Share

Bab 161

“Ah, aku sampai lupa memperkenalkan nama. Kadang-kadang jika bertemu pria tampan, aku memang suka bingung, tak tahu harus melakukan apa.”

“Hahaha…” mereka berdua tertawa.

“Eh, namaku Cin Cin. Tuan yang gagah, siapakah namanya?”

“Namaku Cio San.”

“Ah, nama yang bagus sekali, Tuan.” Ia tersenyum sambil menatap mata Cio San.

Kadang-kadang, Cio San memang suka bingung menghadapi wanita yang langsung menatap matanya. Takut kalau-kalau sinar mata wanita malah akan menyihirnya, atau membuatnya sedikit mabuk. Di dunia ini, memang yang paling indah sekaligus juga menakutkan, adalah mata wanita.

Jika kau berani menatapnya, maka bersiap-siaplah kau terjatuh ke dalam dunia mimpi.

Mereka menghabiskan seguci arak. Cio San mengeluarkan satu tael emas. Begitu melihat uang satu tael itu, mata si nona terbelalak.

“Cin-siocia (Nona Cin), aku ingin bertanya. Apakah kau pernah melihat sahabatku kesini? Ciri-cirinya rambutnya sedikit merah. Bajunya putih semua. Dan selalu menenteng pedang.”

“Ah, maksud Tua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status