Share

194. Bagian 8

"Gadis bernama Ruhcinta, kau tentu masih ingat pertemuan kita terakhir di bukit tempat Dewi Awan Putih disekap dalam sumur melintang.!"

"Aku ingat. Malah lebih dari itu. Bukankah kau yang selama ini selalu menguntit diriku secara diam-diam? Jika kau memang membawa satu harapan, apakah begitu caranya memperkenalkan diri? Harapan yang baik selalu berlandaskan kasih. Aku tidak melihat hal itu tercermin dalam wajahmu Hai kerabat. Mungkin karena kau menempuh hidup dengan cara menyembunyikan wajah? Sang Pencipta memberikan wajah kepada setiap orang, entah wajah itu bagus entah buruk. Itu pelambang keadilan dalam kasih sayang. Kau justru menyembunyikan rasa kasih itu”

Lama orang bermuka hitam tercenung mendengar ucapan Ruhcinta. Dalam hati dia berkata. "Hai gadis bernama Ruhcinta. Jika kau tahu nasib perjalanan hidupku. Justru rasa kasih sayang sudah habis ditelan derita. Tapi jauh di lubuk hati ini masih ada setetes kasih sayang yang aku jaga baik-baik agar tidak hilan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status