Share

192. Bagian 9

last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-17 01:02:54

Tapi gilanya ternyata apa yang dilakukan Betina Bercula hanyalah meraba bagian tubuh di bawah pusar Bintang lalu melompat menjauh. Sambii tertawa cekikikan dia usapkan tangannya yang barusan meraba ke hidungnya sendiri!

"Banci kurang ajar!” rutuk Bintang marah sekali dan merinding kuduknya. Sambil kerahkan tenaga  dalam ke tangan kanan dia melompat dan menghantam ke arah Si Betina Bercula. Namun saat itu pula Pahidungbesar yang dihardik oleh Jin Muka Seribu berkelebat dari samping menghadangnya. Dari atas dukungannya Pasulingmaut bergumam keras lalu babatkan suling tengkoraknya. Asap hitam mengepul menyambar ke kepala Bintang!

-o0o-

 KITA ceritakan sedikit bagaimana Ruhcinta sampai berada di tempat itu. Sesaat setelah Dewi Awan Putih dibawa kabur oleh Pahidungbesar, Ruhcinta yang tengah melanjutkan perjalanan sambil melakukan penyelidikan tentang asal usul dirinya sampai di tempat berlangsungnya perkelahian. Hatinya gembira karena d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 10

    Ternyata Zeus membawa Ruhcinta ke lereng bukit dimana terletak sumur melintang. Bagaimanapun cerdiknya awan putih itu namun tak mungkin baginya untuk memberi tahu bahwa Dewi Awan Putih ada di dalam goa itu. Awan itu hanya hinggap di lereng batu yang terdekat sambil sesekali keluarkan suara halus. Karena terlindung oleh satu batu besar Ruhcinta tidak dapat melihat mulut goa. Selagi dia berpikir-pikir coba mengertikan petunjuk apa yang berusaha diberikan oleh awan putih itu, tiba-tiba di bawah sana dilihatnya Bintang berlari mendaki lereng bukit berbatu-batu. Saking gembiranya gadis ini hendak berseru memanggil sang pendekar. Namun maksudnya dibatalkan ketika di salah satu lamping bukit sebelah barat dia melihat satu sosok hitam mendekam memperhatikan. Ketika dia memandang ke jurusan itu, orang di balik batu segera menyelinap menghilang."Pasti itu orang yang mengikutiku sejak beberapa hari ini...” kata Ruhcinta dalam hati. Setelah berpikir sejenak gadis ini akhirnya menu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 11

    Bintang geleng-geleng kepala lalu tertawa. Dalam hati dia membatin. ”Mungkin gadis ini cemburu kalau aku menyentuh Dewi Awan Putih.” Memikir begitu maka Bintang berkata. ”Ruhcinta, hanya ada satu cara untuk membebaskan Dewi Awan Putih dari sirapan Ilmu Menjirat Urat. Yaitu menotok uratnya yang kelihatan biru itu.”Paras Ruhcinta mendadak tambah merah. Gadis ini palingkan mukanya ke jurusan lain.“Walah, apalagi yang salah ini. ?” pikir Bintang. Begitu dia ingat meledak tawanya.”Mengapa kau tertawa?”tanya Ruhcinta heran."Aku melihat wajahmu merah sampai ke telinga. Aku tahu sebabnya. Kau mungkin menganggap aku kurang ajar. Bukankah totok di negeri ini berarti payudara perempuan? Ha... ha... ha.”"Kau! Kalau sudah tahu mengapa masih menyebut?!” tanya Ruhcinta merengut. Tapi mulutnya mengembang, bibirnya bergetar lalu tawanya menyembur tak tertahankan lagi. Karena malu gadis ini akhirnya tu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 12

    SEKARANG kita ikuti apa yang terjadi dengan Ruhcinta dan Dewi Awan Putih. Begitu nenek Si Pembedol Usus dan Jin Sinting berkelebat ke hadapan mereka Ruhcinta segera menyongsong. Dengan suara lembut dia menegur. ”Sepasang kakek dan nenek, kami tahu kalian adalah orang baik-baik. Di dalam hati kalian pasti ada apa yang dinamakan kasih sayang. Lalu mengapa tega hendak menyerang kami? Kalau hanya karena alasan kalian adalah kaki tangan Jin Muka Seribu dan mengharapkan imbal jasa berupa harta atau kedudukan, ketahuilah kalian telah tertipu. Imbalan kasih sayang tidak sebagus dan seindah imbalan kejahatan. Bukankah lebih baik bagi kalian meninggalkan tempat ini, meninggalkan Istana Surga Dunia dan Jin Muka Seribu. Berbuat baik di jalan yang penuh kasih antara sesama...?"Nenek berkumis halus pandangi Ruhcinta sesaat, lalu sambil menuding dengan telunjuk tangan kanannya dia tertawa cekikikan. ”Aku yang tua hendak diberi pelajaran oleh seekor cecunguk hijau! Hik... hik...

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 13

    "Gadis setan alas! Hari ini biar aku mencabut pantangan membunuh perempuan asal kau bisa kuhabisi!” teriak Jin Muka Seribu marah besar melihat apa yang terjadi dengan Si Jin Sinting. Sampai-sampai dia punya niat menyalahi larangan. Manusia berwajah empat yang saat itu menampilkan muka-muka raksasa angkat dua tangannya. Yang satu siap melepas pukulan Jin Hijau Penjungkir Roh satunya lagi hendak menghantamkan pukulan Tangan Jin Tanpa Suara.Ilmu kesaktian bernama Jin Hijau Penjungkir Roh itu merupakan satu sinar hijau berbentuk segi tiga yang bisa membuat sasaran menjadi leleh lunak seperti lumpur. Aslinya ilmu yang dirampasnya dari Jin Lumpur Hijau itu melesat keluar dari sepasang mata. Namun belakangan Jin Muka Seribu mampu mengeluarkan dari tangan kiri atau kanan hingga kehebatannya menjadi berlipat ganda. Selain itu pukulan Tangan Jin Tanpa Suara yang dirampas Jin Muka Seribu dari Jin Tangan Seribu bisa membuat sosok Ruhcinta tersedot sebelum dihancur luluhkan!

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 14

    Begitu bangkit dia hanya tinggal setengah langkah dari hadapan Pahidungbesar. Kakek berhidung besar itu menggertak beringas. Kaki kanannya diangkat untuk menendang kepala Bintang. Justru ini adalah satu kesalahan besar. Dalam keadaan semakin lemah seperti itu dan masih mendukung kawannya di atas bahu, dia kehilangan keseimbangan. Bukan saja tendangannya tidak mengenai sasaran tapi ketika Bintang keluarkan jurus Tendangan tanpa bayangannya, Tendangan Dewa Menjungkir Langit, Pahidungbesar tak mampu lagi selamatkan diri. Pasulingmaut yang tahu bahaya serta merta melompat cari selamat dan hinggap di atas sebuah batu besar dengan mulut menggembung keluarkan suara menggumam. Matanya melotot memperhatikan apa yang terjadi dengan temannya.Saat itu Bintang berhasil menangkap pinggang Pahidungbesar. Ketika dia siap untuk menjotos si kakek di arah hidungnya yang besar tiba-tiba matanya sempat melihat bahaya besar mengancam Dewi Awan Putih. Dua tangan aneh Si Pembedol Usus melayang di u

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 15

    "Lalu mengapa dia selalu mengikutiku?”"Mungkin itu satu hal yang harus kau selidiki. Siapa tahu dia ada sangkut pautnya dengan masalah yang tengah kau selidiki. Tentang asal usulmu.”Berubahlah paras Ruhcinta mendengar ucapan Bintang. Suaranya bergetar ketika berkata. ”Kau mungkin benar. Kalau begitu aku akan mengejar ke jurusan dia lenyap tadi.”"Jangan, jika dia punya kepentingan pasti dia yang akan mencarimu. Lagi pula urusan di tempat ini belum selesai. Apakah kau akan meninggalkan aku begitu saja"Ruhcinta tertegun karena tidak menyangka ucapan Itu akan keluar dari mulut pemuda yang selama ini diam-diam selalu dikenangnya. Ketika Bintang berucap begitu, Dewi Awan Putih sampai pula di tempat itu.Gadis bermata biru ini seperti Ruhcinta juga jadi tertegun mendengar kata-kata Bintang itu. Namun dasar perasaan mereka saling berbeda. Kalau Ruhcinta tertegun saking gembiranya maka Dewi Awan Putih tertegun karena tiba-t

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 16

    "Kalau kau sudah tahu dan ingin membunuhku, apakah kau mau melakukannya sekarang?!” Jin Obat Seribu bertanya sambil melirik pada Ruhcinta lalu tersenyum dan kedipkan matanya. Antara Ruhcinta dan Jin Obat Seribu memang sudah saling mengenal dan kakek gendut ini pernah berhutang budi terhadap si gadis.Mendengar ucapan Jin Obat Seribu, Si Pembedol Usus hanya menggerutu panjang pendek."Kalau kau memang masih butuh dua tanganmu itu, silakan ambil saja!”kata Arya ikut bicara.”Pemuda sialan! Kau juga akan kubunuh nanti! Dua tangan itu tak ada gunanya! Tak bisa dipasangkan lagi ke tubuhku! Jahanam!""Bisa atau tidak bisa baiknya diambil saja Nek. Di buat sop dan disantap kurasa masih cukup enak!”kata Bayu pula membuat si nenek tambah meluap amarahnya tapi tak berani berbuat apa karena jerih pada Jin Obat Seribu. Dia melirik pada Jin Muka Seribu, lalu tanpa banyak cerita lagi segera tinggalkan tempat itu.Jin Muka Seribu sendiri m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 17

    Di puncak bangunan terpancang sebuah bendera dari jerami kering berwarna kuning, melambai-lambai kaku ditiup angin. Kakek teleng hisap dalam-dalam pipanya. "Sial! Lama-lama aku bisa mengantuk!" katanya setengah memaki. Kakek ini lalu menatap kehalaman luas di depan rumah lonceng. Seperti menghitung-hitung dia berucap."Satu... dua... sembilan... empat belas... ah! Sudah empat belas orang sakti menemui kematian. Sudah tujuh purnama berlalu. Tapi tidak satupun dari mereka membekal benda yang kucari. Kalau sampai dua purnama lagi benda itu tidak kudapatkan, celaka diriku! Siapa diantara dua makhluk itu yang akan membunuhku lebih dulu?!" Caping di atas kepala kakek teleng bergerak-gerak tanda si kakek menggeleng-geleng gelisah berulang kali.Sementara itu di atas satu pohon besar di seberang halaman rumah lonceng, tiga sosok tubuh mendekam di balik kerimbunan dedaunan tanpa setahu kakek teleng bercaping. Mereka bukan lain adalah Bintang, Bayu dan Arya."Keterangan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status