Suara desahan panjang berakhir setelah Kala mengeluarkan cairannya di dalam pengaman usai menumbuk lembut area inti seorang perempuan muda.
Aktifitas surga dunia yang baru saja dia lakukan bersama perempuan kenalannya membuat tubuh Kala kelelahan. Dia langsung membaringkan tubuhnya di samping perempuan yang bernama Senja. “Tak kusangka, ternyata kamu pandai sekali bermain di atas ranjang. Aku merasa tidak sia-sia telah membayarmu mahal hanya untuk melayaniku satu jam saja. Besok, aku ingin melakukannya lagi denganmu. Asistenku akan menghubungimu nanti.” “Tidak bisa, om. Aku hanya akan melayani om sekali saja. Aku tidak terbiasa melayani seorang pria lebih dari satu kali.” “Sombong sekali kamu ini. Aku akan membayarmu dua kali lipat dari bayaranmu sekarang.” “Aku tetap tidak bisa. Meski om mau membayarku 10 kali lipat sekalipun.” Senja langsung bangkit dari atas ranjang lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Hanya beberapa menit saja Senja berada di dalam kamar mandi, kemudian dia keluar dan pergi meninggalkan kamar hotel. Setelah dia memastikan kalau om yang baru saja memakai jasanya sudah mentransfer sejumlah uang yang telah disepakati sebelum mereka bercinta tadi. Kala pun tidak bisa mencegah kepergian perempuan muda bernama Senja itu. Baginya, Senja candu. Dari sekian banyak perempuan muda yang dia tiduri, hanya Senja yang paling mampu memuaskannya. “Aku tidak akan membiarkanmu pergi dariku, Senja. Kau akan menjadi milikku, demi bisa memuaskan hasrat bercintaku.” Kala pastikan itu. Dddrrrr... dddrrr... Ponsel Kala bergetar di atas nakas. Dia segera meraih ponselnya untuk menerima panggilan telpon dari seseorang. “Oh? Mama?” Kala tidak bisa menolak telpon dari mamanya. Dia pun segera mengangkatnya. “Halo, ma.” “[Kala. Mana janjimu yang akan memperkenalkan mama dengan perempuan pilihanmu? Katanya hari ini kamu mau memperkenalkannya pada mama. Tapi sudah jam segini, kamu masih belum juga datang bersama dengan perempuan pilihanmu itu.]” “Iya, ma. Sabar dong. Aku kan masih sibuk sama pekerjaanku. Malam ini aku janji akan datang ke rumah mama bersama perempuan pilihanku.” “[Awas ya kalau sampai kamu ingkar janji lagi. Mama tidak akan mau lagi menunggu janji palsu kamu itu, karena mama akan langsung menikahkan kamu dengan Bella minggu depan. Titik.]” Nut... nut... nut... Inge langsung memutus telponnya tanpa ada basa basi pada putranya. Dia kesal karena ingkar janji yang berulangkali putra sulungnya lakukan padanya untuk urusan jodoh. “Aisshhh!! Mama tuh maksa banget sih suruh aku cepat-cepat menikah. Padahal kan single itu jauh lebih enak, tidak beban. Tidak harus repot-repot mikirin perasaan istri dan tetek bengek lainnya. Ini pasti gara-gara Kara yang sudah kebelet ingin buru-buru menikah sama pacarnya, jadinya aku yang kena korban!” Kala segera bangkit dari ranjang untuk membersihkan tubuhnya. Dia akan kembali ke Kantor untuk bertemu dengan Galih dan meminta asistennya itu untuk mencarikan perempuan sewaan yang akan dijadikan pacar semalam untuknya, untuk diperkenalkan pada mamanya malam ini. Langkah kaki Kala berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri koridor hotel yang sangat sepi. Tapi mendadak langkah kakinya berhenti ketika dia mendengar suara seorang perempuan yang baru saja dia lintasi ketika melewati koridor lain. Kala kembali memundurkan langkah kakinya satu demi satu. Dia mengintip dan melihat sosok perempuan itu. Suaranya yang tidak asing sudah bisa Kala tebak, kalau perempuan itu adalah Senja, perempuan yang baru saja menerima bayaran mahal darinya karena berhasil memuaskannya dalam bercinta. Kala bermaksud menguping obrolan Senja dengan seseorang dari balik telpon. “Iya, bu. Aku akan segera mengirimkan ibu uang untuk pengobatan bapak. Tapi aku kirim setengah dulu ya bu. Sisanya aku kirim dua hari lagi.” Kalimat itu menjadi penutup obrolan Senja dengan seseorang yang dia panggil ibu. Senja langsung menghembuskan nafas kasar. Beban berat yang sedang dipikulnya saat ini membuat Senja tidak sanggup menahan air matanya. Suara isak tangis Senja pun terdengar sampai ke telinga Kala yang masih berdiri di balik dinding. Kala merasa kasihan setelah mengetahui kesulitan yang sedang Senja hadapi. Dia merasa iba pada perempuan itu, dan rasa ibanya membuat Kala berniat ingin membantu Senja. Tapi dengan cara apa? Kala tidak tahu. Sementara Senja menolak untuk bertemu dengannya lagi. Di saat Kala sedang memikirkan cara untuk bisa bertemu dengan Senja lagi dan membantunya, tiba-tiba saja Senja muncul di depannya dan langsung mengagetkannya. “Lagi ngapain om di sini?” Kala mendelik kaget saat melihat Senja yang sudah berdiri di dekatnya. Kala pun langsung melepaskan sandaran punggung dari dinding. “Lagi—“ Kala bingung harus beralasan apa. “Om nguping obrolan saya barusan, kan?” “I-iya.” Kala mengakuinya, meski dengan sikap gugup. Senja hanya tersenyum kecut mendengar pengakuan jujur Kala. Dia pun langsung berlalu meninggalkan Kala begitu saja. Kala segera mengejar Senja dan berjalan sejajar di samping Senja untuk mengikuti langkah kaki perempuan itu berjalan. “Saya akan membantu kamu menolong pengobatan bapak kamu.” Ucap Kala, dengan niat baiknya. “Tidak usah, om. Saya bisa mengatasinya sendiri. Lebih baik om pergi dari hadapan saya sekarang. Karena saya tidak mau kalau istri om sampai memergoki kita lagi berduaan. Hidup saya sudah banyak masalah, jadi saya tidak mau mendapatkan masalah dari orang yang hanya akan saya kenal beberapa jam saja.” “Kata siapa saya sudah punya istri?” langkah kaki Kala berhenti saat itu juga. Begitu juga dengan Senja yang langsung menoleh ke belakang saat Kala menyautkan kalimat itu. “Saya belum menikah. Jangan kan punya istri, punya pacar saja tidak. Saya ini single, perjaka ting ting dan masih gres untuk urusan status kejombloan saya."Mendengar ucapan Kala membuat Senja merasa geli sendiri. Dia langsung tersenyum menyudut dan mengatakan, “Urusannya dengan saya apa? Saya sama sekali tidak peduli dengan status om. Karena hubungan kita hanya dua jam saja, setelahnya kita tidak akan punya hubungan apa-apa lagi. Kalau om masih ingin memusakan hasrat bercinta om, silahkan cari perempuan lain yang bersedia untuk melayani om.” “Kamu ini terlalu kaku sekali pada saya.” “Bukan pada om saja, tapi juga berlaku pada pria lain.” “Memangnya sudah berapa banyak pria yang tidur denganmu?” “Pertanyaan om sama sekali tidak sopan!” Senja merasa tersinggung. “Sorry. Saya tidak bermaksud menyinggung perasaan kamu. Saya hanya ingin minta bantuan kamu, satu kali saja dan hanya untuk malam ini saja.” “Bantuan?” Seringai sinis di bibir manis Senja kembali menyudut. “Om berniat ingin menipu saya, seperti beberapa pria lain yang pernah menyewa jasa saya ya?” “Saya tidak ingin menipu kamu. Saya hanya ingin kamu menjadi kekasih saya, hanya untuk malam ini saja. Dan saya akan membayar kamu sebesar 700 juta, jika kamu bersedia.” “700 ratus juta?”***Sebuah tawaran yang sangat menggiurkan. Hanya untuk beberapa jam saja, Kala meminta Senja untuk menjadi kekasihnya di depan kedua orang tuanya nanti. Senja pun langsung menyetujuinya. Karena untuk mendapatkan uang sebanyak itu, biasanya Senja membutuhkan waktu sampai satu tahun lamanya untuk melayani banyak pria hidung belang. Sedangkan, Kala hanya memintanya menjadi kekasihnya tanpa memintanya untuk bercinta. “Kalau begitu, kita bertemu di Kafe Wilson jam 7 malam. Saya akan menjemput kamu di sana. Pakailah pakaian yang sangat anggun dan elegan, agar mamaku percaya kalau kamu adalah kekasihku sungguhan, bukan kekasih bayaran.” “Okey. Deal.” Senja menyetujuinya.**19:00 at Kafe Wilson Kala membuka pintu Kafe, dan kedua matanya langsung berkeliling mencari sosok Senja. Dia langsung bisa menemukan keberedaan perempuan itu, karena Senja langsung berdiri ketika Kala tiba di Kafe. Senyuman manis dari Senja yang belum p
Kala memohon-mohon pada Senja agar Senja mau melanjutkan drama kepalsuan mereka pada kedua orang tua Kala. “Om ini gimana sih? Perjanjian kita kan hanya sampai jam 12 teng, tapi kenapa om malah ingkar.” Tentu Senja tidak bisa menerima permintaan Kala. “Please, Senja. Masa kamu tidak mau membantu saya sih?” “Lagian, salah om. Kenapa membohongi orang tua om soal kekasih om? Kenapa sih tidak cari kekasih asli saja untuk dijadikan pacar? Saya ini kan bukan perempuan baik untuk bisa dijadikan kekasihan sungguhan om.” Senja bersedekap. Dia memalingkan pandangannya karena kesal dengan tingkah Kala. “Memangnya cari kekasih yang tulus dan baik semudah seperti membalikkan tangan? Saya ini sudah kapok cari perempuan yang bisa benar-benar tulus mencintai saya. Apalagi sampai bisa disukai oleh kedua orang tua saya. Hanya kamu perempuan satu-satunya yang bisa disukai oleh kedua orang tua saya.” “Memangnya biasanya kedua orang tua
“Jadi ini kelakuan Kara selama aku pergi ke Paris seminggu yang lalu?” “Iya, bos.” Baru saja Kala menonton cctv yang terpasang di ruang kerjanya dari ponsel Galih, asisten pribadinya. “Kara berniat untuk membuat tanda tangan palsu anda dalam proyek berikutnya. Dia berencana ingin mengambil alih proyek tersebut dengan mengatas namakan nama anda.” “Apa dia juga berniat ingin merebut posisiku sebagai CEO?” “Yang saya dengar memang seperti itu.” “Baiklah. Kita bertindak cepat tapi harus tetap hati-hati, sebelum klien baru kita bertemu dengan Kara dan para anak buahnya.” “Baik, bos. Saya akan segera melakukan perintah bos.” “Bagus.” Kala menepuk-nepuk punggung Galih yang duduk di sampingnya. “Oh iya, bos. Jingga akan segera kembali ke Indonesia bulan depan.” Kedua mata Kala langsung menyayup begitu nama itu kembali disebut oleh Galih. Bagaimana hatinya tidak ber
“Saya terima nikah dan kawinnya Safunna Senja binti Sandhya putra dengan mas kawin yang tersebut tunai.” Sah! Kini, Kala dan Senja telah resmi menjadi suami istri yang sah dimata agama maupun hukum negara. Resepsi pernikahan mereka berlangsung sangat meriah. Acara tersebut diadakan di sebuah hotel bintang 5. Tak tanggung-tanggung, keluarga Duta menyewa setengah dari seluruh kamar yang ada di hotel itu untuk keluarga dan kerabat terdekat. Namun sayangnya, Senja tidak bisa mengundang semua keluarga besarnya, karena dia sadar diri tentang kesenjangan sosial antara keluarganya dan keluarga Kala. Dia tidak mau kalau keluarga Kala akan merasa malu nantinya. Untung saja Kala bisa memahami itu. Pesta pernikahan berakhir pukul 10 malam. Semua keluarga dan kerabat masuk ke kamar mereka masing-masing karena kelelahan, termasuk pasangan suami istri yang baru saja menikah. Mereka akan tidur di kamar yang sama mulai sekarang dan sampai 6 b
“Tante, aku mau resign dari pekerjaan ini.” “Apa maksud kamu dengan resign?” Onna masih belum paham dengan ucapan dari salah satu anak emasnya dalam dunia prostitusi. “Aku sudah tidak bisa bekerja lagi dengan tante.” “Oh. Maksud kamu, kamu sudah mendapatkan mucikari lain?” “Bukan, tante. Tapi, aku sudah tidak bisa bekerja seperti ini lagi karena aku sudah menikah.” “Kamu pikir aku peduli kalau kamu sudah menikah!?” Senja mengerutkan dahinya. “Kamu sudah menandatangani kontrak selama dua tahun untuk bekerja denganku. Selama masa kontrak itu belum selesai maka kamu tidak punya alasan untuk berhenti dari pekerjaan ini. Karena pekerjaan ini atas dasar permintaanmu dibawah kuasaku.” “Tapi, tan.” “Aku tidak peduli. Pokoknya, kamu harus tetap menuntaskan masa kontrakmu denganku, jika tidak...” Onna mendekati telingan Senja. “Aku akan membuat hidupmu menderita.”
“Om, maaf. Mendadak perut aku sakit, jadi sepertinya aku butuh istirahat.” Senja memegangi perutnya demi bisa menyempurnakan aktingnya agar rencananya untuk tidak menemani Kala ke dinner dengan klien barunya berhasil batal. “Kamu pikir aku percaya dengan kepura-puraan kamu ini?” ternyata Kala mengetahui kebohongan Senja yang sedang menipunya. “Ma-maksud om apa? Aku tidak pura-pura. Aku beneran sakit perut kok.” “Aktingmu sangat jelek, Senja. Baiknya, kalau memang kamu ingin membohongi aku lain kali, kamu harus berlatih berkali-kali.” “Huh!” Senja mendengus kesal. Dia melepaskan tangannya dari baju yang diremas olehnya sejak tadi, lalu kembali menegakkan tubuhnya di hadapan Kala. “Bagaimana om bisa tahu kalau aku sedang berbohong?” Senja bertanya sambil melirik sinis. “Jangan banyak bicara. Cepat pakai gaun ini dan lakukan dalam waktu 10 menit.” Kala melempar gaun ke arah Senja, yang kemudian Senja tang
“Bagaimana nyonya Senja? Apa rasa makanan di Restaurant ini sesuai dengan selera anda?” “I-iya, lumayan.” Kala melirik tajam ketika Senja menjawab dengan gugup pertanyaan dari istri kliennya. Sikap yang Senja tunjukkan langsung membuat Kala mencurigai dirinya. “Perjalanan bisnis kita akan berlangsung selama 3 hari dan selama tiga hari nanti, kita memiliki waktu luang yang cukup banyak untuk jalan-jalan di sana nanti. Jadi, saya akan mengajak istri saya untuk menikmati kota-kota di Turki. Apa tuan Kala juga akan mengajak istri anda dalam perjalanan bisnis kali ini?” Tuan Helmi bertanya, sambil melemparkan senyuman ke arah Senja yang sejak tadi tidak berani menatap ke arahnya. “Entahlah. Saya akan membicarakan dengan istri saya terlebih dahulu.” Kala menjawab, seraya melirik kembali ke arah Senja dengan senyuman kecil. Akhirnya, makan malam berjalan dengan lancar. Helmi dan istrinya sudah pergi lebih dulu meninggalk
“Awww!!!” Terdengar suara keluhan kencang dari pria itu ketika tubuhnya tersungkur di atas lantai setelah Senja mendorong kuat tubuh pria itu dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Senja langsung melompat dari atas ranjang dan segera menyalakan lampu kamar. Begitu lampu sudah menyala, betapa terkejutnya Senja saat mengetahui kalau pria yang telah menyewa jasanya malam ini adalah... “Kamu???” Kara Greg. Kara langsung mengeluh dan menyesali satu hal yang tidak bisa dia lakukan barusan. “Aduh. Kenapa kamu malah mendorongku? Padahal kenikmatan dari bercinta adalah memasukkan cairannya di dalam.” Ucap Kara, yang kemudian beranjak dari lantai dan berjalan mendekati Senja yang masih berdiri di dekat stop kontak. Dengan seringai dari senyumannya yang mengerikan, Kara mengatakan dengan nakal. “Ternyata nikmat juga bercinta denganmu. Selain tubuhmu wangi, bibirmu juga candu untuk fantasi liarku.” Ucapnya sa
“Selamat pagi, nyonya Senja.” Galih menyapa Senja, begitu Senja membukakan pintu kamar hotel untuknya. “Pagi.” “Tuan Kala sudah berangkat dari pagi sekali. Beliau minta saya untuk memberikan ini kepada anda.” Galih memberikan sebuah kota putih dengan pita berwarna pink yang melingkar manis di kotak tersebut. Kemudian, Galh undur dari dan Senja pun kembali masuk ke dalam kamarnya. Dia membuka kotak itu sambil berjalan menuju sofa. Saat membuka kotak itu, sebuah secarik kertas tertulis untuknya dari Kala. Kertas itu berisi pesan singkat untuk Senja. [Pakailah gaun ini dan aku akan menunggumu di sebuah tempat pukul satu siang nanti.] Setelah membaca pesan tersebut, Senja membuka kertas yang menutupi gaun tersebut. Lalu dia mengeluarkan gaunnya dan melihatnya secara keseluruhan gaun itu. “Indahnya...” Senja terpukau melihat keindahan gaun berwarna hitam yang cukup seksi itu. Dengan belaha di bagi
“Avanos, sebenarnya aku telah jatuh cinta pada siapa? Kala atau Kara?” Senja menghembuskan nafas kasar. Dia malah jadi bingung pada dirinya sendiri yang belakang ini merasakan sesuatu yang aneh pada perasaannya. “Avanos, sepertinya aku jatuh cinta sama Kara deh. Tapi, gimana ya? Apa aku harus jujur saja sama om Kala?” “Hemm...” Senja kembali menghembuskan nafas kasar. Tepat ketika dia membalikkan badannya dia langsung dikejutkan dengan keberadaan sosok Kara yang muncul di hadapannya secara tiba-tiba. Dengan cepat, Senja langsung menelan savilanya. Dia langsung panik bukan main saat melihat Kara, lantaran gumamannya yang dari tadi diucapkan secara lisan. “Da-dari kapan kamu ada di sini?” Senja gugup. “5 menit yang lalu.” Kara menjawab dengan senyuman lebar sambil menunjukkan lima jarinya ke arah Senja. “Ja-jangan-jangan kamu mendengar ucapan yang aku katakan sendirian tadi? Ya?”
“Berikan anak untukku dari rahimmu langsung!!” “Apa!?” Senja terperanjat kaget mendengar permintaan Kara. “Apa kamu sedang bercanda?” “Tidak. Aku serius. Aku ingin kamu memberikan aku anak.” “Gila kamu ya!!??” “Kalau kamu tidak mau menerima cintaku, maka berikan aku anak sebagai pengganti dari diri kamu.” “Kamu memang sudah benar-benar tidak waras! Aku akan ikutan tidak waras jika aku terus bersama kamu!!” Senja langsung menarik paksa tangannya dan membanting kasar tangan Kara. Kemudian dia pergi dari hadapan Kara. Tapi dengan cepat langkah kakinya berhenti begitu dia membalik badan dan baru berjalan beberapa langkah saja. Karena ternyata dirinya diikuti oleh dua orang bodyguard suruhan Kala dari tadi. Lalu, dari balik dua badan bodyguard bertubuh besar munculah sosok Galih. Betapa terkejutnya Senja saat dirinya ke gap oleh tangan kanan suaminya. Galih menundukkan kepalanya di h
“Om, pengkhianat!!” Senja langsung beranjak dari ranjang.Tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, Senja langsung pergi meninggalkan Kala dengan pakaian seadanya. Dia pergi tanpa tujuan dengan sisa air mata yang masih tersisa di kedua sisi matanya. Kala pun tidak mencegah kepergian Senja, lantaran dia sangat kesal pada perempuan itu karena telah berani membohonginya. Kala segera meraih ponselnya untuk menghubungi Galih. “Kamu perintahkan dua orang bodyguard untuk mengikuti istriku ke mana pun dia pergi. Pastikan kalau Senja tidak mengetahuinya kalau dia sedang diikuti oleh bodyguard suruhanku.” “[Baik, tuan.]” Malam itu, Senja berjalan di sepanjang jalan trotoar di sekitaran hotel. Karena merasa sangat asing dengan tempat dia berada saat ini, apalagi ini adalah kali pertama untuknya pergi ke luar negeri seumur hidupnya. Jadi dia tidak berani jika harus pergi terlalu jauh dari hotel karena takut kes
Senja tidak berani menatap Kala terlalu lama. Dia hanya duduk terdiam sambil terus menurunkan pandangan matanya selama duduk di samping Kala. Begitu pun Kala yang hanya mengabaikan keberadaan Senja yang ikut bersamanya dalam perjalanan bisnis kali ini untuk yang pertama kalinya. Dengan menggunakan pesawat pribadi milik keluarga Greg, Kala dan Senja pergi menuju negara Turki. Mereka pergi dengan pengawalan cukup ketat, mengingat klien barunya adalah orang yang cukup menakutkan dalam dunia kriminal. Sebagai seorang pembunuh bayaran dengan julukan silent killer, tentunya Kala tidak terlalu khawatir untuk bertemu dengan kliennya, semenakutkan apapun profesi dan pribadi para kliennya. Hanya saja, satu hal yang kini Kala takutkan kalau nantinya kliennya akan serupa seperti klien sebelumnya, yaitu pernah menjadi teman tidur Senja. “Silahkan tuan.” Seorang pramugari pribadi memberikan minuman coktail pada Kala. “Apa anda
“Awww!!!” Terdengar suara keluhan kencang dari pria itu ketika tubuhnya tersungkur di atas lantai setelah Senja mendorong kuat tubuh pria itu dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Senja langsung melompat dari atas ranjang dan segera menyalakan lampu kamar. Begitu lampu sudah menyala, betapa terkejutnya Senja saat mengetahui kalau pria yang telah menyewa jasanya malam ini adalah... “Kamu???” Kara Greg. Kara langsung mengeluh dan menyesali satu hal yang tidak bisa dia lakukan barusan. “Aduh. Kenapa kamu malah mendorongku? Padahal kenikmatan dari bercinta adalah memasukkan cairannya di dalam.” Ucap Kara, yang kemudian beranjak dari lantai dan berjalan mendekati Senja yang masih berdiri di dekat stop kontak. Dengan seringai dari senyumannya yang mengerikan, Kara mengatakan dengan nakal. “Ternyata nikmat juga bercinta denganmu. Selain tubuhmu wangi, bibirmu juga candu untuk fantasi liarku.” Ucapnya sa
“Bagaimana nyonya Senja? Apa rasa makanan di Restaurant ini sesuai dengan selera anda?” “I-iya, lumayan.” Kala melirik tajam ketika Senja menjawab dengan gugup pertanyaan dari istri kliennya. Sikap yang Senja tunjukkan langsung membuat Kala mencurigai dirinya. “Perjalanan bisnis kita akan berlangsung selama 3 hari dan selama tiga hari nanti, kita memiliki waktu luang yang cukup banyak untuk jalan-jalan di sana nanti. Jadi, saya akan mengajak istri saya untuk menikmati kota-kota di Turki. Apa tuan Kala juga akan mengajak istri anda dalam perjalanan bisnis kali ini?” Tuan Helmi bertanya, sambil melemparkan senyuman ke arah Senja yang sejak tadi tidak berani menatap ke arahnya. “Entahlah. Saya akan membicarakan dengan istri saya terlebih dahulu.” Kala menjawab, seraya melirik kembali ke arah Senja dengan senyuman kecil. Akhirnya, makan malam berjalan dengan lancar. Helmi dan istrinya sudah pergi lebih dulu meninggalk
“Om, maaf. Mendadak perut aku sakit, jadi sepertinya aku butuh istirahat.” Senja memegangi perutnya demi bisa menyempurnakan aktingnya agar rencananya untuk tidak menemani Kala ke dinner dengan klien barunya berhasil batal. “Kamu pikir aku percaya dengan kepura-puraan kamu ini?” ternyata Kala mengetahui kebohongan Senja yang sedang menipunya. “Ma-maksud om apa? Aku tidak pura-pura. Aku beneran sakit perut kok.” “Aktingmu sangat jelek, Senja. Baiknya, kalau memang kamu ingin membohongi aku lain kali, kamu harus berlatih berkali-kali.” “Huh!” Senja mendengus kesal. Dia melepaskan tangannya dari baju yang diremas olehnya sejak tadi, lalu kembali menegakkan tubuhnya di hadapan Kala. “Bagaimana om bisa tahu kalau aku sedang berbohong?” Senja bertanya sambil melirik sinis. “Jangan banyak bicara. Cepat pakai gaun ini dan lakukan dalam waktu 10 menit.” Kala melempar gaun ke arah Senja, yang kemudian Senja tang
“Tante, aku mau resign dari pekerjaan ini.” “Apa maksud kamu dengan resign?” Onna masih belum paham dengan ucapan dari salah satu anak emasnya dalam dunia prostitusi. “Aku sudah tidak bisa bekerja lagi dengan tante.” “Oh. Maksud kamu, kamu sudah mendapatkan mucikari lain?” “Bukan, tante. Tapi, aku sudah tidak bisa bekerja seperti ini lagi karena aku sudah menikah.” “Kamu pikir aku peduli kalau kamu sudah menikah!?” Senja mengerutkan dahinya. “Kamu sudah menandatangani kontrak selama dua tahun untuk bekerja denganku. Selama masa kontrak itu belum selesai maka kamu tidak punya alasan untuk berhenti dari pekerjaan ini. Karena pekerjaan ini atas dasar permintaanmu dibawah kuasaku.” “Tapi, tan.” “Aku tidak peduli. Pokoknya, kamu harus tetap menuntaskan masa kontrakmu denganku, jika tidak...” Onna mendekati telingan Senja. “Aku akan membuat hidupmu menderita.”