Wajah Bintang berubah pucat saat melihat gelombang ledakan itu begitu dahsyatnya, tempat yang tak beratap langit itu bagaikan mau runtuh, tanah ditempat itu bergoncang hebat bagaikan dilanda gempa maha dahsyat. Bintang lebih terkejut lagi saat melihat sosok Adriana yang ada dibawah yang menatap dengan pucat tanpa darah kearah dahsyatnya gelombang ledakan yang saat ini tengah menuju kearahnya, maka Bintang bertindak cepat.
Blepp...!
Sosok Bintang menghilang diudara, dan ;
Blepp...!
Tau-tau sudah muncul didekat Adriana,
“Adriana, cepat berlindung dibelakangku!” ucap Bintang keras, Adriana yang melihat Bintang muncul didekatnya segera bersembunyi dibelakang punggung Bintang dengan sangat cepat, wajahnya terlihat pucat pasi, putih seakan tanpa darah.
Bintang sendiri cepat merapatkan kedua telapak tangannya didepan dada, sebuah bayangan perak besar muncul diatas kepala Bintang.
“Monochrome Dimension!”
<“Ada sesuatu disana!” ucap Bintang menunjuk kearah depan, Adriana ikut memalingkan pandangannya, tak ada yang dapat dilihat Adriana kecuali tempat yang sudah rata dalam satu sapuan pandangan mata.“Ayo!” ucap Bintang mengajak Adriana menuju kearah depan, Adrianapun hanya mengikuti Bintang kedepan.Belasan tombak didepan, Adriana baru dapat melihat sesuatu yang tergeletak ditanah, tapi Adriana juga tidak dapat menebak benda apa itu. Saat keduanya sudah dekat, barulah keduanya dapat melihat benda yang ternyata adalah sebuah kitab usang tua yang mengeluarkan aura biru didalamnya.Bintang dan Adriana terlihat mengamati kitab usang tua itu dengan seksama, lagi-lagi Bintang mengerti apa yang tertulis dihalaman muka kita usang tua tersebut.“Apa tulisan diatas kitab ini Adriana?”“Kitab Purana Awatara” ucap Adriana memberitahukannya kepada Bintang.“Kitab Purana Awatara”
SEPENINGGAL Bintang dan Adriana meninggalkan cangkang kehidupan abadi yang merupakan tempat kediaman Dewi Awatara, samar-samar satu sosok muncul ditempat itu, semakin lama semakin terlihat jelas kalau sosok itu adalah sosok Dewi Awatara. Sebagaimana dikisahkan dalam cerita sebelumnya, setelah terjadi pertempuran dahsyat antara Bintang bersama Naga Manggalanya menghadapi sosok Dewi Awatara yang menjelma menjadi Godzilla, Sosok Godzilla ataupun Dewi Awatara hilang tak berbekas.Kini sosok Dewi Awatara kembali muncul setelah Bintang dan Adriana pergi meninggalkan tempat itu.“Siapa sebenarnya anak muda itu? tak mungkin dia manusia biasa” terdengar suara pelan Dewi Awatara yang tak habis pikir dengan lawan yang dihadapinya tadi yang tak lain adalah Bintang.“Apakah aku harus keluar dari cangkang kehidupan abadi ku ini untuk mencari tau siapa sebenarnya dia?” ucap Dewi Awatara lagi. Sejenak Dewi Awa
“Pagi yang cerah begini. Yuk mandi bersama kak!” ucap Adriana menggoda Bintang dengan sosok duyungnya. Lagi-lagi Bintang hanya tersenyum mendengar ajakan itu, sekarang Adriana tidak memanggil tuan lagi pada Bintang, tapi kakak, terasa lebih akrab dan hangat bagi Adriana.Adriana perlahan terlihat mulai naik kedaratan, seiring dengan itu, sosok sirip ikan dibagian bawah Adriana kembali berubah menjadi sepasang kaki jenjang, putih dan mulus, hal ini tentu saja membuat Bintang terlongong bengong melihat perbuatan Adriana.Kini dihadapan Bintang, terpampang tubuh indah milik Adriana lengkap dengan segala macam perabot yang sebelumnya tertutup rapat. Mata Bintang semakin membesar melihat sosok Adriana dengan sukarela telanjang bulat di hadapannya!Adriana memang tidak malu-malu lagi dihadapan Bintang, karena Adriana memang telah menyerahkan hati dan raganya kepada Bintang seutuhnya, makanya Adriana tidak malu apalagi sungkan bila harus memperlihatkan tubu
Kali ini Adriana berenang mendekat ke tepi yang agak dangkal, lalu ia tersenyum sambil berdiri di dasar batu hitam, membiarkan permukaan air hanya menyentuh bagian bawah kedua payudaranya. Mata Adriana bersinar nakal, karena ia tahu Bintang sedang terperangkap oleh daya khayal tentang tubuh telanjang miliknya. Kedua puting payudaranya mengkilat oleh air dan kedua bukit putih mulus di dadanya menggelembung seperti mengajukan tantangan."Mandi bersama? Beneran nih?"Adriana hanya mengangguk pelan dan tersenyum. Nun jauh di dasar hatinya, ia merasakan sesuatu yang unik setiap kali bercakap-cakap dengan Bintang.“Aneh! Setiap kali berbicara dengan kak Bintang, aku merasakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang belum pernah kualami sebelumnya. Sepertinya kak Bintang begitu memikat di hadapanku" pikirnya saat ia melihat Bintang sudah bangkit berdiri.“Kak Bintang memang tampan, gagah dan yang paling kusuka, tau cara memanjakanku" sambungnya dalam hati.
Adriana bergegas menyelam ke dasar danau. Di dasar danau, tekanan air lumayan besar. Dan itu dirasakan oleh Adriana. Adriana yakin dengan kemampuan duyungnya akan bertahan di dalam air, tentu saja dalam hal ini hawa tenaga dalam yang dimiliki Adriana sangat berperan serta.Sepeminuman teh lamanya mereka berdua hanya duduk-duduk saja tanpa melakukan gerakan apa pun!Adriana memandang tajam seraut wajah tampan Bintang, lalu dengan curi-curi pandang menatap area bawah milik Bintang yang duduk di depannya. Selebar mukanya panas dan beberapa segelembung udara keluar tanpa sengaja saat ia membuka mulut.Blubb!"Sial! Kak Bintang benar-benar membuat perasaanku jadi tidak karuan," pikirnya sambil mengatur hawa dalam tubuhnya.Sementara itu Bintang tenang-tenang saja, dengan mutiara naga yang dimilikinya, Bintang seperti berada didaratan saja, karena ia menggunakan napas pori-pori kulitnya.Tiga peminuman teh telah berlalu. Pertandingan menyel
Sesaat Bintang melakukan sesuatu dengan kedua bibirnya di bawah sana, sontak Adriana mengerang lirih dan merenggangkan lagi kedua belah pahanya. Ia ingin membuka diri selebar mungkin, karena rasanya ada sesuatu di dalam sana yang memerlukan sentuhan lembut tetapi cepat. Adriana menggeliat sambil bertahan agar tidak merosot turun dari batu yang kini diduduki pantatnya!Suatu saat Bintang mengambil napas segar ke permukaan air. Mengambil nafas dalam-dalam sebelum tenggelam lagi didorong lembut tetapi setengah memaksa oleh bidadari cantik yang sedang bertahta di atas batu dalam air. Gerakannya semakin cepat dan semakin tangkas. Dan Adriana merasakan titik puncak birahi datang secepat kilat. Tubuhnya menegang-meregang, lalu bergeletar kecil dan berkali-kali.“Oooh!" jeritnya sambil memejamkan mata erat-erat. Ia tidak mau terbangun dari mimpi indah ini!Sentakan-sentakan nikmat memenuhi sekujur tubuh Adriana berputar dalam hitungan delapan, sembilan atau mungkin
Plukk!Ciuman Bintang terlepas, bergerak turun menyusuri leher, terus turun ke pundak, bermain sebentar di gundukan daging kenyal yang tegak menantang, kemudian menyambar cepat pada ujung-ujung bukit yang coklat kemerahan.“Oooh ... " keluh Adriana. “Kak Bintang benar-benar hebat! Benar-benar perkasa!"Setelah selesai dengan yang kiri, Bintang berpindah posisi ke yang kanan, sedang tangan kiri yang bebas segera meluncur dan meremas, memilin bagian satunya, dada bulat menggairahkan!"Lebih cepat..." desah Adriana. “Ahhhhh...!"Rupanya Adriana mendambakan gerakan-gerakan cepat mengagetkan. Hunjaman dalam hingga mampu membentur-bentur apa saja yang ada di dalam sana, kalau perlu tikaman tak kenal ampun.“Ka... k... " nama itu terlompat dari mulutnya yang terbuka terengah-engah. Adriana sampailah sudah pada awal untaian kenikmatan kecil yang nikmat itu. Ia pejamkan mata erat-erat, berkonsentrasi pada luar-dalam yang terpanc
Bersamaan dengan itu pula, sebentuk denyutan cepat bergerak pada dinding-dinding gua, menjalar cepat menuju ke ujung. Dan akhirnya ...Jrass ... !Sebentuk cairan panas menggelegak tersembur keluar diiringi dengan sentakan keras area bawah hingga melesak ke dalam, menekan erat bagian terujung dari dinding dalam area terlarangnya. Dan bersamaan dengan itu pula, Adriana mengalami hal yang sama.Serr ... !Cairan birahi memancar kuat, bertemu dengan lahar panas di dalam. Saling sembur dan saling semprot!Jika tubuh Bintang menegang sambil mendekat erat punggung Adriana hingga dada padat Adriana menempel erat dada bidang Bintang yang membuat area bawahnya semakin dalam menekan ke liang surga terujung, lain halnya dengan Adriana. Tubuhnya melengkung indah ke depan dengan kepala mendongak ke belakang memperlihatkan sebentuk leher jenjang serta sepasang tangan melingkar kuat ke pinggang Bintang, seakan dengan begitu, ia bisa memperdalam hunjaman area bawah