Share

Konspirasi
Konspirasi
Penulis: Penikmat lelah

1.Diana

Penulis: Penikmat lelah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-25 18:17:36

Namanya Diana. Sejak kecil tinggal bersama nenek dan keluarga paman dari pihak ibu di kota Samarinda.

awal mula nya kehidupan mereka  berjalan dengan baik bahkan  berkecukupan,  tapi kehidupan damai hanya berjalan dalam waktu singkat.  Herman di tipu oleh sahabatnya sendiri yang mengakibatkan perusahaan tambang miliknya bangkrut bahkan sampai dililit banyak hutang.

Setelah itu hampir setiap hari para rentenir datang kerumah secara bergantian untuk menagih hutang.

Karena sudah merasa frustasi dan malu sama tetangga bahkan sempat dikucilkan, Herman terpaksa menjual rumah dan tanah yang masih tersisa untuk melunasi semua hutang. kemudian Herman membawa semua keluarganya pindah ke kota bandung dan tinggal di sebuah rumah kecil bekas peninggalan ibu kandung diana.

Rumah ini sangat sederhana dan tua. Terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama, ada dua kamar dan tiga ruangan. Ruangan pertama adalah ruang tamu, ruang kedua dapur dan ruang terakhir hanyalah ruangan kosong yang kini sudah diisi dengan perabot dan beberapa mesin jahit. Beralih kelantai dua, disana hanya ada satu kamar dengan lantai dan bilik yang terbuat dari kayu. Tempat dimana Mariam dan Diana tidur bersama.

Kehidupan mulai berubah menjadi pelik. Layaknya roda yang berputar. Herman yang mulanya seorang pengusaha sukses, sekarang hanya bekerja sebagai buruh kuli bangunan untuk membiayai kebutuhan sehari hari. beruntung sekali, Herman telah menikahi Dewi . Walaupun usianya jauh lebih muda , Dewi masih setia dan mau menutupi kekurangan Herman. bahkan dewi mengambil pekerjaan sebagai penjahit rumahan.

Menurut Diana, Dewi adalah tipe bibi dan Ibu tiri yang otoriter. Sebelum herman bangkrut, Dewi selalu melatih fisik Diana dan Mariam. Dia menganjurkan Diana dan Mariam untuk melakukan maraton setiap pagi dan mendaftarkan mereka dalam berbagai kelas bela diri. Itu melelahkan, Diana merasa kekurangan waktu bermain dan menyalahkan semuanya pada Dewi.

Kini Diana sudah menginjak usia sembilan belas tahun, tiga tahun lebih muda dari Mariam. Baru saja merayakan kelulusan sekolah dengan meraih peringkat pertama.

Malam Ini adalah hari hari terakhir di bulan Mei. Tidak ada lagi ujian yang mendebarkan dan melelahkan untuk hari esok. Diana berharap bisa melanjutkan pendidikannya di bidang desain mode, tapi melihat kondisi keuangan Herman yang tidak memungkinkan, harapan Diana menjadi layu dengan sendirinya.

Diana tidur terlentang sambil memeluk sebuah buku gambar di atas perut, bola matanya tidak bergerak dari langit langit kamar yang mengerikan. Diana sedang mengembalakan pikiran dalam suatu masa, dimana dia berhasil menjadi seorang desainer terbaik dunia. Betapa menyenangkannya melihat karya sendiri diminati banyak orang, di puji dan di beri penghargaan. Diana cukup bahagia memikirkannya.

Beberapa menit kemudian, Diana kembali tersadar. Bayangan mimpinya mulai pudar dan menjadi langit langit Kamar yang mengerikan lagi.

Bintik bintik hitam menyebar di tiga lubang bekas air hujan. Seperti semut hitam kecil. Lubang itu membuat diana bergidig tiap kali terbayang sosok monster atau tikus yang bisa saja muncul dari sana.

Kala musim hujan tiba, Diana harus meletakkan baskom atau ember di atas kasur untuk menampung air dari lubang itu agar tidak membasahi kasur.

Merepotkan sekali bukan punya langit langit kamar seperti itu ?

Brugh...

Suara tendangan keras pada pintu kamar, membuat Diana terlonjak dari kasur dan lemari tua berwarna coklat yang menyender ke dinding turut bergetar. Diana melihat Sosok Dewi tengah berdiri di ambang pintu. "Yaampun bibi , ngagetin aja.". Diana mengusap dada dengan kesal .

"Berikan gelangmu padaku." Dewi menadahkan tangan sambil melotot.

Diana mengerutkan kening. Apakah tidak salah? " ini pemberian orang tuaku bi." Diana segera menyembunyikan pergelangan tangannya di balik pinggang dan melotot dengan sinis.

Plak..

Dewi menampar Diana, meninggalkan bekas kemerahan disana. "Berani kamu" Dewi menggigit bibir. telunjuknya dengan tegas mengarah tepat di depan mata Diana.

Dewi paling tidak suka di tatap sinis, darahnya mendidih. Tanpa aba aba dewi mulai bergerak menarik paksa pergelangan tangan Diana untuk merebut gelang itu tapi Diana juga melakukan perlawanan sampai tangannya tercakar dan buku gambarnya jatuh. Sekilas Dewi melihat sebuah desain gaun yang sangat indah .

"Bi aku mohon. Ini cuma gelang perak, aku janji setelah aku kerja, aku akan memberikan bibi gelang emas. Aku janji bi . Aku mohon." ujar Diana penuh harap, matanya yang jernih mulai digenangi air.

mendengar tawaran itu, dewi mulai berpikir sejenak. kemudian Cengkeraman tangannya mulai melemah. " Kapan kamu kerja." Dewi menatap diana penuh selidik

Diana menunduk, membuat bulir air mata hangatnya jatuh,

"besok diana kerja. " Jawab Diana pelan.

Dewi mengalihkan pandangan nya, kemudian menarik nafas dan melepaskan Diana"yaudah aku pegang janji mu, sebagai gantinya berikan padaku jatah bulanan yang di berikan herman" Dewi kembali menadahkan tangan.

Perlahan lahan Diana merogoh saku, dan memberikan sebagian isinya kepada dewi "sini sini. Lama bener." Dewi buru buru merebut uang itu sambil tersenyum licik dan menyimpannya kedalam saku daster.

"Cepat tidur, ini sudah malem, o yah gambarnya bagus. " Dewi mengatakan kalimat terakhir itu dengan tulus.

'fuck, dasar bajang betina' Diana mengumpat dalam hati. Entah sejak kapan Diana harus kesulitan jajan karena uang yang diberikan Herman selalu di palak istrinya sendiri. 'sabar ... Sabar... ' Diana bergumam lirih untuk menenangkan hati sambil mengelap air matanya yang masih menetes.

melihat gelang yang selalu melekat di pergelangan tangannya, Diana kembali merindukan sosok kedua orang tua yang seharusnya dimilikinya juga seperti anak anak yang lain. Gelang itu sudah ada sejak Diana kecil, tapi ajaibnya ukuran gelang bertambah seiring bertambahnya ukuran tangan diana.

keberadaan gelang ini bagi Diana terasa seperti anugrah yang tidak berhenti, terlebih lagi Diana tidak mempunyai kenangan sedikitpun tentang orang tuanya . hanya ada foto keluarga yang bisa dinikmati. diana membuatkan bingkai indah untuk kenangan yang telah hilang itu dan menggantungnya diatas dinding kamar. Walaupun keberadaan mereka hanya dalam cerita, Diana masih memiliki rindu yang datang di setiap malam atau kapan saja angin membawanya melalui kehangatan keluarga yang dimiliki orang lain.

Malam semakin larut. Diana hanya bisa mendengar suara mesin jahit dari ruangan paling belakang di lantai bawah. Suara itu tidak bisa menghalangi diana untuk memejamkan mata.

Brugh...

pintu kembali di buka dengan kasar. Diana sudah terlelap tapi terpaksa bangun. Diana menoleh kearah pintu dengan mata yang masih lengket dan menyipit. Mariam mendekati ranjang yang di tiduri diana. Dia tampak kelelahan dengan lingkaran hitam disekitar matanya . Sanggul rambut sudah kusut. Mariam melempar tasnya ke sembarang tempat dan jatuh ke meja belajar Diana, membuat mereka berantakan. Bersamaan dengan itu, mariam menjatuhkan tubuh keatas kasur seolah tenaganya sudah terkuras habis dimakan waktu.

"Lembur ya " tanya diana hati hati. Mariam berdehem untuk mengiyakan. Bahkan mengatakan kata ya saja Mariam tidak bertenaga.

Melihat itu, Diana merasa iba"Aku buatin teh manis ya." Diana segera bangun dari tempat tidur dan hendak bergegas turun tapi Mariam segera menghentikan langkahnya

" Di, kamu punya rencana apa?" Tanya mariam sambil mengatur posisi duduk.

"Aku tahu, kamu pengen banget masuk kuliah. Tapi kamu tahu sendirikan keadaan bapak sama ibu tiri aku gimana, di tambah lagi mereka harus menanggung keadaan nenek yang menderita stroke. Aku harap kamu jangan memaksakan mereka!" lanjutnya

Deg

Diana menatap sepupu sekaligus sahabat nya dengan nanar. Entah apa yang salah, tapi hati Diana Merasa tidak enak . Diana berjalan mendekati Mariam sambil tersenyum, kemudian menyerang Mariam dengan mengacak ngacak rambutnya. Diana sudah tidak canggung lagi pada Mariam, bagaimana pun juga mereka telah tumbuh bersama.

"Tentu saja, aku tidak akan terus terusan membebani mereka. Lagian aku masih punya malu." Diana membalas pernyataan Mariam dengan santai. Seolah dia tidak papa.

Seperti biasa, jahilnya Diana akan kumat kapan saja. Ketika saatnya tiba Diana akan memencet hidung Mariam dengan gemas, karena hal itu bisa membuat mariam bersin bersin.

Meskipun sudah hapal tabiatnya, Mariam enggan menghindar dan hanya bisa melototi diana dengan galak setelah bersin. "Bisa enggak diem". Mariam membentak pada akhirnya, tapi Diana hanya terkekeh karena tidak ada yang harus ditakutinya dari mariam.

Mariam mengatur nafas lagi sebelum kembali berbicara dengan suara yang lebih rendah" di perusahaan tempat aku kerja sedang buka lowongan OB . Ya , walaupun gajihnya tidak besar, tapi menurutku sih lumayan, kamu juga bisa mendapat pengalaman dari sana. Aku denger denger, disana juga selalu diadakan penyeleksian orang orang berbakat di bidang desain. Orang yang beruntung akan ditawarkan beasiswa dan di rekrut menjadi desainer top di Perusahaan setelah menyelesaikan pendidikan nya dengan prestasi yang luar biasa. Siapa tahu kamu salah satu dari orang yang beruntung" Mariam berusaha meyakinkan.

Diana hanya bergeming mencerna setiap kata kata yang barusaja masuk ke telinganya . Seakan Diana telah ditunjukan jalan yang sangat lebar setelah tersesat sekian lama di jalan buntu.

"Ee.... Malah bengong ..jadi gimana mau enggak, aku punya koneksi yang bisa bikin kamu langsung kerja besok." Mariam berseru dengan semangat sampai melupakan rasa lelahnya.

"Mau." Diana lebih bersemangat dan melompat ke pelukan Mariam.

Dug dug dug

Dewi memukul tangga kayu dengan gagang sapu dari lantai bawah, artinya diana dan mariam tidak boleh berisik. Diana langsung menutup mulutnya rapat-rapat sambil cekikikan.

"fiks besok jadi yah... Sekarang pergi Sanah bikin teh manis" Mariam mendorong Diana dengan lembut

"Siap bos."

Bab terkait

  • Konspirasi   2. Bertemu kenangan

    Benar saja apa yang dikatakan mariam, Diana bisa langsung bekerja hari ini berkat koneksi yang dimiliki Mariam. diana tinggal menyerahkan berkas lamaran ke HRD, kemudian security membawanya masuk. Mariam baru bekerja satu tahun disini, namun koneksi Mariam sudah begitu luas. Gadis itu pandai bersosialisasi dan bisa membuat siapapun akan memiliki kesan yang baik tentang dia . diana semakin kagum pada mariam juga pada sebuah gedung yang berdiri kokoh di depan matanya. " aku harus melakukan yang terbaik" gumam diana. Ini adalah hari pertama Diana bekerja di catpoop multi produk atau CMP. Tapi Diana merasa tidak menemukan kesulitan apapun. ternyata pekerjaannya terlalu mudah. Tugas Diana hanyalah bersih bersih seperti nyapu sama ngepel, bahkan Diana juga tidak melakukannya sendirian, dia dibantu novi. Gadis yang cukup baik dan seketika bisa langsung nyambung dengan diana. Gadis itu lumayan cantik, rambutnya sebahu dan hari ini dia mengucirnya. Bulu mata novi terlihat len

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Konspirasi    3. Pertemuan

    Setibanya di bandara, William langsung di kelilingi beberapa pria dengan setelan serba hitam. Mereka adalah pengawal yang didatangkan dari pasukan khusus dengan bekal pelatihan yang ketat. William menebar pesonanya dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih, sebuah fashion dunia yang di desain secara khusus. Disampingnya berdiri seorang sekertaris perempuan dengan gaya rambut hitam sebahu. Bernama irena. Gadis itu mengenakan blazer berwarna merah senada dengan warna dress ketat yang menggantung di atas lutut, memperlihatkan lekuk tubuh yang indah dengan kaki jenjang yang mulus dan putih. Diluar bandara, Angela sudah menunggu kedatangan William dengan membawa puluhan reporter. Angela bertekad untuk menyatakan cinta lagi kepada William. Kali ini Angela yakin kalau William Johan tidak akan menolaknya lagi. Angela paham betul bagaimana keluarga Johan menjunjung tinggi sebuah reputasi. Sesuai rencana, Angela menutup tubuhnya dengan Hoodie berwarna hitam dan sebuah topi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Konspirasi    4 terjebak

    Aldi kembali lagi keruangan Diana. "Sudah jangan nangis, kamu tidak di pecat kok." Bujuk Aldi. "Tapi aku... huaaaaa.. nyinggung tuan muda." Suara Diana sudah serak, bahkan sekarang Diana mulai sesenggukan. Novi segera melepaskan pelukannya untuk memberi Diana ruang bernafas. "Hei ..bocah "Aldi mendekati wajah Diana kemudian memencet hidungnya tanpa aba aba. "Akhhh," Diana berteriak kesal karena hidungnya dipencet. "Kalau gak percaya, tanya sendiri tuh sama Danil." Aldi mengerucutkan bibir. Diana tidak percaya, tapi ada sebuah dorongan yang membangkitkan pergerakannya untuk mengelap air mata dan pergi mencari Danil. Sesampainya di depan ruangan Danil, Diana berusaha menenangkan diri dengan menarik nafas berulang ulang. Baru setelah merasa tenang, Diana berani mengetuk pintu. Tuk Tuk Tuk Tidak ada jawaban. Diana langsung membuka pintu dan mengintip kedalam. Ruangan nya kosong, tapi Diana mendengar suara nafas yang memburu. Diana memantapkan diri untuk masuk dan memastikan. Mat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Konspirasi   5.Penyelamatan

    Diana mengumpulkan semua keberanian untuk memastikan orang itu masih hidup atau tidak. Sekelebat muncul sosok zombie di pikirannya, sehingga Diana menjadi ragu. "Heh. Kau manusia atau zombie.?" Teriak diana hati hati. Rasa takutnya sedang bergelut dengan rasa simpati .Diana memang tumbuh dengan sangat baik dan memiliki empati tinggi. karena itu diana melemparkan kardigan dari jauh dan memasang kuda-kuda untuk mengantisipasi kalau pemuda itu benar sosok zombie. Hasilnya tidak ada respon. Diana kembali memberanikan diri untuk mendekati William kemudian mengambil kembali kardigannya. Masih tidak ada respon, Diana mulai mengecek leher , tangan dan kaki William memastikan bahwa pemuda itu bersih dari gigitan zombie. Diana membuang nafas lega, karena tidak ada bekas gigitan disana. Diana lanjut memeriksa denyut nadi dan jantung. "Loh kok aku gak denger suara dagdigdug, "Diana bergumam sendiri diatas dada William Kemudian lanjut menekan pergelangan tangan William. Deg..deg..deg.. 'nadi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Konspirasi   6.Mencurigakan

    " ada apa?" Diana kaget ketika tangannya tiba tiba di tarik oleh dewi. "Ada apa ada apa kamu yang ada apa. Nenek sedang kritis ini malah kelayapan,di hubungi gak bisa." Dewi menggertakkan giginya . "Apa?" Wajah Diana langsung memucat apa yang di dengarnya seperti Sambaran petir yang membelah langit. Diana segera berjalan ke ruangan Arumi dan mengabaikan dewi. "Bi, nenek kenapa?" Diana terisak ketika melihat kondisi Arumi yang kini tengah terbaring tidak sadarkan diri. ada selang infus terpasang di pergelangan nya. "Sebaiknya kita ngobrol di luar." Ajak Dewi. Diana mengangguk dan berjalan membuntuti Dewi. "Nenek di racun. Padahal, jelas jelas tadi aku memberinya bubur seperti biasa. Aku gak habis pikir bagaimana orang bisa keracunan dengan makanan yang selalu dimakannya tiap hari." Dewi berjalan mondar-mandir seakan frustasi. "Apa nenek mengganggumu?" .pertanyaan itu seperti tuduhan yang di lontarkan untuk Dewi secara tidak langsung "Diana." Dewi nyaris teriak dan lepas kontrol,

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Konspirasi   7. Gadis penyelamat.

    William tersadar setelah Diana pergi. Sakit di perutnya kini sudah hilang, hanya saja sekarang William merasa begitu lemas. William memejamkan mata untuk mengingat sosok perempuan yang menggendongnya di tengah kegelapan , kemudian menangis dan berani menciumnya. Selama ini William selalu menolak sentuhan dari siapapun, tapi ketika mengingat kembali gadis yang menciumnya, William merasa baik baik saja. Semakin malam, pikiran william semakin larut dalam bayang bayang gadis itu. William tidak bisa memejamkan mata lagi dan segera menelpon Danil. "Hallo siapa ini.." Danil masih enggan berbicara karena kantuknya "Kesini sekarang juga." Tut.. Tuan muda mengirim lokasi Melihat nama tuan muda, Danil hampir terlonjak dari tempat tidurnya. Jauh di lubuk hatinya Danil sangat senang, tapi bagaimana dengan matanya yang baru saja terpejam. 'B*sht' Danil bersungut-sungut setengah teriak untuk membangkitkan semangat nya , "aj*g.." Rian ikut berteriak dan meloncat kaget mendengar suara Danil.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Konspirasi   8. Cemburu

    Setelah pulang kerja, diana kembali bergegas kerumah sakit dan menemukan Dewi sedang memperhatikan Arumi di balik pintu kaca. Tatapannya memancarkan kekhawatiran dan ketulusan. Entah berapa lama dia berdiri disana, bahkan rambutnya sudah terlihat kusut. Diana kembali merasa bersalah karena sudah menuduhnya kemarin. Diana berjalan mendekati Dewi dan memeluknya. " Bi, maafin Diana yah. Diana udah nyakitin bibi. " Dewi menggerakkan bahu dengan kasar agar terlepas dari pelukan Diana walaupun di lubuk hatinya enggan. Diana menunduk sambil menangis." Diana salah. Diana tidak tau diri. Bahkan diana belum pernah berterimakasih kepada orang yang merawat dan membesarkan Diana. Diana minta maaf bi. " Mendengar kata kata itu, Dewi merasa tersentuh dan segera memeluk Diana. "Maafin bibi karena tidak bisa menjaga ibu. Maafin bibi karena suka merampas uang jajan kamu. Diana Kamu sangat tidak beruntung. Kamu di tinggal mati sama ibumu dan di buang sama bapakmu. Aku kasian padamu.. huaaaaa " Dewi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Konspirasi   9. Dimarahi tuan muda

    Diana tidak mau menyentuh kotak sarapan yang di bawanya. Jam kantor masih lama, seperti biasa, hanya ob dan satpam yang harus siap siaga lebih awal. "sudahlah di, Kamu berhenti sedihnya ! Ini masih pagi, aku takut kamu malah ketempelan. Gak asik tau gak. Lagian kita semua bakal meninggal kok. Kita cuma lagi nunggu giliran kan?." Novi mengelus ngelus rambut Diana yang kusut dengan lembut. "Tapi kematian nenek itu gak wajar nov. Dia di racun" . Diana kembali berkaca kaca dan menangis. Di lubuk hatinya, Diana tidak bisa berpikir tentang persepsinya yang mengatakan bahwa kematian Arumi sedang mengarah kepada Mariam. Tapi apa alasannya? Mariam tidak punya alasan untuk membunuh neneknya sendiri. Disisi lain diana masih saja memikirkan kejadian di malam saat kepergian Arumi. Diana melihat air mata Mariam yang keluar hanyalah pura pura. Tapi sampai saat ini Diana tidak kunjung percaya tentang sikap psikologis seseorang yang pernah di pelajarinya dalam buku. "Iyya aku ngerti. Bukannya kamu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29

Bab terbaru

  • Konspirasi   37. membuka lembaran baru

    diana sudah diijinkan untuk pulang. farhan tidak lupa memberi selamat kepada diana dengan bahasa yang ringan." selamat ya diana, sekarang kamu boleh pulang. jangan terlalu banyak bergerak karen lukamu belum sembuh benar. nanti kalau kamu ada keluhan, kamu bisa langsung menghubungi ku. "diana tersenyum dan menyambut keramahan dokter farhan. diana mengulurkan tangannya kepada farhan. " Terimakasih juga untuk dokter karena sudah bekerja begitu keras saat merawat ku."farhan pun menyambut tangan diana. " sama sama. bagiku kesehatan pasien adalah hal yang paling berharga. ""ah iya dokter. lain kali, aku akan melindungi diriku dan lebih berhati hati terhadap orang yang mempunyai perilaku jahat. "diana sengaja memberi tekanan pada kata katanya agar william bisa mendengar ny lebih jelas. " ah iya dok. boleh minta nomornya, siapa tahu nanti aku ada perlu. " "tentu saja boleh. " farhan memberi diana sebuah kartu nama. "terimakasih dok. senang bertemu dokter. " dari percakapan ini

  • Konspirasi   36 permintaan maaf

    William pergi kerumah sakit untuk menemui diana. awalnya markus mencegah William, tapi pemuda itu bersikeras sampai markus membiarkan nya. diana baru menjalani operasi dan tidak sadarkan diri. banyak sekali selang yang terpasang di tubuhnya. kali ini William merasa bersalah dan berjanji pada diri sendiri untuk menebus semua kesalahannya nanti. keesokan paginya, William datang lagi menemui diana. ada dewi dan herman juga. melihat William, dewi langsung geram dan mendorong William. " kau mau apa lagi. apa kau tidak puas melihat diana seperti ini, apa kau ingin melihat nya lebih menderita. dasar psikopat. " akhirnya dewi bisa meli luapkan kekesalannya pada William. "sudah sudah. mungkin ini salah paham" Herman memeluk dewi untuk menenangkan nya. " maafkan aku bi, izinkan aku untuk menebus kesalahan ku. " William menunduk dan menyesali perbuatannya dengan sungguh sungguh. " tidak, kau pasti merencanakan sesuatu. "" beri aku kesempatan untuk memperbaiki nya. "Herman memberi isyarat

  • Konspirasi   35

    Lantai lima rumah sakit ini sengaja disiapkan khusus untuk keluarga Johan dan dijaga ketat, karena itu tidak ada satupun orang asing yang bisa berkeliaran disini . " kabar baik pak, Operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang kita tinggal menunggu pasien sadar dan luka operasinya kering. " Ujar dokter Farhan. dokter ahli yang dipilih untuk memimpin jalannya operasi. Sebelumnya, markus sempat menawari sebuah posisi dirumah sakit ini kepada Farhan. Namun, pemuda itu menolaknya dengan halus. Walaupun merasa berhutang budi pada markus, farhan bertekad untuk mengabdi di sebuah rumah sakit kecil yang berdiri di pinggiran kota. Kebaikan Markus di masalalu membuat farhan berada disini sekarang untuk menyelamatkan gadis menantu. Sebuah kehormatan untuk farhan. Mendengar kabar itu, markus sangat bersyukur, begitu juga dengan dewi dan novi. Mereka membuang nafas lega sambil berpelukan. ternyata, bumi masih meng

  • Konspirasi   34. kebenaran

    dengan langkah yang pelan, aldi berjalan mendekati william kemudian menepuk bahunya. william masih tertunduk menatap tanah kering yang di pijak. aldi tidak bisa menahan tawanya. dia terbahak bahak seperti menonton pertunjukan komedi. suara tawanya yang aneh membuat william tertegun. perlahan lahan william mengangkat wajah. kedua mata mereka saling bertemu. secara kebetulan kabut yang terbawa angin melintasi keduanya sehingga memercikkan hawa dingin diantara mereka . aldi segera menarik pandangannya " matamu persis seperti bibi.apa kau tidak merindukan ibumu?" aldi berbicara dengan dingin kemudian kembali tertawa " hahahaha..... aku lupa. kau kan yang membunuh bibi. kenapa kau bisa merindukannya. tobat kau william." brukk william menjatuhkan aldi dengan satu kali pukulan. Tak ambil diam aldi pun segera bangkit dan membalasnya. akhirnya mereka saling mendaratkan tinju satu sama lain sampai ked

  • Konspirasi   33. Masih di selamatkan

    beruntung diana tidak sampai ke dasar jurang yang di penuhi bebatuan, tubuh diana tertahan di batang pohon. diana terengah engah. dia tidak bisa bergerak lebih banyak, karena sebuah akar menusuk perutnya. sakit sekali. penyesalan dalam hidupnya adalah menyelamatkan william kala itu ataupun datang ke perusahaan catepoop. Andai pada saat itu diana tidak datang ke catepoop dan bertemu dengan william atau aldi, hari ini tidak akan pernah terjadi dan mariamnya tidak akan berubah. diana menatap langit yang biru seperti samudra dan awan yang putih seperti susu. Terukir wajah sang ibu disana. Walaupun Diana tidak mempunyai ingatan yang cukup mengenainya, Diana yakin bahwa Karla adalah orang yang paling menyayangi nya semasa hidup. Bahkan setelah dia berada di langit. Diana menangis dalam diam. bosan menangis, diana mengalihkan pikirannya dengan kembali membayangkan bagaimana menjadi seorang desainer terkenal. berjal

  • Konspirasi   32. Babi ganas

    Setelah di yakinkan beberapa kali, akhirnya Diana setuju untuk mengikuti ritual . Hutan tempat pasangan itu di asingkan memang sudah di jaga ketat oleh puluhan tentara dan polisi hutan, mereka di tugaskan Markus untuk memantau keadaan sepasang cucunya. Selain itu, setiap hari seorang pendeta akan datang untuk Memimpin ritual. Saat ini Diana sedang membaca buku sambil menghirup udara segar di depan jendela, gubuk yang kini sedang di tempatinya bersama William. Gubuk kayu ini sengaja di bangun dengan jarak yang lebih tinggi dari tanah, tujuannya agar terhindar dari gangguan binatang buas dan poin pentingnya Diana bisa menikmati keindahan pegunungan malabar, baik di teras atau pun depan jendela. Satu tangannya yang lain meraih kacang dalam toples dan memasukkannya ke dalam mulut. Disisi lain, William sedang berkutat di depan kompor. Dia sedang membuat sandwich untuk sarapan. Sejak pernikahan itu terjadi, mereka

  • Konspirasi   31. Pengasingan

    " tapi itu ide yang bagus bi. Aku jadi terinspirasi." Diana mengusap pahanya yang terasa panas. " Tidak tidak. Jangan gegabah. Itu perbuatan kriminal." "Pemerkosaan juga tindakan kriminal." "Kamu yakin di perkosa. Bukannya kamu di beri obat. " "Ah sama aja. Pokoknya itu tindakan kriminal. Ngomong ngomong dimana si Mariam akan ku beri pelajaran dia." " Dia gak pulang. Emangnya kamu yakin dia pelakunya. Tujuannya apa coba?" "Mana aku tahu. Intinya dia mau membunuhku biar bisa dapetin Aldi. Aku sampai berpikir sudah mati. Ternyata yang aku minum bukan racun tapi obat sialan" "Tunggu dulu. Kalau seandainya dia benar benar memberimu obat perangsang, seharusnya dia menyuruh orang lain " Diana berpikir sebentar. "Seharusnya begitu. Dari sikapnya sih , dia juga tidak tahu kalau minuman itu bukan racun" "Berarti ada orang yang menggantikannya. Apa akhir akhir ini kau melihat Mariam dekat dengan kerabat Markus?" Diana memutar bola mata kekanan atas dan kiri atas. " Waktu itu aku mel

  • Konspirasi   30. Kamar diana

    Selama akad nikah berlangsung, tidak semua anggota keluarga Johan bisa hadir, karena acaranya yang dadakan. Selain itu keberadaan mereka juga terpisah jauh dari kediaman Markus dengan berbagai alasan dan bisnis. Dewi masih menemani suaminya di rumah sakit, sedangkan Diana terpaksa pergi ke kediaman keluarga Johan. Dia menaiki Lamborghini yang diiringi sejumlah pengawal. Setelah melewati perjalanan, Diana sampai di rumah besar seperti istana dongeng. Tamannya luas dan indah. Penjagaannya ketat. Orang orang dalam keluarga ini pasti tidak akan kekurangan atau mengkhawatirkan apapun, siapa saja akan beruntung tinggal disini apalagi menjadi nyonya muda, tapi tawaran itu tidak menarik untuk diana. Mungkin dimasa lalu iya. Sekarang isi kepalanya hanya berdenyut denyut karena efek obat dan efek kenyataan. Begitu turun dari mobil, Diana dan Mar

  • Konspirasi   29.pesta

    Pernikahan telah berlangsung dengan cepat dan di hadiri sedikit orang. Wajah william terlihat masam dari sisi mana pun. Tatapan dinginnya sangat menusuk. Dia ingin memukul Diana sampai mati jika tidak ada orang. Berbeda dengan Diana. Matanya terkulai. Dia hanya bisa pasrah dan mengutuk Mariam dalam diam. Sekarang Diana telah menyesal karena memperdulikan perempuan tidak tahu malu itu. "Aku berjanji akan memperlakukan keponakan mu dengan baik. Aku juga akan memberimu banyak manfaat ." Ucap Markus pada Dewi. " Aku tidak membutuhkan uangmu. Kita lihat saja, kalau sesuatu terjadi pada Diana. Kau dan keluargamu akan menanggung segalanya. Aku yakin, kau sudah tahu siapa diriku." Dewi berbisik ditelinga markus untuk memperingatinya. Markus merasa geli mendengar itu. Dimasa lalu, dia menginginkan perempuan ini menjadi tangan kanannya. Namun setelah bertemu dengan Diana, Markus menginginkan keduanya menjadi kedua tangan keluarga Johan. "Jangan khawatir, kau dan keluargamu bisa tinggal bersama

DMCA.com Protection Status