Share

193. Bagian 10

Bintang geleng-geleng kepalanya. ”Pada saat korban terakhir, lelaki berjuluk Jin Hati Baja menemui ajal, sebelumnya kami menyaksikan ada sinar melesat dari roda lonceng yang membuat dia kesilauan. Hal yang sama juga terjadi dengan diriku. Jika sinar menyilaukan itu merupakan satu hal yang diandalkan maka aku bisa menduga Pateleng hanya melayani orang-orang yang datang  pada siang hari. Karena pada malam hari tidak ada sang surya!" Bintang pandangi sepasang kakinya. Sambil gelengkan kepala dia berkata. ”Kalau saja Ruhrinjani tidak muncul secara tiba- tiba menolongku, mungkin saat ini aku sudah menjadi jerangkong seperti yang lain-lainnya itu”

Maithatarun melirik ke arah Ruhsantini dan diam-diam menahan rasa kejut mendengar ucapan Bintang tadi. Dia ingin menanyakan sesuatu tapi merasa segan karena Ruhsantini berada di dekat situ. Sebaliknya Ruhsantini jadi merasa kurang enak. Kalau sampai roh mendiang istri lelaki yang dikasihinya itu muncul lagi di tempa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status