Share

Bab 20

Rafasya baru pulang ke apartemen jam 12 malam. Dilihatnya suasana di dalam apartemen yang sudah sepi. Tidak ada terdengar suara televisi dan tidak ada pula sosok Istri yang setia menunggu dia pulang. Sepertinya wanita itu benar-benar menuruti perintah.

Kakinya terus saja melangkah hingga berhenti di depan pintu kamar. Dibukanya pintu kamar secara berlahan-lahan. Raut wajahnya berubah seketika saat melihat kamar dalam ke adaan kosong.

"Kemana dia?" Rahangnya mengeras menahan emosi yang siap untuk meledak.

Dengan cepat kakinya melangkah ke kamar mandi. Apa mungkin wanita itu sedang berada di dalam. Rafasya memandang pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Berlahan-lahan di putarannya kenop pintu dan melihat kondisi kamar mandi yang dalam keadaan kosong.

"Aku mengatakan tidak usah menunggu, bukan menyuruh mu untuk bebas dan pergi sesuka hati," geramnya.

Rafasya keluar dari kamar dan berjalan menuju ke dapur. Dilihatnya Cinta duduk di kursi makan dengan kepala berada di atas tanganny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status