Share

Bab 160

Cio San kemudian bergegas. Dalam keramaian ia mencari-cari orang. Entah siapa yang dicarinya. Tak lama kemudian ia menemukan orang yang dicarinya itu.

“Selamat siang,” kata Cio San sambil menjura.

“Siang,” kata orang itu menjawab sekenanya.

“Angin dari barat menyapa. Apakah Saudara merasakan cahayanya?” kata Cio San.

Orang itu kaget sebentar.

“Cahaya di depan mata. Masakah kami buta? Tapi entah siapa pembawa cahaya ini?”, kata si orang itu.

“Raja tanpa mahkota, adalah kaisar di tengah cahaya.”

Si orang terbelalak. Ia lalu menjatuhkan diri,

“Mohon maaf, hamba tidak mengenal Kauwcu! Hamba pantas mati.. pantas mati!”

“Berdirilah, dengarkan perintah Ketua,” kata Cio San.

Orang itu lalu berdiri.

“Siapa nama Saudara? Apakah dari cabang Bu Tiauw?” tanya Cio San.

“Nama hamba Kou Sim. Hamba adalah wakil ketua cabang kota Bu Tiauw. Hamba siap menerima perintah.”

“Baik. Saudara Kou Sim, aku memintamu untuk mengantarkan surat kepada Pangcu partai Kay Pang di markas besar mereka. Apa kau tahu di m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status