Cio San tercekat melihat gerakan ini!Ini adalah jurus pertama dari ilmu silat yang paling ditakuti di dunia persilatan!18 Tapak Naga!Cio San tak sempat berpikir lagi. Dengan satu gerakan sederhana, ia menerima pukulan itu dengan kedua telapaknya. Saking dahsyatnya gerakan itu, sampai-sampai tubuh Cio San terlempar ke belakang belasan tombak. Ia memang sengaja tidak mau menyalurkan tenaga itu ke tanah, dan benar-benar menerima kekuatan pukulan Ji Hau Leng.Ia terlempar tapi tidak terluka! Ini membuat Ji Hau Leng kaget. Biasanya, orang yang berani menerima pukulan itu, akan langsung hancur organ dalamnya dan mati mengenaskan.Tapi Cio San bangkit dan malah tersenyum!“Mengapa kau tersenyum?”“Pukulanmu hebat. Sayang belum sempurna,” kata Cio San.“Apa?” Dengan kemarahan yang meluap-luap, Ji Hau Leng menyerang lagi. Kali ini jurusnya datang lebih dahsyat lagi.Gerakan yang maha hebat ini dibarengi dengan teriakan,“Naga Terbang di Langit!”Jurus kedua dari 18 Tapak Naga.Ji Hau Leng s
Ji Hau Leng tidak menjawab. Hanya tatapan kosong yang ada di wajahnya.Jiwanya terguncang.Cio San heran. Ia tahu pukulannya tadi tidak mungkin membunuh Ji Hau Leng, karena itu disambungnya lagi dengan serangan jurus gasing. Tak tahunya Ji Hau Leng malah tak melawan sama sekali.Dalam batinnya, Ji Hau Leng benar-benar terguncang. Jurus 18 Tapak Naga adalah jurus rahasia Kay Pang. Bagaimana orang luar sanggup menggunakannya? Apalagi orang itu malah ‘menyempurnakannya’ dengan cara menggabungkannya dengan beberapa ilmu lain sekaligus?Bagi orang yang belajar silat berdasarkan kitab-kitab, maka ilmu silatnya hanya akan sebatas apa yang dijelaskan oleh kitab-kitab itu. Jarang sekali timbul pemahaman yang luas dan mendalam, selain apa yang tertulis di dalam kitab itu. Oleh karena itu, ilmu Ji Hau Leng menjadi terbatas. Memang kekuatannya dahsyat. Bahkan sungguh sangat dahsyat. Tapi sangat sempit dan terbatas.Cio San yang pemahamannya sangat luas, cukup sekali saja melihat jurus orang lain
“Ada yang bisa menjelaskan maksud semua ini?” tanya Cio San.“Sebelum pergi, mendiang Ji-pangcu telah menuliskan surat. Ini suratnya, Pangcu.”Cio San membuka dan membacanya,Aku Ji Hau Leng, Ketua ke-28 Kay Pang, menerbitkan surat perintah sekaligus wasiat kepada seluruh anggota Kay Pang di manapun berada.Saat ini, aku akan menjalani pertempuran hidup-mati. Sebuah pertarungan karena masalah pribadi dan tidak ada hubungannya dengan Kay Pang. Oleh sebab itu, aku melarang setiap anggota Kay Pang untuk turut campur dalam masalah pribadi ini.Kesalahan masa lalu harus ditebus, harga diri harus diraih kembali. Jika aku pulang dalam keadaan hidup, maka semua akan tetap berjalan seperti biasa. Jika aku mati, maka jabatan Ketua ke-29, aku serahkan kepada Cio San.Jabatan ini dipegangnya sementara, sampai seluruh Kay Pang berhasil memilih ketua terbaru berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh partai kita.Kepada seluruh anggota Kay Pang, aku mengucapkan hormat sebesar-besarnya ata
“Harap Saudara-saudara tidak salah mengerti. Cayhe sendiri adalah Kauwcu dari sebuah partai. Cayhe takut jika tidak mampu mengurus 2 partai sekaligus,” kata Cio San.“Ah.. Partai apakah?”“Ma Kauw.”Semua hadirin yang ada di sana berdecak kagum. Cio San lebih muda daripada Ji Hau Leng. Sudah menjadi salah satu ketua partai besar.“Aih.. Kalau begini, malah akan semakin merepotkan,” kata pengemis tua tadi.Di pundaknya tergantung sejenis tas yang berisi banyak kantong. Jumlah kantongnya ada 9. Dalam Kay Pang, pengemis berkantong sembilan adalah golongan pengemis yang paling tinggi derajatnya.Semua orang menggeleng-geleng.“Ada apa?” tanya Cio San.“Menurut peraturan partai kami, seorang ketua tidak boleh menyandang 2 jabatan.”“Aha..! Cocok kalau begitu,” kata Cio San sambil tersenyum. “Cayhe memang tidak pantas jadi ketua.”“Tapi pesan terakhir mendiang Ji-pangcu harus tetap dilaksanakan,” kata pengemis tua itu, yang disambut dengan anggukan setuju oleh semua yang hadir di situ.“Lal
Bagaimana Cio San bisa menjelaskan semua ini? Jika ia benar-benar jujur berkata bahwa Ji Hau Leng bunuh diri karena menyesal telah menjadi kaki tangan si ‘otak besar’, tentu tak ada yang percaya. Walau ada yang percaya pun, Cio San tidak akan menceritakan rahasia itu. Ia ingin menjaga kehormatan dan nama baik Ji Hau Leng.Maka ia hanya menjawab,“Benar. Cayhe memang benar bertarung dengan mendiang Ji-pangcu.”“Kurang ajar! Bunuh si bangsat!” Semua yang ada di sana pun serentak memasang kuda-kuda.“Tahan..! Tahan sebentar!” kata Pengemis Cun.Lanjutnya, “Lalu apa maksud surat mendiang Ji-pangcu? Kita semua tahu surat itu adalah tulisan tangan beliau.”“Surat itu palsu!” sahut Han Siauw. Dia ini kepala rombongan yang tadi datang. “Aku punya surat asli.”Ia melemparkan sebuah kertas ke arah pengemis Cun. Ia lalu membacanya.Seorang pengacau telah merusak kehormatan Kay Pang dan telah mencuri kitab sakti 18 Tapak Naga kebanggaan kita. Aku pergi untuk meminta pertanggungjawabannya. Jika ak
Tak berapa jauh, mereka pun berhenti. Karena Suma Sun berhenti.Serigala memang tak perlu terburu-buru mengejar mangsa. Jika mangsanya kecil, serigala akan segera membunuhnya. Tapi jika musuhnya lebih besar daripada dirinya, maka ia akan menunggu dan menunggu, sampai si musuh lengah dan kehabisan tenaga.Serigala akan semakin tenang jika menghadapi musuhnya.Suma Sun pun seperti itu. Jika kau melihatnya semakin tenang dan lembut, itu berarti ia sedang bersiap-siap bertempur.Cio San paham hal ini. Oleh sebab itu, ia tidak bertanya apa-apa kepada Suma Sun. Mereka berjalan kaki dengan santai tanpa berbicara.Ia memilih bercakap-cakap dengan pengemis Cun.“Kupikir, Tianglo harus mendengar semua ceritaku dari awal. Tapi sebelumnya, aku hanya ingin bertanya. Apakah Tianglo yakin, bahwa di dunia ini ada orang yang tidak pernah melakukan kesalahan?”“Tidak ada orang yang sempurna, Pangcu,” kata pengemis Cun.“Tianglo memanggilku Pangcu. Apakah Tianglo menganggapku tetap sebagai Kay Pang-pang
“Aku hanya menyelamatkanmu dari si ‘otak besar’.”“Hah?”“Tentunya, jika aku tidak ada di sana, pemberontakan akan segera terjadi. Orang-orang si ‘otak besar’ yang ia susupkan kesana, pasti akan membunuhmu jika mereka tahu engkau berpihak kepadaku.”Pengemis Cun mengangguk-angguk.“Jika kau mengangapku sebagai Pangcumu, aku ingin memberi perintah kepadamu.”“Hamba siap terima perintah,” katanya sambil berlutut.“Kau harus ‘menghilang’ untuk sementara. Atur langkah baik-baik. Cari anggota-anggota Kay Pang yang sekiranya setia dan percaya kepadamu. Kalian harus bersiap-siap, karena mulai saat ini, aku yakin Kay Pang akan dikuasai oleh antek-antek si ‘otak besar’. Selain itu, aku memintamu untuk pergi ke kotaraja. Selidikilah pergerakan Kay Pang di sana. Segera laporkan kepadaku jika ada perkembangan.”“Baik, Pangcu. Eh, tapi bagaimana hamba harus mencari Pangcu?”“Pergilah ke Khu-hujin. Kau tahu siapa dia, bukan? Nah, katakan bahwa engkau punya pesan untukku. Biar Khu-hujin yang akan me
“Ada kau dan aku.”Ini bukan kesombongan. Jika ia tidak yakin benar, sudah pasti ia tak akan mau bertempur.“Mari kita lanjutkan perjalanan.”Mereka pun berangkat. Sampai sore hari, tibalah mereka di sebuah lembah yang indah. Begitu banyak bunga dan kupu-kupu, membuat tempat ini menjadi sangat indah. Cio San jadi teringat Mey Lan. Biasanya, Mey Lan paling suka tempat seperti ini.“Tempat seindah ini, siapa yang menyangka menyimpan kematian?”“Belum pernah ada kematian di sini,” sahut Suma Sun.“Oh.” Jika Suma Sun yang bicara, Cio San menurut saja.Manusia-manusia yang bernaluri tinggi seperti Suma Sun memang pendapatnya lebih bisa dipegang. Ini karena mereka lebih mengandalkan perasaan mereka. Suma Sun yang mengalami kebutaan mungkin sejak lahir, telah terbiasa mengasah perasaannya ini sehingga menjadi sangat tajam.Posisi tubuh Suma Sun tiba-tiba menegak. Gerakannya menjadi lamban. Jalannya menjadi perlahan. Ia telah merasakan bahaya di depan!Telinga Cio San sendiri belum mendenar a