Share

195. Bagian 18

last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-11 01:02:23

“Hueekkk!” Arya memaki habis-habisan lalu meludah muntah-muntah!

Bintang cepat-cepat rapikan celananya ketika dilihatnya ada orang mendatangi. Ternyata orang tua yang berjalan dengan mempergunakan dua tangannya itu.

“Orang muda, aku tidak tahu mengapa kau barusan menolongku. Hai! Aku mengucapkan terima kasih kau telah menyelamatkan nyawaku...” Jin Terjungkir Langit sibakkan rambut putihnya. Matanya yang kelabu dikedip-kedipkannya pada Bintang. Mulutnya menyunggingkan senyum dan dua kakinya digerak-gerakkan. “Kau memiliki ilmu aneh. Sanggup membuat dua kakek jahat itu kaku tegang seolah dibungkus es. Siapakah kau adanya ?”

Bintang balas tersenyum. “Aku bernama Bintang...”

“Hai! Tunggu! Logat suaramu terdengar lucu. Kau... Aku pernah menyirap kabar. Kau pastilah pemuda asing yang katanya datang dari negeri manusia itu!”

“Aku dan teman-teman ini...” kata Bintang sambil menunjuk pa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   195. Bagian 19

    Jin Terjungkir Langit tertawa lalu berkata.“Anak muda, kau lihat sendiri. Kau telah berhasil membalikkan diriku kepala ke atas kaki menginjak tanah. Sekarang coba kalian lepaskan tangan-tangan kalian dari bahu dan kakiku!”Bintang ikuti ucapan Jin Terjungkir Langit. Begitu Bintang lepaskan tangannya dari bahu orang tua itu, dan Bayu serta Arya lepaskan pula pegangan mereka pada sepasang kaki si kakek, sosok Jin Terjungkir Langit secara aneh mumbul ke atas lalu perlahan-lahan kepalanya berputar ke samping, terus turun ke bawah. Dengan sendirinya kedua kakinya naik ke atas. Sebelum kepalanya menyentuh tanah, orang tua itu cepat ulurkan tangan ke bawah untuk menopang tubuhnya.Bintang memperhatikan apa yang terjadi dengan perasaan aneh. Bayu mencolek tangan Arya lalu berkata. “Ada keanehan pada orang satu ini. Kurasa jangan-jangan kantong menyannya besar seperti bola dan ada hawa di dalamnya. Mungkin itu yang membuat tubuhnya sebelah bawah selalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Ksatria Pengembara Season 2   195. Bagian 20

    “Belum pernah aku melihat patung sebagus ini. Halus sekali. Para pemahat di tanah Jawa kurasa tidak sanggup membuat yang seapik ini...” Bintang geleng-geleng kepala. Dia perhatikan wajah patung lalu berkata pada dua temannya. “Kalian bilang patung ini bisa menangis menitikkan air mata. Bisa mengedipkan mata. Saat ini kulihat biasa-biasa saja. Kecantikan dan kehalusan buatannya memang mengagumkan sekali.”Bintang melangkah seputar patung. Ketika dia sampai di sebelah depan patung kembali, pendekar kita mendadak tersurut dua langkah. Dia melihat bibir patung seperti bergerak membentuk senyum.“Kau tak percaya! Apa kataku!” bisik Bayu.Ksatria Pengembara ulurkan tangan hendak mengusap bibir patung. Tiba-tiba di mulut goa terdengar suara aneh.Buuuuttttttttttt..!“Hai, suara apa itu?” Mata jereng Arya berputar.Buuuuttttttt...!Suara aneh panjang itu kembali terdengar. Datangnya memang dari

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Ksatria Pengembara Season 2   195. Bagian 21

    Buuuutttt...!Si nenek muka kuning bangkit berlutut lalu peluk patung batu itu. “Hai patung batu berwajah cantik jelita. Mengapa kau diam saja. Tidakkah kau pandai bersuara? Hai patung batu cantik jelita. Tolong diriku. Sembuhkan penyakitku! Jawablah Hai patung. Jawablah!” Si nenek sesenggukan, lalu kentut panjang dan tertawa cekikikan.“Hai patung batu di dalam goa, mengapa kau belum juga menjawab ucapanku! Tolong diriku...”Di balik lekukan goa Bayu menggamit Bintang lalu menunjuk-nunjuk ke arah nenek muka kuning. “Nenek tukang kentut itu pasti miring otaknya. Supaya dia cepat keluar dari sini mengapa tidak kau jawab saja...”“Gila! Kita tidak tahu siapa adanya dia. Mengapa mau mencari penyakit. Jika sudah bosan dia pasti pergi sendiri dari sini...”“Kalau dia bosan! Kalau tujuh hari tujuh malam dia nongkrong terus di sini celaka kita semua...”Bintang geleng-geleng kepala. Ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Ksatria Pengembara Season 2   195. Bagian 22

    “Hai patungku, patung penolongku...” si nenek jatuhkan diri menciumi kaki patung sambil terkentut-kentut. “Apa yang harus kulakukan? Apa obat yang mujarab...?”“Apakah sebelumnya kau pernah minta pertolongan Jin Obat Seribu?”“Jin keparat itu! Memang pernah...!”“Kau diberinya obat?”“Dia menipuku.! Makhluk jahat itu malah mencelakai diriku!” jawab Ruhkentut alias Jin Selaksa Kentut.“Menipu mencelakai bagaimana?”“Dia menambal tubuhku dengan tumbukan daun cabai-cabaian! Akibatnya aku megap-megap setengah mati kepanasan!”Bintang, Bayu dan Arya sama-sama menekap mulut menahan ketawa.“Patung cantik patung jelita! Mengapa kau diam saja! Kau belum mengatakan apa obat buatku! Apa yang harus kulakukan...”“Hai, apa kau tahu ‘kibul’ ayam?”“Ayam aku tahu. Tapi kibul aku tidak tahu...

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Ksatria Pengembara Season 2   195. Bagian 23

    “Eh! Aku ingat sesuatu!” Ruhkentut alias Jin Selaksa Kentut pijit-pijit keningnya. “Bagaimana aku yakin kalian tidak akan kabur atau sembunyikan diri jika nanti terbukti aku tidak sembuh! Hai! Aku perlu jaminan dari salah satu kalian! Jaminan berupa... Hik... hik! Potongan salah satu bagian tubuh kalian!”“Mati aku!” kata Bayu dalam hati.Bintang terkesiap sedang Arya sudah jatuh melosoh ke lantai goa.“Hai! Kalian bertiga jangan takut. Aku tidak minta yang aneh-aneh. Aku cuma minta kalian menyerahkan salah satu daun telinga kalian! Hik... hik... hik!”Arya dan Bayu langsung tekap kuping masing-masing. Bintang merunduk tapi mengawasi waspada. Si nenek kembali tertawa dan kentut-kentut. “Siapa yang sukarela mau menyerahkan sepotong kupingnya?!”Tak ada yang menjawab, tak ada yang bergerak. Ruhkentut pandangi tiga orang di depannya satu persatu. Ketika dia memandang pada Bayu yang ketakutan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Ksatria Pengembara Season 2   196. Fitnah Keji

    DUA SOSOK putih berkelebat. Begitu cepatnya gerakan mereka hingga kelihatan seperti bayang-bayang setan, menembus kelebatan rimba belantara. Di satu tempat setelah keluar dari kawasan hutan sosok di sebelah depan berhenti. Astaga! Ternyata dia adalah manusia biasa juga adanya tapi luar biasanya dia adalah seorang dara berwajah cantik. Pakaiannya putih tipis keabu-abuan. Rambutnya yang tergerai lepas di punggung berwarna pirang membuatnya selain tambah cantik juga tampak anggun. Sosok kedua berhenti disamping dara cantik pertama. Ternyata dia juga seorang dara jelita. Raut tubuh dan potongan badannya sangat menyerupai gadis satunya. Siapa gerangan sepasang gadis ber-wajah sama yang barusan memasuki kawasan rimba belantara sunyi dan berbahaya itu?Di Negeri Jin keduanya dikenal dengan julukan Sepasang Gadis Bahagia. Di balik kecantikan mereka yang mempesona itu tersembunyi satu sifat yang membuat orang lain bisa merinding jika mengetahui, terutama kaum perempuan. Sejak lama dik

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 2   196. Bagian 2

    "Dewi Awan Putih.." menyapa Ruhkemboja sementara Ruhkenanga pandangi Dewi cantik itu sambil berulang kali membasahi bibirnya dengan ujung lidah. Dibanding dengan kakaknya Ruhkenanga memang dia tidak bisa menyembunyikan gelora hatinya melihat kecantikan wajah dan kemulusan tubuh Dewi Awan Putih. Apa lagi tubuh Dewi ini menebar bau harum mewangi yang menambah rangsangan dalam dirinya."Hai, sungguh pertemuan tidak disangka. Bukankah kalian berdua kerabat yang dijuluki Sepasang Gadis Bahagia?" balas menegur Dewi Awan Putih.Dua gadis kembar jatuhkan diri, berlutut di hadapan sang Dewi. Ruhkemboja malah ulurkan tangan memegang lalu mengangkat tangan Dewi Awan Putih, kemudian menciumnya dengan sikap hormat walau sebenarnya perbuatannya itu lebih didorong oleh hawa gairah.Ruhkenanga tidak tinggal diam. Dia tirukan apa yang dilakukan kakaknya dan mencium belakang telapak tangan malah sampai ujung lengan Dewi Awan Putih.Sambil tersenyum Dewi Awan Putih tarik ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Ksatria Pengembara Season 2   196. Bagian 3

    Tenggorokan Dewi Awan Putih kelihatan turun naik. Suaranya agak tersendat ketika bertanya, ”Apa kalian mengenali siapa adanya gadis di dalam goa yang bersama pemuda bernama Bintang itu?""Ruhjelita. Gadis yang dikenal sebagai penunggang kura-kura terbang itu!""Kalian tidak salah lihat?""Kami berdua. Mana mungkin salah lihat!" jawab Ruhkenanga."Kalau begitu.." Dewi Awan Putih tidak meneruskan ucapannya."Kalau begitu apa Hai Dewi Awan Putih?" tanya Ruhkenanga sambil kembali tangannya merayap ke lengan sang Dewi."Tidak.. Tidak apa-apa. Keterangan kalian sangat berguna. Paling tidak aku kini benar-benar yakin dan mengetahui apa yang terjadi dalam goa itu.." Lalu dalam hati sang Dewi berkata, ”Aku juga menyaksikan sendiri. Tadinya aku seperti ingin mengatakan tidak yakin pada penglihatanku sendiri. Tapi kini ada dua orang yang menyaksikan hai yang sama. Berarti tidak perlu aku menyelidik lebih jauh. Hai mengapa kejam sekali rasan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status