Share

Bab 118

Bima merengut di ujung sambungan telepon, suaranya gemetar karena kecemasan yang ia rasakan. "Leo, aku ingin bicara dengan Dara," pintanya dengan nada yang berat.

Leo, tanpa ragu, mengulurkan telepon genggamnya pada Sandara yang wajahnya masih pucat pasca diinterogasi polisi. "Nyonya, Bos Bima di telepon," ujarnya.

Sandara mengangguk, mengambil ponsel dari tangan Leo dengan sedikit gemetar.

"Halo, Om. Om Bima, di sini gue baik-baik aja. Percaya kan kalau gue nggak ada kaitannya sama lukisan itu?" ucapnya, suaranya mencoba menenangkan Bima yang terdengar jelas resah di ujung sana.

Dari ribuan mil jauhnya, Bima menghela napas panjang, merasa sedikit lega mendengar suara istrinya yang berusaha menenangkannya di tengah badai yang sedang mereka hadapi.

"Iya Sandara, aku percaya kamu," jawab Bima dengan suara yang terdengar berat dan serak, seolah menahan beban yang tak terlihat. "Aku hanya khawatir, kamu tahu sendiri bagaimana situasi sekarang ini."

Sandara menghela napas panjang, ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status