SEPENINGGAL Bintang dan Adriana meninggalkan cangkang kehidupan abadi yang merupakan tempat kediaman Dewi Awatara, samar-samar satu sosok muncul ditempat itu, semakin lama semakin terlihat jelas kalau sosok itu adalah sosok Dewi Awatara. Sebagaimana dikisahkan dalam cerita sebelumnya, setelah terjadi pertempuran dahsyat antara Bintang bersama Naga Manggalanya menghadapi sosok Dewi Awatara yang menjelma menjadi Godzilla, Sosok Godzilla ataupun Dewi Awatara hilang tak berbekas.
Kini sosok Dewi Awatara kembali muncul setelah Bintang dan Adriana pergi meninggalkan tempat itu.
“Siapa sebenarnya anak muda itu? tak mungkin dia manusia biasa” terdengar suara pelan Dewi Awatara yang tak habis pikir dengan lawan yang dihadapinya tadi yang tak lain adalah Bintang.
“Apakah aku harus keluar dari cangkang kehidupan abadi ku ini untuk mencari tau siapa sebenarnya dia?” ucap Dewi Awatara lagi. Sejenak Dewi Awa
“Pagi yang cerah begini. Yuk mandi bersama kak!” ucap Adriana menggoda Bintang dengan sosok duyungnya. Lagi-lagi Bintang hanya tersenyum mendengar ajakan itu, sekarang Adriana tidak memanggil tuan lagi pada Bintang, tapi kakak, terasa lebih akrab dan hangat bagi Adriana.Adriana perlahan terlihat mulai naik kedaratan, seiring dengan itu, sosok sirip ikan dibagian bawah Adriana kembali berubah menjadi sepasang kaki jenjang, putih dan mulus, hal ini tentu saja membuat Bintang terlongong bengong melihat perbuatan Adriana.Kini dihadapan Bintang, terpampang tubuh indah milik Adriana lengkap dengan segala macam perabot yang sebelumnya tertutup rapat. Mata Bintang semakin membesar melihat sosok Adriana dengan sukarela telanjang bulat di hadapannya!Adriana memang tidak malu-malu lagi dihadapan Bintang, karena Adriana memang telah menyerahkan hati dan raganya kepada Bintang seutuhnya, makanya Adriana tidak malu apalagi sungkan bila harus memperlihatkan tubu
Kali ini Adriana berenang mendekat ke tepi yang agak dangkal, lalu ia tersenyum sambil berdiri di dasar batu hitam, membiarkan permukaan air hanya menyentuh bagian bawah kedua payudaranya. Mata Adriana bersinar nakal, karena ia tahu Bintang sedang terperangkap oleh daya khayal tentang tubuh telanjang miliknya. Kedua puting payudaranya mengkilat oleh air dan kedua bukit putih mulus di dadanya menggelembung seperti mengajukan tantangan."Mandi bersama? Beneran nih?"Adriana hanya mengangguk pelan dan tersenyum. Nun jauh di dasar hatinya, ia merasakan sesuatu yang unik setiap kali bercakap-cakap dengan Bintang.“Aneh! Setiap kali berbicara dengan kak Bintang, aku merasakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang belum pernah kualami sebelumnya. Sepertinya kak Bintang begitu memikat di hadapanku" pikirnya saat ia melihat Bintang sudah bangkit berdiri.“Kak Bintang memang tampan, gagah dan yang paling kusuka, tau cara memanjakanku" sambungnya dalam hati.
Adriana bergegas menyelam ke dasar danau. Di dasar danau, tekanan air lumayan besar. Dan itu dirasakan oleh Adriana. Adriana yakin dengan kemampuan duyungnya akan bertahan di dalam air, tentu saja dalam hal ini hawa tenaga dalam yang dimiliki Adriana sangat berperan serta.Sepeminuman teh lamanya mereka berdua hanya duduk-duduk saja tanpa melakukan gerakan apa pun!Adriana memandang tajam seraut wajah tampan Bintang, lalu dengan curi-curi pandang menatap area bawah milik Bintang yang duduk di depannya. Selebar mukanya panas dan beberapa segelembung udara keluar tanpa sengaja saat ia membuka mulut.Blubb!"Sial! Kak Bintang benar-benar membuat perasaanku jadi tidak karuan," pikirnya sambil mengatur hawa dalam tubuhnya.Sementara itu Bintang tenang-tenang saja, dengan mutiara naga yang dimilikinya, Bintang seperti berada didaratan saja, karena ia menggunakan napas pori-pori kulitnya.Tiga peminuman teh telah berlalu. Pertandingan menyel
Sesaat Bintang melakukan sesuatu dengan kedua bibirnya di bawah sana, sontak Adriana mengerang lirih dan merenggangkan lagi kedua belah pahanya. Ia ingin membuka diri selebar mungkin, karena rasanya ada sesuatu di dalam sana yang memerlukan sentuhan lembut tetapi cepat. Adriana menggeliat sambil bertahan agar tidak merosot turun dari batu yang kini diduduki pantatnya!Suatu saat Bintang mengambil napas segar ke permukaan air. Mengambil nafas dalam-dalam sebelum tenggelam lagi didorong lembut tetapi setengah memaksa oleh bidadari cantik yang sedang bertahta di atas batu dalam air. Gerakannya semakin cepat dan semakin tangkas. Dan Adriana merasakan titik puncak birahi datang secepat kilat. Tubuhnya menegang-meregang, lalu bergeletar kecil dan berkali-kali.“Oooh!" jeritnya sambil memejamkan mata erat-erat. Ia tidak mau terbangun dari mimpi indah ini!Sentakan-sentakan nikmat memenuhi sekujur tubuh Adriana berputar dalam hitungan delapan, sembilan atau mungkin
Plukk!Ciuman Bintang terlepas, bergerak turun menyusuri leher, terus turun ke pundak, bermain sebentar di gundukan daging kenyal yang tegak menantang, kemudian menyambar cepat pada ujung-ujung bukit yang coklat kemerahan.“Oooh ... " keluh Adriana. “Kak Bintang benar-benar hebat! Benar-benar perkasa!"Setelah selesai dengan yang kiri, Bintang berpindah posisi ke yang kanan, sedang tangan kiri yang bebas segera meluncur dan meremas, memilin bagian satunya, dada bulat menggairahkan!"Lebih cepat..." desah Adriana. “Ahhhhh...!"Rupanya Adriana mendambakan gerakan-gerakan cepat mengagetkan. Hunjaman dalam hingga mampu membentur-bentur apa saja yang ada di dalam sana, kalau perlu tikaman tak kenal ampun.“Ka... k... " nama itu terlompat dari mulutnya yang terbuka terengah-engah. Adriana sampailah sudah pada awal untaian kenikmatan kecil yang nikmat itu. Ia pejamkan mata erat-erat, berkonsentrasi pada luar-dalam yang terpanc
Bersamaan dengan itu pula, sebentuk denyutan cepat bergerak pada dinding-dinding gua, menjalar cepat menuju ke ujung. Dan akhirnya ...Jrass ... !Sebentuk cairan panas menggelegak tersembur keluar diiringi dengan sentakan keras area bawah hingga melesak ke dalam, menekan erat bagian terujung dari dinding dalam area terlarangnya. Dan bersamaan dengan itu pula, Adriana mengalami hal yang sama.Serr ... !Cairan birahi memancar kuat, bertemu dengan lahar panas di dalam. Saling sembur dan saling semprot!Jika tubuh Bintang menegang sambil mendekat erat punggung Adriana hingga dada padat Adriana menempel erat dada bidang Bintang yang membuat area bawahnya semakin dalam menekan ke liang surga terujung, lain halnya dengan Adriana. Tubuhnya melengkung indah ke depan dengan kepala mendongak ke belakang memperlihatkan sebentuk leher jenjang serta sepasang tangan melingkar kuat ke pinggang Bintang, seakan dengan begitu, ia bisa memperdalam hunjaman area bawah
MALAM DATANG. Di tepi danau, terlihat sebuah gubuk yang tidak terlalu besar. Di dalamnya tampak 4 nyala api kecil yang terletak dimasing-masing 4 sudut gubuk tersebut, sebelumnya tidak ada satupun gubuk yang berada didekat danau kaca tersebut, tapi dengan kemampuan Purana Awatara, Adriana merubah wujud sebuah batu besar menjadi gubuk. Di dalamnya hanya ada sebuah ranjang dimana diatasnya terlihat sosok Bintang dan Adriana yang tengah berbaring manja dengan merebahkan dirinya diatas dada Bintang.Bintang sendiri tampak mengamati keadaan didalam gubuk tersebut.“Hebat sekali kau sekarang Adriana, ilmu Purna Watara mu sudah begitu sempurna” ucap Bintang mengagumi kemampuan Adriana yang mampu merubah batu besar menjadi sebuah gubuk.“Purana Awatara kak,” ulang Adriana tersenyum mendengar Bintang selalu salah menyebutkan nama Purana Awatara.“Iya, seperti itulah pokoknya” kata Bintang tert
“Oh ya, Aku ingin tanya satu hal padamu?" tanya Bintang sambil melepas pagutan mautnya.Adriana hanya mendesah saja, “Apa yang ingin kakak tanyakan ?"“Kenapa sekarang kau memanggilku, kakak?”“Aaaah.. kakak !" seru Adriana sambil memukul-mukul pelan dada Bintang. Apalagi jika bukan pukulan mesra."Memangnya kakak tidak suka?""Tentu saja suka dan ingin sekali." sahut Bintang sambil menangkap dua tangan mulus yang kini menempel di dada bidangnya. “Apakah kau benar-benar mencintaiku?" tanya Bintang tiba-tiba. Pertanyaan yang mendadak itu langsung membuat selebar pipi Adriana merah merona. Gadis itu hanya mengangguk pelan."Sejak kapan?" tanya Bintang sambil memandang lekat mata bening biru didepannya.Dengan muka semakin menunduk karena malu, ia berkata, "Sejak kakak menyelamatkan diriku dari sergapan ikan gajah waktu itu. Mulai saat itu aku sudah berjanji dalam hatiku bahwa aku akan mengabdikan diri
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig