Share

194. Bagian 13

"Kalau begitu baiklah. Patung itu adalah tubuh kasar ibu kandung yang melahirkanmu. Ayahmu yang bernama Pahambalang membawa jenazah ibumu ke bukit batu dingin dan meninggalkannya di sana. Para Dewi khawatir satu musibah besar akan menimpa mereka jika jazad ibumu dibiarkan dalam keadaan seperti itu. Maka mereka menurunkan hawa dingin luar biasa hingga sosok ibumu membeku menjadi patung batu. Sosoknya memang berbentuk patung batu. Tapi ketahuilah sesungguhnya dia masih dalam keadaan hidup karena dia mendengar dan punya perasaan. Walau mungkin secara akal sehat  kalian tidak bisa menerima kenyataan ini”

Sekujur tubuh Jin Patilandak bergetar. "Tidak!" katanya dengan suara serak. "Aku bisa menerima kenyataan ini. Suara batinku sebelumnya memang sudah menduga begitu” Jin Patilandak memandang ke arah patung. Air mata meluncur ke pipinya yang penuh dengan duri-duri panjang berwarna coklat. "Ibu” Suara Jin Patilandak tercekat. Pemuda malang ini lalu jatuhkan dir

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status