Home / Thriller / Konspirasi / 4 terjebak

Share

4 terjebak

last update Last Updated: 2021-07-27 08:03:57

Aldi kembali lagi keruangan Diana.

"Sudah jangan nangis, kamu tidak di pecat kok." Bujuk Aldi.

"Tapi aku... huaaaaa.. nyinggung tuan muda." Suara Diana sudah serak, bahkan sekarang Diana mulai sesenggukan. Novi segera melepaskan pelukannya untuk memberi Diana ruang bernafas.

"Hei ..bocah "Aldi mendekati wajah Diana kemudian memencet hidungnya tanpa aba aba.

"Akhhh," Diana berteriak kesal karena hidungnya dipencet.

"Kalau gak percaya, tanya sendiri tuh sama Danil." Aldi mengerucutkan bibir.

Diana tidak percaya, tapi ada sebuah dorongan yang membangkitkan pergerakannya untuk mengelap air mata dan pergi mencari Danil.

Sesampainya di depan ruangan Danil, Diana berusaha menenangkan diri dengan menarik nafas berulang ulang. Baru setelah merasa tenang, Diana berani mengetuk pintu.

Tuk

Tuk

Tuk

Tidak ada jawaban. Diana langsung membuka pintu dan mengintip kedalam. Ruangan nya kosong, tapi Diana mendengar suara nafas yang memburu. Diana memantapkan diri untuk masuk dan memastikan. Mata Diana mulai berkeliling, Suara itu terdengar lebih jelas di sekitar lemari. "Pak Danil." Diana memanggilnya. Tiba tiba suara nafas itu langsung hilang. Dan benar saja Danil keluar dari balik lemari dengan kikuk.

"Ada apa?" Danil tiba tiba mengeluarkan suara cempreng. Kemudian berdehem sambil mengusap ngusap jakunnya. "Ada apa?" Tanya danil lagi dengan suara yang kembali normal.

"Maaf pak , Saya mau memastikan apa tuan muda memecat saya." Diana langsung ke inti.

"Ya, jika kamu kembali melakukan kesalahan. satu lGi kamu di larang berkeliaran di sekitar ruangan tuan muda" Danil menatap Diana dengan datar dan mendapat respon kelegaan dari wajah diana "Makasih pak, saya ijin pamit kalau gitu. maaf mengganggu waktunya." Diana tersenyum dan segera keluar.

Melihat Diana sudah pergi, Danil kembali lagi ke belakang lemari untuk melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Diluar itu, Diana melompat lompat kegirangan di sepanjang koridor sampai tiba di kantin.

" Kak lagi ngapain sih." Diana mengintip buku yang di tulis Mariam, tapi tidak berhasil karena mariam segera menutupnya.

"Nulis resep ." Jawab Mariam dengan tenang. "Pulang yu." Ajak mariam

"masih ada kerjaan." Tolak Mariam

"Apa emang, karyawan lain kan sudah pada pulang." Diana mulai rewel.

"Masih ada sampingan." Jawab mariam meyakinkan.

"Apa?" Tanya Diana kembali

"Jangan kepo deh, aku gak suka."

"Oh ya di, aku minta tolong dong" Maryam melanjutkan

"Mmmm.. apa" jawab Diana malas.

"Yaudah gak perlu" Mariam mengerutkan bibir dengan ekspresi yang masam

"Ih.. kok ngambek sih. Yaudah bantuin apa aku ikhlas kok, tulus enggakk kepaksa." Diana memeluk punggung Mariam untuk meyakinkan nya.

" Aku butuh kemeja putih tapi yang logo kucing berak, mau di pake besok "

Sebenarnya kucing berak itu adalah merek cat poop yang selalu trendy di lingkungan anak muda.

" Yah... Itu kan cuma di jual di sukses jaya dan jauh "Mariam melepaskan tangan Diana Karena kembali kesal "oke ...oke "Mariam akhirnya pasrah. "Ngomong ngomong Mbak Yul kemana kak." Tanya Diana heran

"Ada urusan." Jawab mariam singkat.

" Buruan ih pergi, nanti keburu malem." Mariam melanjutkan

"Uangnya "Diana mengulurkan tangan. Kemudian Mariam segera memberinya uang seratus ribuan sebanyak sepuluh lembar.

"Kembaliannya ambil aja."

"Kembalian apa, bandrolan untuk kucing berak itu paling murah cuma sejutaan" Diana mengerucutkan bibirnya

Akhirnya Mariam memberi Diana seratus ribu lagi, agar Diana tidak bersungut-sungut. Benar saja mata Diana langsung berbinar dan hidungnya segera mengendus ongkos jalannya itu .

***

Sesampainya di pusat perbelanjaan sukses jaya mall, William turun dari mobilnya di ikuti dua pengawal yang turun dari mobil belakang.

Tidak seperti biasanya, bangunan ini selalu dipadati pengunjung dari berbagai kalangan. Tapi kali ini William hanya melihat satu dua orang yang keluar dari sana.

Emosi William tiba tiba meningkat, bersama itu penglihatannya juga sedikit kabur. William segera menepisnya dan secepatnya berjalan untuk menemui Guntur.

"Selamat malam pak" sapa beberapa orang waiters perempuan dengan ramah.

William mengangkat tangannya sebagai respon. "Dimana manager kalian?" William menatap tajam kesekeliling,

" Maaf tuan, pak Guntur sedang menunggu anda dilantai lima. Mari saya antar "jawab seorang waiters dengan gugup.

Gadis itu bernama Arini, semua orang bisa tahu namanya jika melihat sebuah pin nama berwarna hitam yang di sematkan di dada sebelah kiri kemeja.

Gadis ini paling menonjol diantara yang lain. Tingginya sekitar seratus tujuh puluh cm, Rambutnya di sanggul rapih. Tubuh nya yang ramping di balut kemeja putih dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam di bawah kerah . Arini memakai rok pendek ketat yang menggantung diatas lutut, memberi kesan bahwa kakinya berjenjang. Make up tebal menghiasi wajahnya yang sudah terukir sempurna. Arini menuntun William kesebuah lift dan membawa nya ke lantai lima.

Selama di dalam lift, William merasa tidak nyaman dengan perutnya. Sesuatu seperti tengah meledak di dalam sana yang bahkan mulai menyusuri paru paru sehingga membuatnya kesulitan bernafas.

Sesampainya dilantai atas, wajah William tiba tiba menjadi pucat dan berkeringat dingin karena menahan rasa sakit. William segera berlari menuju toilet . Arini hendak menyusul tapi seorang pengawal bernama Reza menghalanginya dengan alasan privasi tuan muda. "Sebaiknya kau kembali ke bawah. " Reza menginstruksi

"Tapi saya di tugaskan untuk mengantarkan tuan william menemui pak Guntur." Jawab arini

"Bukannya sekarang sudah sampai. Bahkan ini bukan pertama kalinya tuan muda kesini." Rudi menimpali dengan tatapan tajam .

"Yasudah sebaiknya saya temuin dulu manager saya."

"Maaf nona, pertemuan ini adalah privasi tuan muda dengan manager anda. Sebaiknya nona kembali ke lantai bawah. Kau tahu konsekuensi mengganggu tuan muda apa, bukan hanya karir yang berakhir tapi juga hidup ." Bisik Reza di telinga Arini sambil memperlihatkan sebuah pistol di balik saku jas yang dikenakan.

Melihat itu, Arini menelan ludah. Tenggorokan nya seperti sedang tercekat.

"Saya izin pamit tuan." Arini segera berbalik dan masuk kedalam lift.

Rudi dan Reza saling bertukar pandang, kemudian berjalan untuk menyusul william ke toilet. Disana mereka menemukan william sudah tidak sadarkan diri dan terjembab di lantai dengan mulut berbusa. Kedua pengawal gadungan itu segera mengambil potretnya dan pergi meninggalkan Wiliam.

***

Sepanjang perjalanan, Diana terus saja memikirkan semua mimpinya. Pikiran itu membuatnya tidak terlalu memperhatikan sekitar. bahkan sebuah papan besar yang bertuliskan 'SUDAH TUTUP' ,tidak terlihat olehnya. Diana hanya pokus pada langkah yang terus melaju menyusuri tangga. Diana bisa saja naik lift tapi Diana sengaja menaiki tangga untuk mengulur waktu.

Sesampainya dilantai lima, Diana langsung masuk ke dalam toko kemeja yang diinginkan Mariam dan mencari kemeja yang pas dengan budget. Tidak berselang lama diana akhirnya berhasil menemukan kemeja yang cocok. Kemudian membawanya ketempat kasir yang menatapnya seperti orang aneh. Tatapan kasir itu seperti tengah keheranan. 'apa ada yang salah ya, apa aku terlihat kampungan ya.' pikir Diana. ' ah bodo amat lah.' Diana memutuskan untuk bersikap acuh.

Penjaga kasir hanya bisa memaksakan senyum walaw pun dalam hatinya dia juga tengah keheranan, Lantaran bangunan ini sudah di tutup untuk pengunjung sejak dua jam yang lalu.

Setelah melakukan pembayaran, tiba tiba terdengar bunyi alarm bahaya. semua orang yang sedang berada dilantai lima langsung berhamburan menuju tangga darurat. Karena terbawa panik, Diana refleks mengikuti mereka. Ternyata asap sudah mengepul dari lantai bawah. Bahkan lampu sudah berkedip kedip. Diana merasa sesak dengan asap yang baru saja di hirupnya. Diana memutuskan untuk melepaskan kardigan yang dipakai dan berlari ke toilet lebih dulu.

Sesampainya di westapel, Diana segera membasahi kardigan nya dengan air. Samar samar, Diana melihat seseorang dari cermin. Sontak Diana menoleh kebelakang dan menemukan seorang pria tengah tergeletak dilantai toilet.

Related chapters

  • Konspirasi   5.Penyelamatan

    Diana mengumpulkan semua keberanian untuk memastikan orang itu masih hidup atau tidak. Sekelebat muncul sosok zombie di pikirannya, sehingga Diana menjadi ragu. "Heh. Kau manusia atau zombie.?" Teriak diana hati hati. Rasa takutnya sedang bergelut dengan rasa simpati .Diana memang tumbuh dengan sangat baik dan memiliki empati tinggi. karena itu diana melemparkan kardigan dari jauh dan memasang kuda-kuda untuk mengantisipasi kalau pemuda itu benar sosok zombie. Hasilnya tidak ada respon. Diana kembali memberanikan diri untuk mendekati William kemudian mengambil kembali kardigannya. Masih tidak ada respon, Diana mulai mengecek leher , tangan dan kaki William memastikan bahwa pemuda itu bersih dari gigitan zombie. Diana membuang nafas lega, karena tidak ada bekas gigitan disana. Diana lanjut memeriksa denyut nadi dan jantung. "Loh kok aku gak denger suara dagdigdug, "Diana bergumam sendiri diatas dada William Kemudian lanjut menekan pergelangan tangan William. Deg..deg..deg.. 'nadi

    Last Updated : 2021-07-27
  • Konspirasi   6.Mencurigakan

    " ada apa?" Diana kaget ketika tangannya tiba tiba di tarik oleh dewi. "Ada apa ada apa kamu yang ada apa. Nenek sedang kritis ini malah kelayapan,di hubungi gak bisa." Dewi menggertakkan giginya . "Apa?" Wajah Diana langsung memucat apa yang di dengarnya seperti Sambaran petir yang membelah langit. Diana segera berjalan ke ruangan Arumi dan mengabaikan dewi. "Bi, nenek kenapa?" Diana terisak ketika melihat kondisi Arumi yang kini tengah terbaring tidak sadarkan diri. ada selang infus terpasang di pergelangan nya. "Sebaiknya kita ngobrol di luar." Ajak Dewi. Diana mengangguk dan berjalan membuntuti Dewi. "Nenek di racun. Padahal, jelas jelas tadi aku memberinya bubur seperti biasa. Aku gak habis pikir bagaimana orang bisa keracunan dengan makanan yang selalu dimakannya tiap hari." Dewi berjalan mondar-mandir seakan frustasi. "Apa nenek mengganggumu?" .pertanyaan itu seperti tuduhan yang di lontarkan untuk Dewi secara tidak langsung "Diana." Dewi nyaris teriak dan lepas kontrol,

    Last Updated : 2021-07-28
  • Konspirasi   7. Gadis penyelamat.

    William tersadar setelah Diana pergi. Sakit di perutnya kini sudah hilang, hanya saja sekarang William merasa begitu lemas. William memejamkan mata untuk mengingat sosok perempuan yang menggendongnya di tengah kegelapan , kemudian menangis dan berani menciumnya. Selama ini William selalu menolak sentuhan dari siapapun, tapi ketika mengingat kembali gadis yang menciumnya, William merasa baik baik saja. Semakin malam, pikiran william semakin larut dalam bayang bayang gadis itu. William tidak bisa memejamkan mata lagi dan segera menelpon Danil. "Hallo siapa ini.." Danil masih enggan berbicara karena kantuknya "Kesini sekarang juga." Tut.. Tuan muda mengirim lokasi Melihat nama tuan muda, Danil hampir terlonjak dari tempat tidurnya. Jauh di lubuk hatinya Danil sangat senang, tapi bagaimana dengan matanya yang baru saja terpejam. 'B*sht' Danil bersungut-sungut setengah teriak untuk membangkitkan semangat nya , "aj*g.." Rian ikut berteriak dan meloncat kaget mendengar suara Danil.

    Last Updated : 2021-07-29
  • Konspirasi   8. Cemburu

    Setelah pulang kerja, diana kembali bergegas kerumah sakit dan menemukan Dewi sedang memperhatikan Arumi di balik pintu kaca. Tatapannya memancarkan kekhawatiran dan ketulusan. Entah berapa lama dia berdiri disana, bahkan rambutnya sudah terlihat kusut. Diana kembali merasa bersalah karena sudah menuduhnya kemarin. Diana berjalan mendekati Dewi dan memeluknya. " Bi, maafin Diana yah. Diana udah nyakitin bibi. " Dewi menggerakkan bahu dengan kasar agar terlepas dari pelukan Diana walaupun di lubuk hatinya enggan. Diana menunduk sambil menangis." Diana salah. Diana tidak tau diri. Bahkan diana belum pernah berterimakasih kepada orang yang merawat dan membesarkan Diana. Diana minta maaf bi. " Mendengar kata kata itu, Dewi merasa tersentuh dan segera memeluk Diana. "Maafin bibi karena tidak bisa menjaga ibu. Maafin bibi karena suka merampas uang jajan kamu. Diana Kamu sangat tidak beruntung. Kamu di tinggal mati sama ibumu dan di buang sama bapakmu. Aku kasian padamu.. huaaaaa " Dewi

    Last Updated : 2021-07-29
  • Konspirasi   9. Dimarahi tuan muda

    Diana tidak mau menyentuh kotak sarapan yang di bawanya. Jam kantor masih lama, seperti biasa, hanya ob dan satpam yang harus siap siaga lebih awal. "sudahlah di, Kamu berhenti sedihnya ! Ini masih pagi, aku takut kamu malah ketempelan. Gak asik tau gak. Lagian kita semua bakal meninggal kok. Kita cuma lagi nunggu giliran kan?." Novi mengelus ngelus rambut Diana yang kusut dengan lembut. "Tapi kematian nenek itu gak wajar nov. Dia di racun" . Diana kembali berkaca kaca dan menangis. Di lubuk hatinya, Diana tidak bisa berpikir tentang persepsinya yang mengatakan bahwa kematian Arumi sedang mengarah kepada Mariam. Tapi apa alasannya? Mariam tidak punya alasan untuk membunuh neneknya sendiri. Disisi lain diana masih saja memikirkan kejadian di malam saat kepergian Arumi. Diana melihat air mata Mariam yang keluar hanyalah pura pura. Tapi sampai saat ini Diana tidak kunjung percaya tentang sikap psikologis seseorang yang pernah di pelajarinya dalam buku. "Iyya aku ngerti. Bukannya kamu

    Last Updated : 2021-07-29
  • Konspirasi   10, menemui dokter Farhan

    Setelah mendengar pengakuan Diana yang masuk akal, William segera melepaskan tangannya kemudian mengambil disinfektan dan membersihkan kulit yang telah menyentuh Diana. William mendengus" alasan apa itu, gak masuk akal. Jelas jelas itu urusan pribadi ku, memangnya kau pikir dirimu siapa, para normal? Psikiater? . Dasar samapah ,ceroboh sekali. !" William mencemooh dengan sinis "Maaf " suara Diana bergetar. Diana menundukan kepala dengan mata terkulai. "Siapa namamu?" "Diana." Jawab Diana ragu, tangannya mulai dingin dan meremas celana. 'Apakah aku akan di pecat. Ya Allah tolong aku. Jangan biarkan dia memecat ku.' William mengangguk, kemudian merogoh saku celana dan melemparkan uang seratus ribuan sebanyak sepuluh lembar ke arah diana." Kerja bagus. tapi jangan tunjukkan lagi wajahmu di depanku"Melihat uang itu Diana merasakan otot-ototnya melemah dan aliran panas menikam ulu hati. Isi kepala gadis itu berubah menjadi kosong sehingga Diana refleks memeluk kaki William." Jangan pe

    Last Updated : 2021-08-05
  • Konspirasi   11.Makan malam

    Sesampainya di depan rumah berwarna putih pucat Dengan Atap merah kehitam hitaman karena dimakan lumut dan waktu, Diana memarkirkan sepeda motor dan menaikannya keatas teras yang lebih tinggi dari tanah menggunakan papan. Diana menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka pintu rumah yang berwarna kuning keemasan itu. Suasana di dalam rumah sangat sepi. Bukan tanpa suara, tapi isi rumah ini sedang berduka. Tidak terdengar suara mesin jahit seperti biasanya. Diana hanya mendengar suara detik jam yang terus berputar diiringi dengan suara bisik bisik dangdut dari spiker tetangga. Walaupun jarak rumah mereka tidak begitu dekat tapi suara spiker itu masih terdengar jelas. Perlahan lahan diana berjalan ke kamar Arumi dengan ragu. Pintu kamarnya selalu berderit tiap kali di buka. Diana masuk dan meraba kursi roda yang biasa digunakan Arumi. Matanya kembali berkaca kaca. Hatinya sangat sakit, untuk kesekian kalinya Diana telah ditinggalkan oleh orang yang menyayanginya. Diana mengingat kembali

    Last Updated : 2021-08-08
  • Konspirasi   12. Dipecat

    Perlahan lahan cairan itu turun dan membasahi blezer putih yang dikenakan Diana sehingga warnanya berubah menjadi merah. Diana berdiri sambil menoleh untuk melihat siapa orang yang melakukan itu, Byurrrrr... Segelas air dingin mendarat di wajah Diana. Membuat matanya terpejam dan tangannya mengepal dengan kuat. Semua orang mebulatkan mata. Pusat perhatian tertuju pada diana. Seperti merasakan hal yang sama, , Novi segera berdiri dan menendang kursi. "Apa apaan ini?" Novi kembali bersuara dengan mata yang berapi-api, sekalian meluapkan amarah nya. Angela memutar mata. melipat tangan di dada dengan angkuh sambil tersenyum sinis. dia bertindak seperti tidak takut apapun. tentu saja, di belakangnya berdiri sosok William tengah menyesap bir dengan santai. Diana menyeka air di wajah dengan telapak tangan, tapi wajahnya masih cantik, tidak ada yang luntur. Sebaliknya, Diana terlihat bercahaya seperti purnama diantara bintang bintang. Kecantikan Diana membuat Angela dan banyak gadis la

    Last Updated : 2021-08-12

Latest chapter

  • Konspirasi   37. membuka lembaran baru

    diana sudah diijinkan untuk pulang. farhan tidak lupa memberi selamat kepada diana dengan bahasa yang ringan." selamat ya diana, sekarang kamu boleh pulang. jangan terlalu banyak bergerak karen lukamu belum sembuh benar. nanti kalau kamu ada keluhan, kamu bisa langsung menghubungi ku. "diana tersenyum dan menyambut keramahan dokter farhan. diana mengulurkan tangannya kepada farhan. " Terimakasih juga untuk dokter karena sudah bekerja begitu keras saat merawat ku."farhan pun menyambut tangan diana. " sama sama. bagiku kesehatan pasien adalah hal yang paling berharga. ""ah iya dokter. lain kali, aku akan melindungi diriku dan lebih berhati hati terhadap orang yang mempunyai perilaku jahat. "diana sengaja memberi tekanan pada kata katanya agar william bisa mendengar ny lebih jelas. " ah iya dok. boleh minta nomornya, siapa tahu nanti aku ada perlu. " "tentu saja boleh. " farhan memberi diana sebuah kartu nama. "terimakasih dok. senang bertemu dokter. " dari percakapan ini

  • Konspirasi   36 permintaan maaf

    William pergi kerumah sakit untuk menemui diana. awalnya markus mencegah William, tapi pemuda itu bersikeras sampai markus membiarkan nya. diana baru menjalani operasi dan tidak sadarkan diri. banyak sekali selang yang terpasang di tubuhnya. kali ini William merasa bersalah dan berjanji pada diri sendiri untuk menebus semua kesalahannya nanti. keesokan paginya, William datang lagi menemui diana. ada dewi dan herman juga. melihat William, dewi langsung geram dan mendorong William. " kau mau apa lagi. apa kau tidak puas melihat diana seperti ini, apa kau ingin melihat nya lebih menderita. dasar psikopat. " akhirnya dewi bisa meli luapkan kekesalannya pada William. "sudah sudah. mungkin ini salah paham" Herman memeluk dewi untuk menenangkan nya. " maafkan aku bi, izinkan aku untuk menebus kesalahan ku. " William menunduk dan menyesali perbuatannya dengan sungguh sungguh. " tidak, kau pasti merencanakan sesuatu. "" beri aku kesempatan untuk memperbaiki nya. "Herman memberi isyarat

  • Konspirasi   35

    Lantai lima rumah sakit ini sengaja disiapkan khusus untuk keluarga Johan dan dijaga ketat, karena itu tidak ada satupun orang asing yang bisa berkeliaran disini . " kabar baik pak, Operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang kita tinggal menunggu pasien sadar dan luka operasinya kering. " Ujar dokter Farhan. dokter ahli yang dipilih untuk memimpin jalannya operasi. Sebelumnya, markus sempat menawari sebuah posisi dirumah sakit ini kepada Farhan. Namun, pemuda itu menolaknya dengan halus. Walaupun merasa berhutang budi pada markus, farhan bertekad untuk mengabdi di sebuah rumah sakit kecil yang berdiri di pinggiran kota. Kebaikan Markus di masalalu membuat farhan berada disini sekarang untuk menyelamatkan gadis menantu. Sebuah kehormatan untuk farhan. Mendengar kabar itu, markus sangat bersyukur, begitu juga dengan dewi dan novi. Mereka membuang nafas lega sambil berpelukan. ternyata, bumi masih meng

  • Konspirasi   34. kebenaran

    dengan langkah yang pelan, aldi berjalan mendekati william kemudian menepuk bahunya. william masih tertunduk menatap tanah kering yang di pijak. aldi tidak bisa menahan tawanya. dia terbahak bahak seperti menonton pertunjukan komedi. suara tawanya yang aneh membuat william tertegun. perlahan lahan william mengangkat wajah. kedua mata mereka saling bertemu. secara kebetulan kabut yang terbawa angin melintasi keduanya sehingga memercikkan hawa dingin diantara mereka . aldi segera menarik pandangannya " matamu persis seperti bibi.apa kau tidak merindukan ibumu?" aldi berbicara dengan dingin kemudian kembali tertawa " hahahaha..... aku lupa. kau kan yang membunuh bibi. kenapa kau bisa merindukannya. tobat kau william." brukk william menjatuhkan aldi dengan satu kali pukulan. Tak ambil diam aldi pun segera bangkit dan membalasnya. akhirnya mereka saling mendaratkan tinju satu sama lain sampai ked

  • Konspirasi   33. Masih di selamatkan

    beruntung diana tidak sampai ke dasar jurang yang di penuhi bebatuan, tubuh diana tertahan di batang pohon. diana terengah engah. dia tidak bisa bergerak lebih banyak, karena sebuah akar menusuk perutnya. sakit sekali. penyesalan dalam hidupnya adalah menyelamatkan william kala itu ataupun datang ke perusahaan catepoop. Andai pada saat itu diana tidak datang ke catepoop dan bertemu dengan william atau aldi, hari ini tidak akan pernah terjadi dan mariamnya tidak akan berubah. diana menatap langit yang biru seperti samudra dan awan yang putih seperti susu. Terukir wajah sang ibu disana. Walaupun Diana tidak mempunyai ingatan yang cukup mengenainya, Diana yakin bahwa Karla adalah orang yang paling menyayangi nya semasa hidup. Bahkan setelah dia berada di langit. Diana menangis dalam diam. bosan menangis, diana mengalihkan pikirannya dengan kembali membayangkan bagaimana menjadi seorang desainer terkenal. berjal

  • Konspirasi   32. Babi ganas

    Setelah di yakinkan beberapa kali, akhirnya Diana setuju untuk mengikuti ritual . Hutan tempat pasangan itu di asingkan memang sudah di jaga ketat oleh puluhan tentara dan polisi hutan, mereka di tugaskan Markus untuk memantau keadaan sepasang cucunya. Selain itu, setiap hari seorang pendeta akan datang untuk Memimpin ritual. Saat ini Diana sedang membaca buku sambil menghirup udara segar di depan jendela, gubuk yang kini sedang di tempatinya bersama William. Gubuk kayu ini sengaja di bangun dengan jarak yang lebih tinggi dari tanah, tujuannya agar terhindar dari gangguan binatang buas dan poin pentingnya Diana bisa menikmati keindahan pegunungan malabar, baik di teras atau pun depan jendela. Satu tangannya yang lain meraih kacang dalam toples dan memasukkannya ke dalam mulut. Disisi lain, William sedang berkutat di depan kompor. Dia sedang membuat sandwich untuk sarapan. Sejak pernikahan itu terjadi, mereka

  • Konspirasi   31. Pengasingan

    " tapi itu ide yang bagus bi. Aku jadi terinspirasi." Diana mengusap pahanya yang terasa panas. " Tidak tidak. Jangan gegabah. Itu perbuatan kriminal." "Pemerkosaan juga tindakan kriminal." "Kamu yakin di perkosa. Bukannya kamu di beri obat. " "Ah sama aja. Pokoknya itu tindakan kriminal. Ngomong ngomong dimana si Mariam akan ku beri pelajaran dia." " Dia gak pulang. Emangnya kamu yakin dia pelakunya. Tujuannya apa coba?" "Mana aku tahu. Intinya dia mau membunuhku biar bisa dapetin Aldi. Aku sampai berpikir sudah mati. Ternyata yang aku minum bukan racun tapi obat sialan" "Tunggu dulu. Kalau seandainya dia benar benar memberimu obat perangsang, seharusnya dia menyuruh orang lain " Diana berpikir sebentar. "Seharusnya begitu. Dari sikapnya sih , dia juga tidak tahu kalau minuman itu bukan racun" "Berarti ada orang yang menggantikannya. Apa akhir akhir ini kau melihat Mariam dekat dengan kerabat Markus?" Diana memutar bola mata kekanan atas dan kiri atas. " Waktu itu aku mel

  • Konspirasi   30. Kamar diana

    Selama akad nikah berlangsung, tidak semua anggota keluarga Johan bisa hadir, karena acaranya yang dadakan. Selain itu keberadaan mereka juga terpisah jauh dari kediaman Markus dengan berbagai alasan dan bisnis. Dewi masih menemani suaminya di rumah sakit, sedangkan Diana terpaksa pergi ke kediaman keluarga Johan. Dia menaiki Lamborghini yang diiringi sejumlah pengawal. Setelah melewati perjalanan, Diana sampai di rumah besar seperti istana dongeng. Tamannya luas dan indah. Penjagaannya ketat. Orang orang dalam keluarga ini pasti tidak akan kekurangan atau mengkhawatirkan apapun, siapa saja akan beruntung tinggal disini apalagi menjadi nyonya muda, tapi tawaran itu tidak menarik untuk diana. Mungkin dimasa lalu iya. Sekarang isi kepalanya hanya berdenyut denyut karena efek obat dan efek kenyataan. Begitu turun dari mobil, Diana dan Mar

  • Konspirasi   29.pesta

    Pernikahan telah berlangsung dengan cepat dan di hadiri sedikit orang. Wajah william terlihat masam dari sisi mana pun. Tatapan dinginnya sangat menusuk. Dia ingin memukul Diana sampai mati jika tidak ada orang. Berbeda dengan Diana. Matanya terkulai. Dia hanya bisa pasrah dan mengutuk Mariam dalam diam. Sekarang Diana telah menyesal karena memperdulikan perempuan tidak tahu malu itu. "Aku berjanji akan memperlakukan keponakan mu dengan baik. Aku juga akan memberimu banyak manfaat ." Ucap Markus pada Dewi. " Aku tidak membutuhkan uangmu. Kita lihat saja, kalau sesuatu terjadi pada Diana. Kau dan keluargamu akan menanggung segalanya. Aku yakin, kau sudah tahu siapa diriku." Dewi berbisik ditelinga markus untuk memperingatinya. Markus merasa geli mendengar itu. Dimasa lalu, dia menginginkan perempuan ini menjadi tangan kanannya. Namun setelah bertemu dengan Diana, Markus menginginkan keduanya menjadi kedua tangan keluarga Johan. "Jangan khawatir, kau dan keluargamu bisa tinggal bersama

DMCA.com Protection Status