"Ini namanya Bunga Kuncup Surgawi!"
“Aku baru kali ini mendengar namanya. Cukup indah, seperti indahnya warna bunga dan bentuknya. Cantik sekali, seperti cantiknya si pemberi," ucap Bintang melegakan hati Aria Amante. Gadis itu tersenyum dengan manisnya, berkesan malu namun bahagia hatinya.
"Bunga Kuncup Surgawi layak dimiliki oleh seorang pria," kata Aria Amante.
"Mengapa begitu?"
"Pria yang memiliki Bunga Kuncup Surgawi membuat dirinya tak bisa disakiti oleh perempuan mana pun! Seorang perempuan tak akan tega melukai hati pria yang memiliki Bunga Kuncup Surgawi. Bawalah bunga itu untuk menjaga-jaga hatimu. Sampai seratus tahun pun bunga itu tak akan layu. Harumnya tetap akan menyebar di seluruh tubuhmu, dan tercium dari jarak tiga puluh langkah. Tapi jangan sampai bunga itu jatuh ke tanah, karena dia akan cepat layu dan tak lagi menyebarkan wewangian yang menenteramkan hati siapa pun!"
“Terima kasih
"Belum tentu mereka mau melayani pertarungan denganmu kang! Mereka lebih mementingkan pedang pusaka dengan cara memporak-porandakan kuil!"“Aku bisa menggunakan kunci! Dengan menunjukkan kunci itu, mereka pasti bersedia bertarung melawanku supaya bisa dapatkan kunci kamar ruang semedi itu!""Bagaimana kalau kakang sampai... kalah?'“Kalau suratan takdirku sudah begitu, tak ada yang bisa menghindarinya!" jawab Bintang dengan tenang.Bintang kemudian mengulurkan tangannya kearah sabuk belakang pinggangnya untuk meriah kunci yang diselipkan oleh Aria Amante. Kunci itu ternyata berbentuk seperti senjata cakra kecil. Ujungnya bergerigi dan mempunyai garis siku dua buah pada batangnya. Panjangnya antara satu ukuran jari tengah, tapi lebih kecil dari ukuran jari itu sendiri. Bagian pemegangnya berbentuk gambar hati yang berlobang. Bintang mencari akar, lalu membuatnya kalung dengan bandul kunci tersebut, ia mengikatkan akar dan kunci di lehernya agak
"Biadab kau! Terimalah aji pamungkasku ini! Hiaaah!”Tangannya masih bisa menghentak ke depan, dan hembusan badai berserbuk putih itu keluar dengan deras, mengguncangkan tanah sekeliling. Badai Salju terjadi, udara dingin begitu cepat menyembur ke tubuh Bintang. Tetapi Bintang diam saja. Dipandanginya gerakan jurus 'Badai Salju'nya si Eyang Sambar Nyawa itu. Dalam waktu singkat tubuh Bintang telah menjadi putih terbungkus salju. Dan salju-salju itu sebenarnya salju beracun. Salju itu akan memakan daging dan darah korbannya hingga menjadi tulang-belulang."Bocah edan!" geram Eyang Sambar Nyawa. “Sudah dibungkus salju sebanyak itu tetap saja tak mau rubuh?! Hiaaah!”Eyang Sambar Nyawa sentakkan kedua tangan lagi dengan telapak tangan membara merah menyala. Pukulan itu melepaskan sinar merah berbentuk piringan setengah lingkaran. Sinar merah melesat ke dada Bintang.Bintang bergerak cepat,Cringg!!!Suara sep
Wuttt...!Dengan kibasan tangan bagai memercikkan air, rombongan benda tajam itu pecah berhamburan ke mana-mana. Satu di antaranya masuk ke rahang Ratu Pemikat. Gadis itu tersentak bagai tersengat. Dan tiba-tiba kulit rahangnya itu mengelupas. Bergerak pelan mengelupas sendiri sampai ke bagian pipi. Ratu Pemikat cepat pejamkan mata. Kejap berikutnya luka itu kembali seperti semula. Mulus lagi wajahnya.Namun ia segera meniup telapak tangannya ke arah Bintang. Gemerincing bunyinya menerjang angin, menuju ke arah Bintang. Rupanya serombongan pecahan beling atau logam-logam tajam. Bintang segera putarkan Pedang Bintang Angkasa ke depan. Sesuatu yang berwarna serbuk hitam dari tiupan tangan Ratu Pemikat itu menyebar ke mana-mana terkena kibasan angin Pedang Bintang Angkasa. Bahkan kibasan angin itu semakin besar dan menghantam keras kepala Ratu Pemikat.Plokk...!“Ahhg!” Ratu Pemikat terpelanting. Kepalanya mengucurkan darah, sep
RATU PEMIKAT terlihat berjalan terseok-seok diantara semak belukar yang dilewatinya, terlihat dari kondisinya, Ratu Pemikat tengah menderita luka dalam yang cukup parah. Bahkan saat ini pandangan Ratu Pemikat mulai nanar.“Uggghhh... sial, sakit sekali!” rutuk Ratu Pemikat dalam hati seraya memegangi kepalanya yang berdarah. Langkah Ratu Pemikat terhenti dengan memegangi sebatang pohon yang bisa digapainya, lalu dengan sebisanya Ratu Pemikat mencoba untuk duduk dengan berselonjor kaki.“Matikah aku ?!” batin Ratu Pemikat dengan wajah pucat dipenuhi keringat dingin.Sebelum kesadarannya hilang, samar-samar Ratu Pemikat dapat melihat satu sosok muncul dihadapannya dan setelah itu Ratu Pemikat tak sadarkan diri.Sosok yang muncul dihadapan Ratu Pemikat sebelum pingsan, tak lain adalah Bintang. Melihat sosok Ratu Pemikat yang terkapar tak berdaya, Bintang jadi tak tega sendiri. Maka tanpa pikir panjang, diangkatnya sosok Ratu Pemikat k
Siang itu hujan turun, walaupun tidak lebat, tapi cukup membuat siang itu terlihat gelap karena matahari tidak menampakkan dirinya. Sementara itu didalam gubuk ditepi telaga biru, terlihat sosok Ratu Pemikat tengah tenggelam dialam semedinya, sementara Bintang sendiri tampak berdiri memandang kearah luar dari gubuk kecil itu, terlihat hujan turun dengan derasnya.“Sepertinya aku belum bisa kembali ke Kuil Mega Merah hari ini” batin Bintang seraya menarik nafas panjang melihat keadaan cuaca yang tidak mendukung. Bintang lalu berbalik arah dan duduk dengan menyandarkan dirinya di dinding gubuk. Sejenak pandangan Bintang tampak mengarah kearah Ratu Pemikat yang masih tenggelam dialam semedinya, dikepala Ratu Pemikat tidak terlihat lagi kain perban yang Bintang pasang semalam. Bahkan wajahnya yang semula pucat kini sudah kembali merona. Rona merah tampak diwajahnya yang membuat wajah Ratu Pemikat terlihat lebih cantik memikat.Bintang menajamkan pandan
“Tolong, Tuan! Lepaskan saya!” Ratu Pemikat pura-pura menangis dan mengemis kepada Bintang. Namun percuma saja. Bintang tidak mendengarkan perkataannya. Bahkan dengan liar Bintang menghujaminya dengan ciuman mautnya. Lama kelamaan tanaga Ratu Pemikat terkuras habis. Tubuhnya menjadi lemas. Ratu Pemikat sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa Ratu Pemikat lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Bintang. Perlahan-lahan cengkeraman Bintang mulai mengendor.Perlakuan Bintang yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan Ratu Pemikat yang awalnya pura-pura menolak mulai masuk dalam permainan Bintang. Seketika itu kaki Ratu Pemikat terasa lemas dan lunglai. Ratu Pemikat tak kuat lagi menopang berat tubuhnya sendiri, sehingga Ratu Pemikat mulai terkulai. Namun dengan sigap, Bintang segera menangkap tubuhnya, mengangkatnya lalu membopongnya ke atas ranjang. Sesaat terlintas di wajah Bintang sebuah senyum kemenangan. Kemudian denga
“Maafkan aku tuan.” ucap Ratu Pemikat tiba-tiba hingga membuat Bintang heran dan mengenyitkan kening.“Maaf...maaf untuk apa?”“Aku telah menggunakan Pelet kembang perawanku untuk memikat tuan”“Pelet kembang perawan... Hebat sekali ilmu peletmu itu nyai, baru kali ini aku bisa terpengaruh dan tidak sadar karena pengaruh pelet nyai” ucap Bintang dan menyambut ucapan ; “Tapi untuk apa nyai melakukan itu?”“Aku berencana untuk membunuh tuan, tapi...” Ratu Pemikat menghentikan ucapannya sejenak. “Aku tak sanggup melakukannya.”“Kenapa?”“Belum pernah aku bertemu lelaki yang bisa memuaskan hasratku. Tuanlah yang pertama” ucap Ratu Pemikat dengan jujur. Bintang tersenyum bangga mendengar hal itu.“Syukurlah kalau begitu nyai.” ucap Bintang lagi tersenyum.“Jangan panggil aku nyai tuan. Pangg
“Aneh! Kamar kosong begini disangka ada pusakanya?!" gumam Bintang dengan heran.“Sudah kukatakan, kamar ini kosong kang! Ternyata benar, bukan?!"Bintang manggut-manggut merenunginya. Tiba-tiba datang angin tak terlalu kencang. Daun kering terbang tertiup angin, masuk ke kamar itu dan jatuh di tikar. Aria Amante ingin buru-buru memungutnya karena merasa telah mengotori kamar semedi itu. Namun tangannya segera ditepis oleh Bintang dalam sentakan keras.Wuttt...! Pluk...!Segera tubuh Aria Amante dipeluknya. Aria Amante terkejut berada dalam pelukan Bintang. Tapi lebih terkejut lagi melihat sesuatu yang terjadi di dalam kamar. Daun kering itu telah membuat beban lain di tikar, dan puluhan tombak berjajar rapi keluar dari arah kanan-kiri dinding.Zzzrabb...!Dua rombongan tombak saling menghujam rapat. Jika ada orang berdiri di atas tikar itu, pasti akan hancur ditembus lebih dari empat puluh tombak yang bergerak cepat dari kanan-k