megap-megap dia tancap ayam ketiga! Dengan mata mendelik setelah menelan kibul ayam yang terakhir si nenek berteriak seraya melompat.

"Tujuh puluh tujuh! Aku sudah menelan tujuh puluh tujuh kibul ayam! Aku sudah sembuh!" Si nenek merasakan geli-geli di sekitar duburnya. Lalu

"butt.. prett!" Dia kentut lagi, dengan suara aneh tidak seperti biasanya.

"Heh, bagaimana ini! Aku masih kentut! Berarti belum sembuh! Kurang ajar! Apakah aku telah tertipu! Aku harus mencari anak itu!"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status