Bersamaan dengan itu pula, sebentuk denyutan cepat bergerak pada dinding-dinding gua, menjalar cepat menuju ke ujung. Dan akhirnya ...
Jrass ... !
Sebentuk cairan panas menggelegak tersembur keluar diiringi dengan sentakan keras area bawah hingga melesak ke dalam, menekan erat bagian terujung dari dinding dalam area terlarangnya. Dan bersamaan dengan itu pula, Adriana mengalami hal yang sama.
Serr ... !
Cairan birahi memancar kuat, bertemu dengan lahar panas di dalam. Saling sembur dan saling semprot!
Jika tubuh Bintang menegang sambil mendekat erat punggung Adriana hingga dada padat Adriana menempel erat dada bidang Bintang yang membuat area bawahnya semakin dalam menekan ke liang surga terujung, lain halnya dengan Adriana. Tubuhnya melengkung indah ke depan dengan kepala mendongak ke belakang memperlihatkan sebentuk leher jenjang serta sepasang tangan melingkar kuat ke pinggang Bintang, seakan dengan begitu, ia bisa memperdalam hunjaman area bawahMALAM DATANG. Di tepi danau, terlihat sebuah gubuk yang tidak terlalu besar. Di dalamnya tampak 4 nyala api kecil yang terletak dimasing-masing 4 sudut gubuk tersebut, sebelumnya tidak ada satupun gubuk yang berada didekat danau kaca tersebut, tapi dengan kemampuan Purana Awatara, Adriana merubah wujud sebuah batu besar menjadi gubuk. Di dalamnya hanya ada sebuah ranjang dimana diatasnya terlihat sosok Bintang dan Adriana yang tengah berbaring manja dengan merebahkan dirinya diatas dada Bintang.Bintang sendiri tampak mengamati keadaan didalam gubuk tersebut.“Hebat sekali kau sekarang Adriana, ilmu Purna Watara mu sudah begitu sempurna” ucap Bintang mengagumi kemampuan Adriana yang mampu merubah batu besar menjadi sebuah gubuk.“Purana Awatara kak,” ulang Adriana tersenyum mendengar Bintang selalu salah menyebutkan nama Purana Awatara.“Iya, seperti itulah pokoknya” kata Bintang tert
“Oh ya, Aku ingin tanya satu hal padamu?" tanya Bintang sambil melepas pagutan mautnya.Adriana hanya mendesah saja, “Apa yang ingin kakak tanyakan ?"“Kenapa sekarang kau memanggilku, kakak?”“Aaaah.. kakak !" seru Adriana sambil memukul-mukul pelan dada Bintang. Apalagi jika bukan pukulan mesra."Memangnya kakak tidak suka?""Tentu saja suka dan ingin sekali." sahut Bintang sambil menangkap dua tangan mulus yang kini menempel di dada bidangnya. “Apakah kau benar-benar mencintaiku?" tanya Bintang tiba-tiba. Pertanyaan yang mendadak itu langsung membuat selebar pipi Adriana merah merona. Gadis itu hanya mengangguk pelan."Sejak kapan?" tanya Bintang sambil memandang lekat mata bening biru didepannya.Dengan muka semakin menunduk karena malu, ia berkata, "Sejak kakak menyelamatkan diriku dari sergapan ikan gajah waktu itu. Mulai saat itu aku sudah berjanji dalam hatiku bahwa aku akan mengabdikan diri
Sosok mahkluk besar terlihat membayang di dalam pilar yang meninggi dan …Byarrr!Hancur meluruh bersamaan dengan luruhnya air.Crakk! Crass!Sebentuk gelombang besar tercipta kala luruhan air menyentuh permukaan air bahkan batu yang menjadi tempat jejakan Adriana sempat bergoyang beberapa waktu saat terhantam riak gelombang air danau, namun tidak lama kemudian, air danau tenang kembali.Di atas sana, terlihat satu sosok tubuh bertelanjang dada dengan posisi berdiri tegak lurus di udara. Lalu perlahan, ia berjalan-melayang turun mendekati Adriana. Sekilas saja, bisa diketahui betapa sempurnanya ilmu peringan tubuh yang dimiliki Bintang.Tap!Tepat berdiri kokoh di depan sosok cantik yang terlihat menawan dengan aliran keringat yang membasah.“Bagaimana?” sapanya setelah beberapa lama.“Eh… oh… apa…?” kata Adriana tergugu.Ditariknya hidung mancung Adriana dengan ge
”Sekarang giliranku menyerang,” ucap Bintang santai.Adriana bingung.”Dua tangan dan dua kaki sudah mengunci ruang gerakku. Dengan apa kakak akan menyerangku? Pakai kepala !?””Ya... pake tangan ketiga, dong!” sahut Bintang santai.”Tangan ketiga?” ucap Adriana, bingung. “Mana?””Lha ini ... ”Bintang segera mendorongkan bawah perutnya ke depan.Slepp!“Aaahhh... ” desis Adriana. “Kakak... curang...!”Adriana baru ingat, kalau bagian bawahnya sekarang ini bebas merdeka alias tidak pakai apa-apa sebagai penutupnya. Jadi serangan ’tangan ketiga’ alias area bawah Bintang dengan sukses langsung menembus gerbang liang surga yang sudah terkuak karena salah satu kaki Adriana tertahan bahu kiri Bintang. Seperempat bagian dari area bawah Bintang sudah masuk ke dalam dengan sukses.“Ihh... Kakak ini, pagi-pagi ud
Wajahnya tampak kembali memerah-muda, matanya penuh sinar gairah sekaligus kelembutan, terbuka menatap mata Bintang tanpa berkejap. Bibirnya yang basah kini agak terbuka, dan nafasnya mulai memburu. Kedua bukit kenyal tegak menjulang di dadanya, berguncang-guncang sedikit seirama gerakan tubuh pemiliknya.“Ohhhh...“ Adriana mendesah, dan tangannya berteletekan keras di dada Bintang yang bidang, bertopang mencari penguatan di sana. Gerakannya semakin cepat, tetapi ia juga terkadang berhenti manakala ia memutar pinggulnya selagi area bawah Bintang terbenam dalam-dalam meski tidak bisa penuh. Bagaimana pun juga, senjata pusaka Bintang memang lain dari pada yang lain.Pada saat seperti itu, Adriana memejamkan mata erat-erat, dan merintih-rintih nikmat dan Bintang merasakan denyut-denyut halus di bawah sana, di sepanjang batang-kenyal-pejal yang semakin lama semakin tegang saja.Lalu ia bergerak turun-naik lagi. Membuka matanya lagi, yang kini mulai mered
Cukup lama Adriana menggeliat-geliat menikmati puncak birahinya, sebelum akhirnya terengah-engah dan membuka matanya bagai seseorang yang baru bangun dari mimpi menggairahkan. Kedua matanya bersinar terang penuh kepuasan dan kebahagian. Belum pernah rasanya Bintang melihat mata yang begitu ekspresif!“Ohhhh...“ akhirnya Adriana bisa mendesahkan ucapannya sambil masih agak terengah, “Bagaimana aku bisa hidup tanpa Kakak, kalau begini ... “Bintang hanya tersenyum mendengar pengakuan polos itu. Dia tahu, Adriana cuma mendramatisir cintanya, seakan-akan gairah-gairah asmara ini sematalah yang mengikat cinta mereka. Bintang meraih tubuh telanjang itu dan merebahkannya di atas tubuhnya. Adriana mengerang manja, meluruskan kaki dan membiarkan dirinya melintang di atas tubuh Bintang ini. Rasanya damai sekali dunia ini sehabis percintaan menggebu-gebu. Pelukan Bintang bagai sebuah pelindung raksasa yang mampu mengusir segala nestapa dan gundah dan gulan
LANGIT membentang luas, biru dan indah, segerombolan awan berarak terlihat membentuk beberapa rupa abstrak yang begitu indah, sungguh mahakarya luar biasa dari sang pencipta.Kharrrkkhhhhh !!!Sebuah lengkingan keras terdengar membahana diudara luas, seiring dengan melintasnya bayangan raksasa diantara awan-awan berarak itu. Bayangan dan suara lengkingan yang ternyata berasal dari sosok seekor rajawali putih raksasa yang terbang tinggi melintasi langit. Diatas punggung rajawali putih raksasa itu tampak duduk seorang lelaki muda tampan berpakaian rahib yang tak lain adalah Bintang. Dari punggung rajawali putih raksasa, Bintang mengamati keadaan dibawahnya.“Disana Adriana!” tunjuk Bintang kearah sebuah lembah, rupanya rajawali putih raksasa yang menjadi tunggangan Bintang saat ini adalah Adriana yang tentu saja telah menggunakan kemampuan Purana Awataranya untuk merubah dirinya menjadi seekor rajawali.Kharrrkkhhhhh !!!Kembali
Wajah Adriana tersenyum sumringah saat melihat sosok Bintang yang sudah kembali kesosok semula, Bintang tampak mengenakan pakaian merah berjubah biru, seperti pakaian yang biasa Bintang kenakan, yang berbeda hanya rambut Bintang yang biasanya terkuncir seperti ekor kuda, kini rambut Bintang pendek, sehingga ikat kepala yang biasa Bintang gunakan untuk mengikat rambutnya, kini Bintang gunakan melingkar dikepalanya, tapi tetap saja dalam pandangan Adriana, sosok Bintang terlihat begitu tampan dan gagah, mungkin itulah cinta, segala sesuatu selalu dipandang indah bagi orang yang dipandang dengan penuh cinta.Adriana dengan cepat mendekati Bintang. Tanpa canggung Adriana langsung memeluk lengan kanan Bintang.“Kakak gagah sekali. Aku makin cinta dan sayang sama kakak” ucap Adriana menempel erat pada Bintang, seperti prangko, tapi Adriana heran melihat sikap dingin Bintang, saat Adriana menatap kearah wajah Bintang, Bintang seperti tengah memikirkan sesuatu. &ld
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig