Share

Bab 15

Cinta mencoba untuk berdiri secara berlahan-lahan sambil memegang kepalanya. Untuk tetap menjaga kestabilan tubuhnya yang sedang oleng, ia harus berjalan dengan pelan dan berhati-hati ketika menuju lemari pendingin.

"Kenapa badan aku lemas sekali, rasanya sakit-sakit semua," keluh Cinta.

Matanya terasa panas karena suhu tubuh yang tinggi.

Dibukanya pintu kulkas dan melihat apa yang bisa di masak. Cinta diam saat melihat isi kulkas yang penuh dengan stok makanan. Ini tidak seperti apartemen seorang pria yang tinggal sendiri. Karena Cinta tahu, jika pria sangat malas dengan urusan dapur.

"Apa Karin yang melakukan ini semua."

Air matanya menetes dengan sendirinya. Rasanya sungguh sakit hingga ke uluh hati.

"Ya sudahlah tidak apa, aku tidak perlu memikirkan ini. Lagipula dia sudah berjanji agar Karin tidak datang ke sini." Cinta berkata sendiri sambil mengusap air matanya.

Tubuhnya yang dalam kondisi tidak baik, membuat pergerakannya sangat lambat. Cinta juga beberapa kali menghenti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status