Home / Thriller / Konspirasi / 3. Pertemuan

Share

3. Pertemuan

last update Last Updated: 2021-07-26 16:05:26

Setibanya di bandara, William langsung di kelilingi beberapa pria dengan setelan serba hitam. Mereka adalah pengawal yang didatangkan dari pasukan khusus dengan bekal pelatihan yang ketat.

William menebar pesonanya dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih, sebuah fashion dunia yang di desain secara khusus.

Disampingnya berdiri seorang sekertaris perempuan dengan gaya rambut hitam sebahu. Bernama irena. Gadis itu mengenakan blazer berwarna merah senada dengan warna dress ketat yang menggantung di atas lutut, memperlihatkan lekuk tubuh yang indah dengan kaki jenjang yang mulus dan putih.

Diluar bandara, Angela sudah menunggu kedatangan William dengan membawa puluhan reporter. Angela bertekad untuk menyatakan cinta lagi kepada William. Kali ini Angela yakin kalau William Johan tidak akan menolaknya lagi.

Angela paham betul bagaimana keluarga Johan menjunjung tinggi sebuah reputasi. Sesuai rencana, Angela menutup tubuhnya dengan Hoodie berwarna hitam dan sebuah topi di kepala untuk menyamarkan identitas, dengan begitu angela bisa leluasa saat berbaur dengan sekumpulan reporter.

Tak lama kemudian, William muncul bersama pengawalnya. Karena jumlah pengawalan tidak sebanding dengan jumlah reporter, Angela bisa dengan mudah menerobos diantara mereka dan berhasil sampai di samping william.

Berkat tekad dan keberaniannya, akhirnya Angela bisa memeluk lengan kekar milik William. Saat itu juga Angela membuang topinya sehingga para wartawan bisa langsung mengenali sosok Angela. Sang super model terkenal di seluruh negeri.

"Aku menyukaimu dengan segenap jiwaku. Maukah kamu jadi pacarku" teriak Angela dengan nada puitis dan tatapan yang berbinar binar, penuh dengan keyakinan. Melihat itu, para wartawan semakin menggebu-gebu untuk mewawancarai William dan sang model.

"Maukah jadi pacarku?" Teriak angela sekali lagi

Cihh..

Bukannya merespon, william segera menarik paksa tangannya dan mendorong Angela dengan kasar.

Bugh...

Angela terjatuh

"Sekali lagi kau menyentuh aku , kupatahkan tanganmu." William membentak Angela dengan penuh kemarahan dan penekanan.

Meskipun ini bukan pertama kalinya William menolak Angela, tapi kali ini bukan hanya hatinya yang hancur tapi reputasinya juga sedang dipertaruhkan.

Angela tersungkur di jalanan dengan wajah pias ,tidak peduli siapapun mengambil gambarnya.

Ketika perhatian para reporter teralih pada Angela, William segera melanjutkan perjalanan dengan menaiki Lamborghini Veneno miliknya.

William duduk sendirian di kursi penumpang sedangkan Irena duduk di kursi depan bersama supir.

"Maaf tuan jadwal hari ini." Irena berkata dengan hati hati .

"Ya" jawab William dengan singkat, sebagai tanda irena harus segera membacakannya.

"Jam 15:30 tuan ada meeting di kantor pusat.

Jam 19:00 tuan akan melakukan kunjungan ke pusat perbelanjaan sukses jaya. "

"Hari ini kamu pulang saja dan siapkan laporan tentang perkembangan perusahaan interior yang baru aku rintis."

"Mengerti tuan." Jawab Irena.

***

Jam lima sore,

Satu satunya lagi tugas Diana adalah membersihkan ruangan tua muda. Sebenarnya Diana masih bersemangat untuk mengerjakan tugas yang lain. Diana bertekad untuk membersihkan ruang bos besar itu dengan detail.

Saat mengepel lantai diana tidak sengaja melihat ada sebuah noda di bawah sofa, diana berinisiatif untuk membersikannya sambil merangkak.

Brak..

Seseorang masuk kedalam ruangan. Diana terkejut dan segera berdiri.

Seorang pemuda tengah berjalan sambil fokus memainkan ponsel. Dilangkah berikutnya pemuda itu tergelincir, untung saja Diana bergerak cepat dan mengambil ancang-ancang untuk menangkapnya. Nahas, tubuh pemuda itu lebih besar dari Diana sehingga kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Tubuh Diana ambruk ke lantai dan tertindih. Parahnya lagi kepala Diana membentur lantai dengan keras, membuat Diana langsung tidak sadarkan diri.

"Kenapa lantainya empuk" William merasakannya sejenak . Setelah merasa konyol, William kembali bangun dan tidak mau memikirkannya. Arah matanya tiba tiba jatuh pada sosok perempuan tergeletak pingsan dilantai, william dibuat terkejut sampai nyaris melompat.

William membuang nafas."Hah, pantas saja empuk. " tangannya segera meraih ponsel yang ikut jatuh ke lantai, kini layar ponselnya menjadi retak. Beruntung ponsel itu masih berfungsi, william segera memainkan jemari untuk menghubungi Danil. Asisten pribadinya.

Tidak berselang lama Danilpun muncul di depan pintu.

"Kenapa ada tikus disini" teriak William dengan kesal begitu melihat Danil.

Mendengar kata kata tikus, pemuda berusia dua puluh delapan itu refleks melompat keatas sofa dengan ekspresi yang ketakutan.

melihat tingkah kekanak kanakan Danil, William meninju meja di depannya dengan kesal sampai meja itu retak."Itu tikusnya dilantai" William menunjuk kearah diana dengan tatapan sinis.

Arah pandangan Danil bergerak mengikuti ujung telunjuk William. Akhirnya danil menarik nafas lega setelah menemukan sosok tikus yang dimaksud William . Perlahan lahan Danil pun turun dari sofa dan berjalan menghampiri diana.

"Dia anak baru tuan, kenapa bisa seperti ini?" Tanya Danil khawatir

" Mana saya tahu. Cepat bawa pergi. aku tidak mau melihatnya lagi berkeliaran disini dan satu lagi belikan aku ponsel baru. "

***

Ketika Diana sadar, Diana melihat Novi dan Aldi tengah duduk di tepi ranjang. Mereka terlihat cemas.

"Di, kamu kenapa." Tanya Novi khawatir. diana langsung menjelaskan.

"Tadi aku sedang ngepel, terus aku lihat noda di bawah sopa, yaudah aku kodok kodok. Tiba tiba aja seseorang masuk, kemudian aku berdiri dong, kaget. Terus pas laki laki itu melangkah tiba-tiba dia tergelincir. Ya aku spontan mau nangkep , ehh..aku gak kuat nahan, ya terus aku udah gak inget lagi." Diana berusaha mengingat ngingat kejadian itu.

Setelah mendengar penuturan diana, tidak satupun orang yang berada diruangan itu dapat menahan tawa termasuk Danil.

"Emangnya pemuda itu siapa ya." Tanya Diana heran

"Dia, tuan muda "bisik Novi, sontak Diana langsung ternganga dan menutup mulut.

"Apa aku bakal di pecat, apa hidupku akan berakhir." Diana panik. dia menggigit bibir bawahnya. Membuat bibirnya basah dan menggemaskan, Aldi tidak mau mengalihkan pandangannya dari gadis ini.

Membayangkan dirinya akan di pecat, Diana langsung memeluk Novi sambil menangis kencang seperti anak kecil."aku tidak mau di pecat...huaaaaaaa... " Novi menepuk nepuk punggung Diana agar tenang. Tapi Diana tidak bisa.

Melihat tingkah Diana, Danil hanya bisa menggeleng dan segera berjalan keluar dari ruangan. Aldi memicingkan mata melihat punggung Danil dan segera mengejarnya.

"Diana akan tetap bekerja." Aldi menepuk bahu Danil sebagai pernyataan bahwa keputusannya tidak bisa di bantah siapapun.

Related chapters

  • Konspirasi    4 terjebak

    Aldi kembali lagi keruangan Diana. "Sudah jangan nangis, kamu tidak di pecat kok." Bujuk Aldi. "Tapi aku... huaaaaa.. nyinggung tuan muda." Suara Diana sudah serak, bahkan sekarang Diana mulai sesenggukan. Novi segera melepaskan pelukannya untuk memberi Diana ruang bernafas. "Hei ..bocah "Aldi mendekati wajah Diana kemudian memencet hidungnya tanpa aba aba. "Akhhh," Diana berteriak kesal karena hidungnya dipencet. "Kalau gak percaya, tanya sendiri tuh sama Danil." Aldi mengerucutkan bibir. Diana tidak percaya, tapi ada sebuah dorongan yang membangkitkan pergerakannya untuk mengelap air mata dan pergi mencari Danil. Sesampainya di depan ruangan Danil, Diana berusaha menenangkan diri dengan menarik nafas berulang ulang. Baru setelah merasa tenang, Diana berani mengetuk pintu. Tuk Tuk Tuk Tidak ada jawaban. Diana langsung membuka pintu dan mengintip kedalam. Ruangan nya kosong, tapi Diana mendengar suara nafas yang memburu. Diana memantapkan diri untuk masuk dan memastikan. Mat

    Last Updated : 2021-07-27
  • Konspirasi   5.Penyelamatan

    Diana mengumpulkan semua keberanian untuk memastikan orang itu masih hidup atau tidak. Sekelebat muncul sosok zombie di pikirannya, sehingga Diana menjadi ragu. "Heh. Kau manusia atau zombie.?" Teriak diana hati hati. Rasa takutnya sedang bergelut dengan rasa simpati .Diana memang tumbuh dengan sangat baik dan memiliki empati tinggi. karena itu diana melemparkan kardigan dari jauh dan memasang kuda-kuda untuk mengantisipasi kalau pemuda itu benar sosok zombie. Hasilnya tidak ada respon. Diana kembali memberanikan diri untuk mendekati William kemudian mengambil kembali kardigannya. Masih tidak ada respon, Diana mulai mengecek leher , tangan dan kaki William memastikan bahwa pemuda itu bersih dari gigitan zombie. Diana membuang nafas lega, karena tidak ada bekas gigitan disana. Diana lanjut memeriksa denyut nadi dan jantung. "Loh kok aku gak denger suara dagdigdug, "Diana bergumam sendiri diatas dada William Kemudian lanjut menekan pergelangan tangan William. Deg..deg..deg.. 'nadi

    Last Updated : 2021-07-27
  • Konspirasi   6.Mencurigakan

    " ada apa?" Diana kaget ketika tangannya tiba tiba di tarik oleh dewi. "Ada apa ada apa kamu yang ada apa. Nenek sedang kritis ini malah kelayapan,di hubungi gak bisa." Dewi menggertakkan giginya . "Apa?" Wajah Diana langsung memucat apa yang di dengarnya seperti Sambaran petir yang membelah langit. Diana segera berjalan ke ruangan Arumi dan mengabaikan dewi. "Bi, nenek kenapa?" Diana terisak ketika melihat kondisi Arumi yang kini tengah terbaring tidak sadarkan diri. ada selang infus terpasang di pergelangan nya. "Sebaiknya kita ngobrol di luar." Ajak Dewi. Diana mengangguk dan berjalan membuntuti Dewi. "Nenek di racun. Padahal, jelas jelas tadi aku memberinya bubur seperti biasa. Aku gak habis pikir bagaimana orang bisa keracunan dengan makanan yang selalu dimakannya tiap hari." Dewi berjalan mondar-mandir seakan frustasi. "Apa nenek mengganggumu?" .pertanyaan itu seperti tuduhan yang di lontarkan untuk Dewi secara tidak langsung "Diana." Dewi nyaris teriak dan lepas kontrol,

    Last Updated : 2021-07-28
  • Konspirasi   7. Gadis penyelamat.

    William tersadar setelah Diana pergi. Sakit di perutnya kini sudah hilang, hanya saja sekarang William merasa begitu lemas. William memejamkan mata untuk mengingat sosok perempuan yang menggendongnya di tengah kegelapan , kemudian menangis dan berani menciumnya. Selama ini William selalu menolak sentuhan dari siapapun, tapi ketika mengingat kembali gadis yang menciumnya, William merasa baik baik saja. Semakin malam, pikiran william semakin larut dalam bayang bayang gadis itu. William tidak bisa memejamkan mata lagi dan segera menelpon Danil. "Hallo siapa ini.." Danil masih enggan berbicara karena kantuknya "Kesini sekarang juga." Tut.. Tuan muda mengirim lokasi Melihat nama tuan muda, Danil hampir terlonjak dari tempat tidurnya. Jauh di lubuk hatinya Danil sangat senang, tapi bagaimana dengan matanya yang baru saja terpejam. 'B*sht' Danil bersungut-sungut setengah teriak untuk membangkitkan semangat nya , "aj*g.." Rian ikut berteriak dan meloncat kaget mendengar suara Danil.

    Last Updated : 2021-07-29
  • Konspirasi   8. Cemburu

    Setelah pulang kerja, diana kembali bergegas kerumah sakit dan menemukan Dewi sedang memperhatikan Arumi di balik pintu kaca. Tatapannya memancarkan kekhawatiran dan ketulusan. Entah berapa lama dia berdiri disana, bahkan rambutnya sudah terlihat kusut. Diana kembali merasa bersalah karena sudah menuduhnya kemarin. Diana berjalan mendekati Dewi dan memeluknya. " Bi, maafin Diana yah. Diana udah nyakitin bibi. " Dewi menggerakkan bahu dengan kasar agar terlepas dari pelukan Diana walaupun di lubuk hatinya enggan. Diana menunduk sambil menangis." Diana salah. Diana tidak tau diri. Bahkan diana belum pernah berterimakasih kepada orang yang merawat dan membesarkan Diana. Diana minta maaf bi. " Mendengar kata kata itu, Dewi merasa tersentuh dan segera memeluk Diana. "Maafin bibi karena tidak bisa menjaga ibu. Maafin bibi karena suka merampas uang jajan kamu. Diana Kamu sangat tidak beruntung. Kamu di tinggal mati sama ibumu dan di buang sama bapakmu. Aku kasian padamu.. huaaaaa " Dewi

    Last Updated : 2021-07-29
  • Konspirasi   9. Dimarahi tuan muda

    Diana tidak mau menyentuh kotak sarapan yang di bawanya. Jam kantor masih lama, seperti biasa, hanya ob dan satpam yang harus siap siaga lebih awal. "sudahlah di, Kamu berhenti sedihnya ! Ini masih pagi, aku takut kamu malah ketempelan. Gak asik tau gak. Lagian kita semua bakal meninggal kok. Kita cuma lagi nunggu giliran kan?." Novi mengelus ngelus rambut Diana yang kusut dengan lembut. "Tapi kematian nenek itu gak wajar nov. Dia di racun" . Diana kembali berkaca kaca dan menangis. Di lubuk hatinya, Diana tidak bisa berpikir tentang persepsinya yang mengatakan bahwa kematian Arumi sedang mengarah kepada Mariam. Tapi apa alasannya? Mariam tidak punya alasan untuk membunuh neneknya sendiri. Disisi lain diana masih saja memikirkan kejadian di malam saat kepergian Arumi. Diana melihat air mata Mariam yang keluar hanyalah pura pura. Tapi sampai saat ini Diana tidak kunjung percaya tentang sikap psikologis seseorang yang pernah di pelajarinya dalam buku. "Iyya aku ngerti. Bukannya kamu

    Last Updated : 2021-07-29
  • Konspirasi   10, menemui dokter Farhan

    Setelah mendengar pengakuan Diana yang masuk akal, William segera melepaskan tangannya kemudian mengambil disinfektan dan membersihkan kulit yang telah menyentuh Diana. William mendengus" alasan apa itu, gak masuk akal. Jelas jelas itu urusan pribadi ku, memangnya kau pikir dirimu siapa, para normal? Psikiater? . Dasar samapah ,ceroboh sekali. !" William mencemooh dengan sinis "Maaf " suara Diana bergetar. Diana menundukan kepala dengan mata terkulai. "Siapa namamu?" "Diana." Jawab Diana ragu, tangannya mulai dingin dan meremas celana. 'Apakah aku akan di pecat. Ya Allah tolong aku. Jangan biarkan dia memecat ku.' William mengangguk, kemudian merogoh saku celana dan melemparkan uang seratus ribuan sebanyak sepuluh lembar ke arah diana." Kerja bagus. tapi jangan tunjukkan lagi wajahmu di depanku"Melihat uang itu Diana merasakan otot-ototnya melemah dan aliran panas menikam ulu hati. Isi kepala gadis itu berubah menjadi kosong sehingga Diana refleks memeluk kaki William." Jangan pe

    Last Updated : 2021-08-05
  • Konspirasi   11.Makan malam

    Sesampainya di depan rumah berwarna putih pucat Dengan Atap merah kehitam hitaman karena dimakan lumut dan waktu, Diana memarkirkan sepeda motor dan menaikannya keatas teras yang lebih tinggi dari tanah menggunakan papan. Diana menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka pintu rumah yang berwarna kuning keemasan itu. Suasana di dalam rumah sangat sepi. Bukan tanpa suara, tapi isi rumah ini sedang berduka. Tidak terdengar suara mesin jahit seperti biasanya. Diana hanya mendengar suara detik jam yang terus berputar diiringi dengan suara bisik bisik dangdut dari spiker tetangga. Walaupun jarak rumah mereka tidak begitu dekat tapi suara spiker itu masih terdengar jelas. Perlahan lahan diana berjalan ke kamar Arumi dengan ragu. Pintu kamarnya selalu berderit tiap kali di buka. Diana masuk dan meraba kursi roda yang biasa digunakan Arumi. Matanya kembali berkaca kaca. Hatinya sangat sakit, untuk kesekian kalinya Diana telah ditinggalkan oleh orang yang menyayanginya. Diana mengingat kembali

    Last Updated : 2021-08-08

Latest chapter

  • Konspirasi   37. membuka lembaran baru

    diana sudah diijinkan untuk pulang. farhan tidak lupa memberi selamat kepada diana dengan bahasa yang ringan." selamat ya diana, sekarang kamu boleh pulang. jangan terlalu banyak bergerak karen lukamu belum sembuh benar. nanti kalau kamu ada keluhan, kamu bisa langsung menghubungi ku. "diana tersenyum dan menyambut keramahan dokter farhan. diana mengulurkan tangannya kepada farhan. " Terimakasih juga untuk dokter karena sudah bekerja begitu keras saat merawat ku."farhan pun menyambut tangan diana. " sama sama. bagiku kesehatan pasien adalah hal yang paling berharga. ""ah iya dokter. lain kali, aku akan melindungi diriku dan lebih berhati hati terhadap orang yang mempunyai perilaku jahat. "diana sengaja memberi tekanan pada kata katanya agar william bisa mendengar ny lebih jelas. " ah iya dok. boleh minta nomornya, siapa tahu nanti aku ada perlu. " "tentu saja boleh. " farhan memberi diana sebuah kartu nama. "terimakasih dok. senang bertemu dokter. " dari percakapan ini

  • Konspirasi   36 permintaan maaf

    William pergi kerumah sakit untuk menemui diana. awalnya markus mencegah William, tapi pemuda itu bersikeras sampai markus membiarkan nya. diana baru menjalani operasi dan tidak sadarkan diri. banyak sekali selang yang terpasang di tubuhnya. kali ini William merasa bersalah dan berjanji pada diri sendiri untuk menebus semua kesalahannya nanti. keesokan paginya, William datang lagi menemui diana. ada dewi dan herman juga. melihat William, dewi langsung geram dan mendorong William. " kau mau apa lagi. apa kau tidak puas melihat diana seperti ini, apa kau ingin melihat nya lebih menderita. dasar psikopat. " akhirnya dewi bisa meli luapkan kekesalannya pada William. "sudah sudah. mungkin ini salah paham" Herman memeluk dewi untuk menenangkan nya. " maafkan aku bi, izinkan aku untuk menebus kesalahan ku. " William menunduk dan menyesali perbuatannya dengan sungguh sungguh. " tidak, kau pasti merencanakan sesuatu. "" beri aku kesempatan untuk memperbaiki nya. "Herman memberi isyarat

  • Konspirasi   35

    Lantai lima rumah sakit ini sengaja disiapkan khusus untuk keluarga Johan dan dijaga ketat, karena itu tidak ada satupun orang asing yang bisa berkeliaran disini . " kabar baik pak, Operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang kita tinggal menunggu pasien sadar dan luka operasinya kering. " Ujar dokter Farhan. dokter ahli yang dipilih untuk memimpin jalannya operasi. Sebelumnya, markus sempat menawari sebuah posisi dirumah sakit ini kepada Farhan. Namun, pemuda itu menolaknya dengan halus. Walaupun merasa berhutang budi pada markus, farhan bertekad untuk mengabdi di sebuah rumah sakit kecil yang berdiri di pinggiran kota. Kebaikan Markus di masalalu membuat farhan berada disini sekarang untuk menyelamatkan gadis menantu. Sebuah kehormatan untuk farhan. Mendengar kabar itu, markus sangat bersyukur, begitu juga dengan dewi dan novi. Mereka membuang nafas lega sambil berpelukan. ternyata, bumi masih meng

  • Konspirasi   34. kebenaran

    dengan langkah yang pelan, aldi berjalan mendekati william kemudian menepuk bahunya. william masih tertunduk menatap tanah kering yang di pijak. aldi tidak bisa menahan tawanya. dia terbahak bahak seperti menonton pertunjukan komedi. suara tawanya yang aneh membuat william tertegun. perlahan lahan william mengangkat wajah. kedua mata mereka saling bertemu. secara kebetulan kabut yang terbawa angin melintasi keduanya sehingga memercikkan hawa dingin diantara mereka . aldi segera menarik pandangannya " matamu persis seperti bibi.apa kau tidak merindukan ibumu?" aldi berbicara dengan dingin kemudian kembali tertawa " hahahaha..... aku lupa. kau kan yang membunuh bibi. kenapa kau bisa merindukannya. tobat kau william." brukk william menjatuhkan aldi dengan satu kali pukulan. Tak ambil diam aldi pun segera bangkit dan membalasnya. akhirnya mereka saling mendaratkan tinju satu sama lain sampai ked

  • Konspirasi   33. Masih di selamatkan

    beruntung diana tidak sampai ke dasar jurang yang di penuhi bebatuan, tubuh diana tertahan di batang pohon. diana terengah engah. dia tidak bisa bergerak lebih banyak, karena sebuah akar menusuk perutnya. sakit sekali. penyesalan dalam hidupnya adalah menyelamatkan william kala itu ataupun datang ke perusahaan catepoop. Andai pada saat itu diana tidak datang ke catepoop dan bertemu dengan william atau aldi, hari ini tidak akan pernah terjadi dan mariamnya tidak akan berubah. diana menatap langit yang biru seperti samudra dan awan yang putih seperti susu. Terukir wajah sang ibu disana. Walaupun Diana tidak mempunyai ingatan yang cukup mengenainya, Diana yakin bahwa Karla adalah orang yang paling menyayangi nya semasa hidup. Bahkan setelah dia berada di langit. Diana menangis dalam diam. bosan menangis, diana mengalihkan pikirannya dengan kembali membayangkan bagaimana menjadi seorang desainer terkenal. berjal

  • Konspirasi   32. Babi ganas

    Setelah di yakinkan beberapa kali, akhirnya Diana setuju untuk mengikuti ritual . Hutan tempat pasangan itu di asingkan memang sudah di jaga ketat oleh puluhan tentara dan polisi hutan, mereka di tugaskan Markus untuk memantau keadaan sepasang cucunya. Selain itu, setiap hari seorang pendeta akan datang untuk Memimpin ritual. Saat ini Diana sedang membaca buku sambil menghirup udara segar di depan jendela, gubuk yang kini sedang di tempatinya bersama William. Gubuk kayu ini sengaja di bangun dengan jarak yang lebih tinggi dari tanah, tujuannya agar terhindar dari gangguan binatang buas dan poin pentingnya Diana bisa menikmati keindahan pegunungan malabar, baik di teras atau pun depan jendela. Satu tangannya yang lain meraih kacang dalam toples dan memasukkannya ke dalam mulut. Disisi lain, William sedang berkutat di depan kompor. Dia sedang membuat sandwich untuk sarapan. Sejak pernikahan itu terjadi, mereka

  • Konspirasi   31. Pengasingan

    " tapi itu ide yang bagus bi. Aku jadi terinspirasi." Diana mengusap pahanya yang terasa panas. " Tidak tidak. Jangan gegabah. Itu perbuatan kriminal." "Pemerkosaan juga tindakan kriminal." "Kamu yakin di perkosa. Bukannya kamu di beri obat. " "Ah sama aja. Pokoknya itu tindakan kriminal. Ngomong ngomong dimana si Mariam akan ku beri pelajaran dia." " Dia gak pulang. Emangnya kamu yakin dia pelakunya. Tujuannya apa coba?" "Mana aku tahu. Intinya dia mau membunuhku biar bisa dapetin Aldi. Aku sampai berpikir sudah mati. Ternyata yang aku minum bukan racun tapi obat sialan" "Tunggu dulu. Kalau seandainya dia benar benar memberimu obat perangsang, seharusnya dia menyuruh orang lain " Diana berpikir sebentar. "Seharusnya begitu. Dari sikapnya sih , dia juga tidak tahu kalau minuman itu bukan racun" "Berarti ada orang yang menggantikannya. Apa akhir akhir ini kau melihat Mariam dekat dengan kerabat Markus?" Diana memutar bola mata kekanan atas dan kiri atas. " Waktu itu aku mel

  • Konspirasi   30. Kamar diana

    Selama akad nikah berlangsung, tidak semua anggota keluarga Johan bisa hadir, karena acaranya yang dadakan. Selain itu keberadaan mereka juga terpisah jauh dari kediaman Markus dengan berbagai alasan dan bisnis. Dewi masih menemani suaminya di rumah sakit, sedangkan Diana terpaksa pergi ke kediaman keluarga Johan. Dia menaiki Lamborghini yang diiringi sejumlah pengawal. Setelah melewati perjalanan, Diana sampai di rumah besar seperti istana dongeng. Tamannya luas dan indah. Penjagaannya ketat. Orang orang dalam keluarga ini pasti tidak akan kekurangan atau mengkhawatirkan apapun, siapa saja akan beruntung tinggal disini apalagi menjadi nyonya muda, tapi tawaran itu tidak menarik untuk diana. Mungkin dimasa lalu iya. Sekarang isi kepalanya hanya berdenyut denyut karena efek obat dan efek kenyataan. Begitu turun dari mobil, Diana dan Mar

  • Konspirasi   29.pesta

    Pernikahan telah berlangsung dengan cepat dan di hadiri sedikit orang. Wajah william terlihat masam dari sisi mana pun. Tatapan dinginnya sangat menusuk. Dia ingin memukul Diana sampai mati jika tidak ada orang. Berbeda dengan Diana. Matanya terkulai. Dia hanya bisa pasrah dan mengutuk Mariam dalam diam. Sekarang Diana telah menyesal karena memperdulikan perempuan tidak tahu malu itu. "Aku berjanji akan memperlakukan keponakan mu dengan baik. Aku juga akan memberimu banyak manfaat ." Ucap Markus pada Dewi. " Aku tidak membutuhkan uangmu. Kita lihat saja, kalau sesuatu terjadi pada Diana. Kau dan keluargamu akan menanggung segalanya. Aku yakin, kau sudah tahu siapa diriku." Dewi berbisik ditelinga markus untuk memperingatinya. Markus merasa geli mendengar itu. Dimasa lalu, dia menginginkan perempuan ini menjadi tangan kanannya. Namun setelah bertemu dengan Diana, Markus menginginkan keduanya menjadi kedua tangan keluarga Johan. "Jangan khawatir, kau dan keluargamu bisa tinggal bersama

DMCA.com Protection Status