dengan langkah yang pelan, aldi berjalan mendekati william kemudian menepuk bahunya. william masih tertunduk menatap tanah kering yang di pijak. aldi tidak bisa menahan tawanya. dia terbahak bahak seperti menonton pertunjukan komedi. suara tawanya yang aneh membuat william tertegun. perlahan lahan william mengangkat wajah. kedua mata mereka saling bertemu. secara kebetulan kabut yang terbawa angin melintasi keduanya sehingga memercikkan hawa dingin diantara mereka .
aldi segera menarik pandangannya " matamu persis seperti bibi.apa kau tidak merindukan ibumu?" aldi berbicara dengan dingin kemudian kembali tertawa " hahahaha..... aku lupa. kau kan yang membunuh bibi. kenapa kau bisa merindukannya. tobat kau william."
brukk
william menjatuhkan aldi dengan satu kali pukulan. Tak ambil diam aldi pun segera bangkit dan membalasnya. akhirnya mereka saling mendaratkan tinju satu sama lain sampai ked
Lantai lima rumah sakit ini sengaja disiapkan khusus untuk keluarga Johan dan dijaga ketat, karena itu tidak ada satupun orang asing yang bisa berkeliaran disini . " kabar baik pak, Operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang kita tinggal menunggu pasien sadar dan luka operasinya kering. " Ujar dokter Farhan. dokter ahli yang dipilih untuk memimpin jalannya operasi. Sebelumnya, markus sempat menawari sebuah posisi dirumah sakit ini kepada Farhan. Namun, pemuda itu menolaknya dengan halus. Walaupun merasa berhutang budi pada markus, farhan bertekad untuk mengabdi di sebuah rumah sakit kecil yang berdiri di pinggiran kota. Kebaikan Markus di masalalu membuat farhan berada disini sekarang untuk menyelamatkan gadis menantu. Sebuah kehormatan untuk farhan. Mendengar kabar itu, markus sangat bersyukur, begitu juga dengan dewi dan novi. Mereka membuang nafas lega sambil berpelukan. ternyata, bumi masih meng
William pergi kerumah sakit untuk menemui diana. awalnya markus mencegah William, tapi pemuda itu bersikeras sampai markus membiarkan nya. diana baru menjalani operasi dan tidak sadarkan diri. banyak sekali selang yang terpasang di tubuhnya. kali ini William merasa bersalah dan berjanji pada diri sendiri untuk menebus semua kesalahannya nanti. keesokan paginya, William datang lagi menemui diana. ada dewi dan herman juga. melihat William, dewi langsung geram dan mendorong William. " kau mau apa lagi. apa kau tidak puas melihat diana seperti ini, apa kau ingin melihat nya lebih menderita. dasar psikopat. " akhirnya dewi bisa meli luapkan kekesalannya pada William. "sudah sudah. mungkin ini salah paham" Herman memeluk dewi untuk menenangkan nya. " maafkan aku bi, izinkan aku untuk menebus kesalahan ku. " William menunduk dan menyesali perbuatannya dengan sungguh sungguh. " tidak, kau pasti merencanakan sesuatu. "" beri aku kesempatan untuk memperbaiki nya. "Herman memberi isyarat
diana sudah diijinkan untuk pulang. farhan tidak lupa memberi selamat kepada diana dengan bahasa yang ringan." selamat ya diana, sekarang kamu boleh pulang. jangan terlalu banyak bergerak karen lukamu belum sembuh benar. nanti kalau kamu ada keluhan, kamu bisa langsung menghubungi ku. "diana tersenyum dan menyambut keramahan dokter farhan. diana mengulurkan tangannya kepada farhan. " Terimakasih juga untuk dokter karena sudah bekerja begitu keras saat merawat ku."farhan pun menyambut tangan diana. " sama sama. bagiku kesehatan pasien adalah hal yang paling berharga. ""ah iya dokter. lain kali, aku akan melindungi diriku dan lebih berhati hati terhadap orang yang mempunyai perilaku jahat. "diana sengaja memberi tekanan pada kata katanya agar william bisa mendengar ny lebih jelas. " ah iya dok. boleh minta nomornya, siapa tahu nanti aku ada perlu. " "tentu saja boleh. " farhan memberi diana sebuah kartu nama. "terimakasih dok. senang bertemu dokter. " dari percakapan ini
Namanya Diana. Sejak kecil tinggal bersama nenek dan keluarga paman dari pihak ibu di kota Samarinda. awal mula nya kehidupan mereka berjalan dengan baik bahkan berkecukupan, tapi kehidupan damai hanya berjalan dalam waktu singkat. Herman di tipu oleh sahabatnya sendiri yang mengakibatkan perusahaan tambang miliknya bangkrut bahkan sampai dililit banyak hutang.Setelah itu hampir setiap hari para rentenir datang kerumah secara bergantian untuk menagih hutang. Karena sudah merasa frustasi dan malu sama tetangga bahkan sempat dikucilkan, Herman terpaksa menjual rumah dan tanah yang masih tersisa untuk melunasi semua hutang. kemudian Herman membawa semua keluarganya pindah ke kota bandung dan tinggal di sebuah rumah kecil bekas peninggalan ibu kandung diana. Rumah ini sangat sederhana dan tua. Terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama, ada dua kamar dan tiga ruangan. Ruangan pertama adalah ruang tamu, ruang kedua dapur dan ruang terakhir hanyalah ruangan kosong yang kini sudah dii
Benar saja apa yang dikatakan mariam, Diana bisa langsung bekerja hari ini berkat koneksi yang dimiliki Mariam. diana tinggal menyerahkan berkas lamaran ke HRD, kemudian security membawanya masuk. Mariam baru bekerja satu tahun disini, namun koneksi Mariam sudah begitu luas. Gadis itu pandai bersosialisasi dan bisa membuat siapapun akan memiliki kesan yang baik tentang dia . diana semakin kagum pada mariam juga pada sebuah gedung yang berdiri kokoh di depan matanya. " aku harus melakukan yang terbaik" gumam diana. Ini adalah hari pertama Diana bekerja di catpoop multi produk atau CMP. Tapi Diana merasa tidak menemukan kesulitan apapun. ternyata pekerjaannya terlalu mudah. Tugas Diana hanyalah bersih bersih seperti nyapu sama ngepel, bahkan Diana juga tidak melakukannya sendirian, dia dibantu novi. Gadis yang cukup baik dan seketika bisa langsung nyambung dengan diana. Gadis itu lumayan cantik, rambutnya sebahu dan hari ini dia mengucirnya. Bulu mata novi terlihat len
Setibanya di bandara, William langsung di kelilingi beberapa pria dengan setelan serba hitam. Mereka adalah pengawal yang didatangkan dari pasukan khusus dengan bekal pelatihan yang ketat. William menebar pesonanya dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih, sebuah fashion dunia yang di desain secara khusus. Disampingnya berdiri seorang sekertaris perempuan dengan gaya rambut hitam sebahu. Bernama irena. Gadis itu mengenakan blazer berwarna merah senada dengan warna dress ketat yang menggantung di atas lutut, memperlihatkan lekuk tubuh yang indah dengan kaki jenjang yang mulus dan putih. Diluar bandara, Angela sudah menunggu kedatangan William dengan membawa puluhan reporter. Angela bertekad untuk menyatakan cinta lagi kepada William. Kali ini Angela yakin kalau William Johan tidak akan menolaknya lagi. Angela paham betul bagaimana keluarga Johan menjunjung tinggi sebuah reputasi. Sesuai rencana, Angela menutup tubuhnya dengan Hoodie berwarna hitam dan sebuah topi
Aldi kembali lagi keruangan Diana. "Sudah jangan nangis, kamu tidak di pecat kok." Bujuk Aldi. "Tapi aku... huaaaaa.. nyinggung tuan muda." Suara Diana sudah serak, bahkan sekarang Diana mulai sesenggukan. Novi segera melepaskan pelukannya untuk memberi Diana ruang bernafas. "Hei ..bocah "Aldi mendekati wajah Diana kemudian memencet hidungnya tanpa aba aba. "Akhhh," Diana berteriak kesal karena hidungnya dipencet. "Kalau gak percaya, tanya sendiri tuh sama Danil." Aldi mengerucutkan bibir. Diana tidak percaya, tapi ada sebuah dorongan yang membangkitkan pergerakannya untuk mengelap air mata dan pergi mencari Danil. Sesampainya di depan ruangan Danil, Diana berusaha menenangkan diri dengan menarik nafas berulang ulang. Baru setelah merasa tenang, Diana berani mengetuk pintu. Tuk Tuk Tuk Tidak ada jawaban. Diana langsung membuka pintu dan mengintip kedalam. Ruangan nya kosong, tapi Diana mendengar suara nafas yang memburu. Diana memantapkan diri untuk masuk dan memastikan. Mat
Diana mengumpulkan semua keberanian untuk memastikan orang itu masih hidup atau tidak. Sekelebat muncul sosok zombie di pikirannya, sehingga Diana menjadi ragu. "Heh. Kau manusia atau zombie.?" Teriak diana hati hati. Rasa takutnya sedang bergelut dengan rasa simpati .Diana memang tumbuh dengan sangat baik dan memiliki empati tinggi. karena itu diana melemparkan kardigan dari jauh dan memasang kuda-kuda untuk mengantisipasi kalau pemuda itu benar sosok zombie. Hasilnya tidak ada respon. Diana kembali memberanikan diri untuk mendekati William kemudian mengambil kembali kardigannya. Masih tidak ada respon, Diana mulai mengecek leher , tangan dan kaki William memastikan bahwa pemuda itu bersih dari gigitan zombie. Diana membuang nafas lega, karena tidak ada bekas gigitan disana. Diana lanjut memeriksa denyut nadi dan jantung. "Loh kok aku gak denger suara dagdigdug, "Diana bergumam sendiri diatas dada William Kemudian lanjut menekan pergelangan tangan William. Deg..deg..deg.. 'nadi